Home / Romansa / Di Bawah Selimut Mr. Jaxx / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Di Bawah Selimut Mr. Jaxx: Chapter 11 - Chapter 20

40 Chapters

Simpanan om-om

Hari berganti ... sepulang dari kampus, Erica langsung ke tempat katering, membantu memasak dan menyiapkan pesanan, “Apa setiap hari akan seperti ini?” Pemilik katering tersenyum, “Kamu tahu pembangunan di sana? Di pertigaan? Setiap siang mereka makan di sini, jadi kita cukup sibuk setiap hari, tetapi mereka libur Minggu, tenang saja.” Erica tersenyum, “Setelah ini?” “Antar saja. Kau tinggal meletakkannya di meja nanti, sopir akan memberi tahumu.” Erica ikut ke mobil dan berangkat ke tempat pembangunan. Setelah melihat meja panjang kosong, dia tahu harus meletakkan semua kotak makan ini di mana, dan hujan yang tiba-tiba turun tak membuatnya memelankan langkah. “Berikan ini ke bosmu.” Mandor proyek mengulurkan amplop ke Erica. “Terima kasih.” Erica menyimpannya di kantong celemek. “Mereka minta untuk sore juga, bukan makanan, tetapi kudapan, apa kalian bisa mengirimnya? Jam tiga harus sudah di sini.” Erica melihat jam kecil yang dijadikan kalung, pemilik katering yang memberiny
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Berkencan dengan benar

Jaxx tersenyum sambil merapikan rambut Erica, “Aku ingin berkencan denganmu. Jadi, mari kita lakukan dengan baik.” Menggandeng Erica masuk butik, “Aku ingin yang terbaik untuknya."Pegawai butik langsung menyambut hangat, “Baik, Tuan.”Erica menurut dengan canggung ke pegawai butik itu, mencoba beberapa gaun yang terlihat aneh di tubuhnya, dan tetap tak mengerti karena Jaxx terus mengangguk dari tadi.“Pakai yang itu. Aku bayar sisanya.” Jaxx membantu Erica turun dari tempat mencoba gaun dan memberikan kartunya ke pegawai butik.“Bukankah ini terlalu berlebihan?” Erica mengenakan gaun sempit dengan belahan sepaha, rambutnya juga sempat diblow tadi, disemprot parfum, baru digandeng oleh Jaxx. Harusnya dia percaya diri, tetapi nyatanya apa yang tak pernah terpakai tetap saja terasa asing.“Sudah kukatakan kalau aku ingin berkencan denganmu, kan? Kita lakukan saja. Jangan terlalu banyak mengeluh, Erica.” Setelah dari butik, Jaxx mengajak Erica ke restoran mewah, makan makanan enak, dan t
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

Ooughh, Jaxx!

Erica membuka mata perlahan saat merasakan usapan di lengan. Meringis saat duduk, miliknya sepertinya lecet, entah Jaxx melakukan berapa kali tadi, dia tak ingat karena sudah tertidur. “Apa kita akan pulang sekarang?” tanya Erica sambil mengerjap-kerjapkan mata.Jaxx tersenyum, “Tentu saja tidak. Bukankah besok Sabtu? Kamu libur setiap Sabtu, kan? Kita makan malam dan melanjutkan lagi yang tadi.” Jaxx terus mengusap telapak tangan Erica yang digenggam, bahkan sesekali dikecup, dia tak ingin menyia-siakan kebersamaan kali ini.“Bukankah kita sudah melakukannya sampai beberapa kali, Jaxx? Apa kamu tidak lelah?” Erica takut tak bisa berdiri kalau terus melakukan itu dengan Jaxx.Mendengar pertanyaan Erica, Jaxx malah tertawa, “Kita baru saja istirahat, kan? Kamu juga tidur lebih lama dariku.” Bangun dan menggendong Erica, “Setelah mandi kita makan.” Menurunkan Erica di bak mandi dan menyalakan air hangat sebelum dirinya sendiri masuk bak juga. “Bagaimana patungku? Apa sudah jadi?” Jaxx m
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

