All Chapters of Obsesi Cinta sang Mafia Kejam: Chapter 11 - Chapter 20

39 Chapters

Bab 11 - Untuk Balas Dendam

Bastian menarik napas dalam, matanya kembali menatap lurus ke depan, seolah berpikir."Karena kau berbeda. Kau bukan hanya bagian dari permainan ini... kau mengerti lebih banyak daripada yang kau biarkan orang lain tahu."Deana terdiam. Kata-kata Bastian terkesan sederhana, tetapi maknanya dalam. Ada pengakuan di sana, bahwa Bastian melihat lebih dari sekadar Lady Dee, pelacur profesional yang menyamar untuk sebuah misi balas dendam. Di bawah permukaan, Bastian tampaknya telah menangkap sesuatu yang lebih dari itu—sesuatu yang mungkin bahkan Deana sendiri belum menyadari sepenuhnya."Kau juga berbeda," bisik Deana, suaranya nyaris tak terdengar. Bastian tersenyum tipis, tatapannya kembali melunak, namun tetap tidak terbaca.Malam itu, meskipun mereka terbaring bersama dalam keheningan, mereka tahu bahwa di antara mereka ada sesuatu yang lebih rumit dari sekadar fisik. Ada tarikan, sebuah hubungan yang tak bisa dijelaskan hanya dengan kata-kata. Keduanya sama-sama terikat oleh permaina
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 12 - Permainan Berbahaya Dimulai

"Aku tahu," jawab Deana, berusaha keras menenangkan pikirannya. "Tapi dia adalah seseorang yang bisa mencium kebohongan dari jauh. Jika aku tidak hati-hati, dia akan menghabisiku sebelum aku punya kesempatan untuk bergerak lebih jauh.""Tidak akan terjadi apa-apa selama kau tetap mengikuti rencana,"William mencoba meyakinkan. "Ingat, kita melakukannya bersama. Aku akan selalu berada di belakangmu, memantau setiap perkembangan."Deana menghela napas."Baiklah. Aku akan melakukan apa yang perlu."Setelah menutup telepon, Deana duduk dalam keheningan, menatap kosong ke arah kemudi. Dalam hati, ia tahu bahwa ia kini lebih dekat pada tujuannya. Namun, semakin dekat ia mendekati Bastian, semakin besar risikonya. Ini bukan hanya tentang balas dendam lagi—ini adalah pertempuran untuk bertahan hidup.Dan Lady Dee akan bermain sampai akhir, tak peduli berapa banyak bahaya yang menantinya di sepanjang jalan.Malam semakin larut, dan Deana memutuskan untuk kembali ke apartemen alih-alih ke kamar
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 13 - Memuaskan Siapapun yang Menginginkannya

Deana bangun lebih awal dari biasanya, meskipun malam sebelumnya ia hampir tak bisa tidur.Pikirannya terus terjaga dengan bayang-bayang Bastian yang tak henti-hentinya menghantui.Pria itu, dengan auranya yang begitu mendominasi dan kehadiran dingin yang mengancam, adalah definisi dari bahaya yang tersembunyi di balik kedok manusia.Deana tahu bahwa langkah kecil yang ia ambil malam sebelumnya telah mengarahkannya lebih dekat ke dalam dunia gelap yang penuh jebakan.Namun, semakin dalam dia melangkah, semakin dekat pula dia pada kesempatan untuk menjatuhkan musuh utamanya.Sementara itu, di sebuah gudang tua di pinggiran kota, Bastian duduk di kursi kayu yang sederhana namun memberikan kesan berwibawa.Di depannya, beberapa anak buahnya berdiri tegang, seolah menunggu instruksi dari pemimpin mereka.Bastian memandang mereka satu per satu, memastikan mereka tahu siapa yang mengendalikan setiap detik di ruangan itu."Apakah semua sudah disiapkan?" tanya Bastian dengan suara datar, tanp
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 14 - Klaim Kepemilikan

