Home / Young Adult / Take a Chance with Me! / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Take a Chance with Me!: Chapter 21 - Chapter 30

41 Chapters

20. Kepo (2)

“Eh…”“Eh…”Hal yang paling membingungkan adalah kebetulan. Kebetulan saat bertemu dengan seseorang, kebetulan saat dipertemukan dengan seseorang atau kebetulan saat menemukan seorang.Adit berdehem, dia merapikan levis coklatnya begitu menyadari siapa sosok yang berdiri di depannya. Seperti yang Adit liat tiap harinya, gadis itu memakai jins model cutbray, blazer biru dan tas selempang coklat yang sering ia bawa ke mana-mana. Plus rambut sepunggung yang diikat ala kadarnya. Model gembel sejati dah, kalau menurut Adit.“Kamu ngapain di sini, Dit?”“Makanlah! Masa nyangkul.”Aya terbahak. Dia mengikuti langkah panjang Adit menuju kursi pojokan, tempat ke mana Adit mengarah. Kebetulan yang aneh. Kenapa  ya dia harus bertemu dengan Adit tepat di malam senin dan di tempat makan. Gas poll hari minggu sebelum menyambut senin pagi besok.Sial! Ngapain cewek ini ngikutin g
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

21. Kepo (3)

Alis Aya terangkat. Dia harus punya jawaban khusus untuk membungkam Adit. Atau cowok ini akan terus ngelantur ke mana-mana nggak jelas seperti itu. Lagipula hujan di luar juga sudah mereda. This time for home. “Yang jelas, aku nggak akan nunggu Roy seperti Qais menunggu Laila, atau Zaenal yang menunggu Hayati. Aku akan menanti seperti Yulaikha menanti Yusuf atau Hawa yang menanti Adam. Aku akan menantinya tanpa membuang percuma waktukku dan tanpa menyakiti diriku sendiri atau menyakitinya.”Tawa Aya meledak melihat wajah bengong Adit. Padahal ia cuma asal nyeplos aja barusan.  Diberesi tasnya cepat. Dia sudah ngobrol terlalu banyak dengan Adit malam ini. Lagipula sebentar lagi jam sebelas malam, jalan ke rumahnya pasti sudah sepi. Ehm, by the way, lama juga sih aku nggak ngobrol kayak gini dengan Adit.“Apa ya yang aku dapetin, Dit?”“Eh?”Aya sengaja  menstarter motornya di samp
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

22. Perasaan ringan (1)

“Kak Roy ya?” Senyum Adel terkembang menyambut Roy lalu mempersilahkan dia duduk di bale-bale depan. “Kayaknya Mbak Aya lagi sholat deh, aku panggilin bentar ya…”Roy sudah melongo garing saking shocknya. “Kamu?!!”“Iya. Kakak masih inget aku kan? Aku adik pandunya Kakak pas ospek.” Adel tertawa. “Kebetulan ya.”“Lho kamu tinggal di sini?” Roy memastikan kalau dia nggak salah masuk rumah orang. Atau jangan-jangan…“Aku adiknya Mbak Aya.”What?! Sumpeh demi apa?! Ini kebetulan macam apa. “Adeknya? Adik kandung?”Adel mesem. “Bisa dibilang gitu.”Roy tidak mempermasalahkan ketika Adel mulai menyinggung lagi soal ospek sebulan lalu. Dengan tampang trace-nya dia menatap cewek di depannya tanpa berkedip. Hey, what the ghost! Dia nggak peduli kalau cewek ini pernah jadi adik pandunya atau apalah tadi namanya. Yang ada di pikiran cuma gimana bisa mantan gebetannya jadi adik ceweknya sekarang. Well, well…ini kebetulan atau …aneh… Dan lagi, mereka nggak ada mirip-miripnya sama sekali gini?
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

