All Chapters of Kesandung Cinta Dokter Brondong: Chapter 91 - Chapter 100

111 Chapters

91. Percaya

“Kami sepakat akan menikah pekan depan.” Radit menjawab dengan tenang pertanyaan para tetua tentang kapan kira-kira mereka bisa menikah. Semua orang terkejut tentu saja termasuk juga Nirmala, seharusnya kami yang dimaksud Radit adalah dia dan laki-laki itu, tapi Nirmala malah tak tahu apa-apa. Nirmala memandang Radit yang duduk di depannya dengan tajam, memberi isyarat bahwa dia tak setuju dengan ide gila Radit, bagaimana bukan ide gila kalau pertunangan mereka yang hanya menjadi pertemuan dua keluarga saja Nirmala sudah kalang kabut sendiri, bagaimana jika itu pesta pernikahan pasti persiapan lebih kompleks. Dan jangan berpikir untuk melakukan pesta sederhana, karena belum apa-apa saja Bu Lastri sudah mengira-ngira akan mengundang setidaknya lima ratus orang.“Kalian tidak menyembunyikan sesuatu, kan?” tanya ayah Radit yang disetujui oleh semua orang yang datang. Nirmala langsung merapatkan kedua tangannya menutupi perut. Bukan karena ada sesuatu yang ingin dia sembunyikan tapi
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

92. Tak Kasat Mata

Radit menggenggam tangan Nirmala dengan lembut, bersama mereka melangkah memasuki rumah sakit. Pagi ini memang sengaja Radit mengosongkan jadwalnya untuk mendukung Sazi melakukan pengobatannya, karena dia sudah berjanjian tidak akan terlalu dekat dengan gadis itu yang nantinya akan menimbulkan kesalahpahaman maka Radit mengajak Nirmala turut serta bersamanya. Nirmala tentu saja menolak ide itu, karena dia sendiri tidak terlalu mengerti dengan penanganan orang seperti itu dan takutnya kalau dia ikut nongol malah akan menambah masalah. Tapi Radit merasa Nirmala harus ikut. Dan di sinilah mereka sekarang melangkah bergandengan tangan.“Apa Sazi dirawat di sini?” tanya Nirmala saat mereka memasuki lorong rumah sakit.“Tidak.”“Lalu untuk apa kita ke sini kamu bilang akan menjenguk Sazi.”“Bukan menjenguk tepatnya menemani Sazi mengunjungi dokter.”Nirmala menarik tangannya dari genggaman Radit dia berhenti melangkah dan memandang Radit dengan tajam. “Kamu yakin aku harus ikut? Secara
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

93. Alasan

Nirmala melangkah ke bangku panjang yang ada di sana lalu mengeluarkan ponselnya dan mencoba bermain apa pun yang ada di sana, melihat-lihat postingan orang lain, me-like-nya atau bahkan memainkan permainan ular yang ada di ponselnya apa pun asalkan dia terlihat sibuk. Nirmala tahu tante Radit makin menatapnya dengan sinis, tapi apa pedulinya dia hanya ke sini atas permintaan Radit untuk membantu sepupunya, jadi tantenya mau menerima atau pun tidak itu bukan urusannya. “Kamu lihatkan bahkan dia tak punya sopan santun, main pergi begitu saja.” Masih bisa didengar Nirmala perkataan tante Radit yang menudingnya. “Memangnya dia harus ngapain, ngladeni Tante marah-marah? Percuma juga capek banget ingat, Tan kami hanya membantu di sini jadi aku harap Tante tidak keterlaluan.” Radit langsung melangkah menghampiri Nirmala dan duduk di sebelahnya, tak memedulikan tantenya yang menjerit kesal karena ulahnya. “Kamu tema
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

94. Awal Untuk Akhir

Sejak pagi rumah Nirmala telah ramai, banyak saudara dan para tetangga yang hilir mudik di sana, dapur yang biasanya menjadi tempat kerja Nirmala dan para pegawainya pagi ini juga masih tampak sama dan bertambah ramai dengan tambahan beberapa orang. Mereka bukan sedang bekerja keras untuk menyelesaikan pesanan, bahkan toko roti Nirmala juga tutup hari ini. Iya hari ini memang hari istimewa, setelah banyak drama yang terjadi akhirnya mereka sepakat untuk menggelar acara akad nikah saja, hanya mengundang tetangg dan kerabat dekat. Budhelah orang yang paling sibuk di dapur, menyiapkan segala sesuatu yang menjadi keperluan acara. Sedangkan Nirmala sendiri pagi ini sudah cantik dengan polesan make up dari MUA ternama yang sengaja dia datangkan. “Cantik banget adik aku.” Gita menatap Nirmala yang sudah berdandan rapi. Akad nikah akan diadakan pada pukul sembilan pagi dua jam lagi dari sekarang. “Aku
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

95. Welcome

Radit menarik sebuah koper berisi pakaian dan barang-barang Nirmala, di belakangnya Nirmala berjalan pelan dengan menenteng dua buah tas kresek di masing-masing tangannya. “Heran dulu saja masih pacaran dibukain pintu, digandeng sekarang boro-boro malah ditinggalin,” dumel Nirmala. “Kamu ngomong apa, Hon?” tanya Radit yang mendengar Nirmala berbicara tak jelas.“Nggak,” jawabnya ketus. Radit mengangkat alisnya memperhatikan Nirmala yang berjalan pelan mengikutinya. “Masih sakit memangnya, Hon?” Nirmala yang menyadari ke mana arah pandangan Radit, langsung menutup bagian depan tubuhnya dengan kantong plastik yang ada di tangan kanannya. Lalu menoleh kanan kiri, khawatir ada yang mendengar ucapan Radit.Rumah Radit memang ada di sebuah perumahan meski tergolong mewah tapi tetap saja tembok tetangga tanpa sekat. “Sttt ngomong gitu jangan keras-keras malu tahu.” Dengan k
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

