All Chapters of Obsesi Cinta sang Mafia Kejam: Chapter 21 - Chapter 30

39 Chapters

Bab 21 - Ancaman yang Semakin Nyata

Malam itu, Deana berdiri di depan cermin dengan mengenakan gaun hitam panjang yang elegan, namun dengan rasa cemas yang menggelayuti hatinya. Dia tahu ini bukan hanya sekadar acara amal, ini adalah ujian bagi kesetiaannya.Pintu kamar diketuk lagi, kali ini pelayan mengantarkan Raya yang telah tiba untuk menjemputnya. Wanita itu tampak sempurna dalam balutan gaun merah yang mencolok, kecantikannya yang tajam disertai aura dingin dan berbahaya."Sudah siap?" tanya Raya dengan senyum sinis di wajahnya, menatap Deana dari atas ke bawah.Deana tersenyum lemah. "Ya, aku siap."Mereka berdua keluar dari mansion menuju mobil mewah yang sudah menunggu di luar. Selama perjalanan menuju acara amal, keheningan yang tidak nyaman melingkupi mereka.Raya sesekali menatap Deana dengan tatapan yang tidak bisa diprediksi, membuatnya semakin merasa seperti berada di bawah pengawasan ketat.Setibanya di gedung besar tempat acara amal berlangsung, Deana dan Raya segera menarik perhatian.Banyak orang pen
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Bab 22 - Pria Misterius

Keesokan harinya, Deana menyelinap keluar dari mansion Bastian dengan hati-hati. Setiap langkah yang ia ambil terasa penuh ketegangan, takut jika seseorang mengikuti atau mengawasi.Ia tahu bahwa Bastian dan Raya memiliki mata-mata di mana-mana, tapi kali ini, Deana tidak peduli. Ia harus bertemu William.Mereka bertemu di sebuah kafe kecil yang terletak jauh dari pusat kota. William sudah menunggu di sudut ruangan, duduk dengan tenang sambil memegang secangkir kopi.Saat melihat Deana masuk, ia mengangkat pandangan dan mengangguk pelan.“Kau datang tepat waktu,” katanya tanpa basa-basi.Deana duduk di hadapannya dengan ekspresi tegang.“Apa yang ingin kau katakan? Situasi ini semakin berbahaya.”William mengamati wajahnya, seolah mencoba membaca pikirannya sebelum akhirnya berkata,“Aku telah menemukan sesuatu tentang Bastian. Sesuatu yang mungkin bisa mengubah semuanya.”Deana merasa
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 23 - Dijebak dan Menjebak

Deana menatap ponselnya yang mati, merasakan hawa dingin menyusupi setiap pori tubuhnya. Ancaman itu nyata, dan sekarang dia tahu bahwa waktu yang ia miliki semakin menipis.Mereka tahu. Bastian, Raya, dan siapa pun di balik sindikat itu telah menyadari bahwa ia bukan hanya sekadar Lady Dee, pelacur yang mereka kira mudah diatur.Namun, meski ancaman itu terasa menakutkan, Deana tahu dia tidak bisa mundur. Jika dia menyerah sekarang, bukan hanya dirinya yang hancur, tapi banyak nyawa akan terus terjebak dalam kejahatan Bastian.Dia harus bergerak cepat, lebih cepat dari sebelumnya, sebelum mereka menutup seluruh jalur kaburnya.Malam itu, Deana mencoba bersikap setenang mungkin di hadapan Bastian. Dia tahu setiap gerak-geriknya bisa diawasi.Bahkan, kemungkinan besar Bastian sendiri telah memasang perangkap, menunggu satu kesalahan kecil yang bisa mengungkap jati dirinya.Bastian sedang duduk di ruang kerjanya ketika Deana masuk dengan membawa secangkir teh, seperti biasa.Namun, malam
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 24 - Menjebak Raya

