Beranda / Horor / RAHASIA DUNIA GAIB / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab RAHASIA DUNIA GAIB: Bab 11 - Bab 20

31 Bab

Bab 11: Keputusan di Ambang Kehancuran

Saat Arka dan Ki Jarang melangkah melewati pintu yang dipilih, mereka diselimuti cahaya putih yang begitu terang hingga menutupi pandangan mereka sepenuhnya. Rasanya seperti tubuh mereka ditarik dan diurai menjadi serpihan, hanya untuk dirakit kembali di tempat yang tidak mereka kenali.Ketika cahaya itu perlahan memudar, mereka menemukan diri mereka di tempat yang sama sekali berbeda. Sebuah hutan lebat terbentang di hadapan mereka, tetapi ada sesuatu yang salah. Pohon-pohon di sekitar mereka tidak seperti pohon biasa; batangnya terbuat dari sesuatu yang tampak seperti tulang, sementara daunnya berwarna hitam dan bergerak meskipun angin tidak berhembus. Suasana di hutan itu sunyi, tetapi bukan sunyi yang menenangkan, lebih seperti sunyi yang dipenuhi ancaman."Apa ini?" bisik Arka, mencoba menyesuaikan pandangannya.Ki Jarang memeriksa lingkungan sekitar dengan saksama. "Ini adalah ruang lain dalam ujian kita," katanya. "Kita belum keluar. Penjaga itu masih mengawasi kita."Benar saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 12: Keputusan di Ambang Akhir

Saat Arka dan Ki Jarang melangkah menyusuri jalan batu yang mengarah ke altar, suasana di sekitar mereka berubah. Hutan yang sebelumnya menyeramkan perlahan memudar, seperti bayangan yang ditelan cahaya. Udara yang sebelumnya terasa berat kini mulai menghangat, dan di kejauhan, altar bercahaya tampak semakin jelas.Namun, setiap langkah yang mereka ambil terasa lebih berat dari sebelumnya, seolah-olah beban tak kasat mata menarik tubuh mereka ke bawah. Arka bisa merasakan keringat dingin mengalir di dahinya, tetapi ia menolak untuk berhenti."Ini hampir berakhir," kata Ki Jarang dengan napas terengah.Arka mengangguk, tetapi keraguan mulai tumbuh di hatinya. "Ki Jarang, apa yang akan terjadi jika kita gagal? Penjaga itu mengatakan bahwa jiwa kita bisa lenyap."Ki Jarang menghentikan langkahnya sejenak, menatap Arka. "Itu kemungkinan yang nyata. Tetapi jika kita tidak mencoba, dunia kita akan hancur lebih cepat dari yang bisa kita bayangkan. Risiko ini adalah sesuatu yang harus kita ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 13: Jejak Pengorbanan di Dunia yang Berubah

Arka melangkah keluar dari altar dengan hati yang berat. Ia meninggalkan tempat suci itu sendirian, tanpa Ki Jarang di sisinya. Udara di sekeliling terasa berbeda, lebih segar, lebih tenang, tetapi kehampaan di hatinya begitu kuat hingga nyaris menenggelamkan rasa lega.Saat ia berjalan kembali ke dunia yang kini telah berubah, kenangan terakhir tentang Ki Jarang terus terputar dalam benaknya. Kata-kata terakhir sang mentor, "Lindungi dunia ini dengan segala kekuatanmu," terdengar seperti janji yang terlalu berat untuk ditanggung oleh seorang pemuda. Namun Arka tahu, ia tidak memiliki pilihan lain. Dunia ini membutuhkan harapan, dan kini harapan itu ada padanya.Dunia yang SunyiSetelah berjalan selama beberapa jam, Arka akhirnya keluar dari padang rumput yang terbentuk menggantikan hutan hidup. Ia mendapati dirinya berada di sebuah dataran luas, dengan sisa-sisa kehancuran di sekelilingnya. Pohon-pohon hangus, tanah yang retak, dan reruntuhan bangunan menjadi pemandangan yang menyamb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 14 : Membangun Dunia dari Puing-Puing

