Home / Rumah Tangga / PELAKOR BERKEDOK SYAR'I / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of PELAKOR BERKEDOK SYAR'I : Chapter 81 - Chapter 90

113 Chapters

BERTENGKAR DENGAN ANISA

"Aku bukannya tidak menghargai apa yang kamu lakukan padaku, Nisa. Aku sangat menghargainya, itu sebabnya aku ingin membayarmu, jadikan semua yang kau lakukan itu sebagai bisnis, tapi kau sendiri yang tidak mau dihargai, apa itu semua salahku?""Aku kan sudah bilang, aku tidak butuh uang kamu, aku butuh kamu! Aku mau dinikahi, Bagas, mau jadi istri kedua atau satu-satunya aku tidak peduli, apa susahnya?""Sulit karena aku tidak mencintaimu!""Aku tidak peduli! Mau kamu cinta atau tidak aku tidak peduli, karena perasaan cinta itu bisa datang dengan sendirinya, yang penting aku menyukaimu itu sudah cukup!" balas Anisa tidak mau kalah, hingga membuat Bagas mengepalkan telapak tangannya dengan erat mencoba menahan perasaannya yang dongkol setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Anisa tadi."Nisa. Sadarlah, pernikahan itu akan bahagia jika orang yang menjalankannya itu sama sama saling menyukai, bukan hanya sepihak saja, aku sudah bilang padamu, hubungan kita hanya sebatas teman saja tid
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

DIANCAM BAGAS!

Mendengar teriakan itu diucapkan oleh Anisa, Bagas menghentikan langkahnya, dan ia berbalik lalu kembali mendekati perempuan berpakaian syar'i tersebut dengan wajah yang terlihat merah padam pertanda Bagas marah dengan apa yang diucapkan oleh Anisa tadi padanya."Kamu mau mengancam aku?" tanyanya dengan sorot mata penuh perasaan marah. "Ini bukan sekedar ancaman, tapi sebuah peringatan buat kamu!"Grep!Anisa terkejut ketika satu tangan Bagas mencengkram lehernya yang terbungkus kerudung yang dipakainya hingga ia mengernyit menahan sakit karena hal itu. "Akh! Sakit...."Perempuan itu mengeluh sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan Bagas tapi kekuatannya tidak sepadan dengan kekuatan yang dimiliki oleh Bagas."Aku bisa mencekik mu sampai mati kalau kamu berani main-main sama aku, Nisa!" ancam Bagas dengan nada suara yang pelan tapi terdengar dingin di telinga."Kamu gila!" kata Anisa dalam rasa sulitnya menarik napas ketika lehernya dicengkeram seperti itu oleh Bagas."Kamu yan
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

DIANGGAP MERACUNI BAGAS

"Lupakan soal itu, aku dan Pak Christ tidak cocok."Bagas hanya menanggapi demikian perkataan sang ibu, lalu ia ingin melangkah meninggalkan ruang tamu untuk ke kamar tapi tetap saja ibunya mencegah."Tidak cocok kenapa? Anisa bilang-""Berhenti menyebut nama Anisa, Ma! Dia bukan siapa-siapa di dalam keluarga kita, tidak perlu terlalu dipuja-puja!" potong Bagas, dan itu membuat Berlina dan Bella saling pandang mendengar apa yang diucapkan oleh Bagas tadi."Kamu ini kenapa sih, Bagas? Mama enggak ngerti sama kamu, dulu kamu setuju sama Mama, bahwa Anisa itu wanita yang sempurna, pria yang jadi suaminya pasti akan sangat beruntung, tapi sekarang kenapa kamu jadi selalu sinis sama dia? Apa salah dia? Anisa itu sudah banyak bantu kita, lho!"Berlina akhirnya mengemukakan apa yang ia rasakan belakangan ini pada Bagas, tentang rasa herannya karena Bagas tidak lagi bersikap respect pada Anisa dan ucapannya itu disambung oleh Bella. "Benar! Aku rasa, kalau Kak Bagas menikah dengan Kak Anisa
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

