All Chapters of Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam: Chapter 31 - Chapter 40

54 Chapters

Bab 31

Sekarang Bu Lusi yang tidak tahu harus pergi ke mana hanya bisa terlunta-lunta di jalanan. Ia juga sudah menghubungi nomor Saka, tetapi tak kunjung mendapatkan respons, padahal seharusnya Saka jelas menerima informasi kalau ibunya akan keluar dari penjara hari ini. Sayangnya, jangankan di jemput datang ke rumah putranya saja malah diusir dengan cara yang tidak patut.Setelah semua hal yang terjadi di sel dan ia yang tak tahu harus memulai kehidupan yang seperti apa tanpa anak-anaknya, barulah Bu Lusi sadar jika kesalahannya dulu begitu fatal. Ia memang bebas lebih dulu, berbeda dengan Eka yang masih harus mendekam di sel 5 tahun lagi. Ia tidak tahu jika Saka akan sekeras ini padanya."Saka, tolong diangkat Nak! Maafin Ibu yang udah serakah, Ibu bener-bener enggak tahu harus ke mana, hiks."Sebenarnya karena kesibukannya Saka masih berada di luar pulau jawa, tetapi meskipun begitu jika pria itu memang benar-benar berniat untuk pergi ia bisa saja kembali ke rumah untuk men
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Bab 32

Tanpa memberikan Dara kesempatan untuk menjawab pertanyaannya pria itu langsung saja mematikan ponselnya. Baginya ini terlalu menyakitkan. Memang benar, sejak saat itu Saka tidak pernah menghubungi Dara lagi. Selama itu juga ia tidak pernah ingin mencari tahu kabar tentang Dara.Pria itu hanya fokus menata kariernya, tanpa pernah berpikir untuk menikah lagi. Hubungannya dengan ibu dan kakak kandungnya juga masih tidak ada kemajuan. Ia tahu sejak Bu Lusi keluar dari penjara, perempuan itu terus saja menghubunginya. Namun, sampai berbulan-bulan ia terus saja mengabaikan panggilan ibunya.Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang klien. Kebetulan investor yang kelak akan menanamkan modal pada rumah makan yang baru saja ia buka ini memilih untuk bertemu di rumah. Sebenarnya ia sudah cukup lama menenal pria ini, hanya saja belakang ia memang menjadi kurang produktif karena harus mengurus orang tuanya yang katanya sedang sakit.Rumah dengan arsitektur bergaya jadul itu tampa
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 33

Selain menikmati pekerjaannya yang bisa dibilang sedang berada di puncak karier. Tak banyak kegiatan yang Saka lakukan, meskipun sudah sekian lama ia tidak pernah kembali ke kita asalnya. Rupanya tak menjadikan pria itu merasa rindu. Namun, entah kenapa setelah pulang dari rumah Pak Bowo untuk terakhir kali Saka merasa berbeda. Ia mendadak ingin pulang dan menemui ibunya. Ia hanya merasa perlu mengutarakan apa yan gselama ini belum sempat ia bciarakan pada wanita itu. Mungkin saja Eca juga sudah keluar dari penjara. Namun, sepertinya ia juga tidak punya nyali untuk menanyakan kabar adiknya. "Ka, sorrylah kita cuma bercanda kok," ucap Ata yang tiba-tiba saja sudah berada di samping Saka. Saka yang sejak tadi larut dalam lamunannya yang entah apa, sampai tidak menyadari kalau Ata berjalan di depannya, padahal ia juga cukup lama bolak-balik mencari Saka. "Kapan datangnya? Kayak jin aja, tahu-tahu muncul." "Enak aja, udah 3 balik kayakn
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 34

