Home / Romansa / Gairah Liar CEO Nakal / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Gairah Liar CEO Nakal: Chapter 11 - Chapter 20

41 Chapters

11. OTAK MESUM

Adam tersenyum lebar, sedikit licik, melihat reaksi Aurora yang jelas-jelas menolak. "Ayo mandi!" ajaknya sambil menarik tangan Aurora dengan paksa, berusaha menggiringnya beranjak. Enggan berdekatan dengan pria itu lagi, kini Aurora menatapnya dengan tajam, tubuhnya kaku menahan diri. "Tidak mau!" pekiknya, suaranya tegas namun penuh ketegangan. Matanya menatap Adam, dan dia bisa melihat dengan jelas niat mesum yang terpendam di balik tatapan CEO itu. Baru saja dia digempur habis-habisan, dan kini Adam masih berani bertindak seperti itu? Siapa yang akan percaya padanya setelah semuanya? Lantas, Adam menggelengkan kepala, mencoba menenangkan suasana dengan nada yang lebih santai. "Hei, jangan takut begitu. Kau pikir lelaki bisa bermain kuda dua kali tanpa jeda, hah?" ucapnya, setengah mengejek, setengah merendahkan. Ia tidak menunggu jawaban, hanya tersen
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

12. GOMBAL

Aurora berdiri di depan cermin, mengenakan blazer hitam yang dipadukan dengan kemeja pres body yang dibelikan Adam di butik ternama. Penampilannya memukau, bak gitar Spanyol yang elegan dan penuh daya tarik. Blazer hitam itu menonjolkan siluet tubuhnya yang ramping, sementara kemeja tersebut menambah kesan anggun namun tetap seksi. Rok span mini yang ia kenakan melengkapi penampilannya dengan sempurna, memamerkan kaki jenjangnya yang tampak semakin menarik. Rok itu terangkat sekitar 15 cm di atas lutut, memberikan kesan modis dan berani. Tak ketinggalan, stiletto hitam yang ia pakai melengkapi penampilannya, membuat setiap langkahnya tampak penuh kepercayaan diri. Di tangannya, tas branded berharga puluhan juta rupiah menambah kesan mewah yang tak terbantahkan. "Perfect!" seru Adam dengan semangat, sambil memperhatikan penampilan Aurora yang semakin memukau di hadapannya.
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

13. RUMAH BORDIL

Kemarin, Samuel dibekap dan dibawa ke rumah bordil. kini, Samuel merasa cemas saat terbangun di sebuah ruangan yang asing baginya. Cahaya lampu yang temaram menyinari wajahnya, sementara dia mendapati dirinya terikat di atas ranjang, tak bisa bergerak. Di sekelilingnya, ada enam wanita yang duduk dengan sikap yang penuh percaya diri. Mereka sangat cantik, manis, juga bertubuh seksi bak gitar Spanyol. Bahkan Samuel lohat, para wanita itu meremas keja*ntanannya yang mengeras dengan gemas. Salah satunya berseru, "Wow. Tidak besar, tidak juga kecil. Pas. Meski tak melegakan untuk kita, tapi setidaknya keras dan tidak letoy." Tak percaya dengan ucapan rekannya, wanita satu lagi mendekat dan dia membuka celana Samuel. Saat dia meremas, batang coklat itu pun berkedut manja. Dia mendekatkan wajahnya, kemudian menjilat ujung genital Samuel dengan lembut. "Eumh, dia sudah on. Mari kita lihat, seberapa lama dia bertahan dari goyangan kita." Samuel mendelik. Matanya membola da
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