Setelah meninggalkan perpustakaan dengan buku kuno di tangannya, Arka berjalan melintasi jalan-jalan kota yang hancur. Angin bertiup kencang, membawa serpihan debu dan abu dari kehancuran yang pernah terjadi. Meski langit terlihat cerah dan matahari bersinar terang, kesunyian kota itu tetap menghantui.Arka membuka kembali halaman-halaman buku yang ia temukan, membaca setiap kalimat dengan cermat. Ia tahu bahwa buku itu mungkin menjadi satu-satunya petunjuk untuk memahami apa yang terjadi dan bagaimana dunia ini bisa kembali seperti semula.---Rahasia dalam BukuBuku itu penuh dengan teks-teks kuno dan ilustrasi yang menjelaskan asal-usul lonceng kegelapan, altar, dan kristal suci. Arka membaca dengan hati-hati, berusaha memahami kata-kata yang tertulis dalam bahasa yang hampir tidak ia kenali.Salah satu bagian menarik perhatian Arka:"Kristal suci bukan hanya kunci untuk menghentikan kegelapan, tetapi juga pintu menuju penciptaan baru. Dalam siklus kehancuran dan penciptaan, jiwa y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

BAB 15 : Jejak yang Lebih Dalam

Arka meninggalkan benteng Sang Pemulih dengan hati yang berat. Meskipun ia berhasil menghentikan kelompok itu untuk sementara waktu, ia tahu bahwa ancaman yang lebih besar mungkin masih ada di luar sana. Dunia ini, yang berada di ambang kehancuran total, tidak hanya membutuhkan perlindungan tetapi juga pemulihan.Saat malam tiba, Arka beristirahat di sebuah gua kecil di tepi hutan. Cahaya bulan masuk melalui celah-celah bebatuan, memberikan penerangan lembut yang cukup untuknya membaca buku kuno yang ia temukan di perpustakaan sebelumnya.Ia membuka kembali halaman yang berbicara tentang "penjaga baru." Di bagian lain buku itu, ia menemukan deskripsi tentang berbagai "Ujian Kehidupan" yang harus dilalui oleh seseorang yang ditandai oleh kristal suci. Ujian ini akan mengukur sejauh mana keutuhan hati, keberanian, dan keikhlasan seseorang dalam memikul tanggung jawab untuk melindungi dunia."Hanya mereka yang berhasil melewati ujian ini yang dapat memanfaatkan kekuatan kristal secara pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 16 : Fajar di Tengah Kegelapan

Pagi pertama setelah melewati ujian cermin terasa berbeda bagi Arka. Hawa dingin yang menelusup di hutan kini tak lagi membuatnya gemetar. Ada rasa baru dalam dirinya, seperti kekuatan yang selama ini terpendam perlahan mulai bangkit.Darman, yang sedang duduk bersila di atas batu besar, memanggil Arka dengan nada tenang. "Kau sudah melangkah jauh, Arka. Tetapi jalanmu masih panjang. Ujian itu hanyalah awal dari apa yang akan kau hadapi."Arka mendekati Darman dan duduk di depannya. "Apa yang terjadi selanjutnya? Apa aku harus melewati lebih banyak ujian seperti itu?"Pria tua itu mengangguk pelan. "Ya. Namun, ujian berikutnya tidak akan terjadi di dalam ruang tertutup seperti sebelumnya. Dunia ini sendiri adalah ujianmu."Arka merasa bingung. "Apa maksudmu?"Darman menghela napas panjang, lalu membuka sebuah gulungan peta yang ia ambil dari tasnya. Peta itu tampak sangat tua, dengan beberapa bagian kertasnya hampir hancur."Di setiap penjuru dunia ini, ada bekas-bekas energi dari lon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 17 : Pengawal Kegelapan

Arka menatap pria berjubah hitam itu dengan penuh kewaspadaan. Bekas luka yang melintasi wajahnya seperti ukiran kebencian, dan aura kegelapan yang terpancar dari tubuhnya membuat udara di sekitar terasa lebih berat.Pria itu tertawa kecil, suaranya dalam dan menggetarkan. "Jadi kau adalah 'Pembawa Cahaya' yang dibicarakan banyak orang belakangan ini. Tak kusangka kau cukup berani memasuki Hutan Bayangan seorang diri."Arka menghunus pedangnya. "Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?"Pria itu berjalan mendekat dengan santai, seolah-olah Arka bukan ancaman sama sekali. "Namaku Zevak. Aku adalah salah satu pengawal kegelapan, penjaga dari sisa-sisa energi yang ditinggalkan oleh lonceng itu. Dan kau, anak muda, telah melangkah terlalu jauh."Arka merapatkan kakinya, bersiap untuk bertarung. "Aku tidak mencari masalah, Zevak. Aku hanya ingin mengambil cahaya itu untuk menghentikan kegelapan yang terus merusak dunia ini."Zevak berhenti beberapa langkah di depan Arka. "Mengambil cahaya?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 18 : Perjalanan Menuju Gunung Eldor

