All Chapters of Just Married (Trilogi Just Seri-3): Chapter 31 - Chapter 40

44 Chapters

BAB 31: Kegalauan Alyssa

AlyssaAl melihat gedung-gedung yang menghias sisi kiri jalan menuju sekolah. Sejak tadi pagi gadis itu tidak banyak berbicara. Dia masih memikirkan berbagai kemungkinan lain mengenai keberadaan Brandon di Poris.Setelah merenungi gelagat Brandon tadi malam, Al bisa menarik sebuah kesimpulan. Raut panik dan khawatir yang terpancar di paras pria itu ketika Arini pergi, tidak seperti dibuat-buat. Dia benar-benar cemas.“Tumben diam aja, Dek? Biasanya berisik,” ejek El melihat adiknya diam.Alyssa menggelengkan kepala pelan. “Entar aja deh bahasnya.”El memilih diam setelah mengedipkan mata. Dia tahu apa yang akan mereka diskusikan nanti hanya bisa dikonsumsi berdua saja.Kedua remaja tersebut kembali hening hingga mobil berhenti sempurna di depan pagar besi tinggi berwarna putih itu.“Bang,” panggil Al begitu mereka berjalan memasuki pekarangan sekolah.“Ya. Gimana, Dek?” Langkah El berhenti.“Menurut Abang, tadi malam Papi lagi sandiwara atau beneran khawatir nggak sih?”El mengangkat
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

BAB 32: Pengalaman Terburuk Alyssa

AlyssaAl duduk di atas tempat tidur sambil memeluk lutut yang ditekuk. Hampir dua jam dia memikirkan apakah akan pergi atau tidak? Jika pergi alasan apa yang akan diberikan kepada kedua orang tua, kakek nenek dan El?Netra hitam kecilnya bergerak melihat jam dinding. Waktu menunjukkan pukul 16.00, artinya satu jam lagi Arini dan Brandon pulang dari kantor. Dia hanya memiliki waktu satu jam untuk bersiap-siap jika memang memutuskan untuk pergi.Gadis itu langsung berdiri dan bergegas ke kamar mandi. Ya, pada akhirnya dia memutuskan untuk pergi memenuhi undangan geng Jelita. Al tahu persis risiko yang dihadapi nanti, jika Brandon tahu.Sepuluh menit kemudian, Al keluar dari kamar mandi. Dia mengenakan baju kaus ketat, dipadu dengan celana jeans. Setelah memasangkan kerudung, gadis itu langsung melapisi kaus dengan jaket denim.Perlahan pintu kamar terbuka, Al memantau keadaan dulu khawatir El keluar dari kamar. Setelah memastikan keadaan aman, gadis itu segera turun ke bawah. Langkahny
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

BAB 33: Aku yang Tidak Pantas Untukmu

Arini dan BrandonSeluruh keluarga Harun berkumpul di ruang tamu. Mereka duduk di sofa menanti Al pulang. Arini duduk di sofa memegang ponsel. Berkali-kali ia coba menghubungi putrinya, tapi tidak sekalipun mendapatkan jawaban.Brandon mondar-mandir di dalam rumah. Pikirannya tidak tenang setelah El tidak menemukan Al di kamar menjelang waktu makan malam. Dia meminta putranya menghubungi teman-teman Alyssa, sayangnya tidak seorangpun yang tahu keberadaan gadis itu.“Al beneran nggak cerita apa-apa sama kamu sore ini mau ke mana?” tanya Arini lagi entah ke berapa kali.“Beneran, Mi. Al nggak cerita apa-apa,” jawab El setengah jujur. Tidak mungkin juga adiknya pergi dengan geng Jelita, karena Al tidak bercerita apa-apa lagi tentang mereka belakangan ini.“Kok bisa nggak tahu sih adik kamu pergi?” timpal Bran gusar.“Tadi pulang sekolah aku kecapean banget, jadi tiduran di kamar. Pulang salat Ashar dari masjid juga balik ke kamar lagi.” Meski malas, tapi El masih menjawab pertanyaan ayah
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