Sadar jika orang di hadapannya adalah Saka. Dara yang memang sudah tidak bertenaga hanya tersenyum saja. Sampai kemudian ia kehilangan kesadarannya. Sontak saja Saka yang panik, langsung menggendongnya."Mas, jangan sembarangan ya! Mas mau melakukan apa? Ini rumah sakit loh!"Asisten Dara sontak saja panik dengan apa yang baru saja dilakukan Saka. Namun, pria itu tak menggubris teriakan gadis di sebelah Dara. Ia lantas membawa wanita itu ke ruangan IGD."Mas denger saya enggak sih, lain kali jangan nyentuh orang sembarang. Mas jangan sok kenal sama bos saya. Dia enggak suka disentuh sama lawan jenis!""Kamu urus aja bagian administrasinya!" ucap Saka. Saat Saka berhasil mendapatkan ranjang untuk Dara."Maaf Bapak suaminya?" tanya dokter jaga di sana."Hm, sa-saya bukan. Mantan suami sih.""Mohon maaf, Bapak bisa tunggu di luar dulu!"Akhirnya Saka juga tak punya banyak pilihan ia hanya bisa pergi dari
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 35

"Apa sih kamu anak kecil. Enggak usah nebak-nebak yang enggak bener!""Ya ampun, umurku memang muda, tapi aku paham beginian. Aku juga pernah pacaran."Mela malah membanggakan diri."Jangan zalim sama diri sendiri, bangga kok sama dosa," ucap Dara sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya."Astaghfirrullah!"Mela sontak saja menepuk bibirnya dengan sedikit kasar."Enggak sekeras itu juga kali Mel naboknya!" pinta Dara yang ikut terkejut dengan refleks Mela yang menyakiti diri."Ya Allah Mbak, untung ya di dunia yang luas ini aku dipertemukan sama bos sebaik ini.""Apa lagi sih Mel, mulai deh.""Ya emang baik Mbak, selain ngasih kerjaan juga enggak banyak, yang terpenting Mbak juga selalu mengingatkan aku sama kebaikan. Jadi aku selalu inget dosa, kalau mau ngelakuin apa. Makasih banyak ya Mbak."'Pantas saja Mas Saka enggak bisa move on, orang sebaik ini.'Kali ini Mela mengucapkann
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 36

Saat itu Saka tahu ke arah mana ucapan Dara tertuju. Siapa lagi kalau bukan ibu dan kakaknya yang masih berada di kota kelahirannya. Namun, saat Saka larut dalam lamunan dering di ponselnya seketika membuyarkannya. Rupanya ada panggilan dari Ata.[Ke sini napa Bos, malam minggu juga di rumah aja!] ajak Ata saat itu.[Nongkrong di mana?][Biasalah di Basecamp.][Oke, meluncur.]Entah kenapa setiap kali membahas tentang ibu dan kakaknya sampai hari ini Saka terus saja menghindar. Tanpa ia sadari rupanya Dara masih memperhatikannya di balik kaca jendela di lantai 5 kamar yang ia tempati."Mbak, mau langsung istirahat?" tanya Mela yang saat itu memberikan segelas air hangat pada Dara."Enggak, masih ada kerjaan yang perlu diselesaikan.""Mbak yakin kuat? Tadi dokter 'kan bilang harus banyak istirahat.""Kalau enggak dikejar sekarang, besok enggak akan sempat. Sebentar kok, cek laporan doang. Udah akhir bulan juga.""Saya bantu ya.""Gak perlu
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 37

Mereka dulu satu sekolah, kadang-kadang Dara sering mengajak Febi untuk bertemu, tetapi lain waktu ia malah menceritakan kalau ada salah satu pasiennya yang tidak punya keluarga, setelah dilihat dari foto yang Febi ambil jelas saja Dara shock bukan main. Ternyata orang yang sering diceritakan Febi adalah Bu Lusi. Tanpa pernah Febi tahu kalau Bu Lusi adalah mantan mertuanya. Kadang-kadang Dara juga sering mengirim menitipkan makanan untuk para lansia di sana. Ternyata ia masih saja tidak bisa mengabaikan orang yang pernah melahirkan orang yang dulu pernah mengisi relung hatinya. Namun, Dara selalu meminta agar Febi mengabari jika ada lansia yang sakit. Sebenarnya semua itu ia lakukan untuk mengetahui kabar dari Bu Lusi. Dara hanya tidak ingin Febi tahu dan malah bersikap acuh pada Bu Lusi, ia sedikit banyak tahu masalah apa yang dilakukan mantan mertuanya. "Ra, sorry ya aku sibuk banget." "Sekarang Bu Lusi di mana?" "Masih di rumah sa
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 38