Perjalanan Arka berlanjut setelah ia berhasil mengalahkan Zevak dan mendapatkan bola cahaya dari Hutan Bayangan. Hutan itu telah menguji keberaniannya dan mengajarkan pelajaran berharga tentang diri sendiri. Tetapi, meskipun ia merasa lebih kuat dengan cahaya yang kini bersamanya, Arka tahu bahwa itu hanya permulaan dari jalan yang jauh lebih panjang. Tujuannya selanjutnya adalah Gunung Eldor, yang terletak di utara, di peta yang diberikan oleh Darman.Gunung Eldor bukanlah tempat biasa. Dikenal sebagai gunung suci yang dihuni oleh para penjaga kuno dan makhluk mistis, gunung ini dipercaya menyimpan kunci untuk memecahkan misteri lonceng kegelapan yang pertama kali dibunyikan. Arka harus menemui sumber kekuatan yang lebih dalam di sana, yang bisa membantunya dalam pertarungan melawan ancaman yang lebih besar.Perjalanan menuju gunung itu penuh tantangan. Meskipun ia memiliki bola cahaya yang memberinya kekuatan tambahan, Arka tidak bisa meremehkan alam dan makhluk yang bisa menghalang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 19 : Penjaga Kabut Gelap

Udara di lereng Gunung Eldor semakin dingin dan menusuk tulang. Setiap langkah Arka dan Loran terasa berat, seperti beban tak kasat mata menekan tubuh mereka. Kabut tebal yang menyelimuti gunung membuat pandangan mereka terbatas, hanya beberapa meter ke depan. Di tengah keheningan, suara angin yang melolong samar-samar terdengar, membawa bisikan-bisikan yang sulit dimengerti.Arka menghentikan langkahnya, memandang sekitar dengan waspada. “Kau dengar itu?” tanyanya pelan.Loran mengangguk, menggenggam tombaknya lebih erat. “Ini bukan suara angin biasa. Ada sesuatu di sini.”Mereka berdua mempercepat langkah, menapaki jalan berbatu yang menanjak dengan hati-hati. Kabut semakin tebal, hingga akhirnya mereka merasa seperti berjalan di tengah lautan awan. Di tengah kebisuan itu, sebuah suara menggema, dalam dan penuh amarah."Beraninya kalian menginjakkan kaki di wilayah ini. Siapa kalian yang mencoba mengganggu kedamaian Gunung Eldor?"Arka menghentikan langkahnya, tubuhnya siaga. "Kami
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 20 : Gerbang Cahaya

Langkah Arka dan Loran semakin mantap ketika mereka mendekati kuil yang terletak di puncak Gunung Eldor. Meskipun perjalanan mereka terasa melelahkan, ada sesuatu yang menggerakkan hati mereka untuk terus maju. Suara angin yang menyisir gunung terdengar lebih lembut sekarang, seolah memberikan semangat.Di depan mereka, pintu kuil itu berdiri megah, terbuat dari batu hitam yang berkilau di bawah sinar matahari yang perlahan terbenam. Di sekitar pintu, ukiran-ukiran kuno memancarkan aura misterius. Arka merasa ada kekuatan besar yang tersembunyi di baliknya. Ia tahu, ini adalah tempat yang mereka cari, tempat di mana segala jawaban akan terungkap."Ini dia," kata Arka dengan penuh tekad. "Kita sudah sampai."Loran mengangguk, meskipun wajahnya masih menunjukkan kelelahan. "Aku tak tahu apa yang akan kita temui di dalam. Tapi kita tidak punya pilihan lain."Mereka mendekati pintu besar itu, yang tiba-tiba terbuka begitu saja tanpa ada tanda-tanda adanya mekanisme atau kekuatan eksternal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status