Dengan jari yang gemetar, ia mengetik pesan singkat."Aku akan menjebak Raya. Siapkan semuanya."Pesan terkirim. Ini adalah pertaruhan terbesar dalam hidupnya, dan dia tahu jika dia gagal, segalanya akan berakhir di tangan Bastian. Namun, jika berhasil, dia bisa membalikkan keadaan.Sementara itu, di ruang bawah tanah mansion, Raya berdiri dengan senyuman puas di hadapan Bastian.“Dia tidak bisa kau percaya,” ucap Raya dengan nada lembut tapi penuh racun. “Lady Dee bukan hanya pelacur biasa. Aku telah melihat gerak-geriknya, dan aku yakin dia menyembunyikan sesuatu.”Bastian menatap Raya, mencoba menilai apakah ucapan itu didasari kecemburuan atau informasi yang valid. Tapi satu hal yang ia tahu, Raya jarang sekali salah.“Jika apa yang kau katakan benar, maka Lady Dee sudah menandatangani surat kematiannya,” jawab Bastian dingin.Raya menyeringai, puas. “Aku akan mengawasinya lebih dekat, sayang. Jangan khawatir. Dia tidak akan pergi ke mana-mana tanpa sepengetahuanku.”Di sisi lain
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 25 - Pesta yang Megah

Namun, sebelum percakapan bisa berlanjut lebih jauh, pintu ruang tamu terbuka. Raya masuk dengan anggun, senyum licik terukir di wajahnya.Seperti biasanya, tatapannya penuh perhitungan ketika ia melihat Deana dan Bastian bersama."Apa aku mengganggu sesuatu?" tanya Raya dengan nada manis namun menyesakkan.Bastian menoleh ke Raya dengan ekspresi yang tak terbaca, tetapi Deana bisa merasakan perubahan suasana di ruangan itu. Ada ketegangan yang semakin menguat."Tidak," jawab Bastian dingin, sebelum melangkah menjauh dari Deana. "Kami hanya berbicara tentang potret lama ini."Raya melangkah mendekat, lalu memiringkan kepalanya sedikit, menatap Deana dari ujung kepala hingga kaki."Oh? Kau tampaknya sangat tertarik pada sejarah keluarga Bastian."Deana menahan diri agar tidak bereaksi berlebihan. Dia tahu bahwa Raya sedang mencoba memprovokasi."Aku hanya terpesona dengan semua detail yang ada di rumah ini. Semuanya sangat indah."Raya mengangkat alis, kemudian tersenyum lagi."Tentu s
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 26 - Seseorang yang Menikmati Perannya

"Kau tahu," Bastian menatapnya penuh arti, "ada banyak hal yang bisa terjadi di pesta semacam ini, terutama jika seseorang tahu cara memanfaatkan suasana."Deana menahan napas sejenak, berusaha membaca maksud di balik kata-kata Bastian. Apakah pria ini mencurigainya? Atau itu hanya godaan halus seperti biasa?Namun sebelum dia sempat membalas, perhatian Bastian teralihkan oleh seseorang yang menghampiri mereka. Raya."Maaf mengganggu," Raya berbicara dengan nada yang dibuat-buat manis, "Aku ingin mengajak Bastian berbicara sebentar. Ada hal penting yang harus kubicarakan dengannya."Deana bisa merasakan tatapan tajam Raya seolah menusuk dirinya, tetapi dia tidak bisa menunjukkan kelemahan."Tentu, aku akan membiarkan kalian berdua. Sampai jumpa nanti, Bastian." Dia tersenyum lembut sebelum melangkah menjauh, meninggalkan pasangan itu.Raya membawa Bastian ke sudut yang lebih sepi di mansion. Dengan hati-hati, dia mengeluarkan beberapa foto dari tas kecilnya dan menyerahkannya pada Bas
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 27 - Jauh Lebih Menakutkan

Namun Bastian hanya tertawa pelan, sebuah suara yang terdengar jauh lebih menakutkan daripada yang Deana bayangkan. "Kau terlalu meremehkanku. Dan aku terlalu cerdas untuk membiarkan sesuatu yang menarik lewat begitu saja."Saat itulah, suara langkah lain terdengar dari lorong di belakang mereka. Deana menoleh, dan William muncul dari bayangan, ekspresinya kaku namun terkontrol. Dia bergerak cepat ke arah mereka, dan tanpa sepatah kata pun, langsung menghampiri Deana. “Apa yang terjadi di sini?” tanyanya dengan nada yang penuh dengan kewaspadaan.Bastian mengangkat alisnya, memandang William dengan penuh rasa ingin tahu. "Ah, detektif yang terkenal," katanya dengan nada mengejek. "Kau sepertinya selalu muncul di saat yang tepat."William tidak membalas ejekan itu. Sebaliknya, dia berdiri di antara Bastian dan Deana, memberikan jarak yang cukup bagi Deana untuk merasa lebih aman. "Lady Dee di bawah perlindunganku malam ini. Jadi, jika ada masalah, sebaiknya kau beritahu aku."Bastian t
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 28 - Menunjukkan Wajah Asli

