Home / Romansa / Dekapan Dingin Suami Panas / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Dekapan Dingin Suami Panas: Chapter 211 - Chapter 220

232 Chapters

211. Cinta Terpendam

"Ini kamar kamu yah, Tia," ucap Alana, tersenyum manis pada Tia pada akhir kalimat. Tia menganggukkan kepala lalu tersenyum tipis pada Alana, "terimakasih, Princess. Kalau begitu, aku istirahat dulu yah.""Oke." Alana menganggukkan kepala kemudian segera beranjak dari sana. Sedangkan Tia, dia masuk dalam kamar dan langsung membaringkan tubuh di atas ranjang. Tia langsung menghubungi seseorang dan memarahinya. "Seharusnya tadi kamu datang menjemput Alana. Suaminya terlambat dan itu kesempatanmu untuk terlihat lebih gentleman daripada suaminya. Ck, kamu sangat payah." Tia mengomeli orang tersebut. 'Aku tidak bisa datang karena banyak pekerjaan. Dan … kau yakin aku bersaing dengan Ethan Abbas Azam? Dia seorang Azam. Aku bisa mati jika macam-macam dengannya. Atau jangan-jangan kau hanya menjebakku yah.' Tia melihat pelipis. "Dasar bodoh! Memangnya kenapa jika suami Alana adalah Ethan Abbas Azam?! Kenapa harus takut?! Alana tidak mencintai Tuan Ethan dan … mereka menikah karena keterp
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

212. Kau Sudah Cocok

Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan sudah mengenakan piyama, Alana berniat untuk tidur. Hari ini sangat melelahkan, Alana butuh istirahat. "Kau sudah mengantuk?" tanya Ethan, datang dari arah balkon kamar. Dia menutup pintu balkon dan merapikan sedikit gorden. Alana yang sudah menutup mata, kembali membuka mata, "iya, Kak Ethan. Aku sangat mengantuk," ucap Alana berat, menatap Ethan dengan kelopak mata yang terasa sulit diangkat. Ethan mendekat pada Alana, kemudian duduk di sebelah istrinya berbaring. "Humm. Tidurlah," ucap Ethan lembut, mengusap rambut Alana dengan penuh kasih sayang. "Kak Ethan ingin sesuatu yah?" tanya Alana, mendongak pada suaminya–menatap pria itu berat dan kantuk. Dia bisa saja langsung tidur, akan tetapi dia kepikiran. Tidak mungkin Ethan bertanya padanya apakah sudah mengantuk atau tidak jika pria ini tak ingin sesuatu bukan? "Aku menginginkanmu," ucap Ethan tiba-tiba. Mata Alana seketika lebar, kantuknya langsung hilang karena efek debaran ja
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

213. Maksudmu Apa?

Uhuk' uhuk' uhuk' Mendengar ucapan suaminya, Alana seketika terbatuk-batuk. Alisnya mengerut dan tatapannya berang pada Ethan. "Kenapa?" Ethan menaikkan sebelah alis, menatap Alana dengan smrik tipis di bibir, "kau dan aku sudah seharusnya memiliki anak bukan?" ucap Ethan, berniat bercanda untuk sekadar menggoda istrinya. Alana menggembungkan pipi, tak menjawab apa-apa dan hanya menatap cemberut pada Ethan. Dia ingin bilang kalau dia tak mau punya anak, akan tetapi dia takut Ethan tersinggung. Membahas anak, kadang menyenangkan tetapi kadang sensitif. Harus berhati-hati. "Umm … Alana, kamu nggak mau punya anak kan?" Tiba-tiba Tia menyeru, membuat Alana menoleh panik pada Tia. Mata Alana melebar dan melototi Tia, memberi isyarat agar Tia menjaga mulutnya. Meski Ethan terlihat bercanda, tetapi seperti yang Alana katakan, membahas anak itu hal yang sensitif. "Hah? Benar kan Princess tak ingin punya anak? Waktu itu Princess bilang padaku kalau princess tak ingin punya anak karena P
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

