Semua Bab Takdir Perjanjian Pernikahan: Bab 511 - Bab 520

528 Bab

Bab 511 – TA S2 - Penjelasan William

"Kau kenapa, Marsha?" William bertanya dengan tatapan begitu serius pada Marsha."Apa hubunganmu dengan Renata? Kenapa Renata memiiki nomor ponselmu? Kau merahasiakan apa dariku, William? Bukannya selama ini kita sudah sepakat untuk tidak merahasiakan apapun?" cerca Marsha dengan tatapan kecewa. Wajahnya tampak begitu marah. Dia mencengkram kuat ponsel milik William yang berada di tangannya.William membuang napas kasar, dia memejamkan mata sesaat. Kali ini dia sudah yakin, Renata menghubungi dirinya dan diketahui oleh Marsha. William tidak langsung menjawab, karena dia melihat istrinya yang begitu marah padanya. Bukan tidak ingin langsung menjelaskan, tapi William memilih untuk membuat istrinya sedikit lebih tenang."Kenapa kau diam, William? Katakan padaku, apa hubunganmu dengan Renata?" seru Marsha dengan suara yang kini sedikit meninggi. Kilat matanya menatap dingin sauminya yang berdiri di hadapannnya. William masih diam, dia menyambar ponselnya yang ada di tangan Marsha, dia la
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 512 – TA S2 - Rahasia Renata

"William, apa hari ini sungguh, aku boleh menemui Renata?" Marsha berjalan keluar dari kamar mandi. Kini tubuhnya masih terbalut bathrobe dan rambut yang dililit oleh handuk. Kemudian, dia melangkah mendekat ke arah suaminya yang tengah fokus pada iPad di tangannya. "Kalau kau sibuk tidak apa-apa, William. Biar aku saja sendiri yang menemui Renata," lanjutnya dengan wajah yang muram. Sudah sejak tadi malam, Marsha tidak bisa tenang. Dia terus memikirkan keadaan Renata. Bagaimanapun Renata adalah sepupun dekatnya, dia tidak ingin melihat keluarganya bersedih melihat keadaan Renata. Mendengar Renata memiliki penyakit, tentu saja membuat Marsha terus berpikir buruk, akan terjadi sesuatu pada Renata.William mengalihkan pandangannya, dia menatap sang istri yang sudah berada di hadapannya. Kemudian, dia meletakan iPad yang ada ditangannya itu ke atas meja, lalu dia menarik tangan Marsha, dan membawa istrinya duduk di pangkuannya—memberikan kecupan bertubi-tubi di bibir Marsha dengan tangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 513 – TA S2 - Rahasia Renata II

"Aku memang sengaja tidak mengatakan ini pada siapapun, Marsha..." Renata mengurai pelukannya, dengan mata yang memerah, dia menatap Marsha dengan tatapan yang begitu pedih. "Marsha, ada hal yang ingin aku katakan padamu," ujarnya dengan nada begitu serius."Kau ingin mengatakan apa, Renata?" tanya Marsha dengan menatap lekat Renata."Ini tentang suamimu," ucap Renata dengan pelan. Kepalanya tertunduk, dia tampak begitu terluka."Tentang William?" Kening Marsha berkerut dalam, dia kini menatap bingung Renata. "Ada apa dengan William?""Aku ingin minta maaf sebelumnya padamu, Marsha...." Renata sedikit menundukan kepalanya, dia tampak ragu mengatakannya pada Marsha. Sedangkan Marsha yang duduk di hadapan Renata, dia menatap Renata dengan tatapan tak mengerti."Ada apa sebenarnya, Renata? Kenapa kau harus minta maaf padaku?" Marsha membawa tangannya, mengusap pelan lengan Renata. "Aku percaya, kau tidak akan melakukan hal yang melukaiku. Jadi kau tidak perlu meminta maaf padaku, Renata.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 514 – TA S2 - Kepergian Renata