23. Perasaan ringan (2)

Jujur deh, ini memang bukan kali pertama Aya ke tempat ‘ginian’. Semacam Light Café, Liquid, Bosche dan tongkrongn se-genknya. Sebuah komunitas highlight dan tempat hura-hura di Yogyakarta. Bukan kali pertama, bahkan setiap akhir pekan Aya nongkrong di salah satu bar di ujung Kaliurang. Tapi sampai detik ini pun, Aya tidak pernah bisa terbiasa dengan dentuman musik, bau rokok dan yang jelas bau alkohol di semua sudut ruangan. Tempat yang selalu membuatnya gelisah.Kali ini Aya duduk di pojokan. Sendirian. Entah ke mana Roy. Terakhir kali dilihatnya cowok itu sedang menggandeng tangan seorang cewek cantik dengan mini dress satun di salah satu sudut ruangan.“Hey, sendiri nih?”Aya berjengit kaget. Spontan saja dia menggeser duduknya. Desahannya keluar. Disebelahnya sudah duduk cowok jangkung dengan mata sipit. Brian. Cowok kelas sebelah yang juga kawan mainnya Roy.“Eee..iya sih…” Aya kebingungan mau ngomong apa. Matanya mulai berputar mencari sosok yang dia kenal. Roy!!! Awas kal
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

24. Perasaan Ringan (3)

Roy membuang kunci mobilnya asal. Dibanting tubuhnya ke kasur tanpa berniat menyalakan lampu kamarnya. Gelap. Dengan sedikit gerimis di luar. Ah, Oktober… sebentar lagi musim hujan datang. Matanya liar menatap langit-langit kamarnya yang bisu.“Kamu… kesepian di rumah? Nggak ada orang di rumah?”“Hah?! Kok kamu bisa ngomong kayak gitu?”“Ya…feeling aja sih. Kalau aku nih ya, malem-malem gini paling nyaman ya di rumah. Nonton TV apa youtuban, yang penting sama keluargaku atau sekedar makan. Bukan clubbing kayak gini sih.”Busyett!! Dasar cewek rumahan. Roy menggeliat meregangkan tubuhnya. Remang dia bisa melihat fotonya dan Papa yang digantung di dinding kamar. Mama tidak ada di sana. Orang tuanya bercerai saat Roy masih 8 tahun. Kabar terakhir yang ia tahu tentang ibunya adalah ketika wanita itu sudah memiliki keluarga baru luar negeri. Dan Roy tidak mau tahu lagi kabar wanita itu.Buat apa? Dia sudah cukup bahagia dengan Papa di sini. Meski sibuk berkerja siang-malam, dia tahu kal
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

25. Know You (1)

Cewek supel, ramah, polos, pintar, baik. Itu sederet sifat sempurna yang Aya bangun selama ini. Sifat yang selama ini diketahui teman-temannya. Sifat yang ia tunjukkan demi menutupi sisi lain hidup Aya.  Tawa yang menutupi kantong mata karena kelelahan parttime, senyum yang menutupi air mata yang Aya tumpahkan tiap malam karena kangen dengan almarhum Papa,  sampai tubuh ceking yang terus ia paksa untuk kerja ini-itu demi menutupi utang keluarga.Aya tidak pernah menyalahan siapa pun untuk hidup yang ia jalani sekarang. Menjadi bagian hidup Ibu dan Adel yang awalnya orang asing baginya. Jadi penjual roti di sekolah sampai jadi pengajar les, semuanya dia lakoni. Dan walaupun sebenarnya Aya nggak suka,  dia nggak protes  ketika akhirnya terpaksa menjadi penyanyi di bar. Hanya menyanyi. Asalkan nggak ada yang tahu, asalkan Ibu, Adel dan teman-temannya nggak tahu, itu nggak masalah buatnya. Sungguh!Ah, mungkin ada satu lagi. Satu orang lagi yan
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

26. Know You (2)

“Lo…” Adit menatap cewek di depannya shock. Ditatap dari ujung sepatu hingga wajah dengan polesan make up di depannya. Ini Attaya kan? Cewek ini? Kenapa dia… di sini? Atau salah orang?  Adit mengatupkan bibir. Dia mencoba berpikir apa yang sebenarnya cewek ini lakukan di tempat ini.  Tengah malam, dengan kostum nge-press dan kurang bahan.“A-aku….aku….”Adit sudah lupa soal kamar mandi, lupa dengan bajunya dan lupa dengan Reza yang menelponnya karena sudah menunggu cukup lama di mobil. Dia masih bisu  menatap cewek di depannya. Masih terus mencoba mengira-ira apa yang dia lakukan di sini.“Dit…aku bisa jelasin kok…” Wajah Aya sama pias. Jantungnya bergemuruh hebat.“Apa…di sini… lo ….ngapain?!” Bibir Adit bergetar pelan. Dia mengalihkan pandangan sambil mencoba menenangkan pikiran. Entah kenapa dia bisa langsung berpikir k
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

