Semua Bab Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api) : Bab 181 - Bab 190

202 Bab

181.Ilusi Racun

Pedang Darah milik Bima bergerak cepat menebas Balakosa. Namun Bima terkejut melihat seringai di bibir Balakosa. "Kamu pikir aku akan kalah semudah itu?" ucap Balakosa sebelum pedang Darah menebas dirinya. Tubuh Balakosa hancur menjadi debu ungu. Lalu secara perlahan tubuh itu kembali ke wujud Balakosa. "Hmm... Ilusi?" batin Bima. "Setelah kau menyentuh ilusi racun ku ini, kau akan merasakan seluruh sarafmu terkikis. Lalu, kau akan mati rasa dan tak bisa bergerak. Hikhikhik, bukankah ini terlalu mudah bagiku?"Balakosa melesat ke arah Bima. Apa yang diucapkan Balakosa tidak salah. Bima mulai merasakan tubuhnya sulit digerakkan. "Apakah racun itu bisa menembus pertahanan api milikku?" batin Bima. "Sekarang matilah! Hahaha!" pedang Raja Ular milik Balakosa menusuk ke arah punggung Bima. Namun meski sulit bergerak, Bima masih bisa mengendalikan tenaga dalamnya. "Dinding Es!" teriak Bima. Sebuah balok es tebal muncul secara tiba-tiba dari dalam lantai menahan pedang milik Balakos
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

182.Sembilan Kutukan Neraka

"Mari dibunuh!?" tanya Bima. "Benar, aku sendiri tidak tahu secara langsung. Hanya saja kabarnya merebak hingga seluruh penjuru benua besar, namanya sangat terkenal, hingga kematiannya pun menjadi hal besar di dunia," kata Iblis Es. "Bagaimana Raja Ular bisa dibunuh?" tanya Bima. "Menurut pendapatku, yang membunuhnya adalah muridnya sendiri, dia adalah leluhur Iblis Racun. Aku bisa melihat ciri dari Iblis racun yang kau hadapi, aku yakin dia bukan Iblis, melainkan manusia yang menjelma menjadi Iblis!" ujar Iblis Es. "Menjelma menjadi Iblis...? Apakah kemampuannya sama dengan milikku?" tanya Bima. "Bisa jadi itu adalah kemampuan yang diwarisi secara turun temurun. Kamu bisa tahu jika kau bisa mengalahkannya. Ajian Raja Ular ini bisa kau hadapi dengan Sembilan Kutukan Neraka, tak perlu khawatir, saat kau sudah menangkis serangan, gunakan pedang es untuk mengakhiri nya," ucap Iblis Es sambil tersenyum. "Seperti biasa, kau selalu penuh akal Iblis Es," puji Bima. Balakosa berteriak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

183.Racun Raja Ular

Bima melangkah di lorong dengan wajah mengernyit kesakitan. Senjata rahasia Balakosa telah menembus tulang es miliknya. Meski racun itu tidak menyebar karena di tekan oleh hawa dingin, namun rasa sakitnya membuat hampir tak bisa menahannya. Di tengah jalan terlihat Ratu Azalea yang berlari menghampiri nya. Wajah wanita itu terlihat cemas. Apalagi saat melihat tangan kanan Bima yang berubah warna menjadi ungu. "Racun Raja Ular..." lirih Ratu dengan wajah khawatir. Raja Baka pun datang dengan wajah yang tak kalah cemas. "Saudara, kita pergi ke tabib klan dulu," ajak Raja Baka. Bima mengangkat tangannya dan menggelengkan kepala. "Lebih baik bawa aku ke ruangan untuk istirahat. Aku harus mengeluarkan racun ini," kata Bima. Raja Baka segera membawa Bima ke ruangan khusus tamu yang ada di istana Ratu Yanshi. "Raja, tinggalkan kami tak apa, jangan membuat Ratu Yanshi khawatir," kata Ratu Azalea. Raja Baka mengangguk. Dia pun pamit dan pergi meninggalkan Bima dan Ratu Azalea di kama
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

