All Chapters of Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam: Chapter 41 - Chapter 50

54 Chapters

Bab 41

Hari itu setelah 10 tahun berlalu, untuk kali pertama Saka kembali mendatangi Cafe yang dulu menjadi tempat pertama kalinya memulai berkecimpung di dunia kuliner. Banyak yang berubah di sini, tetapi rupanya Dara masih mempertahankan beberapa menu yang memang sudah ada sejak dulu. Hanya saja memang banyak tambahan menu baru yang menyesuaikan dengan selera pelanggan saat ini.10 menit berlalu, seorang pramusaji menghampiri Saka.“Ya Allah ini Pak Saka ‘kan?” tanya Hermawan.Ia merupakan karyawan yang sudah bekerja sejak tempat ini masih dikelola oleh Saka.“Iya, Mas Hermawan masih di sini?”“Alhamdulillah, Bapak ke mana aja. Saya baru lihat lagi, udah lama banget loh.”“Biasalah, nyari yang enggak ada. Ramai ya Wan di sini?”“Alhamdulillah sejak ada perumahan baru cafenya jadi ramai. Oh iya, Bapak udah pesan?”“Oh gitu, udah Wan. Lagi nunggu kok ini.”Tak lama kemudian pramusaji mendatangi meja Saka dengan makanan dan minuman yang dipesan sebelumnya
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 42

“Ra, enggak perlu dijawab sekarang! Santai aja. Maaf kalau pertanyaan Abang malah bikin kamu shock.”“Enggak, aku cuma kaget sedikit.”“Abang selama ini enggak pernah berhenti mikirin kamu. Abang enggak pernah punya wanita lain.”“Kenapa? Bukannya Abang juga udah sukses di sana?”“Enggak semudah itu lupain kamu, Ra?”Kala itu Dara malah meminum es kopi, tetapi tampak dari gerak-geriknya Dara sepertinya terlihat gugup.“Abang tahu ini terkesan terlalu buru-buru, tapi Abang juga enggak tahu harus mendem ini berapa lama lagi.”“Kasih aku waktu ya.”“Waktu?”“Hm.”“Oke, kapan pun itu Abang pasti tunggu. Enggak masalah juga kalau kamu memang enggak mau memulai kembali hubungan kita, apa pun jawaban kamu nanti, pasti Abang terima dengan lapang dada.”Kala itu Dara hanya diam saja. “Makan dulu aja!” tawar Dara yang kala itu juga langsung memakan hidangan yang sejak tadi tersaji di h
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 43

“Ya enggak begitu juga Ra, aku cuma kasihan aja sama kamu, kalau sampai balikkan. Ya kamu tahu sendiri keluarganya bagaimana? Belum lagi dia yang enggak bisa tegas. Kamu pernah bilang belum siap buat nikah lagi, terus kenapa sekarang malah kesannya kamu mau kasih Saka kesempatan lagi buat rujuk?”“Rey udahlah, nyerah aja ya! Jangan bebani aku dengan janji kamu yang enggak akan pernah nikah kalau enggak sama aku. Masalah hidupku udah banyak banget Rey.”“Justru kalau kamu balikkan, apa enggak malah nambah beban kamu.”“Aku tahu jalan apa yang harus aku tempuh.”“Kamu enggak tahu mana yang terbaik, makanya aku atang ke sini.”“Ya, aku memang enggak tahu. Enggak ada satu makhluk pun di dunia ini yang tahu mana pilihan terbaik buat masa depannya. Cuma Allah yang tahu.”“Ya itu kamu tahu, aku bukannya enggak percaya sama ketentuan Allah. Aku cuma enggak mau kamu susah.”“Makasih banyak udah peduli sama aku, tapi kita jalan masing-masing ya!”“10 tahun aku
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 44

