Semua Bab Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam: Bab 11 - Bab 20

54 Bab

Bab 11

Aku tahu ini akan terjadi, tetapi aku bahkan tidak menyangka kalau tanpa dipaksa pun ibuku sudah memberitahunya secara langsung. Seolah sedang menantangku. [Jangan Ibu pikir karena kita ini keluarga aku enggak akan bertindak tegas!] [Ya silakan aja, berati kamu memang kamu mau masuk neraka.] [Memangnya kalau orang yang sengaja memisahkan anak dengan orang tuanya itu bakal masuk surga?] [Kamu nyindir ibu?] [Ibu tersindir?] Saat itu aku bahkan bisa mendengar embusan nafas ibuku yang begitu jelas. Sudah pasti ia tidak terima dengan semua ucapanku. [Berani melawan ya kamu sekarang. Kamu lupa apa bagaimana, lawanmu bukan orang sembarangan.] [Tahu, anggota dewan ‘kan? Tenang aja aku juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 12

Yang kita lawan ini memang bukan orang sembarangan, tapi yang diambil juga bukan barang yang mudah untuk diikhlaskan begitu saja bahkan jika kami adalah manusia yang berasal dari yang sama. [Saka denger ya suami aku nggak akan pernah tinggal diam atau semua yang kamu lakukan hari ini. Kamu akan menanggung akibatnya dari keberanian kamu yang nggak kamu perhitungkan ini.] [Kamu ngancem, Mbak? Lupa kalau percakapan ini juga direkam. Aku nggak akan pernah melewatkan satu kesempatan pun buat bikin kamu jatuh.] [Kamu pernah mikir nggak kalau anak kalian itu berada di tangan aku? Gimana kalau aku melakukan sesuatu yang nggak pernah kalian sangka? Tadinya aku berpikir buat mempertemukan Sela dengan kalian walaupun sebagai orang tua angkat, karena sela hanya akan menganggap aku dan Mas Jerom sebagai orang tua kandungnya. Sayangnya, niat baik aku ini kayaknya nggak bakal terlaks
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 13

“Ya Allah yang bener Mas, memang bisa separah itu?” tanyaku.“Ya pasti kalau bayi risikonya lebih besar. Orang dewasa aja kalau jatuh dari ketinggian terus kepala duluan dampaknya juga enggak main-main. Kepala itu ‘kan rawan banget Kang, jangan sampai kena benturan, malah jangankan benturan terguncang saja enggak boleh kalau masih bayi.”“Ya sudah Kang, sa-saya mau langsung ke rumah sakitnya. Ini sudah dipastikan kalau tempatnya di sini ‘kan?”“Iya Kang, ya sudah hati-hati! Akang yakin bisa fokus nyetir dalam keadaan begini? Saya pikir lebih baik ajak anggota keluarga lain buat nemenin. Dari pada kenapa-kenapa di jalan.”Bagaimana aku bisa memberitahu kabar ini, aku saja bisa seterkejut ini apa lagi Dara dan yang lainnya. Aku berencana untuk memberitahu mereka ketik semua informasinya sudah jelas. Bukannya aku meragukan kemampuan Kang Rudi dalam hal melacak lokasi seseorang hanya saja aku tidak ingin Dara menjadi kalang kabut k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya

Bab 14

“Ra, kematian itu takdir Allah. Enggak ada yang bisa menunda bahkan memajukan kematian walau hanya beberapa detik saja,” ucap Saka.“Aku tahu, tapi kenapa harus kamu yang jadi penyebab kematian Mita?”“Maafin Abang, Dara.”Eca dan Bu Lusi mulai berteriak meminta Saka untuk membebaskannya. Namun, sepertinya Saka tidak peduli. Ia malah fokus mendekati Dara yang sejak tadi terlihat begitu menyedihkan.“Saka, sudahlah. Biarkan istrimu tenang dulu, kasih dia waktu. Ikhlas itu enggak mudah Nak, kamu harus paham itu! Semua orang juga tahu enggak ada yang bisa melawan takdir kematian seseorang, tapi yang kamu harus tahu kasus ini berbeda,” ucap Bunda.Sepertinya dibandingkan Saka, Bunda Salsa bahkan lebih bisa mengerti apa yang dirasakan Dara saat ini.“Kamu mau bantu ibu dan kakakmu di kantor polisi atau ikut kami pulang?” tanya Pak Fandi.“Saka kok yang panggil mereka ke polisi.”Saat itu Pak Fandi hanya diam saja. Je
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 15