184.Catra Iblis Mata Ungu

Setelah semalam beristirahat, kekuatan Bima benar-benar telah pulih. Ratu Azalea pun sudah kembali pulih setelah Bima memberikan pil jiwa kepadanya. "Ratu, saat terjadi pertarungan, jangan melakukan hal nekat seperti kemarin. Aku akan berusaha menahan kekuatan ku agar tidak terlalu berdampak kepada para penonton," kata Bima. Ratu Azalea tersenyum sambil menyambar tangan Bima. Mereka pun berjalan bergandengan tangan. "Lawanmu kali ini adalah ahli ilusi, apakah kakang sudah menyiapkan cara untuk melawan nya?" tanya Ratu Azalea. Bima menatap Ratu dengan dalam. "Tenang saja, ilusi bukanlah lawan yang terlalu berat. Meski aku belum tahu kekuatan sebenarnya dari lawan ini, tapi percayalah padaku aku akan baik-baik saja." jawab Bima. Ratu Azalea mengangguk sambil tersenyum. Bima merasa sejuk dan tenang melihat senyuman manis sang Ratu. "Iblis Tanduk Hitam yang bernama Lembu Ireng itu akan melawan Iblis Tanduk Emas bernama Buntala. Kira-kira menurutmu siapa yang akan menang saudara?" t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

185.Iblis Darah vs Iblis Merah

Pedang di tangan Bima siap menebas kepala Catra si Iblis Mata Ungu. Catra sudah tak berdaya setelah kedua lengan dan tubuhnya di potong. Dia merengek memohon ampun namun Bima sudah tidak menggubris ucapan Iblis itu. Pedangnya dengan cepat berkelebat. Warna biru bagaikan kilat menyambar leher Catra. Craaasss! Kepala Catra terputus dari tubuhnya setelah Pedang Darah milik Bima menebas lehernya tanpa ampun. Seketika medan ilusi itu pun buyar dan hilang. Bima masih berdiri sambil menatap Catra yang tengah duduk dan menatap matanya. Namun keadaan Catra sudah tak bergerak sedikit pun. Matanya melotot. Bima tersenyum sinis. Dia pun duduk tak jauh dari Buntala si Iblis Tanduk Emas. "Apa yang kau lakukan padanya? Bukankah kau melanggar aturan menyerang lawan di luar arena?" tanya Buntala si Iblis Tanduk Emas. Bima tersenyum dingin. "Siapa yang melanggar? Bukankah dia yang menyerangku? Salahkan sendiri jika dia terjebak oleh ilusi miliknya sendiri," sahut Bima. "Jadi kau... Mematahkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-09
Baca selengkapnya

186.Ombak Darah

Tubuh Utusan Neraka terbungkus oleh darah yang tiba-tiba bergerak seolah hidup. Utusan Neraka tak bisa mengelak dari serangan cepat tersebut. "Celaka! Itu adalah Ombak Darah! Cih! Picik sekali Iblis Darah ini!?" umpat Raja Soka marah. "Suamiku, tenanglah, jangan merusak suasana ini. Aku sungguh menikmati setiap pertarungan para pendekar ini. Kau sangat kekanak-kanakan." kata Ratu Iblis Penggoda. Raja Soka menggeram menahan amarah. Dia masih berharap Utusan Neraka bisa melepaskan diri dari jeratan Ombak Darah milik Aruna. "Setahuku, tak ada yang bisa lepas jika sudah terjebak di ajian Ombak Darah milik Klan Iblis Darah. Meski berusaha sekuat apa pun, darah itu akan terus menempel dan membungkus tubuh targetnya hingga tubuh yang masuk ke dalam perangkap itu meleleh menjadi darah dan darah itu menjadi senjata bagi penggunaan ajian itu," terang Ratu Iblis Penggoda. Semua merasa ngeri mendengar hal itu. "Itu artinya, Darah yang Aruna miliki adalah darah makhluk yang menjadi korban me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-10
Baca selengkapnya

186.Buntala vs Lembu Ireng

Dengan kemenangan Bima tanpa pertarungan di arena membuat pertarungan segera diganti ke sesi selanjutnya. Kali ini adalah pertarungan Buntala dari Klan Iblis Tanduk Emas melawan Lembut Ireng dari Klan Iblis Tanduk Hitam. Kedua telah berada di atas arena. Saling bertatap mata dengan hawa membunuh masing-masing. "Pertarungan dimulai!" teriak moderator dari atas merak raksasa yang dia tunggangi. Lembu Ireng yang merasa lebih kuat segera menyerang lebih dulu. Gerakannya cepat meski tubuhnya sedikit lebih besar. Buntala tak mau kalah. Dia bertekat memenangkan pertarungan ini dan melawan antara Bima atau Aruna. Dia tak peduli lagi dengan peringatan mendiang leluhurnya. Yang dia tahu saat ini, dia akan berjuang hingga akhir. Tinju Lembu Ireng bergerak cepat bertubi-tubi ke arah Buntala. Dengan gerakan lincah Buntala mampu menangkis semua serangan. Semua penonton disuguhi pertarungan jurus jarak dekat yang begitu memukau. Keduanya sama-sama imbang dari segi jurus dan kekuatan pukulan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