214. Ini Ujian Untukmu

"Apa maksudmu tadi pagi?" "Hah, aku tidak paham, Al?" Tia mengerutkan kening, menatap Alana bingung. "Maksud ucapanmu tadi padi apa? Seingatku aku nggak pernah membicarakan pasal anak padamu," ketus Alana, tak bisa menyembunyikan perasaan marah yang menyelimuti dirinya. Siapa yang tak marah dan kesal? Tiba-tiba dia dituduh tak ingin punya anak karena takut badannya rusak. Ucapan Tia yang seperti itu bisa memicu keributan rumah tangga Alana dan Ethan! "A-aku bermaksud menyampaikan keinginan kamu, Al. Namamu sedang naik dan kamu harus menghindari yang namanya hamil. Kalau kamu hamil, kamu bisa merusak tubuhmu," ucap Tia pelan, menatap Alana takut. "Kamu tahu?! Aku tidak peduli namaku naik atau tidak. Aku syuting karena hobi bukan pekerjaan! Jika sewaktu-waktu aku berhenti, aku sama sekali tidak takut." Alana melayangkan tatapan tajam pada Tia. Tukang rias yang saat ini memperbaiki make up Alana sampai dibuat takut, "dan mengganti bentuk badanku rusak atau tidak …- pantas nggak k
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

215. Tamparan Untuk Pengacau

"Kau bawa apa saja?" tanya Tia pada seorang pria, di parkiran belakang–khusus untuk para kru film. Dia mengenakan masker, kacamata dan topi agar tak ada yang melihatnya bertemu dengan pria ini di sini. "Aku membawa coklat, makan siang dan strawberry," jawab Hendru, tersenyum tipis karena dia bangga pada dirinya sendiri sebab masih ingat makanan kesukaan Alana, "Alana sangat suka strawberry dan coklat. Dia pasti akan senang." "Bagus." Tia mengagukkan kepala, "saat ini adalah ada di ruang rias, cepat ke sana sebelum Tuan Ethan datang." "Tapi-- apa kau yakin?" Hendru mengerutkan kening, dia cukup tak yakin bisa melaksanakan rencana ini. Dia takut kalau dia kena imbasnya. Dia sedikit tahu tentang keluarga Azam, dan mereka semua orang-orang berbahaya. Bagaimana jika Ethan yang merupakan Azam melakukan sesuatu padanya karena dia lancang mendekati Alana? "Kenapa? Kamu ragu?" Tia balik bertanya pada Hendru, "sudah kukatakan padamu, Alana dan Tuan Ethan menikah karena pengantin Tuan
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

216. Memang Tampan Sih

"Tu-Tuan Ethan …." Hendru berujar panik, eksperisnya tegang dan wajahnya mulai pucat. "Melindungi Alana dari pria mesum? Maksudmu aku pria mesum?" ucap Ethan dengan nada tenang dan terkesan santai. Akan tetapi, orang-orang dalam ruangan itu membeku dan bergidik ngeri. Ethan berbicara pada pria aneh itu, tetapi mereka semua yang merasakan dampak horor-nya. "Atas dasar apa kau menyebutku mesum?" lanjut Ethan, masih berakat dengan nada tenang. Meski begitu, aura intimidasi menguar dari tubuhnya–mendominasi dan membuat siapapun di ruangan ini merasa tak nyaman. Termasuk Hendru tang sudah terlihat pucat dan gugup. 'Sialan kau, Tia. Kau bilang Tuan Ethan tidak di sini, tetapi …- argkkk! Kau menjebakku!' batin Ethan, sudah merinding dan ketakutan. Dia dalam masalah besar! "A-anda salah paham, Tuan. A-aku … aku pikir anda pria yang sedang menggangu Alana," ucap Hendru, berkata gugup karena dia sangat panik. Dia mencoba menyelamatkan diri, berharap Ethan memaklumi kesalahannya dan tak
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

217. Hati Yang Berdebar

"Berkedip.""Eh." Alana tersentak kaget, reflek mengerjap dan menarik kepala karena jarak wajah Ethan yang begitu dekat dengannya. Sial! Sejak kapan Ethan sudah di dekatnya, dan … bagaimana bisa Alana tak menyadari itu?"Kau bengong karena apa?" tanya Ethan dengan nada rendah dan serak, menyentuh ujung hidung istrinya–menoelnya dengan pelan. "A-aku bengong karna sedang ingin bengong saja. Ada adegan bengong di skenario film, aku sedang belajar untuk mendalami karakter," alibi Alana, sedikit gugup karena pengaruh jantungnya yang berdebar dan jarak wajah Ethan yang masih dekat. Oh my god! Ethan sangat tampan dan … wow, rasanya Alana sulit mengedipkan mata."Berkedip." Ethan menegur agar istrinya berkedip. Alana berkedip lalu memalingkan wajah, pura-pura meraih ponsel dan memainkannya. Ethan beranjak dari sana, dia ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuh. Alana sendiri, sebenarnya sudah fokus pada handphone. Akan tetapi, ketika mendengar pintu kamar mandi tersebut, entah kenapa kepala
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