“Ra, kematian itu takdir Allah. Enggak ada yang bisa menunda bahkan memajukan kematian walau hanya beberapa detik saja,” ucap Saka.“Aku tahu, tapi kenapa harus kamu yang jadi penyebab kematian Mita?”“Maafin Abang, Dara.”Eca dan Bu Lusi mulai berteriak meminta Saka untuk membebaskannya. Namun, sepertinya Saka tidak peduli. Ia malah fokus mendekati Dara yang sejak tadi terlihat begitu menyedihkan.“Saka, sudahlah. Biarkan istrimu tenang dulu, kasih dia waktu. Ikhlas itu enggak mudah Nak, kamu harus paham itu! Semua orang juga tahu enggak ada yang bisa melawan takdir kematian seseorang, tapi yang kamu harus tahu kasus ini berbeda,” ucap Bunda.Sepertinya dibandingkan Saka, Bunda Salsa bahkan lebih bisa mengerti apa yang dirasakan Dara saat ini.“Kamu mau bantu ibu dan kakakmu di kantor polisi atau ikut kami pulang?” tanya Pak Fandi.“Saka kok yang panggil mereka ke polisi.”Saat itu Pak Fandi hanya diam saja. Je
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 16

“Pak, tolong dengarkan saya dulu! Saya bisa jelaskan semuanya!” ucap Saka yang masih terengah-engah. Ia berusaha mendapatkan keseimbangannya kembali dengan berpegangan pada pohon manga yang berada di sampingnya.“Enggak usah kamu jelasin! Ganti saja celanamu dengan rok, kalau enggak bisa melidungi anakmu sendiri.”“Dari awal saya enggak ada niat buat menyerahkan bayi itu Pak, saya pikir ibu juga enggak akan bertindak nekat sampai bawa pergi anak kami.”“Itu karena kamu terlalu naif, sudah tahu keluargamu kriminal masih saja kamu andalkan mereka buat jaga bayi. Ibunya aja belum sempat lihat, bisa-bisanya mereka bunuh cucuku.”“Ini kecelakaan Pak, mereka juga bukan sengaja membunuh.”“Alah bela saj terus keluargamu itu, sudah tahu salah masih aja kamu bela!”“Saya hanya menjelaskan keadaan, orang-orang mungkin mengira ini kesengejaan, tetapi semua ini bukan seperti itu.”“Mau sengaja atau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-15
Baca selengkapnya

Bab 17

“Enggak Pak, kita jalan aja!”“Kamu yakin?” tanya Pak Toro.“Kamu itu harusnya jangan egois gitu Dara, itu suami kamu sampai mohon-mohon juga. Namanya manusia pasti pernah buat salah, kamu jangan terlalu keras jadi istri. Kalian juga masih muda,” ucap Tante Disa.Inilah hal yang paling membuat Dara malas pulang ke rumah orang tuanya. Tante Disa ini selalu saja mengemukakan pendapat tanpa pernah merasa simpati pada penderitaan orang lain. Ia hanya peduli pada posisinya, saat ini sudah pasti ia sedang khawatir jika jatah uang bulanannya akan berkurang saat Dara tinggal bersama mereka,“Tante tenang saja, aku enggak akan tinggal di rumah. Aku hanya minta diantar Bapak cari kontrakan kok. Setidaknya sampai besok, sekarang sudah gelap,” ucap Dara.“Lagian kamu ini anak lagi berduka kok malah ditakut-takutin. Emangnya di dunia ini ada yang mau jadi janda, kalau aja pasangannya bisa tegas Dara juga enggak akan ngambil keputusan ini,” ucap Pak To
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 18