Suara dering ponsel terdengar, membuat William dan Marsha yang tengah tertidur pulas harus terbangun. Mereka mengalihkan pandangan mereka pada ponsel yang berdering itu. William mengambil ponselnya, tanpa melihat ke layar, dia menolak panggilan itu. Namun lagi-lagi ponselnya tidak henti berdering. "William, siapa yang menghubungimu sepagi ini?" tanya Marsha yang masih sangat mengantuk. Dia mengerjapkan matanya, melirik jam dinding kini masih pukul enamp pagi. Terlihat Marsha masih ingin beristirahat, tapi ponsel sang suami tak kunjung berhenti berdering. "Kau tidurlah, aku akan menjawabnya," jawab William sembari mengelus lembut pipi Marsha. Masha mengangguk pelan. Dia kembali membaringkan tubuhnya di ranjang, lalu memejamkan matanya. Kemudian, William mengambil ponsel miliknya yang tidak henti berdering itu. Dia mengerutkan keningnya, kala melihat ke layar ponsel tertera nomor rumah sakit menghubunginya. Tanpa menunggu lama, William beranjak dari ranjang, dia berjalan menjauh meni
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 515 – TA S2 - Surprise For Marsha

Sudah lebih dari satu minggu William dan Marsha berada di Milan dan hari ini, mereka akan kembali ke Toronto. Setelah kepergian Renata, Marsha lebih banyak diam dan berada di hotel. William mengirimkan jenazah Renata kembali ke Indonesia. Ya, Marsha tidak mungkin membiarkan Renata dimakamkan di Milan. Sayangnya, William dan Marsha tidak bisa menghadiri pemakanan Renata. Jarak Milan dan Jakarta yang jauh membuat William tidak mungkin membiarkan istrinya terbang ke Jakarta. Mengingat kandungan Marsha lemah, William tentu tidak ingin mengambil resiko yang membahayakan istri dan anaknya.Kini Marsha tengah duduk di sofa, dia menatap pelayan yang tengah mengemasi barang-barangnya. Sejak hamil, William sudah melarang Marsha untuk mengemasi barang-barang. Itu kenapa, Marsha tidak bisa lagi mengemasi barang-barang pribadi miliknya dan milik William. "Nyonya, apa Nyonya ingin sesuatu?" tanya sang pelayan saat selesai mengemasi barang-barang milik Marsha dan William. "Tidak," jawab Marsha. "D
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 516 – TA S2 - Surprise For Marsha II

"Karin, Laura? Kalian yang menyiapkan ini semua?" seru Marsha yang begitu terkejut, melihat ruang makan telah dihias dengan pernak pernik bayi kembar. Mulai dari sepatu mungil, hingga balon-balon yang yang ditempel didinding. Sungguh, Marsha tidak menyangka, ruang makan ini diubah menjadi ruangan yang sangat cantik. "Aku dan Karin sungguh bahagiha mendengar kau hamil bayi kembar, Marsha," ujar Laura dengan senyuman di wajahnya. "Benar, aku tidak menyangka sebentar lagi aku akan memiliki keponakan kembar. Pasti itu sangat menggemaskan," sambung Karin dengan wajah yang sangat bahagia. Masha pun tersenyum ke arah Laura dan Karin. "Terima kasih, aku dan William juga sangat bahagia.""Yasudah, lebih baik kita makan sekarang. Tadi aku dan Laura sudah menyiapkan banyak menu makanan kesukaanmu, Marsha," ujar Karin seraya melirik makanan yang sudah terhidang di atas meja. Marsha mengangguk. Kemudian, Laura dan Karin duduk langsung duduk di kursi meja makan, bersama Raymond dan Frans yang j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 517 – TA S2 - Kesedihan Karin

"Nyonya Karin Geovan, silahkan masuk.." Seorang perawat memanggil nama Karin yang tengah menunggu tepat di depan ruang dokter. "Ya?" Karin beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan masuk ke dalam ruang dokter. Namun, langkah kaki Karin terhenti sesaat, dia kini menatap ruangan Dokter dengan tatapan yan takut. Hari ini, Karin memberanikan diri mengunjungi Dokter Kandungan tanpa ditemani oleh Frans. Bukan tidak ingin ditemani, hanya saja Karin takut mendapatkan berita yang akan mengecewakannya."Nyonya, mari silahkan masuk. Dokter Fiona sudah menunggu," ucap sang perawat yang menegur Karin yang tengah melamun. "Ah, Iya, Maaf..." Karin melanjutkan kakinya, melangkah masuk ke dalam ruang Dokter. Tepat di saat Karin masuk, Sang Dokter sudah menyambut kedatangannya. "Nyonya Karin, kenapa anda tidak meminta saya untuk datang ke rumah?" tanya Sang Dokter dengan nada bingung. Ya, Dokter Fiona adalah Dokter kandungan Keluarga Geovan. Itu kenapa Sang Dokter sedikit bingung Karin yang dat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 518 – TA S2 - Membicarakan Masa Depan