218. Alana yang Semakin Muak

"Kurasa kau sedang jatuh cinta padaku," ucap Ethan tiba-tiba, mengabaikan perkataan Alana dan mengalihkan topik.Deg deg deg'Jantung Alana berdebar mendengar perkataan Ethan, wajahnya langsung merah keseluruhan–tak bisa menahan salah tingkah dan gugup yang berkolaborasi jadi satu. Kalimat tuduhan Ethan membuatnya seperti seorang tersangka dalam sebuah persidangan! "Kak Ethan ada-ada saja. Siapa yang jatuh cinta?" jawab Alana, mengelak dan tak mau mengaku. Dia menatap naskah dan kembali berpura-pura fokus mempelajari dialognya. "Aku punya bukti." Ethan tiba-tiba bangkit dari kursi kerja, berjalan menghampiri istrinya yang duduk di sofa. "Hah? A-apa? Bukti apa?" panik Alana. Dia takut menjadi terdakwa di persidangan ini. Sial, jangan sampai dia menjadi terpidana setelah ini. 'Oke, Alana. Calm dwon, Princess! Kamu kan tak mencintai Kak Ethan, jadi kamu nggak harus panik seperti ini.' batin Alana, berusaha menenangkan diri agar tidak gugup dan panik. "Kau diam-diam mengambil fotoku.
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

219. Bisikan dalam Tidur

"Bagaimana, Tuan Ethan?" tanya Tia kembali, terlihat begitu antusias karena dia yakin sekali Ethan akan menyetujui ucapannya. Secara dia teman dekat Alana. "Aku kan sudah bilang kalau kamu nggak bisa menginap di rumahku. Kak Ebrahim di sana!" jawab Alana dengan nada kesal, terkenal ketus karena benar-benar benci pada Tia. Ingin sekali dia menjambak rambut Tia, tetapi sayang Alana tak terlalu mahir jambak-jambakan sehingga dia memilih memendam perasaan tersebut. Tia menoleh ke arah Alana, tatapannya terlihat malas dan sedikit mencemooh. Alana yang melihatnya semakin kesal, entah kenapa juga Alana merasa Tia semakin memiliki keberanian padanya. "Aku bertanya pada Tuan Ethan, Al, bukan padamu. Lagipula-- apa kamu tega kalau aku harus menginap di hot--"Cittttt'BugLuke tiba-tiba me-rem mendadak, membuat Tia menghentikan ucapannya. Tubuhnya terpental ke depan dan kepala terbentur keras ke dasboard mobil. Kebetulan Tia tak memakai sabuk pengaman! "Maaf-- kucing menyeberang lagi, Tuan,
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

220. Dia yang dijadikan Umpan

"Hentikan!" dingin seseorang, berhasil membuat tiga pria yang sedang menyetubuhi seorang perempuan secara paksa, menyudahi perbuatan mereka. Ketiga orang tersebut bergegas mengenakan pakaian, terlihat marah dan kesal karena aksi mereka dihentikan oleh sosok pria dingin. Namun, melihat banyaknya pengawal di belakang pria itu, mereka tidak berani memukulnya. "Kau siapa?!" galak salah satu dari tiga pria. Dia mungkin bosnya, terlihat dari tampangnya yang lebih sangar dari dua pria di sampingnya. Perempuan yang menjadi korban pelecehan tersebut buru-buru memungut pakaiannya, menutupi tubuhnya yang telanjang sebisa mungkin lalu meringkuk ketakutan di sebelah tong sampah besar. Luke melihat sejenak pada sosok perempuan itu, tak lain adalah Tia. Bukan dia yang menyuruh ketiga pria ini, akan tetapi dia sangat senang dengan apa yang terjadi pada Tia. "Pergi dari sini atau kalian kujebloskan ke penjara." Luke berkata datar. "Cih." Pria berambut gondrong, yang berbicara sebelumnya pada Luk
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more
PREV
1
...
192021222324
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status