Home / Romansa / Di Antara Dua Dunia / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Di Antara Dua Dunia: Chapter 21 - Chapter 30

31 Chapters

Bab 21: Pertempuran Tak Terelakkan

Langit di atas mereka berubah menjadi pekat, seakan menyatu dengan kegelapan yang melanda dunia sekitar. Tanah yang mereka pijak bergetar hebat, dan udara yang tebal terasa penuh dengan ancaman yang datang dari bayangan besar yang menghadang di depan mereka. Haneul, Mira, dan Jaewon berdiri tegak, saling mendukung dengan tatapan penuh tekad. Mereka tahu bahwa pertempuran ini bukan hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk melawan kegelapan yang mengancam dunia mereka. Ini adalah pertarungan terakhir, ujian sejati bagi jiwa mereka, dan mereka tidak bisa mundur lagi.Bayangan besar di depan mereka menyeringai lebar, matanya yang merah menyala memancarkan kebencian yang dalam. "Kalian benar-benar ingin melawan aku?" suaranya bergema, menggetarkan tanah di bawah kaki mereka. "Apa yang kalian harapkan bisa mengalahkan kegelapan ini? Kalian hanyalah manusia biasa, lemah dan rapuh. Kalian tidak akan bisa mengalahkanku." Kata-katanya terdengar seperti sebuah ancaman yang akan menghancurka
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 22: Fajar yang Baru

Matahari perlahan muncul di ufuk timur, sinarnya yang keemasan menembus sisa-sisa kegelapan yang masih menyelimuti langit dengan lembut. Udara pagi yang sejuk membawa aroma embun yang menyegarkan, memberikan sedikit ketenangan setelah malam yang panjang dan penuh pertempuran. Haneul, Mira, dan Jaewon duduk di atas tanah yang masih hangat oleh pertempuran yang baru saja mereka lalui, mencoba mengatur napas mereka yang masih tersengal. Tubuh mereka penuh dengan luka dan kelelahan yang begitu terasa, tetapi di dalam hati mereka, ada rasa damai dan kemenangan yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Mereka telah melalui ujian yang berat, tetapi mereka berhasil bertahan, dan itu adalah hal yang paling penting."Apakah... semuanya sudah benar-benar berakhir?" tanya Mira dengan suara lirih, matanya yang masih dipenuhi kelelahan menatap langit yang mulai kembali biru cerah, seakan ingin memastikan bahwa mereka tidak sedang bermimpi. Hatinya masih dipenuhi ketegangan, takut bahwa ini hanya
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 23: Harapan yang Menyala

Matahari mulai menanjak lebih tinggi di langit, sinarnya yang hangat menyapu permukaan tanah yang masih dipenuhi dengan sisa-sisa pertempuran semalam. Langit yang kini berwarna biru cerah tampak seolah menjadi simbol bahwa dunia telah mengalami perubahan besar setelah kegelapan yang begitu lama menyelimuti mereka. Udara segar pagi itu membawa aroma tanah yang masih basah, bercampur dengan harapan baru yang mulai tumbuh di hati setiap orang yang berhasil bertahan dari pertarungan yang hampir merenggut nyawa mereka. Haneul, Mira, dan Jaewon masih duduk di atas tanah, tubuh mereka terasa berat karena kelelahan yang luar biasa, seakan tenaga mereka telah dikuras habis dalam perjuangan tanpa henti. Meski begitu, senyum kecil mulai mengembang di wajah mereka, seolah merasakan kemenangan yang sesungguhnya bukan hanya karena berhasil mengalahkan kegelapan, tetapi juga karena mereka masih hidup dan bisa merasakan kebebasan ini yang begitu berharga."Kita benar-benar melakukannya..." ujar Mira
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 24: Era Baru yang Penuh Harapan

