Ibu Uri, Murni, terdiam, wajahnya tegang saat mendengar cerita dari Uri. "Uri..." katanya pelan,Namun segera mencoba menenangkan. " Uri, jangan takut. Uri hanya lelah dan khawatir. Ana pasti baik-baik saja."Ayah Uri, Rian, yang mendengar perkataan Uri kemudian datang mendekat mencoba berbicara dengan lembut. "Uri, Jangan takut. Mungkin hanya terbawa perasaan. Uri baru saja melihat banyak orang di pasar, kan?" Ayahnya mencoba memberikan penjelasan yang rasional.Tapi Uri hanya menggoyangkan kepalanya cepat-cepat, tatapannya penuh ketakutan. "Tidak, yah! Ana... dia tidak bergerak. Tidak seperti orang yang tidur. Ada darah... banyak sekali darah. Aku... aku takut ada yang mengejarku!"Murni dan Rian saling pandang, raut wajah mereka kini berubah serius.Mereka tidak tahu bagaimana harus merespons, karena tak ada bukti nyata selain ketakutan yang begitu jelas terlihat di wajah anak mereka."Uri," kata ibunya dengan lembut, " Tenang dulu. Tidak ada yang mengejar. Mungkin hanya karena mer
Last Updated : 2024-12-02 Read more