Kala itu tak tahan dengan rasa haru yang mendadak menyeruak, Saka memutuskan untuk datang ke Cafe tanpa memberi tahu Dara lebih dulu. Karyawan yang sudah tahu siapa Saka sontak saja menyambutnya dengan baik.“Bapak mau saya panggilkan Mbak Dara?” tanya salah satu staff di sana.“Enggak usah saya cuma mau makan kok.”“Baik, selamat menikmati!”Cukup lama Saka menunggu Dara yang tak kunjung keluar dari kantornya, sampai akhirnya 10 menit sebelum azan zuhur wanita itu baru keluar. Kebetulan meja Saka juga langsung mengarah pada pintu ruangan Dara, hingga begitu keluar pandangan Dara juga langsung tertuju padanya.Melihat Saka yang sudah duduk di depannya, tentu saja Dara terkejut bukan main. Ia tanpa sadar langsung mendekat.“Abang di sini?”“Ya.”“Kenapa enggak ngabarin dulu?”“Mau ziarah ke makam ibu sekalian nengokin Mita.”“Oh.”Kala itu Dara langsung mengalihkan pandangannya.“Kenapa sih Ra, ibuku udah jahat banget sama kamu. Kenapa
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 45

Dara sempat terdiam sejenak, ia bahkan tidak berpikir sampai sejauh itu. [Kenapa kamu diam, enggak bisa jawab ‘kan?][Aku memang enggak kepikiran ke sana Yah, tapi kita bisa bicarakan ini pas ketemu Saka.][Apa kamu memang enggak bisa lupain Saka, Nak? Sudah 10 tahun, kamu masih aja kepikiran buat rujuk.?][Aku enggak tahu Yah, kayaknya susah banget buat membuka hati sama yang lain. Aku enggak pernah tahu seperti apa keluarganya. Aku juga enggak tahu bagaimana sikap mereka nanti ke aku. Apa mau nerima aku atau enggak.][Kita ketemu aja mau?][Besok aku pulang kok Yah, nanti kita bisa bicarain langsung di sana. Ayah enggak perlu nemuin aku?][Kamu takut sama istri ayah?][Eng-enggak gitu Yah, aku cuma enggak mau aja kalau gara-gara keinginan aku buat rujuk, malah bikin rumah tangga Ayah bermasalah.]Belajar dari pengalaman kali ini Dara tidak ingin mengulangi kesalahan, ia tahu ibu sambungnya tak pernah suka dengan kedekatannya dengan Pak Fandi. A
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 46

Tak jauh dari rumah masa kecilnya, ada sebuah penginapan untungnya masih ada kamar kosong. Jadi Dara tidak perlu berlari terlalu jauh. Sebenarnya wanita itu sudah mempersiapkan hal ini sejak lama, kalau keluarganya akan memperlakukannya dengan buruk. Hanya tetap saja dihadapkan dengan situasi secara langsung, Dara tetap saja ikut larut dalam emosinya. Ia tidak pulang setiap hari, bahkan bisa terhitung hari dalam setahun. Namun, kenapa bagi ibu sambungnya hal itu seperti beban. Ia merelakan tempat tidur dan semua barang yang ada yang ada di kamarnya pun untuk adik-adiknya, tetapi itu sama sekali tak mengubah apa pun bagi wanita paruh baya itu.~Ketika di lobi tanpa sadar Dara menitikkan air matanya. Ia sudah berusaha menahannya sejak tadi, tetapi tetap saja. Akhirnya demi menutupi penampilannya yang kacau, Dara memilih untuk memakai kaca mata menuju kamarnya. Kala itu ia memang tak membawa banyak baju, jadi kali ini Dara hanya memakai tote bag berukuran sedang yang ber
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 47

“Pak, apa enggak sebaiknya antar Via ke sekolah dulu?” tanya Dara yang mulai merasa tidak nyaman dengan keadaan saat ini.“Buat apalah, ojek ada. Disa juga bisa antar pakai motor. Udah enggak usah dipikirkan.”Pak Toro malah terlihat masa bodo dengan istrinya yang meninggalkan hotel dengan wajah yang masam.“Tapi, tadi Tante Disa kayaknya marah banget. Aku cuma enggak mau aja Yah, pulang dari sini kalian malah berantem lagi kayak semalam.”“Asal kamu tahu Dara, enggak hari ini aja kok kita berantem. Hari-hari dia sering banget ngajak berantem. Maafin Bapak ya, harusnya dulu minta pendapat kamu dulu sebelum memutuskan buat menikah sama perempuan enggak jelas itu.”“Istighfar Pak, hm ini minum dulu! Biar agak tenang!”Kala itu Dara menyodorkan segelas air untuk Pak Toro. Saka juga tidak berani membuka suara. Ia tahu masalah ini bukan ranahnya ikut campur.“Nak Saka, maaf ya harusnya kita enggak bicara di tempat ini.”“Enggak masalah Pak, saya di mana aj
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 48

