Share

Bab 11

Penulis: ERIA YURIKA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 07:00:00

Aku tahu ini akan terjadi, tetapi aku bahkan tidak menyangka kalau tanpa dipaksa pun ibuku sudah memberitahunya secara langsung. Seolah sedang menantangku.

[Jangan Ibu pikir karena kita ini keluarga aku enggak akan bertindak tegas!]

[Ya silakan aja, berati kamu memang kamu mau masuk neraka.]

[Memangnya kalau orang yang sengaja memisahkan anak dengan orang tuanya itu bakal masuk surga?]

[Kamu nyindir ibu?]

[Ibu tersindir?]

Saat itu aku bahkan bisa mendengar embusan nafas ibuku yang begitu jelas. Sudah pasti ia tidak terima dengan semua ucapanku.

[Berani melawan ya kamu sekarang. Kamu lupa apa bagaimana, lawanmu bukan orang sembarangan.]

[Tahu, anggota dewan ‘kan? Tenang aja aku juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 12

    Yang kita lawan ini memang bukan orang sembarangan, tapi yang diambil juga bukan barang yang mudah untuk diikhlaskan begitu saja bahkan jika kami adalah manusia yang berasal dari yang sama.[Saka denger ya suami aku nggak akan pernah tinggal diam atau semua yang kamu lakukan hari ini. Kamu akan menanggung akibatnya dari keberanian kamu yang nggak kamu perhitungkan ini.][Kamu ngancem, Mbak? Lupa kalau percakapan ini juga direkam. Aku nggak akan pernah melewatkan satu kesempatan pun buat bikin kamu jatuh.][Kamu pernah mikir nggak kalau anak kalian itu berada di tangan aku? Gimana kalau aku melakukan sesuatu yang nggak pernah kalian sangka? Tadinya aku berpikir buat mempertemukan Sela dengan kalian walaupun sebagai orang tua angkat, karena sela hanya akan menganggap aku dan Mas Jerom sebagai orang tua kandungnya. Sayangnya, niat baik aku ini kayaknya nggak bakal terlaks

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 13

    “Ya Allah yang bener Mas, memang bisa separah itu?” tanyaku.“Ya pasti kalau bayi risikonya lebih besar. Orang dewasa aja kalau jatuh dari ketinggian terus kepala duluan dampaknya juga enggak main-main. Kepala itu ‘kan rawan banget Kang, jangan sampai kena benturan, malah jangankan benturan terguncang saja enggak boleh kalau masih bayi.”“Ya sudah Kang, sa-saya mau langsung ke rumah sakitnya. Ini sudah dipastikan kalau tempatnya di sini ‘kan?”“Iya Kang, ya sudah hati-hati! Akang yakin bisa fokus nyetir dalam keadaan begini? Saya pikir lebih baik ajak anggota keluarga lain buat nemenin. Dari pada kenapa-kenapa di jalan.”Bagaimana aku bisa memberitahu kabar ini, aku saja bisa seterkejut ini apa lagi Dara dan yang lainnya. Aku berencana untuk memberitahu mereka ketik semua informasinya sudah jelas. Bukannya aku meragukan kemampuan Kang Rudi dalam hal melacak lokasi seseorang hanya saja aku tidak ingin Dara menjadi kalang kabut k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 14

    “Ra, kematian itu takdir Allah. Enggak ada yang bisa menunda bahkan memajukan kematian walau hanya beberapa detik saja,” ucap Saka.“Aku tahu, tapi kenapa harus kamu yang jadi penyebab kematian Mita?”“Maafin Abang, Dara.”Eca dan Bu Lusi mulai berteriak meminta Saka untuk membebaskannya. Namun, sepertinya Saka tidak peduli. Ia malah fokus mendekati Dara yang sejak tadi terlihat begitu menyedihkan.“Saka, sudahlah. Biarkan istrimu tenang dulu, kasih dia waktu. Ikhlas itu enggak mudah Nak, kamu harus paham itu! Semua orang juga tahu enggak ada yang bisa melawan takdir kematian seseorang, tapi yang kamu harus tahu kasus ini berbeda,” ucap Bunda.Sepertinya dibandingkan Saka, Bunda Salsa bahkan lebih bisa mengerti apa yang dirasakan Dara saat ini.“Kamu mau bantu ibu dan kakakmu di kantor polisi atau ikut kami pulang?” tanya Pak Fandi.“Saka kok yang panggil mereka ke polisi.”Saat itu Pak Fandi hanya diam saja. Je

