All Chapters of Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali : Chapter 101 - Chapter 110

119 Chapters

Bab 101 - Salah Kirim

Setelah memastikan Alma terlelap di kamar berwarna serba pink itu, Damian pelan-pelan keluar dari sana dan menutup pintu dengan sangat hati-hati agar Alma tidak terbangun.Berjalan menuju ruang tamu rumahnya di lantai bawah. Di sana, sudah ada sekretarisnya bersama tiga orang kepercayaannya yang duduk menunggu dengan ekspresi serius.Mereka berdiri begitu melihat Damian datang.“Pak Damian,” ucap Arvin, pria bertubuh tegap yang selama ini dipercaya untuk menjadi tim investigasinya.“Duduk saja.” Damian memberi isyarat sambil mengambil tempat. “Maaf ... harus ganti lokasi. Soalnya, putri saya datang ke rumah. Saya tidak bisa meninggalkannya sendiri.”“Tidak masalah, Pak, kami mengerti. Justru, di sini lebih aman,” ujar Genta, pria berkacamata yang ahli di bidang IT itu.“Baik, terima kasih pengertiannya. Apa permintaan saya sudah ada perkembangan?” tanya Damian langsung. Suaranya rendah dan penuh harapan.“Saya pribadi mi
last updateLast Updated : 2025-04-18
Read more

Bab 102 - Suara Aneh

Berbeda dengan Inara, Damian pagi ini duduk bersebelahan dengan putrinya di meja makan. Siap menyantap sarapan yang aroma lezatnya sudah menguar memenuhi ruangan.Gadis kecil yang mengenakan piyama bergambar panda itu menggoyang-goyangkan kaki yang tak sampai ke lantai dengan wajah ceria.“Papa, nanti Alma boleh nginap di sini lagi, kan?” tanyanya kemudian, seraya menyeruput susu hingga membekas di bibir mungilnya.Damian menoleh, senyumnya langsung mengembang. “Boleh banget, Sayang.” Mengusap lembut kepala sang putri. “Ini juga rumah Alma. Kapan pun kalau Alma mau datang, Papa malah senang banget.”Mata Alma langsung berbinar. “Yey! Aku suka banget di sini, Papa. Kamar Alma lucu. Alma juga senang dimasakin Papa karena masakan Papa enak, enggak kalah dari masakan Bunda.”Damian tertawa kecil, seraya mencubit gemes pipi Alma. “Kalau Alma suka masakan Papa, kapan-kapan kita masak bareng. Papa bisa ajarin bikin pancake bentuk hati.”
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Bab 103 - Kecelakaan

Pagi itu, Inara duduk di ruang konferensi dengan beberapa divisi kreatif dan pemasaran. Ia memimpin meeting mingguan, membahas peluncuran kampanye terbaru produk fashion perusahaannya yang akan dipasarkan lewat media sosial dan pop-up booth di mall kelas atas. Suasana rapat berlangsung cukup lancar. Inara tampak fokus, meski sebenarnya pikirannya masih samar-samar terpecah oleh kejadian di telepon tadi pagi. Dia mencatat beberapa poin, memberikan arahan kreatif, dan menekankan pentingnya story telling visual dalam campaign kali ini. Walau terlihat profesional di luar, tetapi jika diperhatikan lebih dalam, mata wanita itu sesekali menerawang kosong. Begitu rapat telah usai, dia langsung menuju ruangan. Duduk di kursi kebesarannya sambil memijat kening. Tak lama, Tasya menghampirinya dengan membawa tabletnya. “Bu, untuk jam 3 nanti, ada meeting lanjutan dengan pihak visual production dari agensi luar di restoran, sesuai request mereka.” Inara mengangguk pelan. “Oke. Pastikan
last updateLast Updated : 2025-04-19
Read more

