“Bisnis lo udah hancur!”Dengan mata penuh kemarahan, William merogoh sakunya, lalu menghunuskan pisau ke arah Raga dengan gerakan cepat. Dia ingin membungkam mulut kurang ajar Raga. “Tidak!” Saat itu juga, Amira keluar dari bayangan. Secepat kilat, Amira meraih pergelangan tangan William, menghentikan gerakannya sebelum pisau itu menyentuh Raga.William menoleh dengan kaget. “Hah?”Saat itu juga, Alex bergerak. Dalam sekejap, William sudah kehilangan cengkeramannya di pisau. Alex menariknya mundur dengan satu gerakan cepat, sementara Evan segera menghubungi Reynald.“Sekarang, masuk!”Seolah menunggu aba-aba, derap langkah kaki mendekat dari luar. Beberapa detik kemudian, sirene polisi meraung di udara.William menggeram. “Sialan!” Tangannya menunjuk Raga penuh kemarahan. “Liat aja nanti! Kalian enggak bakal bisa lolos!”Sementara itu, Amira balas menatap tanpa rasa takut. Raga pun ikut berdiri di sisi Amira.Jika Amira diam, maka Raga yang akan bicara. “Lo yang enggak bakal bisa l
Last Updated : 2025-03-15 Read more