“Ini diajak temen aja,” ucap Rey yang malah salah tingkah. Jelas saja Dara bukan orang polos yang tidak mengerti keadaan.“Komunitas taxy sport?” tanya Dara.“Enggak begitu Ra, iya deh aku emang iseng aja sih kemarin.”“Pantas aja orang grab kok mobilnya bagus banget,” ucap Dara.“Enggak bagus juga Ra, standar aja kok itu.”“Ra, tapi kamu di sini sama siapa?”“Kenapa, kamu takut dihajar lagi sama suamiku?”“Enggak juga sih, ya wajar dia cemburu.”“Tapi, kalau enggak cemburu sama kamu aku rasa Bang Saka juga enggak akan berani ambil tindakan.”“Jadi pertemuan kemarin ada faedahnya juga dong!”“Alhamdulillah, tapi sayangnya aku enggak bisa nyelamatin Mita.”“Ra, sorry kalau gue lancang, tapi kalian baik-baik aja ‘kan?”“Kalian itu siapa?”“Ya, hubungan kamu sama suami.”“Enggak ada yang baik-baik aja. Aku masih belum bisa mengikhlaskan apa yang udah d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-16
Baca selengkapnya

Bab 19

“Dara!”Seseorang tiba-tiba saja memanggil wanita itu. Pemilik suara itu bahkan kini menghalangi jalan Dara.“Abang kenapa bisa tahu aku di sini?” tanya Dara yang sedikit bingung.Apakah semalam ia mengikuti mobil yang ditumpangi Dara sampai ke hotel?“Enggak penting bagaimana caranya Abang bisa sampai sini yang terpenting Abang sudah ada di depan kamu.”“Mau apa lagi Abang ke sini?”“Ya buat nemuin istrilah.”“Aku masih butuh waktu buat sendiri.”“Mau sampai kapan kamu begini?”“Ya, sampai aku yakin buat pisah.”“Seyakin itu kamu mau pisah?”Saat itu Dara hanya diam, ia terlalu lelah menjelaskan hal yang sama secara berulang-ulang.“Abang udah tahu belum kalau ibu sama Mbak Eca udah keluar dari penjara? Mereka bahkan lagi nyantai di lapangan golf.”“Oh ya? Kamu jangan asal ngomong. Jelas-jelas kemarin mereka ditangkap kok.”“Iya, tapi mereka bisa kasih jaminan. Apa yang enggak mungkin buat orang kaya?”Saat itu Dara juga t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya

Bab 20

Dara buru-buru mengikuti Teh Yuli ke kamar mandi, karena takut jika Saka akan menemukannya. Lagi pula hubungan seperti apa yang akan mereka jalani kalau kebersamaan justru hanya membuat keduanya saling menyakiti.“Teh maaf ya, baru ketemu saya udah ngerepoitin,” ucap Dara yang tak enak sendiri.“Enggak apa-apa. Kamu ini temannya Rey ‘kan? Saya senang bisa bantu kamu.”“Iya, kami dulu tetangga sih.”“Oh ya? Pantas saja, soalnya setahu saya Rey itu orangnya sangat jarang punya teman lawan jenis sejak pisah dari istrinya.”Dara hanya diam saja, selain bingung harus menjawab apa. Ia juga sedang khawatir kalau Saka akan menemukannya. Saking kencangnya detak jantung Dara, ia sampai memegangi dadanya yang mulai terasa tidak nyaman.“Kamu takut ya?” tanya Teh Yuli.“Enggak, saya Cuma ngerasa aneh aja harus melawati hal seperti ini.”“Loh kenapa aneh? Emang yang ngejar kamu siapa? Maaf ya kalau saya lancang, enggak dijaw
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status