Langit pagi terlihat lebih cerah dari sebelumnya, dihiasi dengan awan putih yang berarak perlahan, seolah membawa pesan bahwa dunia kini telah berubah ke arah yang lebih baik. Cahaya matahari yang lembut menyinari tanah yang masih dipenuhi dengan sisa-sisa pertempuran, menciptakan kontras yang menakjubkan antara masa lalu yang kelam dan masa depan yang menjanjikan. Udara yang segar membawa aroma rerumputan yang mulai tumbuh kembali, seakan menandakan kehidupan yang terus berlanjut, tak peduli seberapa besar badai yang telah melanda. Burung-burung mulai kembali ke sarangnya, berkicau dengan riang, menambah kesan bahwa pagi ini adalah awal yang baru bagi semua orang yang berhasil bertahan. Suara gemericik air sungai di kejauhan juga menambah ketenangan yang telah lama hilang, seolah alam pun menyambut era baru dengan penuh kehangatan dan ketenangan yang mendalam.Di antara reruntuhan yang berserakan, Haneul, Mira, dan Jaewon berdiri berdampingan, menatap ke kejauhan dengan tatapan yang
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 25: Cahaya di Ujung Jalan

Matahari telah beranjak lebih tinggi di langit, sinarnya yang hangat menyapu sisa-sisa kehancuran yang tersebar di tanah. Haneul, Mira, dan Jaewon berjalan perlahan melewati reruntuhan, merasakan tiap langkah mereka membawa beban sekaligus harapan. Dunia telah berubah, tetapi perjalanan mereka belum usai. Rasa lelah masih terasa di setiap otot mereka, namun di balik keletihan itu ada semangat yang tak bisa dipadamkan. Mereka telah melewati banyak hal untuk sampai di titik ini—pengorbanan, kehilangan, dan penderitaan yang tak terbayangkan. Namun, mereka masih berdiri, dan itu saja sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa mereka tidak akan menyerah. Setiap langkah yang mereka ambil di atas tanah yang pernah menjadi medan pertempuran ini terasa seperti sebuah pernyataan bahwa mereka siap menghadapi apa pun yang datang selanjutnya.Di antara reruntuhan, beberapa orang mulai mengumpulkan bahan-bahan yang masih bisa digunakan. Ada yang mencari kayu untuk membangun tempat berteduh sementara, ad
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Bab 26: Awal yang Rapuh

Langit di atas mereka perlahan berubah warna, dari biru cerah menjadi jingga keemasan saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Semburat merah dan oranye melukis cakrawala, memancarkan cahaya lembut yang menyelimuti sisa-sisa kota yang hancur. Udara mulai mendingin, membawa serta aroma tanah basah dan debu yang tertiup angin. Suasana yang sebelumnya dipenuhi dengan semangat membangun kembali kini sedikit meredup seiring kelelahan yang mulai menyergap tubuh para penyintas. Namun, meskipun fisik mereka lelah, hati mereka tetap menyala dengan harapan. Setelah kemenangan yang diperjuangkan dengan susah payah, mereka tahu bahwa pekerjaan sebenarnya baru saja dimulai.Haneul berdiri di tengah lapangan terbuka yang dulunya merupakan pusat kota. Kini, yang tersisa hanyalah reruntuhan bangunan yang berserakan, puing-puing yang menjadi saksi bisu dari pertempuran yang telah merenggut begitu banyak nyawa. Dinding-dinding yang retak masih berdiri dengan sisa-sisa coretan dan poster yang kini p
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Bab 5: Gerbang Kenyataan

Bab 5: Gerbang KenyataanUdara dingin yang menggigit menyelimuti tubuh Haneul saat ia dan kelompoknya melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang gelap. Bayangan hitam yang sempat mengganggu pikiran mereka kini telah menghilang, namun rasa takut itu masih menggantung, menekan hati Haneul dengan berat.Jaewon berjalan di depan dengan sigap, pedang bercahaya di tangannya siap sedia. Wajahnya tegang, tetapi ia tidak berbicara. Mira mengikuti dengan langkah pelan, matanya terfokus pada setiap gerakan sekitar. Elder Yoon berjalan di belakang mereka, matanya terpejam seolah sedang mendengarkan suara alam yang tak terdengar oleh orang biasa.“Apa yang sebenarnya kita cari?” tanya Haneul akhirnya, suaranya hampir tertelan oleh angin yang menerpa wajahnya. “Aku masih belum mengerti apa yang terjadi.”Jaewon berhenti dan menoleh, matanya tajam namun lembut. “Kita mencari kunci untuk membuka gerbang yang terhalang. Gerbang yang akan mengungkap kebenaran tentangmu.”“Gerbang?” Haneul mengerutkan ke
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Bab 6: Bayangan yang Menunggu

