All Chapters of GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA : Chapter 81 - Chapter 90

96 Chapters

BAB. 81 Bertemu Dengan Dokter Darwin

Waktu berkunjung pun telah berakhir. Setelah berpamitan dengan Tuan Abian, Dita pun kembali mengendarai motor maticnya menuju ke Toserba.Hari itu, Toserba dipadati beberapa pelamar kerja. Dahlia telah membuka lowongan kerja dan menerima sekitar lima orang karyawan yang akan membantu di tokonya itu.Semua pelamar kerja itu. Sedang diseleksi oleh Silvi dan setelah itu giliran Dita yang akan mewawancarai mereka.Gadis itu langsung masuk ke dalam kantor setelah menyapa Silvi dan para pelamar kerja itu.Dia mendudukkan badannya di kursi kerjanya. Lalu mengecek keberadaan Dahlia melalui alat pelacak dari ponsel pintarnya. Setelah mengetahui jika sang nona muda sudah berada di kampusnya, perasaannya sangat lega.Setelah Silvi menyeleksi perlengkapan administrasi para pelamar itu, sekarang giliran Dita untuk mewawancarai mereka.Ada sekitar dua belas orang yang diwawancarai olehnya untuk menempati lima orang karyawan di toko tersebut. Hampir dua jam lamanya Dita melakukan wawancara itu. Akhi
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

BAB. 82 Menerima Tawaran Noah

Lagi-lagi Nyonya Meli eli kagum dengan kegigihan dokter Darwin untuk meraih kesuksesan."Jadi orang tuamu tinggal di Indonesia?""Iya Tante. Tepatnya di Surabaya. Ayah saya sudah lama meninggal. Tinggal ada ibu dan kedua adik saya yang masih sekolah.""Wah, Tante ikut prihatin ya, Nak Darwin.""Terima kasih, Tante." nawabnya.Tak terasa mobil dokter Darwin akhirnya sampai juga di kediaman keluarga Mahesa. Seperti biasa, dia membukakan pintu kepada Lastri."Terima kasih, dok." ucap Lastri.Lalu ketiganya pun masuk ke dalam rumah. Noah sedang asyik sendiri bermain game online di ruang keluarga. "Noah, kamu sudah sembuh?" tanya Tante Meli, kaget."Sudah, Tan." jawabnya."Hei, Bro! Lo main ke sini juga?" tanya Noah."Iya, aku ke sini karena Tante Meli bilang jika Kamu sedang kurang enak badan. Jadi aku sekalian mau periksa, kamu. Tapi sih, kalau aku lihat-lihat kamu sama sekali nggak sakit.""Itu dia masalahnya, Bro. Aku hanya sakit itu pada pagi hari. Tapi menjelang siang begini, aku
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

BAB. 83 Mendapatkan Restu

Bagai mendapatkan angin surga, hati dokter Darwin menjadi lega. Mendengar jika Tante Meli merestui niat baiknya kepada Lastri."Te ... terima kasih Tante," ucapnya gugup."Sama-sama, Nak Darwin." jawab Tante Meli."Oh ya. Kamu kapan mulai PDKT dengan Lastri?" tanyanya, lagi."Secepatnya, Tante. Akan tetapi aku mau pendekatan kami berjalan secara natural. Apalagi Lastri adalah korban kekerasan seksual. Pasti dia ada sedikit rasa trauma jika berdekatan dengan lawan jenis." jelas sang dokter."Tapi, Darwin. Aku maunya, kamu sama Lastri telah menikah sebelum anak itu lahir ke dunia. Aku nggak mau keponakan ku lahir tanpa kehadiran seorang ayah," ujar Noah penuh harap."Tante juga setuju dengan Noah," seru Tante Meli lagi.Bersamaan dengan itu, pintu ruang kerja diketuk dari luar dan terdengar suara Lastri."Kak Noah, Mama. Kalian ngapain di dalam?" tanyanya, dari balik pintu.Noah segera membuka pintu. "Masuklah, Lastri." ujarnya.Lastri pun masuk ke dalam dan mendapati jika di situ ju
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