BAB 34: Menyingkap Rahasia

BrandonBrandon duduk bersandar sambil memangku tangan. Pandangannya menatap nanar ke luar jendela. Pikiran berkelana memikirkan keganjilan yang terjadi tadi malam. Terasa sesuatu yang absurd ketika Arini berteriak.“Iin kayak nggak kenal sama aku,” gumamnya sambil menggosok dagu yang ditumbuhi rambut tipis.Dia mencoba mengingat kembali keanehan yang terjadi dua bulan belakangan. Mulai dari Arini yang sering pergi tanpa izin hingga pertemuan mereka di Ancol beberapa hari yang lalu.“Apa yang kamu sembunyikan dari aku, In?” desisnya lagi.Desahan pelan keluar dari sela bibir ketika sadar banyak hal yang terjadi belakangan ini. Belum lagi perubahan sikap dari kedua anak-anaknya.“Apa mungkin Iin stress mikirin anak-anak? Ditambah lagi kerjaan sedang banyak,” duga Brandon.Pria itu kemudian berdiri dan beranjak menuju pintu. Dia memutuskan berkunjung ke ruangan Iin di lantai sepuluh.“Pak Habib,” panggil Bran setelah berada di luar ruangan.“Ya, Pak?” sahut pria paruh baya yang setia me
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

BAB 35: Mengendalikan Hati

AlyssaSeorang gadis berkerudung sedang bersandar di dinding seberang kelas XI-B. Dia menunggu penghuni kelas tersebut keluar pada jam istirahat. Al mendongakkan kepala ketika melihat siswa yang ada di kelas tersebut keluar satu per satu. Senyuman terbit di wajahnya ketika seorang pemuda muncul dari sela pintu bercat abu-abu tersebut.“Lho, Dek. Ngapain di sini?” Tanpa disadari, El berdiri tepat di hadapan Al.“Eh, Bang,” sahutnya terkejut.“Lagi cari siapa sih?” selidik El dengan raut wajah bingung, sedetik kemudian seringai jail menghiasi wajah tampannya. “Lagi cari Fatih ya?”Al menundukkan kepala pelan sambil meremas kedua daun tangan di depan dada.“Kamu … pacaran sama Fatih?” El menatap usil adiknya.“Eh, siapa yang pacaran? Enggak kok,” balas Al kembali melihat ke tempat Fatih berdiri.“Ngaku a—”Al langsung menutup mulut kakaknya saat melihat Fatih beranjak menuju tangga.“Nanti aja ngobrolnya. Aku harus ke sana dulu,” pungkas Alyssa meninggalkan El yang kesal karena dibekap b
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

BAB 36: I Will be Your Reminder

BrandonSepasang mata sayu berwarna hitam sedang memandang lekat paras yang masih tertidur pulas di sampingnya. Sejak tadi malam Bran tidak bisa tidur memikirkan kemungkinan penyakit yang diderita Iin. Selain struk pembayaran, pria itu tidak menemukan petunjuk apa-apa lagi.Apa yang sebenarnya terjadi sama kamu, In? Kenapa aku nggak pernah tahu? desah Brandon dalam hati.Hari ini Brandon berencana akan mengunjungi rumah sakit, setelah mengantarkan Arini ke kantor. Dia harus menanyakan detail pemeriksaan yang telah dilakukan kepada istrinya.Brandon beringsut ke dekat Arini, lalu memeluk tubuh ramping itu. Perlahan terasa gerakan kecil dari dalam pelukan.Arini mulai mengerjap pelan ketika merasakan kehangatan tubuh suaminya.“Kamu nggak tidur?” gumamnya dengan suara khas bangun tidur.Bran melonggarkan pelukan, lalu melihat istrinya. “Maaf aku jadi bangunin kamu,” ucapnya memberi kecupan kecil di bibir.“Kenapa belum tidur sih?”Pria itu mengulas senyuman di bibir yang terisi penuh d
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