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 15

    “Ra, kematian itu takdir Allah. Enggak ada yang bisa menunda bahkan memajukan kematian walau hanya beberapa detik saja,” ucap Saka.“Aku tahu, tapi kenapa harus kamu yang jadi penyebab kematian Mita?”“Maafin Abang, Dara.”Eca dan Bu Lusi mulai berteriak meminta Saka untuk membebaskannya. Namun, sepertinya Saka tidak peduli. Ia malah fokus mendekati Dara yang sejak tadi terlihat begitu menyedihkan.“Saka, sudahlah. Biarkan istrimu tenang dulu, kasih dia waktu. Ikhlas itu enggak mudah Nak, kamu harus paham itu! Semua orang juga tahu enggak ada yang bisa melawan takdir kematian seseorang, tapi yang kamu harus tahu kasus ini berbeda,” ucap Bunda.Sepertinya dibandingkan Saka, Bunda Salsa bahkan lebih bisa mengerti apa yang dirasakan Dara saat ini.“Kamu mau bantu ibu dan kakakmu di kantor polisi atau ikut kami pulang?” tanya Pak Fandi.“Saka kok yang panggil mereka ke polisi.”Saat itu Pak Fandi hanya diam saja. Je

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 16

    “Pak, tolong dengarkan saya dulu! Saya bisa jelaskan semuanya!” ucap Saka yang masih terengah-engah. Ia berusaha mendapatkan keseimbangannya kembali dengan berpegangan pada pohon manga yang berada di sampingnya.“Enggak usah kamu jelasin! Ganti saja celanamu dengan rok, kalau enggak bisa melidungi anakmu sendiri.”“Dari awal saya enggak ada niat buat menyerahkan bayi itu Pak, saya pikir ibu juga enggak akan bertindak nekat sampai bawa pergi anak kami.”“Itu karena kamu terlalu naif, sudah tahu keluargamu kriminal masih saja kamu andalkan mereka buat jaga bayi. Ibunya aja belum sempat lihat, bisa-bisanya mereka bunuh cucuku.”“Ini kecelakaan Pak, mereka juga bukan sengaja membunuh.”“Alah bela saj terus keluargamu itu, sudah tahu salah masih aja kamu bela!”“Saya hanya menjelaskan keadaan, orang-orang mungkin mengira ini kesengejaan, tetapi semua ini bukan seperti itu.”“Mau sengaja atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 17

    “Enggak Pak, kita jalan aja!”“Kamu yakin?” tanya Pak Toro.“Kamu itu harusnya jangan egois gitu Dara, itu suami kamu sampai mohon-mohon juga. Namanya manusia pasti pernah buat salah, kamu jangan terlalu keras jadi istri. Kalian juga masih muda,” ucap Tante Disa.Inilah hal yang paling membuat Dara malas pulang ke rumah orang tuanya. Tante Disa ini selalu saja mengemukakan pendapat tanpa pernah merasa simpati pada penderitaan orang lain. Ia hanya peduli pada posisinya, saat ini sudah pasti ia sedang khawatir jika jatah uang bulanannya akan berkurang saat Dara tinggal bersama mereka,“Tante tenang saja, aku enggak akan tinggal di rumah. Aku hanya minta diantar Bapak cari kontrakan kok. Setidaknya sampai besok, sekarang sudah gelap,” ucap Dara.“Lagian kamu ini anak lagi berduka kok malah ditakut-takutin. Emangnya di dunia ini ada yang mau jadi janda, kalau aja pasangannya bisa tegas Dara juga enggak akan ngambil keputusan ini,” ucap Pak To