Satu tembakan

Ke tiga orang itu, yang sudah mempersiapkan balok kayu, langsung mengejar Erica, perintah yang didapat hanya melukai dan membuat cacat tanpa menghilangkan nyawa.Erica terus berlari, meski orang-orang itu menyebut nama Jaxx yang sulit untuk dipercaya, tak mungkin dia diam dan mengharap keajaiban tanpa melawan. Namun, tahu tak memiliki apa pun, Erica hanya berlari sekuat tenaga dan berharap tak sampai tertangkap. “Akh!” Erica terjatuh setelah tersandung balok kayu. Ada lorong gelap di sana, Erica bersembunyi, sambil membawa balok kayu yang menyandungnya tadi.“Di mana dia?!”“Tadi lari ke sini, Bos.”“Kamu ke sana! Kamu ke sana!”Setelah langkah lari tak terdengar lagi, Erica ke luar dari tempat persembunyian, satu belokan lagi sampai di studio, dia bisa bersembunyi untuk sementara waktu sampai Jaxx menjelaskan apa yang terjadi.“Kau pikir bisa membodohiku?”Erica tak menyangka kalau satu di antara tiga masih dekat dengan lorong tempatnya bersembunyi, “Jangan mendekat!”Terkekeh, “Ini
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more

Tinggal bersamaku

Jaxx yang menuju studio Erica, mengerutkan kening karena ada dua orang terkapar di jalan, kekhawatirannya semakin meruncing karena dua orang itu juga babak belur. Dia pun berlari, tak peduli dengan gerimis yang turun semakin deras, dia harus segera menemukan Erica. “Berani sekali kau, Wanita sialan!” Erica yang tadi berjalan dengan terseok, menoleh, menggeleng karena sepertinya dia tak bisa selamat, “Aku sudah bilang padamu, aku tidak punya apa pun untuk kuberikan padamu, kenapa kalian terus mengejarku?” “Tanyakan saja ke Mr. Jaxx, tetapi sepertinya kamu tidak bisa melakukannya, aku akan menghukummu setelah menyakiti teman-temanku.” Mengeluarkan pistol dan menodongkannya ke Erica, “Aku akan membuatmu cacat seumur hidup!” Melihat seorang pria menodongkan pistol ke Erica, Jaxx juga mengambil pistol yang selalu disembunyikan di balik jas, dan menarik pelatuk secepat mungkin agar pria gila itu tak sampai menyakiti Erica. Dor! “Aaaakkhhh!” Erica menutupi wajah saat tembakan itu terde
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Kau yang datang

‘Meski aku pernah menunggumu lama, aku tahu kamu akhirnya datang dan menjemputku, aku tahu kamu pasti akan melakukannya, Jaxx.’ Mengingat kata-kata itu, Jaxx meneguk minuman yang dipegangnya, “Senyuman itu seperti pernah kulihat di suatu tempat, tetapi di mana?” Jaxx meneguk lagi, “Apa ada yang kulewatkan darinya?” Bill masuk kamar Jaxx, “Mr. Jaxx, Hans menemui Mr. Scott lagi hari ini.” Jaxx meletakkan gelas yang dipegang dan ke luar kamar, “Aku ingin menemui Rose.” Bill terkejut mendengar rencana Jaxx, tetapi dia tak bisa melarang, hanya bisa mengantarkan langsung. Sebagai pengikut setia, tak ada keraguan meski tetap memikirkan keselamatan Jaxx sepenuhnya, “Saya akan masuk bersama Anda.” Jaxx terus melangkah, beberapa orang menatap tajam meski memberi jalan, dan pelayan langsung menyambut untuk mengantarnya langsung menemui Rose. Tersenyum, “Aku tahu kamu pasti datang. Bagaimana perjalananmu tadi? Rumah baruku tidak menyulitkanmu, kan?” Rose menjentikkan jari agar pelayan menja
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Membuatku marah

Pertemuan barusan membuat Bill kawatir, pasalnya setelah bertemu dengan Rose, Jaxx lebih banyak diam, bahkan dengan adanya Erica di rumah, seolah tak terlihat oleh Jaxx.“Bill, apa Jaxx di rumah?” Erica mendekat dengan kursi rodanya.“Ya, Mr. Jaxx berenang, apa kamu ingin kuantar?”“Tolong, kalau tidak merepotkanmu.” Erica membiarkan Bill mendorong kursi rodanya, “Terima kasih, Bill.” Erica tersenyum sambil memperhatikan Jaxx di kolam renang, saat pria yang selalu menarik perhatiannya itu naik, Erica turun dari kursi rodanya perlahan-lahan agar kakinya tak terasa sakit.“Dokter menyuruhmu istirahat total, kan?” Jaxx mendekat, menggendong Erica, dan memangkunya sambil mengeringkan tubuh dengan handuk.“Kau membuatku basah, Jaxx.” Erica merasa sedang duduk di atas bongkahan es.Jaxx tersenyum, “Oiya? Boleh kulihat di sisi mana yang basah?” Meletakkan handuk dan berniat memagut bibir itu, tetapi Erica malah menjauh dan membuatnya semakin terbahak.“Aku tidak menemukanmu tadi saat makan s
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Dosis tinggi