MERASA ANEH

Nada suara Bagas terdengar meninggi ketika mengatakan hal itu pada Clara, pertanda ia juga tidak suka mengatakannya tapi karena Clara memaksa, akhirnya ia mau tidak mau mengatakannya juga. Clara terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya. Seolah ada batu sebesar gunung yang menekan pundaknya. Ingin protes tapi ia sendiri yang menginginkan sang suami berterus terang, jadi terpaksa Clara tidak bisa berbuat apa-apa."Terus, kamu gimana?" tanyanya sambil mengarahkan pandangannya pada Bagas dengan perasaan yang bercampur aduk. "Gimana apanya?" ulang Bagas seolah tidak percaya dengan apa yang dipertanyakan oleh Clara. "Ya, kamu gimana? Dia minta kamu menikahi dia, emangnya kamu ngapain dia sampai dia bisa menuntut kaya gitu?" Clara memperjelas apa yang dikatakannya hingga Bagas melangkah mendekati Clara setelah tadi ia hanya duduk saja di tempatnya."Aku tidak berbuat aneh-aneh sama dia, Ra! Kamu berpikir sejauh itu emangnya aku seperti itu?" tegas Bagas sambil menatap wajah Cl
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

KEMARAHAN CLARA

Sementara suaminya berdiri di hadapannya seolah sudah tidak sabar menunggu jawaban yang diberikannya terkait dari apa yang dipertanyakan sang suami."Selagi kamu enggak mengkhianati aku, kurasa apapun bisa aku maafkan kecuali kamu mengkhianati aku."Akhirnya, Clara menjawab pertanyaan dari sang suami dan berharap pembahasan itu segera selesai. Akan tetapi, di luar dugaan, apa yang dikatakan oleh Clara justru membuat Bagas seperti marah. Ia mencengkram kedua pundak istrinya itu dengan erat sembari menatap wajah Clara yang menampilkan ekspresi perasaan heran lantaran ia tidak mengerti mengapa jawabannya justru membuat Bagas seperti kesal padanya. Apakah ia salah bicara?"Jadi, kalau aku khilaf, kau tidak mau memaafkan aku, Clara?" tanya Bagas dengan tatapan mata menyelidik."Sakit, Gas!" keluh Clara seraya berusaha untuk melepaskan cengkraman tangan Bagas di kedua pundaknya. Namun, Bagas tidak peduli dengan keluhan sang istri hingga terus saja melakukan hal itu sampai Clara semakin mer
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

TAWARAN DARI ANISA

"Apa yang kau katakan? Menoleransi? Apakah ada seorang perempuan yang bisa menoleransi suaminya yang sudah berhubungan intim dengan perempuan lain walaupun itu dengan alasan khilaf?" tanya Bagas dengan nada suara yang terdengar putus asa. "Berat memang, tapi kalau dia melihat kesungguhanmu meminta maaf dan mengaku salah, mungkin bisa lain ceritanya.""Bagaimana kalau ternyata dia tidak terima?""Kemungkinan itu ada, Gas. Tapi, kamu tidak akan tahu hasilnya kalau belum mencoba!""Tidak! Aku tidak bisa melakukan hal itu.""Jadi, kau akan terus merahasiakan masalah itu pada Clara?""Ya!""Bagaimana kalau Anisa atau Pak Christ yang membongkar semuanya pada Clara?""Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi!" ucap Bagas tegas, dan Fauzi menghela napas panjang mendengar apa yang dikatakan oleh Bagas tersebut. "Kau yakin bisa menutupi hal itu selamanya dari Clara?" tanya Fauzi setelah beberapa saat lamanya hanya diam usai mendengar apa yang diucapkan oleh Bagas tadi."Aku akan berus
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

DIHUKUM PAK CHRIST!

"Mas, sekarang ini Bagas mengabaikan aku! Aku hanya punya Mas Christ yang aku harapkan bisa membantuku, jadi aku harap Mas Christ percaya padaku, kalau memang Mas Christ menginginkan Clara, itu adalah hal yang paling aku inginkan dari seseorang untuk bisa membuat Bagas dan Clara itu berpisah!"Anisa berusaha untuk meyakinkan Pak Christ, karena ia merasa tidak ada orang lain lagi yang bisa ia andalkan selain laki-laki itu saja sekarang ini.Pak Christ menatap wajah Anisa yang terlihat bersungguh-sungguh ketika mengucapkan kalimat tersebut di hadapannya. Sehingga akhirnya pria itu menarik napas panjang."Kau sudah satu kali membuat aku kecewa, jika nanti kau membuat aku kecewa kembali kau tahu apa yang akan aku berikan padamu sangatlah menyakitkan, Anisa?" katanya dengan wajah yang terlihat sangat serius. "Aku tahu, Mas! Aku tidak berani macam-macam sama Mas, aku berbohong waktu itu karena aku sangat ingin Mas menjadi partnerku saja, aku mengandalkan Mas Christ!"Pak Christ yang gila p
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

ANISA MENGGILA!