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 18

    “Ini diajak temen aja,” ucap Rey yang malah salah tingkah. Jelas saja Dara bukan orang polos yang tidak mengerti keadaan.“Komunitas taxy sport?” tanya Dara.“Enggak begitu Ra, iya deh aku emang iseng aja sih kemarin.”“Pantas aja orang grab kok mobilnya bagus banget,” ucap Dara.“Enggak bagus juga Ra, standar aja kok itu.”“Ra, tapi kamu di sini sama siapa?”“Kenapa, kamu takut dihajar lagi sama suamiku?”“Enggak juga sih, ya wajar dia cemburu.”“Tapi, kalau enggak cemburu sama kamu aku rasa Bang Saka juga enggak akan berani ambil tindakan.”“Jadi pertemuan kemarin ada faedahnya juga dong!”“Alhamdulillah, tapi sayangnya aku enggak bisa nyelamatin Mita.”“Ra, sorry kalau gue lancang, tapi kalian baik-baik aja ‘kan?”“Kalian itu siapa?”“Ya, hubungan kamu sama suami.”“Enggak ada yang baik-baik aja. Aku masih belum bisa mengikhlaskan apa yang udah d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 19

    “Dara!”Seseorang tiba-tiba saja memanggil wanita itu. Pemilik suara itu bahkan kini menghalangi jalan Dara.“Abang kenapa bisa tahu aku di sini?” tanya Dara yang sedikit bingung.Apakah semalam ia mengikuti mobil yang ditumpangi Dara sampai ke hotel?“Enggak penting bagaimana caranya Abang bisa sampai sini yang terpenting Abang sudah ada di depan kamu.”“Mau apa lagi Abang ke sini?”“Ya buat nemuin istrilah.”“Aku masih butuh waktu buat sendiri.”“Mau sampai kapan kamu begini?”“Ya, sampai aku yakin buat pisah.”“Seyakin itu kamu mau pisah?”Saat itu Dara hanya diam, ia terlalu lelah menjelaskan hal yang sama secara berulang-ulang.“Abang udah tahu belum kalau ibu sama Mbak Eca udah keluar dari penjara? Mereka bahkan lagi nyantai di lapangan golf.”“Oh ya? Kamu jangan asal ngomong. Jelas-jelas kemarin mereka ditangkap kok.”“Iya, tapi mereka bisa kasih jaminan. Apa yang enggak mungkin buat orang kaya?”Saat itu Dara juga t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 54

    "Abang mungkin bisa nitip ke penjaga makam kalau Mbak Eka ke makam, biar telepon kamu atau minta nomor hpnya.""Kamu yakin Dek, kalau Mbak Eka bakal ke makan secara rutin.""Aku sih mikirnya Mbak Eka kalau memang bener-bener berubah, seharusnya bakal ke sana."Cara ini mungkin membutuhkan banyak waktu, tapi faktanya mencari Mbak Eka juga sesulit itu. Saka juga sudah menanyakan pada orang-orang di sekitar rumahnya, tapi tak ada yang pernah menemui Mbak Eka selain orang-orang yang rumahnya dekat pemakaman. Jadi, Saka hanya bisa menitipkan pesan pada temannya yang kebetulan punya rumah dekat makam juga, untuk memberinya kabar kalau Mbak Eka ziarah.Sebulan berlalu, akhirnya Saka mendapatkan informasi kalau Mbak Eka ziarah ke makam ibu. Tanpa pikir panjang Saka yang kala itu masih berada di rumah makan langsung meluncur ke sana. Untungnya temannya yang dititipkan pesan oleh Saka mencoba untuk menahan Mbak Eka dengan mengajaknya bicara banyak hal, alhasil begitu Saka samp

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 53

    "Dara, bagaimana kabar kamu?"Kala itu wajah semringah Dara langsung berubah. Rupanya ia masih belum melupakan kejadian di masa lalu."Mbak mau ngapain ke sini? Mita udah enggak ada, tolong jangan ambil anakku lagi."Dara mungkin sudah mencoba mengiklaskan apa yang terjadi di masa lalu, tetapi siapa yang menyangka kalau ketika dihadapkan pada orang yang bersangkutan secara langsung. Ada sedikit rasa khawatir yang ia sendiri pun tidak mengerti kenapa bisa terjadi."Dara, maafin Mbak. Aku datang ke sini bukan mau ambil anak kamu. Mbak cuma mau silaturahmi aja.""Bang...."Kala itu Dara menatap Saka dengan wajah yang nanar. Rupanya Saka pun demikian, kenyataannya pria itu masih sedikit khawatir kalau perempuan ini punya niat yang tidak baik. Dari banyaknya waktu kenapa Mbak Eka harus datang tepat kala Dara baru saja melahirkan. Siapa juga yang tidak akan menaruh curiga."Mbak sebaiknnya kita bicara di luar aja ya, tunggu sebentar."Kala itu Saka jug