Bab 6: Bayangan yang MenungguSuasana di sekitar gerbang terasa semakin tegang. Haneul berdiri di sana, tangan masih menyentuh pintu batu hitam yang dingin, matanya memandang ke dalam kegelapan yang terhampar di depan mereka. Suara bisikan yang menggetarkan hatinya terus mengiang di telinganya, namun ia tak bisa sepenuhnya memahami makna dari suara itu. Apa yang sebenarnya diminta? Apa yang harus ia lakukan?Jaewon berdiri di sampingnya, memperhatikan dengan seksama, seolah bisa merasakan kegelisahan yang melanda Haneul. “Haneul, kau bisa melakukannya,” kata Jaewon, suaranya rendah namun penuh keyakinan. “Ini bukan hanya tentang menyelamatkan Arangyeon. Ini juga tentang dirimu sendiri. Kamu telah dilahirkan untuk menghadapi ini.”Haneul menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan pikirannya yang bergejolak. “Tapi aku tidak tahu apakah aku bisa. Apa yang akan terjadi jika aku salah?”Elder Yoon yang berdiri di belakang mereka tiba-tiba bersuara. “Tak ada yang tahu apa yang akan terj
last updateLast Updated : 2025-04-17
Read more

Bab 29: Dunia yang Terlupakan

Bab 29: Dunia yang TerlupakanFajar baru saja menyingsing ketika Haneul, Jaewon, dan Mira berdiri di ambang pintu Istana Bintang, siap memulai perjalanan mereka menuju dunia yang belum pernah mereka temui sebelumnya—Oranyss. Langit Arangyeon yang biasanya cerah kini tampak gelap, seperti alam semesta pun menahan napas. Mereka tahu bahwa perjalanan ini akan membawa mereka jauh ke dalam kegelapan, mungkin lebih dalam dari apa yang bisa mereka bayangkan."Semua sudah siap," Jaewon berkata, matanya berkilat dengan tekad. "Mira, peta yang kalian terjemahkan sudah kita pelajari dengan seksama. Ini adalah perjalanan yang berbahaya, tapi kita akan saling menjaga."Mira menatap mereka, sedikit ragu. "Aku tahu kita tidak punya pilihan. Tapi hati-hati. Dunia ini... ada sesuatu yang sangat berbeda di sana. Dan kita tidak tahu seberapa dalam kegelapan itu akan menarik kita."Haneul mengangguk, lalu menatap langit yang semakin memudar. "Kita tak bisa mundur. Apa yang kita hadapi sekarang lebih besar
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Bab 30: Dunia yang Terpecah

Bab 30: Dunia yang TerpecahMatahari yang seharusnya terbit dengan lembut di Arangyeon kini terhijab oleh langit yang merah kelam, seperti darah yang menetes dari luka-luka dunia itu sendiri. Di tengah kegelapan yang menyelimuti, Haneul berdiri di depan gerbang Dimensi Ketiga, ditemani oleh Jaewon dan Mira. Mereka berhadapan dengan kekuatan yang tak terbayangkan, mengetahui bahwa mereka akan segera memasuki wilayah yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya.Haneul menarik napas dalam-dalam. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Dimensi Ketiga bukanlah tempat yang bisa kita kendalikan."Jaewon memandangnya dengan tatapan serius. "Kita tidak punya pilihan. Jika kita tidak melawan Hamin sekarang, dia akan membawa kita ke dalam kegelapan yang tak bisa kita hentikan."Mira mengangguk, matanya menunjukkan tekad yang sama. "Kami bersamamu, Haneul. Tidak ada yang akan kita biarkan tertinggal."Gerbang itu terbuka perlahan,
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status