"Terimakasih Mas Bimo, Lily. Kesepakatan akhirnya berakhir saling menguntungkan bagi Winata Group. Karena 45 Triliun bukanlah jumlah yang sedikit dalam investasi itu," ujar Hendra tersenyum puas, di sofa ruang kerja pribadinya. Ya, di ruang pribadi Hendra saat itu, memang hanya ada Bimo dan Lidya yang duduk menemaninya. "Syukurlah Pak Hendra. Bimo ikut senang mendengar kelancaran lobi Winata Group hari ini," sahut Bimo tersenyum. "Pah. Apakah Papah tak merasakan hal aneh, saat tadi berjabat tangan dengan si Andrew itu..?" tanya Lidya. "Hmm. Rasanya memang agak dingin tangan si Andrew itu tadi Lidya. Seperti... seperti.. "Seperti orang yang sudah mati ya Pah..?" "Wah..! I-iya benar Lidya, seperti itulah..!" sentak terbata Hendra, membenarkan pendapat putrinya itu. "Wah..! Selain dingin, Lidya bahkan merasa ada arus listrik kecil yang seperti menarik-narik aliran darah di tubuh Lidya, Ayah..!" "Ahh..! Begitukah..? Apa artinya itu Mas Bimo..?" seru kaget Hendra, dia pun langsung
Terakhir Diperbarui : 2025-02-27 Baca selengkapnya