Sungguh bukan hal seperti ini yang Saka harapkan. Kenapa di saat ia ingin memperbaiki hubungan dengan ibu kandungnya, malah tak diberikan kesempatan. Melihat Saka yang tampak Ragu, akhirnya Dara juga hanya bisa meyakinkannya."Aku tahu susah banget buat ikhlas, tapi seenggaknya Abang bisa temuin ibu dulu!""Enggak Ra, kamu salah. Justru Abang ke sini karena udah kalah. Abang mau memperbaiki semuanya, tapi--""Alhamdulillah, masuklah. Aku tunggu di sini."Saat itu tak mau menunggu pertemuan ibu dan anak yang sudah lama tak berjumpa Dara memilih untuk duduk di sofa. Ia sengaja memberi waktu berdua untuk mereka saling melepas rindu dan mungkin sekaligus dengan perpisahan. Memang berat, tetapi tim dokter pun sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengobati Bu Lusi, sayangnya usaha mereka hanya bisa sampai di titik ini."Bu, ini Saka. Maafin Saka ya Bu, harusnya enggak biarin ibu sendirian selama ini," ucap Saka dengan penuh penyesalan.Melihat tubuh ibunya yang
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 39

"Santai aja, Bang!" Saat itu Dara juga tampak membenarkan posisi duduknya, lalu sesekali mulai memegangi kepalanya. "Kamu pusing?""Enggak.""Kalau lagi kurang sehat, kamu pulang aja. Lagian ini juga udah selesai.""Iya Mbak, Dara. Tenang aja ada kami kok yang siap bantu-bantu di sini. Udah Mbak Dara istirahat aja, itu badannya panas banget. Apa mau minum paracetamol, ini saya ada stok di rumah," ucap Bu Hani.Ia memang paling perhatian di antara tetangganya lain, walaupun terkadang bicaranya suka sekali kebablasan. "Enggak usah Bu, saya juga bawa obatnya di tas.""Nah 'kan berarti emang lagi kurang sehat. Kenapa bawa-bawa obat di tas?""Alhamdulillah sekarang udah lebih baik.""Mas Saka udah antar pulang aja, kasihan itu pucat banget!" ucap Bu Dewi.Umur mereka bisa dibilang yang paling muda di kompleks ini, tetap tak menjadikan Saka dan Dara diasingkan. Tik ada senioritas di sini, justru mereka kompak dan saling bahu membahu setiap ad
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 40

Saka malah terkekeh, sebenarnya sampai hari ini ia masih bertanya-tanya kenapa Dara selalu melarangnya untuk berjalan kaki sendirian, padahal ini menyenangkan. Sesekali hidup tanpa kendaraan, apa salahnya? Pikir Saka saat itu.Namun, siapa yang menyangka kalau tingkah Dara yang seperti ini seperti memberikan sedikit harapan bagi Saka. Kenapa rasanya wanita itu bersikap seperti masih menyimpan perasaan padanya.“Ah, masa sih, dia masih suka sama aku? Mana mungkin? 10 tahun bukan waktu yang sebentar,” ucap Saka sembari menyusuri jalanan perumahan yang tampak sepi.Namun, karena tingkahnya ini ia malah dicurigai sebagai pencuri oleh petugas keamanan di sana. Lihat saja tak berselang lama, salah seorang satpam mendatanginya dengan sepeda motor.“Mas ngapain di sini? Abis dari mana dan mau ke mana?” tanya Pak Kholik.“Sa-saya abis nganterin istri, hm maksudnya mantan. Ya Allah maksudnya teman saya.”“Nganterin siapa ya?”“Dara, yang rumahnya warna pink.”K
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status