Alex menghembuskan napas panjang seraya menatap ibunya. Sejak awal, dia tidak ingin ikut campur dalam urusan orang lain, apalagi yang menyangkut pertengkaran rumah tangga. Namun, melihat bagaimana Bu Titik begitu menyayangi Alya, dia tidak tega menolak."Kenapa kayak berat banget gitu sih?" Bu Titik tidak yakin saat melihat Alex berulang kali menghembuskan nafas kasar. "Alya itu wanita yang baik. Dia sering nolongin Ibu, bahkan waktu sakit kemarin, dia yang ngerawat Ibu pas kamu lagi sibuk kerja. Masak kamu tega lihat dia kehilangan rumah peninggalan orang tuanya? Hidupnya udah sangat kasihan, Lex."Alex mengusap wajah dengan telapak tangan. Dia teringat bagaimana wajah Alya sembab tadi–berusaha tegar, tapi sorot matanya tidak bisa berbohong. Ya, dia terlihat benar-benar hancur.“Iyaaa … Aku janji bakal bantuin buat cari tahu siapa pembelinya, Bu," kata Alex akhirnya. "Tapi aku nggak janji bisa dapetin rumah itu lagi. Kadang kalau udah berpindah tangan, susah lagi buat nego."“Jangan
Last Updated : 2025-02-21 Read more