BAB. 84 Pak Dosen Yang Baik Hati

Disaat mata dokter Darwin mulai mengantuk, tiba-tiba ponselnya berdering. Ternyata ada pesan dari Lastri.Lastri : "Halo dok, Anda sudah tidur?"Dokter Darwin : "Hai juga, Lastri. Aku belum tidur kok tapi hendak tidur."Lastri : "Maaf dok, aku baru menjawab pesanmu beberapa hari yang lalu.Dokter Darwin : "Tidak masalah Lastri. Aku sangat bahagia. Kamu akhirnya mau menjawab pesanku. Besok kamu ada waktu luang?"Lastri: "Ada kok, memangnya kenapa?"Dokter Darwin : "Aku ingin mengajakmu jalan-jalan di sekitaran Kota Brussels."Lalu keduanya pun mengakhiri percakapan itu. Keduanya merasa senang. Terutama dokter Darwin. Ternyata kesabarannya tidak sia-sia, Lastri akhirnya mau merespon pendekatannya. Demikian halnya Lastri, untuk pertama kalinya dia merasakan kehangatan dari seorang pria.Sementara di Jakarta, Pagi ini, Dahlia kembali masuk kuliah dan seperti biasa dia diantar jemput oleh Pak Andi.Sebenarnya, Tuan Abian sudah menyediakan satu mobil sport kepada sang menantu untuk mengan
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

BAB. 85 Jalan-jalan Di Taman

Kembali Ke Kota Brussels,Wajah dokter Darwin terlihat berbinar. Saat ini, dia sedang dalam perjalanan menuju ke kediaman Mahesa. Dirinya ingin menjemput Lastri. Rencananya mereka akan makan siang di luar, sesuai kesepakatan keduanya bersama tadi malam.Mobil dokter Darwin tiba di depan rumah, Lastri terlihat sudah menunggu kedatangannya. Dia bersama ibunya sedang duduk di teras."Selamat Siang Tante, Lastri." sapa dokter Darwin, kepada keduanya."Siang, Nak Darwin.”Siang, Pak dokter." jawab keduanya, berbarengan."Bagaimana Lastri, apakah kamu sudah siap? Kita harus cepat, nanti kamu telat makan siangnya," serunya, khawatir.Lastri yang diperhatikan oleh dokter Darwin seperti itu, merasa tersanjung. Dia sedikit menunduk saat ini, menutupi kegugupannya."Ya sudah kalian berangkatlah, sekarang," ujar, Nyonya Meli."Iya deh, Ma." jawab Lastri, sambil menunduk."Tante, kami permisi dulu.""Baiklah, kalian hati-hati ya di jalan." sahut, Nyonya Meli. Dengan telaten, dokter Darwin membu
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

BAB. 86 Di Sebuah Taman

Melihat dokter Darwin yang mulai menjauh darinya. Lastri dengan cepat meraih tangan sang dokter dan meletakkannya di atas perut buncitnya."Kamu bisa kok berkenalan dengannya," ujarnya."Benarkah?" Lastri mengangguk yakin."Halo Sayang, apa kabar kamu dalam rahim Mama? Semoga tetap sehat ya dan menjadi anak yang kuat. Ini tangan Papa, sayang. Papa ingin berkenalan denganmu. Tiga bulan lagi kita akan bertemu, ya?" Lalu tiba-tiba bayi dalam kandungan Lastri menendang tangan dokter Darwin."Ha-ha-ha-ha, dia menendang tanganku." seru sang dokter, senang."Oh, ya?" tanya, Lastri."Iya, sini berikan tanganmu." Lastri pun mengulurkan tangannya lalu disambut oleh tangan sang dokter dan meletakkannya di atas perut perempuan cantik itu. Tanpa keduanya sadari, kedua tangan mereka saling bersentuhan di atas perut Lastri."Iya benar, Darwin. Dia menendang tanganku." Lastri sadar dengan tangan mereka itu. Dia buru-buru melepaskannya. Namun dokter Darwin kembali meraih tangan Lastri. Seraya berkata
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

BAB. 87 Tingkah Junot Yang Aneh

Kembali ke Bar,Teriakan Junot itu, cukup menarik perhatian beberapa pengunjung bar itu. Sadar, dirinya menjadi pusat perhatian.Tatapan Junot menjadi tajam setajam pisau belati."Apa yang kalian lihat! Hah ...! Apa kalian sudah bosan hidup?" Melihat Junot yang sedang mengamuk itu. Buru-buru temannya pemilik bar itu menelpon Asisten Taufik.Dering ponsel Asisten Taufik berbunyi, dia segera mengangkatnya,Asisten Taufik :"Halo,"Pemilik bar :"Halo, Taufik. Segeralah datang ke bar milikku. Asistensl Taufik :"Memangnya ada apa, Bro?Pemilik bar :"Tuan Junot sedang berada di sini. Sepertinya, dirinya mabuk. Dia menakuti beberapa pelanggan ku yang lain."Asisten Taufik :"Baik, terima kasih informasinya Bro."Lalu, Asisten Taufik pun mematikan panggilan itu dan segera mengendarai mobil menuju bar tersebut."Jangan kurang ajar kalian! Kalian belum tahu siapa aku rupanya? Apa kalian mau aku masukkan ke kandang macan? Biar kulit kalian dicabik-cabik dan daging kalian dimakan oleh macan t
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