14. NGILU

Melihat mantan suaminya dikerjai beramai ramai seperti itu, Aurora mendadak ngilu. Dia membekap mulutnya dan memuntahkan isi perutnya ke westafel. "Hoek, hoek!" Seruan itu membuat Adam menyeringai. Dia mendekati Aurora, kemudian menggoda dengan jahil, "Udah hamil aja, Buk!" "Hamil gigimu itu!" "Terus kalau nggak hamil kenapa muntah-muntah terus? Dedek bayi udah tumbuh di sini, ya? Ugh, gemes!" Tawa Adam terdengar begitu ringan, namun Aurora bisa merasakan amarah yang mulai merayap dalam dirinya. Namun, ia menepis tangan Adam dengan kasar. "Kamu sengaja bawa aku ke tempat ini dan memperlihatkan semua yang dialami Samuel padaku?" suaranya penuh dengan kemarahan. Matanya yang tajam menatap Adam, tak berniat menyembunyikan perasaan kecewanya. Adam terkejut, sejenak menahan reaksi dari Aurora yang langsung memprotesnya. "Kamu kan yang minta?" jawabnya, mencoba mencari pembenaran. "Iya, tapi nggak gini juga kali!" Aurora merasa hatinya semakin hancur dengan apa yang baru saja
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

15. APEM-MU

Aurora keluar dari ruangan dengan wajah kusut, pakaian terkoyak, dan tubuh yang remuk. Setiap langkahnya penuh dengan rasa sakit, baik fisik maupun emosional. Ia merasa seperti melangkah melalui kegelapan yang tak terhingga, ketakutan dan rasa cemas merasuki hatinya. Dengan penuh kebingungan, dia berlari, mencoba untuk melarikan diri dari kenyataan yang mengekangnya. Langkahnya terburu buru, namun tak bisa menghapuskan rasa tertekan yang mendalam.Namun baru saja ia beranjak, langkahnya terhenti begitu saja. Para pengawal yang berdiri tegak di depan pintu telah menghalangi jalan keluarnya, dan melihat wajah mereka yang dingin dan penuh kewaspadaan, ia langsung merasa ketakutan. Rasa cemasnya berubah menjadi ketegangan yang memuncak."Biarkan aku pergi, ku mohon!" Suaranya bergetar, penuh dengan permohonan yang mendalam. Aurora menundukkan kepala, mencoba untuk menyembunyikan air mata yang mulai mengalir di pipinya. Di antara para pengawal yang tak bergerak, dia merasa seperti se
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

16. RENCANA MURAHAN

Aurora berjalan keluar dengan cepat dari rumah bordil yang penuh dengan bayang-bayang kelam. Jantungnya berdetak cepat, perasaan tertekan dan khawatir bercampur aduk dalam dirinya. Begitu melangkah masuk ke rumah Adam, suasana terasa semakin mencekam. Suara tangisan bayi, Alan Sky Walker, langsung menyambutnya begitu dia membuka pintu. Tanpa berpikir panjang, Aurora berlari menuju kamar bayi, hatinya berdebar. Alan, anaknya yang baru lahir, menangis keras. Mimik wajah Aurora langsung berubah, cemas dan penuh kekhawatiran. Tangisan bayi itu begitu menusuk, seakan memberitahunya bahwa ada yang tidak beres. Dengan cepat dia mendekat, meraih tubuh mungil Alan dan memeluknya erat. "Oh, Sayang? Kenapa kamu menangis, Sayang? Apa kamu lapar?" bisiknya dengan penuh kelembutan, mencoba menenangkan bayinya. Namun, begitu mendengar suara langkah kaki di belakangnya, dia sadar bahwa Adam baru saja memasuki ruangan itu.
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

17. KAU AKAN MA-TI HARI INI

“Apa kau yang menyembunyikan Samuel?” Raline mencoba untuk menanggapi, namun kata-kata yang keluar hanyalah sebuah desahan berat.Aurora menatapnya tanpa keraguan, lalu menjawab, “Bukan.” Jawaban itu sungguh jujur, tanpa ada sedikit pun kebohongan. Dia tak akan menutupi apapun yang berhubungan dengan pria yang dulu menjadi suaminya, pria yang telah menghancurkan hidupnya lebih dulu. Tidak ada alasan untuk berpura-pura.Raline terdiam. Dia tahu bahwa Aurora tidak berbohong, namun ada sesuatu yang mengganjal. Entah apa, tapi intuisi Raline mengatakan bahwa ada lebih banyak yang tersembunyi."Ah, bohong! Kau pasti tahu di mana dia!" Raline hampir berteriak, suara penuh kebencian, seakan menuntut sebuah jawaban yang ia anggap pasti ada."Aku tidak tahu sama sekali!""Bibir dan ekspresimu sangat bertolak belakang. Kau yakin tidak tahu, hm? Kau mau aku menurutimu, tapi kau tak.jujur padaku?""Apa yang harus ku katakan padamu?
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