27. Know You (3)

Seminggu ini Aya benar-benar merasakan perubahan sikap Adit. Entah Aya yang lagi sensitif atau memang sikap Adit padanya yang benar-benar berubah. Adit nggak lagi menyapanya sejak kejadian malam itu. Ngeloyor begitu aja dengan tampang acuh setiap  melihatnya. Rapat terakhir OSIS kemarin juga dilimpahkan ke Roy, Adit lebih memilih pulang dengan alasan diare. Pas Aya datang ke rumah Adit untuk mengajar Yoga, cowok itu malah pergi entah ke mana.  Dia juga bolos dari agenda English Community. Pokoknya Adit menghindari Aya sejauh-jauhnya, itu yang Aya pikirkan.  “Iya ya. Kok kalian jadi aneh sih. Aku tetap ngerasa kalian pasangan paling cocok meski kamu udah jadian sama Roy,” Ocha nyelutuk. Mereka tengah mengerjakan tugas harian sambil makan di kantin sekolah.“Dia marah sama kamu?” Icha menambahkan.Aya menggeleng lemah tanda tak tahu. Buat apa Adit marah.  Walau pada akhirnya dia tahu kalau aku kerja di bar,
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

28. Journey (1)

“Lo ada masalah?” Reza keki banget dengan tingkah Adit belakangan ini. Tingkah anehnya makin menjadi pokoknya. Pergi mepet bel masuk, dan begitu bel pulang langsung melesat. Nggak ada yang namanya kongkow bareng anak OSIS atau jajan di kantin. Sampai di rumah pun Adit sebenarnya nggak ngapa-ngapain selain tidur di kasurnya sambil bunyiin MP3 keras-keras.  Riani sampe menanyakan ke Reza sebenernya tuh anak sakit, kena jin atau kenapa.Reza yang sama-sama nggak ngeh akhirnya menyambangi Adit begitu dia selesai les. Dia berdecak kaget saat masuk kamar Adit yang sama ambruladul dengan pemiliknya. Gilaaaa!!! Adit beneran memporak porandakan kamarnya dengan tumpukan komik, baju bersih, baju kotor dan video PES. My God!! Ini anak beneran butuh diruqyah deh!“Nggak. Ah, lo ngapain di sini?!” Adit bergelung, menarik selimutnya. Dia merengut melihat tampang Reza yang sudah duduk manis di sudut kasurnya.“Lo kenapa sih?
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

29. Journey (2)

“Alasan dia ngelakuin hal yang bikin lo gondok  kayak gini, mending lo tanyain ke orangnya. Dia pasti punya alasan kenapa dia nglakuin itu.”Adit membeku sejenak. Reza tau? Apa dia ngebaca pikiran gue ya?“Gue cuma asal tebak kok,” Reza nyengir begitu sadar pandangan Adit tajam menatapnya.Adit kembali ke posisi duduknya. Dia menghela napas lalu tersenyum masygul. Jitu banget perkataan Reza. Cowok itu menghela napas lagi. Dibenahi kembali pantatnya di samping Reza.“Gue kenal dia bukan sehari dua hari, Za. Bisa dibilang gue banyak ngabisin waktu sama dia. Gue kenal dia sebagai orang baik, supel, pokoknya semua yang baik-baik deh.  Tapi apa yang gue tahu belakangan ini memutar balikkan sosok dia di mata gue. Orang yang selama gue anggap baik, entah kenapa jadi sosok yang pingin gue hindari sejauh-jauhnya. Gue bahkan merasa rugi banget buat waktu yang gue habisin bareng dia. Tapi di sisi lain, gue nggak punya alasan yang jelas buat ngehin
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status