96. Bersamamu

“Kamu nanti pulang jam berapa?”Nirmala memandang Radit yang sedang bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit. Hari masih terlalu pagi memang, pukul enam pagi dan Nirmala yang sudah terbiasa bangun terlalu pagi untuk membuat kue , sudah segar pagi ini tinggal membantu Radit bersiap dan dia sendiri juga akan bersiap ke toko. Selama sebulan pernikahan mereka, Nirmala memang harus terbiasa dengan jam kerja Radit yang tidak beraturan, kadang dia berangkat pagi-pagi sekali, pulang siang hari kemudian berangkat lagi atau sebaliknya. Nirmala yang belum terbiasa dengan jam kerja Radit memang sedikit mengeluh, dia yang memang tidak pernah bekerja untuk orang lain, tentu sulit memahami hal itu. “Setelah makan malam aku usahakan sudah pulang.” Radit memandang wajah istrinya yang cemberut dengan rasa bersalah, setelah mereka menikah memang hanya sedikit cuti yang bisa dia ajukan karena banyaknya pasien di rumah sakit.  Dan tiap hari j
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

97. Nyinyir

Dua tahun kemudian.Nirmala memandang rumah mewah khas jawa yang berdiri megah ini dengan pandangan datar, dua tahun sudah dia menjadi menantu di keluarga ini. Sudah ke sekian kalinya dia berkunjung ke mari, tapi tetap saja ada perasaan tak nyaman saat sampai di sini bukan karena pemilik rumah ini yang tak menerimanya, tapi  justru karena orang lain yang selalu memicu pertengkaran di rumah ini. Nirmala mendesah lagi, seharusnya dia tak datang saja, atau menunggu suaminya sampai pulang ke rumah dan datang bersama-sama. Tapi  Nirmala juga tak bisa menutup mata mertuanya pasti ingin dia di sini sekedar membantu menyapa tamu, bagaimanapun dia juga bagian dari keluarga ini.“Lho, Mbak Mala ibu di dalam, Mbak silahkan masuk.” Bi Darmi, assisten rumah tangga mertuanya menyapa.“Bibi mau ke mana?” “Mau beli garam ke warung sebentar, Mbak.”Nirmala hanya mengangguk dipandangi sejenak bi darmi yang berjalan kelua
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

98. Resah

Nirmala memasuki kamarnya dengan hati kesal, pesta telah berakhir tapi beberapa orang saudara yang mengaku akan membantu membereskan sisa acara malah lebih memilih bergosip di dekat kolam dan Nirmala jelas tahu siapa yang mereka jadikan bahan gosip, siapa lagi kalau bukan dirinya. Dia bahkan sampai terheran-heran bagaimana bisa ada gosip dia yang merebut Radit dari sazi, saat keduanya sudah akan mengadakan pernikahan, sehingga sazi menjadi depresi.  Benar-benar gila dan tak masuk akal. Nirmala memejamkan matanya sejenak, dia sudah sangat lelah dengan ini semua. Orang tua Radit dan Radit sendiri memang terlihat sangat menyayanginya, tapi kenapa mereka membiarkan masalah ini berlarut-larut tanpa memberikan penjelasan, ataukah keluarga besar Radit saja yang memang terlalu bebal.Hari beranjak malam, di luar beberapa assisten rumah tangga memang masih sibuk membereskan sisa pesta meski sudah tak banyak lagi.Tak ma
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

99. Serangan

Radit menggenggam jemari istrinya lembut, dan memainkannya sejenak. “Katanya mau bicara?” tanya Nirmala yang menunggu Radit mengatakan sesuatu. Radit memandang istrinya sejenak ada sedikit keraguan di sana tapi bagaimanapun dia harus tetap mengatakannya. “Tadi aku mendapat tawaran untuk menjadi kepala bagian, bagaimana menurut pendapatmu?” "Apa itu artinya kamu tidak akan bekerja di dua tempat?"Radit memandang Nirmala salah tingkah."Aku masih bekerja di dua tempat, aku akan usahakan resign di salah satunya kalau sudah ada pengganti.""Apa itu berarti aku harus mengucapkan selamat?"Radit membawa istrinya ke dalam pelukan. "Kamu tidak suka ya suamimu naik jabatan?""Aku tidak suka sering ditinggal, semakin ke sini kamu semakin tak punya waktu untukku," jawab Nirmala lugas."Aku kan kerja buat kamu juga, Hon.""Apa aku pernah m
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

100. Gagal

Tanpa menoleh lagi Radit langsung membawa Nirmala pergi dari rumah mamanya, bukan karena marah pada mamanya tapi malas saja bertemu dengan para saudaranya yang sudah berkumpul di meja makan, Radit berani bertaruh kalau mereka pasti sedang membicarakan dia dan Nirmala. “Maaf, ya kamu jadi bertengkar dengan tantemu.” Radit menatap Nirmala sejenak, istrinya itu pasti merasa tidak nyaman dengan pertengkaran tadi. “Sebentar.” Radit tiba-tiba mencondongkan tubuhnya pada Nirmala, yang membuat sang istri terkejut. “Cuma mau pakaikan sabuk pengaman kenapa kaget gitu, kayak anak perawan yang didekati gebetannya saja.” Dibilang begitu Nirmala spontan manyun, dia hanya sedikit terkejut saja tiba-tiba Radit mendekatkan tubuhnya. “Aku cuma kaget, ishh lagian siapa suruh seenaknya, dempet-dempet anak gadis orang,” dumelnya kesal. “Siapa?” “Apanya?”“Anak gadis orang?”“Ya akulah.” 
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status