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 52

    "Apa aku hamil ya?""Hah, Adek serius? Emang udah telat?""Udah 2 bulan sih enggak halangan.""Loh, kenapa enggak bilang Sayang?""Aku enggak mau aja bikin Abang berharap kalau beneran hamil.""Ya udah nanti di sana paling diperiksa. Apa mau beli test pack aja?""Boleh.""Ya udah nanti mampir ke apotek sebentar, Abang belikan buat kamu.""Makasih, ya!"Dara mendadak tak bisa tenang, jantungnya bahkan berdentum-dentum tak karuan, membayangkan jika ia harus kembali mengecewakan Saka. Entah kenapa rasa tidak tega, melihat Saka begitu bersemangat tatkala pria itu membelikan alat tes kehamilan untuknya."Apa pun hasilnya, sama sekali enggak akan mengurangi rasa cinta dan sayang Abang ke kamu."Dara hanya tersenyum tipis, jelas di hatinya ia merasa khawatir kalau hal serupa akan kembali terulang. Namun, entah kenapa kali ini rasanya berbeda. Ia masih hafal bagaimana rasanya hamil dan yang tengah ia rasakan saat ini sama persis.Di toilet Dar

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 51

    Begitu Dara kembali untungnya keadaan sudah seperti semula. Rey sudah meninggalkan meja mereka, tetapi sepertinya Saka masih kesal dengankehadiran pria itu di sini.“Abang kenapa sih kok cemberut gitu? Ada yang bikin kesel?” tanya Saka.“Udah enggak ada sih sekarang, kita pulang aja sekarang yuk!”“Ayo! Ini juga udah siap kok.”Merasa Saka tampak terburu-buru, hal ini rupanya membuat Dara smenjadi semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya disembunyikan suaminya.Terbukti di perjalanan sampai mereka tiba di rumah pun Saka lebih banyak diam.“Abang, kenapa? Beneran enggak mau cerita?” tanya Dara kala mereka sudah sampai di rumah.Awalnya Saka tidak ingin menceritakan hal ini, ia bahkan tampak menatap istrinya hingga cukup lama. Seolah tampak begitu berat.“Enggak masalah kalau belum mau cerita sekarang atau Abang enggak mau cerita sama sekali. Adek enggak akan maksa.”“Abang tadi ketemu Rey di resto.”“

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 50

    “Hehe, iya Sayang. Maaf. Ya udah sekarang kita ngapain?”“Keluar aja yuk.”“Abang enggak ada mobil.”“Mobil aku juga mobil Abang juga. Itu juga yang beli Abang, akukasih sticker aja makanya ganti warna.”“Kamu tuh ya, suka banget sama warna pink. Emang semuanya haruspink?”Kala itu saking gemasnya, Saka malah mencubit pipi istrinya.Sayangnya, keinginan mereka untuk jalan-jalan harus tertunda, karena banyak halyang harus diurus, terutama rumah mereka yang masih berantakan.Pada akhirnya mereka baru bisa jalan-jalan dengan tenang keesokanharinya. Ata juga sudah kembali ke Pontianak, karena memang ia hanya ambil masacuti 2 hari saja. Jadi di rumah ini hanya ada Saka dan Dara. Orang tua Darajuga sudah kembali ke rumahnya, Tante Disa memutuskan untuk memperjuangkanpernikahannya, meskipun ia tahu kali ini tidak akan mudah.“Sayang, hm kamu kapan bisa ke Pontianak juga?”“Kapan aja bisa. Sekarang juga boleh.”