Bab 104 - Canggung

Tiba di rumah sakit, Damian langsung ditangani dokter. Tangannya dibalut perban tipis di bagian siku dan lengan. Sedang kaki kirinya dibalir perban cokelat. Dokter bilang hanya keseleo berat, tetapi tetap butuh waktu untuk sembuh total. Inara berdiri memperhatikan Damian yang tampak menahan nyeri setiap kali bergeser sedikit. Hatinya langsung cemas, juga merasa sangat bersalah. Damian terluka karena menolongnya. Tak lama kemudian, pintu ruangan yang memang terbuka sedikit kini terbuka lebar ketika seorang anak kecil mendorongnya sekuat tenaga. “Papa!” Alma berlari kecil dengan langkah terburu, tak mempedulikan suara larangan dari susternya yang hendak menghalangi. “Nona Muda, maaf banget tidak bisa menghalangi Alma ke sini. Tadinya mau saya bawa ke rumah papanya biar menunggu di sana sesuai instruksi Nona Muda, tapi dia nangis kejer, ngotot mau ke rumah sakit. Terpaksa saya bawa ke sini,” bisi
last updateLast Updated : 2025-04-20
Read more

Bab 105 - Warna Asli

Kehadiran Inara di sisinya membuat Damian merasa seperti mengulang masa lalu. Seperti yang dikatakan sebelumnya, ia ingin sakit saja jika sakit membuat Inara berada di sisinya.Dia tak ingin waktu cepat-cepat berlalu dan membawa Inara pergi lagi darinya. Suasana hening yang penuh kecanggungan itu tiba-tiba terusik suara ponsel Inara yang berbunyi di atas nakas.Wanita yang saat ini sedang membantu Damian memakai bajunya, lalu mengambil ponsel, melihat nama penelepon beberapa saat. Damian yang kesal juga penasaran siapa yang menganggu momennya, ikut mengintip. Dan, seketika itu raut wajahnya langsung berubah saat tahu yang menelepon adalah Daffa.Namun, Damian cepat-cepat menipis perasaan tak sukanya. Bagaimanapun, Daffa adalah calon suami Inara, yang jelas akan menggantikan posisinya di samping Inara di masa yang akan datang.Inara berpamitan berbicara di luar. Melangkah ke dekat jendela rumah tak jauh dari meja makan. Di sana,
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more

Bab 106 - Panik

Inara sempat tertegun dengan pertanyaan Damian, tetapi dengan cepat tersenyum kecil seolah-olah tidak terjadi apa-apa. “Tidak. Tadi, dia hanya tanya aku sibuk atau tidak malam ini,” katanya berbohong. Damian hanya mengangguk kecil. Tentu saja tidak percaya sepenuhnya dengan jawaban itu. Terlebih, dia merasa tatapan Inara terlihat seperti ada tekanan yang berusaha disembunyikan. “Oh, iya, Mas. Udah malam, aku dan Alma pulang dulu. Kamu tidak apa-apa ditinggal?” tanya Inara. “Tidak apa-apa, Ra. Ada Bibi. Dan, sebentar lagi Andrew dan sepupuku datang. Andaipun, aku menahanmu tetap di sini, kami pasti keberatan,” kekeh Damian sambil tersenyum kecil menggoda Inara. “Hm. Obatmu aku berikan ke Bibi. Sudah aku jelaskan juga penggunaannya.” Inara bangkit, mengambil gelas bekas minum Damian dan menyimpannya ke tempat cucian piring. “Kamu jangan banyak gerak dulu. Kalau bisa, besok tidak usah ke kantor dulu.” “Hm. Terima kasih sudah peduli padaku,” lirih Damian. “Jangan katakan itu.
last updateLast Updated : 2025-04-21
Read more

Bab 107 - Selingkuh

“Inara, apa maksudmu? Kamu menuduhku?” Daffa memasang ekspresi memelas. Tatapannya seperti korban salah sasaran.“Kamu tersinggung?” Inara menyipitkan mata. Berusaha menahan emosi yang mulai naik ke ubun-ubun. “Lucu. Biasanya yang paling defensif itu justru yang paling bersalah.”Daffa menggeleng cepat, seolah tak percaya mendengar tuduhan itu keluar dari bibir Inara. “Aku tidak mungkin melakukan itu padamu, Inara. Kamu tau kalau aku sudah menunggumu bertahun-tahun. Mana mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan ini.”“Benarkah?” Inara tersenyum miris. Tidak merasa tersentuh. Melangkah lebih dekat. Tatapannya lurus menukik ke arah mata Daffa. Suaranya kini terdengar bergetar, tetap bukan karena ragu, melainkan karena hatinya mulai penuh sesak. “Jadi, yang duduk berdua di kafe kemarin itu bukan kamu? Duduk saling menatap penuh senyum, seperti pasangan yang sedang jatuh cinta?”Daffa terdiam. Matanya berkedip beberapa kali, bahkan ia langsung
last updateLast Updated : 2025-04-22
Read more