188.Tombak Pelebur Nyawa

"Tombak Pelebur Nyawa!" seru Buntala sambil mengangkat tangannya ke atas. Dari atas langit terlihat cahaya Emas dengan aura panas membara. Satu sinar Emas melesat jatuh ke bawah. Meluncur dengan deras dan menghantam arena hingga arena bergetar hebat. Bum!Mata Lembu Ireng menatap tajam. Sesuatu yang tidak dia senangi telah datang. "Tombak sialan itu... Salah satu pusaka langit legendarid," kata Iblis Darah, Aruna dengan mata terbelalak. Bima mendengarkan ucapan Iblis itu tanpa menyahut. "Tombak Pelebur Nyawa adalah senjata langit terkuat di Klan kami. Sama halnya dengan senjata pedang milikku ini," kata Balaraja, Iblis Tanduk Emas yang ada di dalam tubuh Bima. "Sekuat apa senjata itu Balaraja?" tanya Bima. "Kekuatan Tombak Pelebur Nyawa ini bisa mengguncang langit dan bumi, salah satu senjata langit yang legendaris. Aku tak menyangka Buntala akan mendapatkan senjata sakti ini. Itu berarti dia adalah calon Raja di Klan saat ini!" kata Balaraja dengan senyum mengenbang."Calon Ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya

189.Palu Pemakan Jiwa

"Bodoh!" ucap Bima membuat Balaraja merasa heran. "Apa yang kau katakan anak muda!? Dia bisa lepas dari serangan bukankah itu baik?" tanya Balaraja. Namun belum Bima menjawab pertanyaan nya mata dia terbelalak melihat tubuh Buntala terlempar kembali ke udara dalam keadaan perisai yang hancur lebur. Saat Buntala lepas dari Semburan Batu Hitam, dia langsung menerjang ke arah Lembu Ireng. Tanpa dia sadari, Lembu Ireng sengaja menghentikan Semburan Batu Hitam setelah melihat perisai Emas milik Buntala yang sebagian telah rusak. Apa yang dikatakan Bima bahwa Buntala bodoh adalah pendekar Iblis Tanduk Emas itu terlalu berambisi menyerang tanpa melihat perisai miliknya. Sementara tinju milik Lembu Ireng telah siap dengan Tinju Batu Hitam yang terkenal kuat itu. Saat Buntala datang menyerang, dengan cepat Lembu Ireng merunduk dan menyarangkan serangan tinju miliknya kearah perut Buntala. Blaaarrrrr! Serangan bertenaga dalam tinggi itu menghempas kan tubuh Buntala ke udara. Perisai Em
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya

190.Serangan Terakhir

Lembu Ireng menatap tajam ke arah Buntala. Dua mulut yang ada pada dua sisi palu terlihat menganga lebar siap untuk menelan apa saja yang di hantam olehnya. "Apakah kau sudah rela Buntala? Meski kau mati, namun kau sudah cukup berguna," kata Lembu Ireng. Buntala tersenyum kecut. "Baiklah, ayo kita coba," ucap Buntala lalu menghentakkan Tombak Pelebur Nyawa miliknya. Aura petir biru menyebar di arena tersebut. Namun tidak mempengaruhi Lembu Ireng sama sekali. Buntala melombat mengikuti kecepatan gelombang kekuatan petir miliknya. Lembu Ireng terkejut saat melihat Buntala yang sudah berada di belakangnya. Tombak Pelebur Nyawa melesat dengan sekali tusuk ke arah punggung. Blaaarrrrr! Ledakan keras terjadi saat palu Pemakan Jiwa tiba-tiba bergerak melindungi Lembu Ireng. Buntala segera melompat ke belakang saat dari mulut palu aneh itu muncul aura berwujud tentake gurita yang menyerang ke arahnya. "Apa-apaan palu ini!?" batin Buntala sambil menatap waspada. "Buntala! Apa kau ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status