“Jaxx!” Hans langsung mengacungkan pistol membuat semua pengunjung berlarian ke luar.Bukannya takut, Jaxx malah terkekeh sambil berjalan mendekat, “Aku berencana mencarimu setelah ini dan kau malah datang sendiri untuk mencari masalah, apa tanganmu yang lemas itu sudah bisa menembak sekarang?”Tangan Hans yang bergetar, dia pun memegang pistol dengan dua tangan agar getarannya hilang, “Kalau madam Rose tak melindungimu, mungkin kau sudah mati sejak dulu.” Hans sering bersitegang dengan Jaxx, pendapatnya selalu berseberangan, dan kini Erica seolah menambah semua semakin rumit. Hans tahu, kemampuannya tak sebaik Jaxx, tetapi dia juga punya bakat yang harusnya diakui juga oleh Rose mau pun Scott.Bill yang juga mengacungkan senjata ke Hans, membuat udara di sekitar memanas karena semua orang saling mengacungkan senjata sekarang.Jaxx tertawa, “Aku tidak akan menyesal mati di tanganmu, hanya saja, apa benar peluru itu akan menancap di dadaku? Seingatku tembakanmu tak pernah tepat sasaran
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Obat mujarab

Erica berjalan cepat untuk membuka pintu studio, “Ya?” Heran karena Jessie datang ke studionya, “Jessie, apa kabar?” Memeluk begitu saja. Jessie langsung mendorong Erica menjauh, “Hans mencarimu, aku tidak tahu kalau akan berakhir seperti ini, aku hanya bilang kalau kau tinggal dengan Jaxx agar dia tidak kawatir, tetapi malah berakhir fatal.” Erica mengerutkan kening, “Jaxx baik, ada apa memangnya? Aku memang belum bertemu dengannya hari ini, tetapi dia baik-baik saja.” Jessie menggeleng, “Hans menembak Jaxx di Aganta. Semua orang membicarakannya dan itu membuatku langsung ke sini setelah menutup kedai. Aku-" Jessie mengikuti Erica yang masuk dengan kaki pincang, “Kau mau ke mana dengan kaki seperti itu?” Erica mengambil tas yang tadi digeletakkan, “Aku akan ke rumah sakit. Aku tidak bisa diam saja di sini saat Jaxx seperti itu. Aku harus menemuinya, terima kasih karena sudah memberi tahuku, Jessie.” “Bagaimana dengan kakimu?” Jessie masih saja mengekor. Bahkan setelah ke luar st
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Ada apa di kampus?

“Bagaimana kata dokter, Jaxx?” Erica menyuapi Jaxx dengan bubur. Meski bisa makan nasi, Erica pikir bubur lebih sehat dan mudah dicerna, jadi Erica menyuruh Bill membeli itu tadi. “Sebenarnya malam ini sudah bisa pulang kalau kau mau merawatku.” Jaxx tersenyum menggoda ke Erica. “Tentu saja aku akan merawatmu, Jaxx.” “Kalau begitu Bill akan mengurusnya. Aku juga sudah bosan di sini. Tidak ada tempat ternyaman selain di rumah.” Jaxx menyuruh Bill mengurus administrasi sedangkan dirinya menghabiskan bubur yang disuapkan Erica. Di tempat lain ... ‘Bug! Bug! Bug!’ Tersenyum dan melempar stik golfnya. Hans yang terkapar di depannya meski masih bernapas, Rose mendongakkan wajah itu, “Sudah kukatakan padamu kalau Jaxx adalah milikku dan kau berani menembak lengannya?” Hans tersenyum, “Anda bahkan lebih mempercayai Jaxx dari pada aku yang sudah kenal lebih lama dan bergabung di sini lebih dulu?” ‘Plak!’ Rose menampar Hans sampai wajahnya kembali mencium tanah, “Kau mau mati hari ini?”
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status