Deana menelan ludah. Pikirannya berpacu mencari jalan keluar. Jika Raya sudah mengetahui rencana mereka, ini bukan hanya masalah misi yang gagal—ini bisa mengancam nyawanya. “Kau tidak mengerti, Raya. Ini bukan hanya tentang aku dan Bastian. Dia berbahaya, bahkan untukmu.”Raya tertawa sinis, seolah kata-kata Deana hanyalah lelucon baginya. "Berbahaya? Tentu saja dia berbahaya. Tapi itulah yang membuatku jatuh cinta padanya." Dia menatap Deana penuh kesombongan. "Dan aku tidak akan membiarkan wanita manapun merebutnya dariku. Tidak kau, dan tidak siapapun."Deana menarik napas dalam-dalam, mencoba tetap tenang meskipun darah di nadinya terasa membeku. “Ini bukan tentang cinta, Raya. Kau tahu Bastian. Dia memanipulasi, menghancurkan hidup orang. Bahkan hidupmu.”“Dan kau pikir kau lebih baik dariku?” Raya membalas, suaranya semakin tajam. “Kau juga hanya bagian dari permainannya, Deana. Seperti boneka yang akan dia buang setelah bosan.”Seketika, Deana merasakan amarah bangkit di dadan
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 29 - Malam yang Menegangkan

“Lepaskan dia, Bastian,” ulang William, suaranya dingin namun penuh ancaman. Dia tahu bahwa sedikit saja langkah keliru, Deana bisa berada dalam bahaya yang jauh lebih besar. Namun, Bastian hanya tersenyum, menatap William dengan kebencian yang tertahan.“Kau terlalu percaya diri, William,” balas Bastian, suaranya merendah, tapi penuh kekejaman. “Kau pikir dengan berdiri di sini, kau bisa menyelamatkan Deana? Jangan lupa siapa aku.”Deana merasakan tangan Bastian semakin mengencang di pergelangannya, membuatnya meringis kesakitan. Dia tahu dia harus bertindak cepat, tapi dalam posisinya sekarang, dia tidak punya banyak pilihan. Melirik ke arah William, matanya mencoba berkomunikasi tanpa suara, berharap dia memiliki rencana untuk keluar dari situasi ini.“Kau mungkin bisa menghentikanku hari ini, William,” lanjut Bastian, “tapi ingat satu hal: jika aku jatuh, aku akan membawa semuanya bersamaku, termasuk wanita kecil yang kau coba lindungi ini.”Raya, yang sedari tadi berdiri di belak
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 30 - Menantang Maut

Deana duduk di sofa apartemennya dengan perasaan bercampur aduk. Malam itu meninggalkan luka yang tak terlihat di dalam dirinya. Bastian jelas menyadari bahwa dia bukanlah sekadar pelacur biasa seperti yang selama ini dia tampilkan. Deana sadar, permainan ini semakin berbahaya. Satu kesalahan kecil saja, dan dia bisa kehilangan segalanya—termasuk nyawanya.Suara ketukan di pintu menyadarkannya dari lamunan. Dia tidak mengharapkan tamu malam itu, dan rasa was-was langsung menyeruak dalam dirinya. Siapa pun yang datang, dia harus siap. Dengan langkah perlahan, Deana mendekati pintu, merasakan denyut jantungnya semakin cepat.“Siapa?” tanyanya, suaranya bergetar sedikit.“Ini aku, William.”Deana menghela napas lega, kemudian membuka pintu. William berdiri di ambang pintu dengan ekspresi serius. "Aku harus memastikan kau baik-baik saja," katanya sambil melangkah masuk."Aku baik-baik saja," jawab Deana, meskipun tidak sep
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more
PREV
1234
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status