Bastian memicingkan mata, sorotnya menggelap seiring dengan senyum licik yang terbit di wajah Raya.“Siapa yang ingin bertemu dengannya?” suaranya terdengar malas, tapi ada ketegasan terselubung di dalamnya.Raya tersenyum manis, menikmati permainan ini.“Seseorang yang terpesona dengan pesona Lady Dee,” katanya dengan nada menggoda. “Kau tidak mungkin keberatan, kan, Bastian?”Deana bisa merasakan bagaimana genggaman di pinggangnya mengeras, seakan menandakan peringatan. Ada sesuatu di mata Bastian yang membuat bulu kuduknya meremang—bukan sekadar ketertarikan, tetapi juga klaim kepemilikan.“Sebenarnya, aku keberatan.”Bastian berbicara dengan santai, tapi ada ancaman samar dalam nada suaranya. Dia menatap Raya dengan tatapan yang membuat wanita itu mengangkat alis, seolah menantang.“Oh? Bukankah dia di sini untuk melayani siapa pun yang menginginkannya?”Raya menekankan kalimatnya, melempar senyum penuh arti pada Deana.Deana menahan napas. Jari-jari Bastian di pinggangnya perlaha
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 15 - Siapa yang Pantas Hidup dan Siapa yang Tidak

Setelah malam penuh ketegangan di klub Bastian, Deana kembali ke apartemennya dengan perasaan bercampur aduk. Meski ia telah berhasil menjaga kedoknya, kata-kata Bastian terus terngiang di kepalanya.Deana tahu, di balik senyum dingin dan kata-kata yang diucapkan dengan tenang, Bastian sudah mulai menyusun rencana. Setiap gerakannya kini diawasi dengan seksama, dan Deana tak punya ruang sedikit pun untuk kesalahan.Begitu masuk ke apartemennya, ia langsung mengunci pintu dengan cepat, melepaskan sepatu hak tingginya, dan duduk di tepi ranjang. Tubuhnya terasa lelah, tapi otaknya terus berputar. Dia tahu, jalan yang dia tempuh sekarang penuh dengan jebakan. Bastian bukan tipe pria yang bisa dibodohi begitu saja.Suara dering ponselnya memecah keheningan malam. Deana meraih ponsel yang tergeletak di meja kecil di samping ranjang. Nama William muncul lagi di layar."Bagaimana hasilnya?" suara William terdengar lebih serius kali ini.Deana menghela napas sebelum menjawab."Bastian semakin
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 16 - Itukah Raven?

Pagi berikutnya, Deana bangun dengan tubuh yang terasa lebih berat dari biasanya. Namun, dia tidak punya banyak waktu untuk beristirahat. William telah mengatur pertemuan untuknya dengan seseorang yang bisa memberikan petunjuk tentang Raven.Deana memandang cermin di depannya. Lady Dee adalah identitas yang ia ciptakan, tapi kini terasa semakin menjeratnya ke dalam jaringan kebohongan dan bahaya. Satu kesalahan, dan segalanya akan runtuh.Setelah bersiap, dia meninggalkan apartemennya dan menuju sebuah kafe kecil di sudut kota, tempat yang ditentukan oleh William. Ketika dia tiba, seorang pria duduk di pojok, mengenakan topi rendah dan mantel panjang. Wajahnya hampir tidak terlihat.Deana melangkah mendekat dan duduk di depannya."Kau Deana?" tanya pria itu dengan suara rendah.Deana mengangguk, memasang wajah waspada."Kau punya informasi tentang Raven?"Pria itu mengangguk pelan."Raven adalah seseorang yang sangat dekat dengan Bastian, tapi dia tidak tahu bahwa Raven sudah lama bek
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Bab 17 - Hati-Hati dengan Apa yang Kau Minta

Deana menatap pria itu lebih dalam. Apakah ini Raven? Tidak ada yang bisa dipastikan, tetapi instingnya mengatakan bahwa pria ini bukanlah orang biasa. Dia tahu lebih banyak daripada yang terlihat."Kalau begitu, siapa kau sebenarnya?" Deana akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, tetap menjaga sikap penuh tipu daya.Pria itu menyandarkan tubuhnya sedikit ke belakang, memandangi Deana seolah sedang menimbang apakah dia bisa dipercaya."Kau tahu, di tempat seperti ini, orang-orang hanya menunjukkan apa yang mereka ingin kau lihat. Tapi aku bukan salah satu dari mereka. Aku bukan bagian dari permainan yang kau mainkan.""Permainan?"Deana mengerutkan kening, mencoba menggali lebih dalam dari kata-kata samar itu."Kau sepertinya tahu banyak tentangku."Pria itu meneguk minumannya sebelum menjawab."Aku tahu kau tidak hanya sekadar wanita penghibur di pesta-pesta ini. Ada lebih banyak yang tersembunyi di balik mata cantikmu, bukan?"Deana merasakan jantungnya berdegup kencang. Pria ini
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 18 - Ditelanjangi dengan Tatapannya