Enam bulan kemudian....Kandungan Marsha memasuki minggu ke tiga puluh tujuh. Menjelang melahirkan, Marsha lebih banyak menghabiskan waktu dirumah dan terkadang membantu Sean untuk belajar. Seluruh perlengkapan bayi pun telah disiapkan oleh Clara, Ibunya serta Veronica Ibu mertuanya. Selama kehamilan ini, Marsha sudah tidak lagi menyentuh pekerjaannya. Perusahaan milik keluarganya telah diambil oleh William. Tentu karena William tidak ingin Marsha memikirkan tentang masalah perusahaannya. Dikehamilan kali ini, William dan Marsha memutuskan untuk tidak memeriksa jenis kelamin anak mereka. Bukan tidak ingin, tapi mereka ingin menjadikan itu sebuah kejutan. Selain itu, disela-sela kesibukannya, William selalu banyak meluangkan waktunya untuk istri dan anaknya. Kini Marsha tengah duduk di taman, menikmati sore hari menatap bunga-bunga yang tubuh begitu indah ditamannya. Setiap harinya, Marsha selalu merawat bunga-bunga yang ada di tamannya itu. Kesibukan Marsha selama menjelang kelahiran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 519 – TA S2 - Lunch Bersama

"William, hari ini Raymond, Laura serta Karin dan Frans jadi datang, kan? Aku sudah meminta Chef Andine untuk banyak menyiapkan makanan." Marsha melangkah keluar dari walk-in closetnya, dia baru saja mengganti dress khusus ibu hamilnya. Kemudian, dia mendekat ke arah sang suami yang tengah duduk dan fokus pada iPad di tangannya.William mengalihkan pandangannya, saat Marsha mendekat ke arahnya. Dia langsung menarik pelan tangan Marsha, membawa istrinya duduk di panngkuannya. Kini tangannya mengusap pelan perut Marsha yang mulai membuncit itu. "Tadi Frans menghubungiku, mereka sedang di jalan. Mungkin sebentar lagi mereka akan tiba." Marsha mengangguk, lalu dia merapatkan tubuhnya ke tubuh sang suami, dia membenamkan wajahnya ke leher William. "Aku sudah tidak sabar melihat si kembar, William. Kau lihatlah perutku sangat besar. Aku benar-benar susah bergerak." William tersenyum, dia mengusap pelan punggung istrinya. "Bukan hanya dirimu, aku juga sudah tidak sabar melihat anak kita, s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Bab 520 – TA S2 - Welcome Baby Twins

Suara tangis bayi memecahkan kesunyiaan dalam ruang operasi. Marsha meneteskan air matanya, kala mendengar suara tangis bayi kembarnya. Persalinan berjalan dengan lancar. Anak mereka lahir dengan selamat dan sempurna. William selalu mencium Marsha selama proses persalinan. Kebahagiaan William dan Marsha kini benar-benar begitu lengkap ketika mengetahui anak kembar mereka adalah perempuan. Hal yang membuat William bertambah bahagia adalah saat sang Dokter mengatakan anak kembar mereka bukanlah kembar identik. Anak perempuan pertama yang lebih dulu lahir memiliki rambut pirang seperti Marsha. Sedangkan anak perempuan kedua yang lahir, memiliki rambut coklat seperti William. Sungguh, William tidak menyangka, bayi kembarnya akan lahir dengan begitu special. Kini Marsha tidak akan lagi iri, karena sekarang, Marsha memiliki satu anak yang begitu mirip dengannya. "Nyonya Marsha, silahkan lakukan proses IMD." Dokter menyerahkan bayi mungkin itu ke dalam gendongan Marsha. Sedangkan William d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
484950515253
DMCA.com Protection Status