“SAH!”Mendengar kalimat itu tentu saja membuat Dara yang sejak tadibegitu tegang mendadak lega. Kala itu ia digandeng Via dan Febi menuju kehalaman rumah. Mereka mengadakan pernikahan itu di rumah lama. Sepertidihidupkan kembali setelah sekian lama mati suri, melihat Saka yang lengkapdengan beskap khas sunda membuat Dara tak kuasa menahan haru. Begitupun Sakayang melihat wanitanya tampak anggun dengan balutan kebaya panjang denganhiasan siger sunda di kepalanya, menambah kesakralan acara kala itu.Ia tahu sampai dititik ini tidak mudah, ada banyak hal yangdilewati. Begitu banyak kerinduan yang selama ini tak pernah bisa diungkapkan.Tak pernah terbayangkan Saka akan kembali mengalami momen seperti ini lagi.Rasanya memimpikannya saja ia tak pernah berani. Saka tahukesalahannya pada Dara terlalu besar. Imam yang seharusnya bisa melindungimakmumnya, yang terjadi di kehidupan sebelumnya justru ialah yang memberikanluka pada mereka.Kini setelah berja
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 49

“Aku duluan!”Sontak saja Dara langsung berjalan cepat kearah toilet. Di momen itu setelah menuaikan salah sunah pengantin, akhirnyarasa rindu mereka yang selama ini hanya bisa terpendam benar-benar terbayar.“Makasih banyak ya Sayang, maaf dulu Abanggagal jadi suami yang baik buat kamu.”“Aku juga bukan istri yang baik buat kamu.Yang lalu biarlah berlalu, kita hidup di masa sekarang. Aku yakin Allah pastienggak akan kasih ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.”“Benar, tapi jujur ujian kita berat banget.”“Maafin aku ya, dalam hal ini aku jugamengambil peranan yang cukup banyak. Aku bikin Abang memusuhi keluargasendiri.”“Enggak Sayang, kamu sama sekali enggak perluminta maaf. Enggak ada asap kalau enggak ada api. Abang sudah mencoba berdamaisama semuaya. Semoga kali ini kita tetap bisa sama-sama dalam menghadapi ujianapa pun.”“Aamiin.”Sedang asyik mengobrol pintu kamar merekamalah diketuk dari arah luar.
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 50

“Hehe, iya Sayang. Maaf. Ya udah sekarang kita ngapain?”“Keluar aja yuk.”“Abang enggak ada mobil.”“Mobil aku juga mobil Abang juga. Itu juga yang beli Abang, akukasih sticker aja makanya ganti warna.”“Kamu tuh ya, suka banget sama warna pink. Emang semuanya haruspink?”Kala itu saking gemasnya, Saka malah mencubit pipi istrinya.Sayangnya, keinginan mereka untuk jalan-jalan harus tertunda, karena banyak halyang harus diurus, terutama rumah mereka yang masih berantakan.Pada akhirnya mereka baru bisa jalan-jalan dengan tenang keesokanharinya. Ata juga sudah kembali ke Pontianak, karena memang ia hanya ambil masacuti 2 hari saja. Jadi di rumah ini hanya ada Saka dan Dara. Orang tua Darajuga sudah kembali ke rumahnya, Tante Disa memutuskan untuk memperjuangkanpernikahannya, meskipun ia tahu kali ini tidak akan mudah.“Sayang, hm kamu kapan bisa ke Pontianak juga?”“Kapan aja bisa. Sekarang juga boleh.”
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status