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 49

    “Aku duluan!”Sontak saja Dara langsung berjalan cepat kearah toilet. Di momen itu setelah menuaikan salah sunah pengantin, akhirnyarasa rindu mereka yang selama ini hanya bisa terpendam benar-benar terbayar.“Makasih banyak ya Sayang, maaf dulu Abanggagal jadi suami yang baik buat kamu.”“Aku juga bukan istri yang baik buat kamu.Yang lalu biarlah berlalu, kita hidup di masa sekarang. Aku yakin Allah pastienggak akan kasih ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.”“Benar, tapi jujur ujian kita berat banget.”“Maafin aku ya, dalam hal ini aku jugamengambil peranan yang cukup banyak. Aku bikin Abang memusuhi keluargasendiri.”“Enggak Sayang, kamu sama sekali enggak perluminta maaf. Enggak ada asap kalau enggak ada api. Abang sudah mencoba berdamaisama semuaya. Semoga kali ini kita tetap bisa sama-sama dalam menghadapi ujianapa pun.”“Aamiin.”Sedang asyik mengobrol pintu kamar merekamalah diketuk dari arah luar.

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 48

    “SAH!”Mendengar kalimat itu tentu saja membuat Dara yang sejak tadibegitu tegang mendadak lega. Kala itu ia digandeng Via dan Febi menuju kehalaman rumah. Mereka mengadakan pernikahan itu di rumah lama. Sepertidihidupkan kembali setelah sekian lama mati suri, melihat Saka yang lengkapdengan beskap khas sunda membuat Dara tak kuasa menahan haru. Begitupun Sakayang melihat wanitanya tampak anggun dengan balutan kebaya panjang denganhiasan siger sunda di kepalanya, menambah kesakralan acara kala itu.Ia tahu sampai dititik ini tidak mudah, ada banyak hal yangdilewati. Begitu banyak kerinduan yang selama ini tak pernah bisa diungkapkan.Tak pernah terbayangkan Saka akan kembali mengalami momen seperti ini lagi.Rasanya memimpikannya saja ia tak pernah berani. Saka tahukesalahannya pada Dara terlalu besar. Imam yang seharusnya bisa melindungimakmumnya, yang terjadi di kehidupan sebelumnya justru ialah yang memberikanluka pada mereka.Kini setelah berja

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 47

    “Pak, apa enggak sebaiknya antar Via ke sekolah dulu?” tanya Dara yang mulai merasa tidak nyaman dengan keadaan saat ini.“Buat apalah, ojek ada. Disa juga bisa antar pakai motor. Udah enggak usah dipikirkan.”Pak Toro malah terlihat masa bodo dengan istrinya yang meninggalkan hotel dengan wajah yang masam.“Tapi, tadi Tante Disa kayaknya marah banget. Aku cuma enggak mau aja Yah, pulang dari sini kalian malah berantem lagi kayak semalam.”“Asal kamu tahu Dara, enggak hari ini aja kok kita berantem. Hari-hari dia sering banget ngajak berantem. Maafin Bapak ya, harusnya dulu minta pendapat kamu dulu sebelum memutuskan buat menikah sama perempuan enggak jelas itu.”“Istighfar Pak, hm ini minum dulu! Biar agak tenang!”Kala itu Dara menyodorkan segelas air untuk Pak Toro. Saka juga tidak berani membuka suara. Ia tahu masalah ini bukan ranahnya ikut campur.“Nak Saka, maaf ya harusnya kita enggak bicara di tempat ini.”“Enggak masalah Pak, saya di mana aj

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 46

    Tak jauh dari rumah masa kecilnya, ada sebuah penginapan untungnya masih ada kamar kosong. Jadi Dara tidak perlu berlari terlalu jauh. Sebenarnya wanita itu sudah mempersiapkan hal ini sejak lama, kalau keluarganya akan memperlakukannya dengan buruk. Hanya tetap saja dihadapkan dengan situasi secara langsung, Dara tetap saja ikut larut dalam emosinya. Ia tidak pulang setiap hari, bahkan bisa terhitung hari dalam setahun. Namun, kenapa bagi ibu sambungnya hal itu seperti beban. Ia merelakan tempat tidur dan semua barang yang ada yang ada di kamarnya pun untuk adik-adiknya, tetapi itu sama sekali tak mengubah apa pun bagi wanita paruh baya itu.~Ketika di lobi tanpa sadar Dara menitikkan air matanya. Ia sudah berusaha menahannya sejak tadi, tetapi tetap saja. Akhirnya demi menutupi penampilannya yang kacau, Dara memilih untuk memakai kaca mata menuju kamarnya. Kala itu ia memang tak membawa banyak baju, jadi kali ini Dara hanya memakai tote bag berukuran sedang yang ber

DMCA.com Protection Status