18. KEADAAN MERUBAHNYA

"Aaargh!" Raline menjerit, kesakitan saat mobil itu berhasil menyerempet tubuhnya.Ia terjatuh ke aspal dengan tubuh yang terbanting keras. Asap dari ban mobil dan suara deru mesin masih terdengar di telinganya, namun rasa sakit yang menjalar di tubuhnya segera mengambil alih.Lututnya lecet, begitu juga dengan sikunya yang ikut tergores oleh aspal basah yang licin akibat hujan yang turun deras. Setiap tetes air yang jatuh dari langit menyentuh lukanya, membuat perihnya semakin terasa. Raline menahan napas, merasakan nyeri yang semakin menyengat.Hujan membasahi wajah dan tubuhnya, menciptakan rasa dingin yang tak terduga di tengah rasa panas yang menyebar akibat luka luka itu.Dengan gemetar, Raline berusaha bangkit, menahan rasa sakit yang menguasai seluruh tubuhnya. Ia melihat ke jalanan sepi itu, tempat yang seharusnya menjadi kenangan yang tak ingin diingat. "Tempat ini ... Ya, aku ingat. Pohon itu, pohon randu.
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

19. APA DIA IBU KANDUNGNYA?

Aurora menangis dalam pelukan Adam, tubuhnya gemetar, seakan air mata itu melepaskan segala penyesalan dan beban yang menggerogoti dirinya. Setiap tetes air mata yang jatuh mengisyaratkan sebuah luka yang belum sembuh, meskipun dia telah mencoba untuk membalas semua yang telah terjadi padanya.Lelaki tampan yang telah menjadikan Aurora sebagai obsesinya itu mengusap punggung Aurora dengan lembut.Seolah dia sedang memberikan kenyamanan yang mungkin hanya bisa ia temukan dalam pelukan lelaki itu."Sudah ku katakan padamu. Sekali kau melakukan kejahatan, maka alam bawah sadarmu akan terus menggerogoti. Kau tahu konsekuensinya, jika kau akan kecanduan. Tapi, kau tak mendengarku, Aurora!" kata Adam dengan nada penuh penyesalan, namun juga ketegasan yang tak terbantahkan.Aurora menggigit bibir, menahan tangis yang semakin pecah. "Kau tak mengerti bagaimana sakitnya saat dia berbuat jahat padaku, Adam!" suaranya tersendat, penuh dengan keputu
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

20. AWAS KAU!

Usai memperingatkan wanita yang tak dia kenal tadi, Evelyn kembali ke gedung perkantoran milik Adam.Di sana, para security yang sudah mengetahui sosok Evelyn pun segera mempersilakan wanita itu masuk. Evelyn memasuki gedung dengan langkah penuh tekad. Sejak beberapa waktu lalu, hubungannya dengan Adam, mantan suaminya, semakin memburuk. Nomor ponselnya diblokir, dan upaya untuk menghubunginya melalui media sosial selalu berakhir sia sia. Hatinya diliputi rasa rindu yang dalam terhadap Alan, anak mereka yang sejak ia sibuk mengejar karier di Paris, terabaikan. Kini, dia harus menemui Adam, apapun yang terjadi. Karena saat dia mencoba menuju ke perumahan Adam, di sana dia tak diijinkan masuk oleh penjaga gerbang.Begitu sampai di meja resepsionis, Evelyn langsung bertanya dengan nada sedikit terburu buru. "Aku ingin bertemu Adam. Di mana dia? Apa dia ada di kantor?""Ada, Miss," sahutnya singkat. Resepsionis yang sedang sibuk mengetik di komputernya menoleh sebentar, tampak bingung
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status