BAB. 88 Rasa Kangen Dan Cemburu

"Hei! Kamu kok melamun terus, sih? Udah bosan belajarnya? Kalau memang iya, jangan dipaksain." tutur Doan, kepada Lilian. Saat ini keduanya sedang berada di sebuah kafe. Seperti biasa, disela-sela kesibukannya Doan membantu Lilian mengerjakan tugas-tugas kuliahnya."Enggak kok, Kak." lirihnya."Hei, kamu jangan bohong. Kakak tahu sifatmu! Biasanya kamu periang dan semangat gitu. Tapi sekarang kok berbeda?""Aku nggak apa-apa kok, Kak." ujarnya, menutupi kegalauan hatinya."Kamu sudah tonton video yang Kakak kirim kemarin?" selidik, Doan. Dia curiga perubahan sikap Lilian gara-gara video itu."Su ... sudah," jawabnya, singkat."Terus setelah kamu menonton video itu, makanya sikapmu berubah seperti ini, benar nggak tebakan, Kakak?""Aku tidak mau membahasnya, Kak." "Lil, kakak mau tanya sama kamu. Apakah kamu masih mencintai Junot?""Aku tidak mau membahasnya, Kak. Please ..." serunya, memelas."Baiklah." sahut, Doan.Namun Doan masih bisa merasakan kesedihan hati adik angkatnya itu.
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

BAB. 89 Lilian Hampir Di Tabrak

Lilian berjalan keluar dari kafe itu dengan langkah santai. Dirinya sedang menunggu taksi online yang tadi baru saja dia pesan.Junot yang juga baru selesai meeting melihat Lilian yang berada di depan sebuah kafe tepat di sebelah restoran tempat dirinya meeting.Junot yang ingin masuk ke dalam mobilnya dan mencoba untuk tidak mempedulikan Lilian, namun tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Karena Junot melihat ada sebuah motor gede yang telah siap-siap ingin menabrak wanita kesayangannya, itu.Namun dengan cepat, Junot berlari menuju ke tempat di mana gadis favorit sedang berdiri. Lalu pria itu pun berteriak,"Lilian, Awas!" Bersamaan dengan itu, Junot segera menghadang tubuh Lilian sehingga dia terlepas dari pemotor yang ingin menabraknya. Alhasil yang jatuh ke tanah dan terkena senggolan pemotor itu adalah Junot."Tuan Muda!" teriak, Asisten Taufik. Dia segera menelpon anak buahnya untuk mengejar pemotor tersebut.Asisten Taufik :"Segera kejar orang itu!"Anak buah :"Siap, Tuan."Se
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

BAB. 90 Kembali Akrab

Di dalam kamar,Lilian akhirnya terbangun. Dia terlihat mulai menggeliatkan tubuhnya lalu melihat sekelilingnya, mencoba mengingat kembali, dia sedang berada di mana."Tadi bukannya aku sedang berada di di kamar Mas junot? Aku kan tadi sedang menjaganya karena dia masih belum siuman. Tapi sekarang, kok jadi aku yang terbaring di atas ranjang?" serunya, bingung sendiri.Lilian lalu meraih ponselnya, dan melihat jika ada sebuah pesan dari nomor baru, dia lalu membuka pesan itu.Asisten Taufik : "Nona, ini saya Asisten Taufik, asisten Tuan Junot. Maaf jika saya lancang mengirim pesan kepada Anda. Akan tetapi sepertinya, hal ini sangat penting. Saya rasa Anda patut mengetahuinya. Ini mengenai kondisi Tuan Muda. Sudah beberapa bulan terakhir ini Tuan Junot menderita penyakit maag akut. Hal itu terjadi, karena Tuan Junot tidak teratur makan. Dokter sudah memperingatkannya namun Tuan Muda, tidak pernah mau mendengar perkataan saya maupun perkataan dokter Adi. Akan tetapi saya sangat yakin j
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status