Anisa terhenyak mendengar apa yang diucapkan oleh Pak Christ. Rasanya ia sangat muak dengan perintah itu hingga ia ingin sekali mendorong Pak Christ lalu ia berlari keluar. Akan tetapi, apakah ia mampu melakukan hal itu sementara ia sendiri tidak bisa melakukannya lantaran terjerat dengan kuasa laki-laki tersebut? Anisa masih butuh Pak Christ karena itulah jalan satu-satunya ia harus rela menjadi budak pria tersebut meski Anisa sangat merasa muak melakukan hal itu.Suara Pak Christ yang merasa puas dengan apa yang dilakukan oleh Anisa pada kelelakiannya membuat bilik toilet itu terasa memuakkan bagi Anisa. Apalagi, tangan Pak Christ juga menekan kepalanya hingga ia sampai ingin muntah ketika baru beberapa saat ia menservis milik pria itu dengan mulutnya, Pak Christ sudah mengeluarkan cairan kenikmatannya sampai seluruh cairan itu memenuhi rongga mulut Anisa.Ketika Anisa ingin menarik diri agar ia bisa mengeluarkan kejantanan Pak Christ dari mulutnya, Pak Christ mencegah hal itu den
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

TERPAKSA JUJUR

"Cukup, Nisa!" bentak Hasnah dengan nada suara tertahan seolah sangat khawatir ibu mereka mendengar suaranya hingga sang ibu menjadi terpukul melihat keadaan Anisa yang sekarang apalagi jika perempuan itu mengetahui pula ada cairan yang tidak biasa menempel pada pakaian Anisa, tentu saja itu membuat sang ibu pasti shock dan bisa-bisa ibunya itu jatuh sakit dan Hasnah tidak mau itu terjadi.Sementara itu, Anisa yang dibentak demikian oleh Hasnah tertawa getir lalu ia segera mendorong tubuh Hasnah hingga Hasnah tersungkur di lantai kamarnya sendiri setelah itu ia bergegas keluar dari kamar itu tanpa bisa dicegah lagi oleh Hasnah.Hasnah hanya bisa mengusap wajahnya perlahan, sambil mengucapkan istighfar ketika sadar ia tidak bisa membuat Anisa sadar bahwa apa yang sudah dilakukannya adalah sebuah kesalahan yang besar."Bagas itu pria seperti apa, apakah dia meladeni Anisa sampai Anisa semakin menggila kayak gitu?" gumam Hasnah sambil memutar otak, bagaimana caranya ia bisa bertemu denga
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

BAGAS TERSINGGUNG!

"Ada apa ini?"Dari dalam, terdengar suara Berlina, mertua Clara yang sejak tadi di kamar sekarang keluar karena ingin melihat siapa yang datang.Hasnah bangkit berdiri ketika melihat Berlina dan ia menyalami Berlina sambil mengatakan dirinya siapa. Ketika Hasnah mengatakan bahwa ia adalah saudara angkat Anisa, wajah Berlina yang tadi terlihat tidak senang karena ia menyangka Hasnah adalah teman Clara, kini berubah menjadi semringah. "Clara! Kenapa tidak dibuatkan minum? Saudara angkatnya Anisa, ya? Masya Allah, religius juga, senangnya melihat keluarga kalian yang semua paham bagaimana menutup aurat dengan baik."Berlina langsung bicara demikian, hingga Clara merasa, perempuan yang jadi mertuanya itu begitu perhatian pada Hasnah karena mengetahui Hasnah saudara angkatnya Anisa.Namun, Hasnah yang paham situasi menolak tawaran Berlina untuk sekedar dijamu minuman, karena niatnya datang ke rumah Clara bukan untuk beramah tamah tapi untuk meminta bantuan agar Bagas dan Anisa tidak sema
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status