BAB 37: Menghadapi Bersama-sama

AriniArini melonggarkan pelukan. Dia memandangi netra sayu Bran yang merah dan basah. Bibirnya sedikit terbuka dan bergetar.“Ka-kamu udah tahu?” gagap Iin masih dengan ekspresi terkejut.Perlahan kepala Brandon bergerak ke atas dan bawah. “Aku baru aja balik dari rumah sakit tempat kamu periksa.”Kening Arini berkerut dalam.“Kemarin waktu kamu ngobrol sama anak-anak, aku periksa tas kamu trus nemu struk pembayaran rumah sakit. Aku udah curiga lihat perubahan dari kamu, In.”Bulir bening turun satu per satu dari pelupuk mata indah Arini.“Karena kamu nggak mau terus terang, jadinya aku cari tahu sendiri,” sambung Brandon tercekat.Arini mencengkram erat lengan suaminya. Perlahan kepala jadi tertunduk. Bibir mungil itu terbuka lebar mengeluarkan isak tangis menyayat hati.Brandon menenggelamkan istrinya ke dalam pelukan. Hatinya juga tak kalah hancur mendapati kenyataan tentang Arini. Bagaimana jika suatu saat nanti wanita yang dicintainya itu tidak bisa mengenali Bran?“Maafin aku u
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

BAB 38: Kuatkan Aku!

Arini dan BrandonAlyssa duduk bersimpuh di hadapan Iin bersimbah air mata. Gadis itu menangis sejadi-jadinya menyesali apa yang telah diperbuat. Meski Arini belum mengatakan apa-apa sejak tadi, tapi ia tahu maksud tatapan sendu yang diperlihatkan Ibunya.“Al minta maaf, Mi,” ucapnya setelah tangis sedikit mereda. “Al udah rahasiakan ini semua dari Mami. Al juga bikin Mami kecewa. Al salah.”Arini menarik lengan sang Putri agar beranjak duduk di pinggir kasur, tepat di sampingnya. Walau tersirat kekecewaan di paras cantiknya, tapi ia masih bisa tersenyum.“Kamu nggak salah, Princess. Mami yang salah,” tanggap Arini membelai lembut pinggir wajah putrinya. “Mami mungkin terlalu sibuk dengan pekerjaan selama ini, sehingga abai mengawasi kamu. Mami jadi nggak punya waktu ngobrol banyak sama kamu. Atau mungkin Mami terlalu memaksa kamu menutup aurat.”Alyssa cepat-cepat menggeleng keberatan. “Bukan Mami, tapi Al yang salah. Al sebelumnya nggak tahu kalau menutup aurat itu hukumnya wajib.”
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

BAB 39: Menghadapi Kenyataan

Al dan ElEl dan Al duduk di atap sekolah saat jam istirahat. Keduanya sama-sama termenung hingga lima menit setelah duduk di bangku, larut dengan pikiran masing-masing.“Bang,” panggil Al memecah keheningan.“Ya, Dek?”“Aku mau ngaku sama Abang,” desis Al memberanikan diri.El mengalihkan pandangan kepada adiknya. Raut wajah Al tampak begitu serius sekarang.“Waktu pulang bareng sama Kak Fatih … sebenarnya aku habis pergi ke diskotik sama geng Jelita,” aku Alyssa jujur.Mata cokelat El melebar seiringan dengan mulut yang menganga. “What? Klub malam?”Al menundukkan kepala, lantas mengangguk pelan.“Astaghfirullah!! Kamu gila, Dek!” sergahnya garang.Wajah Alyssa berganti sendu. Dia tahu El bisa marah mendengar pengakuannya.“Abang udah bilang sama kamu, jauhi geng Jelita. Mereka itu cewek
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

BAB 40: Sebuah Kebenaran

BrandonBrandon tidak bisa menyembunyikan raut terkejut di wajah tampannya. Kehadiran El dan Al di rumah singgah benar-benar di luar prediksi. Berbagai pertanyaan kini memenuhi isi kepalanya.“Bisa tolong pegang sebentar, San?” pinta Bran menyerahkan bayi yang ada di dalam gendongan.Tanpa bertanya lagi Ihsan mengambil anak tersebut, lalu bergeser ke kiri memberi akses Brandon untuk melangkah ke pintu.“Masuk, El, Al,” suruh Brandon menggerakkan kepala ke kanan.“Mereka anak-anak saya, San,” ungkap Bran melihat Ihsan yang masih kebingungan.Kedua remaja itu saling berpandangan sebelum memasuki rumah. Pandangan El dan Al beredar ke dalam ruangan yang besar. Tampak belasan anak bermain di ruang yang lepas tanpa pembatas. Apa yang terlihat dari luar ternyata tidak mewakili isi rumah tersebut.Dugaan mereka salah. Penghuni rumah ini bukan hanya wanita muda dan dua anak kecil yang pernah
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status