All Chapters of Dijual Ibu Mertua Karena Mandul: Chapter 21 - Chapter 25

25 Chapters

Bab 21

"Dokter! Cepat bantu wanita ini! Cepat!" teriak Pak tua yang menolong Lula. Pria itu menggendong Lula dengan sisa tenaga yang ia miliki, meski dengan langkah tertatih. Beberapa petugas kesehatan pun mulai berlari ke arahnya, mengambil alih tubuh Lula. "Selamatkan dia, saya mohon," pinta Pak tua tak tega dengan nasib Lula. Lula terbaring lemah di ruang rumah sakit, tubuhnya dipenuhi luka-luka dan pendarahan yang cukup parah. Dokter yang memeriksa dengan cepat memberi tahu pria tua yang menolongnya, bahwa ada tulang lengan Lula yang patah. Selain itu, pendarahan yang terjadi sangat mengkhawatirkan, yang akhirnya mengonfirmasi bahwa janin di rahim Lula telah keguguran. "Apa? Separah itu?!" tanyanya Terkejut. "Ya, sepertinya dia terkena benturan keras. Kalau Anda bilang menemukannya di jalan, bisa saja dia tertabrak kendaraan yang melintas," balas Dokter dengan wajah serius. Pria tua itu meluruhkan pundaknya, menatap nanar pada ruang tindakan yang ada di hadapannya. "Anda bisa
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 22

"Semua ini salahku. Ini semua salahku," racau Arhan sambil memukuli tembok. Tangisan Arhan pecah di depan ruang tindakan. Tubuhnya bergetar hebat, dan rasa bersalah mulai menyelimuti pikirannya. Ia teringat pada Lula, wajah istrinya yang ceria, suara lembutnya, dan setiap kenangan yang mereka bagi. Semua itu terasa seperti mimpi yang perlahan berubah menjadi mimpi buruk. Dokter yang tadi berbicara dengan Arhan segera masuk kembali ke ruang tindakan, sementara beberapa perawat yang membawa tandu keluar dari ruangan itu terlihat sibuk menuju koridor lain. Arhan terus memandangi pintu ruang tindakan, berharap ada keajaiban yang datang. Orang tua Lula pun hanya bisa diam, tak berani berkata banyak melihat kondisi Arhan yang semakin kacau. Tak lama, salah satu dokter keluar lagi dari ruang tindakan. Kali ini, ekspresi wajahnya terlihat sedikit lega meskipun tetap serius. "Pak, istri Anda selamat. Kami berhasil menghentikan pendarahannya, tetapi... maafkan kami. Kami tidak bisa menyelama
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 23

"Pak, sebenarnya apa yang terjadi dengan Lula?" tanya ibu Lula sambil terisak. "Bapak juga nggak tahu, Bu. Semoga bukan hal buruk, semoga Lula hanya bermimpi," balasnya penuh harap, berharap keadaan putrinya tak seburuk yang ia pikirkan. Setelah perawat memberikan Lula obat penenang, suasana di ruang rawat perlahan kembali sunyi. Kedua orang tua Lula duduk di kursi dekat tempat tidur dengan wajah penuh kecemasan. Sang ibu terus menggenggam tangan anaknya yang terkulai lemah, sementara sang ayah hanya bisa mondar-mandir dengan ekspresi penuh ketegangan. Waktu terasa berjalan sangat lambat. Berjam-jam mereka menunggu Lula sadarkan diri, perasaan khawatir semakin menghimpit dada. Hingga akhirnya, saat malam mulai larut, Lula perlahan membuka matanya. Tubuhnya yang lemah bergerak sedikit, dan air mata mulai mengalir di sudut matanya. "Lula... Nak, kamu sudah sadar?" tanya ibunya dengan suara penuh haru. Ia segera mendekat, menggenggam tangan putrinya. "Ibu... Bapak..." suara Lula be
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 24

"Aku harus menemui Lula, aku nggak bisa kehilangan dia," racau Arhan sambil menatap punggung ayah mertuanya yang kian menjauh. Langkah Arhan terasa berat saat ia mengikuti ayah mertuanya yang berjalan cepat menuju kamar Lula. Tubuhnya terasa lemas, tidak hanya karena kelelahan fisik tetapi juga karena beban emosional yang terus menekan dadanya. Setiap langkah seolah menjadi pengingat atas kesalahan-kesalahan yang ia biarkan terjadi. Sesampainya di depan pintu kamar Lula, Arhan memberanikan diri untuk berbicara. "Pak, saya mohon… izinkan saya melihat Lula. Saya hanya ingin memastikan dia baik-baik saja," pintanya dengan suara parau, penuh harap. Namun, ayah Lula menatapnya dengan dingin, lalu menggeleng tegas. "Kamu nggak berhak menemui Lula. Cukup sudah. Jangan tambah beban hidupnya," ucapnya keras. Arhan menunduk, air mata mengalir di wajahnya. Ia tidak bisa melawan keputusan itu, hanya bisa berdiri terpaku di depan pintu. Saat pintu kamar tertutup, ia melangkah mundur, menatap
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 25

Teriakan Lula terdengar sampai ke luar rumah, menarik perhatian beberapa tetangga yang sedang melintas. Ibu Lula segera masuk ke kamar dengan napas tersengal, menemukan putrinya berdiri gemetar, dengan tangan mencengkeram sisi ranjang. "Lula, Nak... tenang, Ibu di sini," ujar ibunya lembut, mencoba mendekati. Namun, Lula mundur ke sudut kamar, tubuhnya berguncang hebat. "Mereka semua jahat, Bu... mereka bicara di belakangku, mereka bilang aku lemah... aku... aku tidak butuh mereka!" Matanya penuh air mata, suaranya melengking penuh rasa sakit. Ayah Lula menyusul masuk, wajahnya tegang. "Apa yang terjadi, Bu?" tanyanya sambil menatap putrinya yang mulai tersedu-sedu. "Lula mendengar sesuatu, Pak... mungkin tentang gosip itu," jawab istrinya, suaranya bergetar. "Diam semua! Jangan mendekat!" Lula berteriak lagi, matanya liar memandang orang tuanya. Ia seperti terjebak dalam pikirannya sendiri, mengingat kembali kejadian-kejadian yang menghancurkan dirinya. Ayah Lula mengepalkan ta
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status