Malam itu, Deana dipanggil oleh Bastian untuk menemani makan malam di ruang pribadinya.Di tengah meja panjang yang mewah, dengan lilin yang menyala redup, Bastian duduk dengan postur tenang namun penuh kuasa.Matanya yang tajam menyapu Deana ketika dia masuk ke ruangan."Kau tampak cantik malam ini," puji Bastian dengan senyum tipis.Deana hanya tersenyum sebagai balasan, mencoba menenangkan degup jantungnya yang berdegup kencang.Dia tahu, makan malam ini bukan hanya sekadar acara sosial. Setiap pertemuan dengan Bastian selalu memiliki motif tersembunyi."Kau sepertinya sedang banyak pikiran,"Bastian membuka percakapan, sembari menyendokkan makanan ke piringnya. "Ada sesuatu yang ingin kau bicarakan, Dee?"Deana menyadari bahwa Bastian memperhatikannya lebih intens malam ini.Semua gerak-geriknya, cara dia berbicara, bahkan ekspresi wajahnya—semuanya dipantau.Bastian bukan orang bodoh, dan dia tak akan membiarkan siapa pun di sekitarnya menyimpan rahasia."Aku hanya memikirkan beb
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Bab 19 - Bagaimana Dia Tahu?

Keesokan paginya, Deana terbangun dengan perasaan tidak tenang. Ancaman Bastian semalam masih terngiang jelas di pikirannya.Dia tahu, sudah tidak ada lagi ruang untuk kesalahan. Waktu untuk bertindak semakin mendesak, namun langkah yang harus ia ambil begitu berbahaya.Setelah sarapan yang terasa mencekam bersama Bastian, Deana mengambil kesempatan untuk keluar dari mansion dengan alasan menemui kenalan bisnis.Namun sebenarnya, ia berencana bertemu William di lokasi yang sudah mereka sepakati. Tempat pertemuan mereka adalah kafe kecil yang terpencil di pinggiran kota, tempat yang cukup aman untuk berbicara tanpa khawatir diawasi oleh mata-mata Bastian.Saat Deana masuk ke kafe, ia melihat William sudah duduk di pojok ruangan, mengaduk kopi dengan tenang, meskipun wajahnya menunjukkan keprihatinan. Deana berjalan cepat menuju meja, tanpa membuang waktu.“Kau datang cepat,” katanya pelan saat ia duduk.William mengangkat kepalanya, menatap Deana dengan tajam.“Aku khawatir denganmu. B
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 20 - Memasuki Jebakan yang Tidak Bisa Dihindari

Bastian berdiri dari kursinya, berjalan perlahan mendekati Deana. Tatapannya semakin tajam.“Sekarang aku hanya ingin tahu satu hal, Dee. Apakah kau masih bisa dipercaya, atau kau sudah menjadi pengkhianat?”Kata ‘pengkhianat’ itu menggema di kepala Deana, membuatnya merasakan kengerian yang mendalam. Jika Bastian benar-benar percaya bahwa dia mengkhianatinya, maka tak ada yang bisa menyelamatkannya dari amarah pria itu.Bastian berhenti di depan Deana, matanya menatap tajam ke dalam matanya.“Katakan padaku, Dee. Apa yang sebenarnya kau inginkan?”Deana mencoba menenangkan dirinya sebelum menjawab,“Aku hanya ingin bersamamu, Bastian. Aku tidak punya niat lain selain membantumu.”Bastian mengangguk perlahan, namun tatapannya tetap dingin.“Kau harus ingat, Dee, tidak ada yang bisa membohongiku. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi. Jika aku menemukan bukti bahwa kau telah berbohong padaku, maka tidak akan ada tempat di dunia ini yang cukup aman untukmu.”Deana merasa tubuhnya lema
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status