Bab 108 - Pelipur Luka

“Inara, Nak Daffa pria baik, Nak. Dia melakukan ini karena mengkhawatirkanmu sebagai calon istrinya.” Sang Ibu ikut angkat bicara. Dengan lembut mencoba memberikan pengertian untuk Inara. “Dengan bertemu Damian, dia mungkin takut kamu berubah pikiran.”“Khawatir, sampai-sampai menuduhku selingkuh? Baru begini saja, dia sudah seenaknya menuduhku. Bagaimana nanti kalau kami sudah menikah?” Inara tersenyum bengis. Merasa hidupnya terlalu miris. Berharap kata-kata badai pasti berlalu berlaku padanya, ternyata setelah berlalu, malah terbit badai baru. Memang benar, berlalu. Berlalu-lalang. Sekarang, ia justru meragukan keputusannya menikah lagi.“Menjawab terus kamu, ya!” bentak Pak Baskara. Dia menunjuk Inara dengan wajah geram. “Kamu pikir keluarga ini mau menanggung malu kalau sampai media tau kamu mondar-mandir ke rumah mantan suamimu? Sudah benar Nak Daffa tidak membongkar perselingkuhanmu ke publik. Kalau sampai itu terjadi, mau disimpan di mana muka kit
last updateLast Updated : 2025-04-22
Read more

Bab 109 - Ujian

Setelah menenangkan Inara serta Alma yang terus menangis, Bu Anastasia kembali ke kamar. Di sana, sudah ada suaminya yang sedang duduk di tepi ranjang dengan wajah murung. Kedua tangannya saling menggenggam, jemarinya terlihat gemetar. Pria yang paling dihormati di kediaman megah itu akhirnya mengangkat kepala ketika menyadari kehadiran istrinya.“Bagaimana keadaan Inara, Bu?” tanyanya cepat. Wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang amat besar.“Tidak ada yang baik-baik saja,” jawab Bu Anastasia dingin.“Maaf. Aku ... aku kehilangan kendali,” gumam Pak Baskara. “Aku tidak pernah bermaksud menyakiti anakku sendiri.”“Tapi, kamu melakukannya, Mas. Kamu tampar anakmu sendiri, bahkan kamu tidak lihat ada cucumu di sana. Entah sejak kapan, kamu jadi sekejam ini?”Pak Baskara menunduk. “Aku hanya takut. Inara ... terlalu dekat dengan Damian lagi. Kamu tidak mungkin lupa pria itu sudah menyakitinya. Aku tidak mau dia disakiti
last updateLast Updated : 2025-04-23
Read more

Bab 110 - Jawaban

Tiba di kantor, langkah Inara yang baru saja memasuki pintu utama terhenti seketika saat melihat Daffa duduk santai di sofa ruang tamu kantor. Menggenggam secangkir kopi yang sudah tinggal separuh. Begitu melihat kedatangannya, pria itu langsung berdiri. Senyumnya merekah seolah tidak ada masalah yang terjadi. Inara memang balas tersenyum kecil, tetapi hatinya sangat kesal gara-gara Daffa mengadu yang tidak-tidak pada orang tuanya, dia sampai ditampar. “Ra,” sapa Daffa mendekati Inara, “kamu sangat cantik, seperti biasa.” Rafiq yang berdiri di samping Inara langsung mendengus pelan. “Astaga, kamu ini terlalu nganggur apa gimana, Daf? Pagi-pagi sekali sudah datang merayu di kantor kami?” cibirnya dengan nada bercanda. Daffa menoleh dan membalas dengan senyum diplomatis. “Di sini juga penting, Calon Kakak Ipar. Aku mau membahas sesuatu yang penting dengan Inara. Soal pernikahan. Dari kemarin selalu sibuk, jadi jarang sekali bertemu.” “Hm. Ya sudah, kalian bicara berdua dulu saja
last updateLast Updated : 2025-04-23
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status