หน้าหลัก / Romansa / Pusaran Cinta Terlarang / บทที่ 41 - บทที่ 50

บททั้งหมดของ Pusaran Cinta Terlarang : บทที่ 41 - บทที่ 50

55

Bab 41 - Derita Tiada Akhir

Bab 41 "Derita Tiada Akhir"Arman duduk santai di depan Alex. "Sebenarnya, saya ingin semuanya berjalan lancar tanpa perlu kekerasan. Tapi... Anda terlalu keras kepala. Jadi saya putuskan untuk menyelesaikan ini dengan cara saya."Alex menyipitkan mata. "Rencana apa? Kau ingin apa dariku?"Arman melipat tangannya, memasang wajah berpikir. "Awalnya, saya pikir Anda sudah menikahi Celine. Itu akan mempermudah segalanya. Jika Anda lenyap, semua warisan Anda otomatis jatuh ke tangan Celine, bukan? Tapi ternyata... kalian belum menikah ya?."Alex mendengarkan dengan cermat. Ia menyadari celah dalam rencana Arman dan Vera."Jadi, apa rencanamu sekarang?" tanya Alex, berusaha memancing informasi.Arman tertawa kecil. "Saya akan memaksa Celine menikah dengan saya. Tentu, setelah Anda pergi ke alam kubur. Dengan begitu, seluruh warisan dan perusahaan ini akan jatuh ke tangan saya."Alex mengepalkan tangan, rasa marah membakar dadanya. "Kau pikir Celine akan menurut begitu saja? Dia lebih pinta
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-30
อ่านเพิ่มเติม

Bab 42 - Arief Tersingkir

Bab 42 "Arief Tersingkir"Keesokan harinya, Arief mulai membereskan barang-barang yang paling penting. Karena kursi roda membuatnya terbatas membawa banyak, maka ia hanya akan membawa koper dan beberapa tas yang bisa ia bawa dengan mudah. Barang lainnya akan ia tinggalkan di rumah ini, menyerahkannya kepada pembeli baru.Saat ia mengangkat tas terakhir ke ruang tamu, ponselnya berbunyi. Nama Vera muncul di layar."Vera..." gumamnya sebelum mengangkat telepon. "Kenapa, Vera?"Suara Vera di seberang terdengar ringan, hampir tanpa rasa bersalah. "Oh, Arief. Aku lupa memberi tahu, ya? Rumah itu sudah aku jual. Kamu bisa pindah, kan? Aku yakin kamu pasti punya tempat lain untuk tinggal."Arief mengepalkan tangan, mencoba menahan amarah. "Kamu menjual rumah ini tanpa bilang ke aku? Aku tinggal di sini, Vera!""Apa bedanya? Kamu toh sudah tidak berguna lagi, dan aku sedang butuh uang. Kamu pasti bisa cari tempat lain kan?," balas Vera enteng.Arief mendengus frustrasi. "Kamu ini keterlaluan,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-11-30
อ่านเพิ่มเติม

Bab 43 - Vera Menari Di Atas Luka

Bab 43 "Vera Menari Di Atas Luka"Celine berdiri di depan gerbang villa yang megah namun sunyi, matanya menerawang jauh ke depan, meski yang tampak hanyalah rerumputan liar dan kebun yang mulai tak terurus. Harapannya sempat membuncah ketika mendengar kabar tentang villa ini, tempat terakhir yang diduga menjadi persembunyian Vera. Namun, semua itu sirna seketika tatkala pemilik baru villa, seorang pria paruh baya yang ramah, berkata dengan penuh penyesalan. "Vera sudah menjual villa ini tiga minggu lalu. Saya sama sekali tidak tahu di mana dia sekarang."Pak Made dan Eva berdiri di dekatnya, menatap Celine dengan wajah penuh simpati. Namun, tak satu pun dari mereka mampu menghibur hati Celine yang kian hancur. Langkahnya perlahan menjauh dari villa itu, tubuhnya terasa berat, seakan beban dunia menumpuk di pundaknya.Pak Made mencoba menyemangati."Bu, kita masih punya waktu, untuk mencari ke tempat lain."Namun, Celine hanya mengangguk kecil. Suaranya serak saat menjawab, "Ya, tapi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-01
อ่านเพิ่มเติม

Bab 44 - Musuh Dalam Selimut

Bab 44 "Musuh Dalam Selimut"Sore itu, Vera melangkah dengan penuh percaya diri memasuki kantor Bayu. Di sampingnya, Arman setia mendampingi, meski matanya waspada. Vera terlihat anggun, tapi tatapan matanya menyiratkan ambisi besar yang sulit dibendung. Namun, sesampainya di dalam kantor Bayu, senyumnya menghilang tatkala sekretaris Bayu memberitahunya bahwa Bayu tidak masuk kantor."Mana Bayu?!" Vera meninggikan suara, membuat sekretaris itu gemetar."S-saya tidak tahu, Bu Vera. Hari ini dia belum datang," jawab sekretaris dengan gugup.Arman mendekati salah satu rekan Bayu yang terlihat lebih tahu situasi. Dia memegang lengan pria itu dengan kuat. "Kau tahu ke mana dia pergi?" tanyanya dingin.Orang itu menggeleng.Arman kemudian mencengkram kerahnya. "Katakan! Atau kubikin rontok gigimu!"Rekan Bayu ketakutan melihat sorot mata Arman yang berbahaya. Ia akhirnya menyerah. "Pak Bayu pergi membawa surat-surat itu," katanya dengan suara bergetar.Wajah Vera berubah drastis. "Apa maks
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-01
อ่านเพิ่มเติม

Bab 45 - Harapan Fatamorgana

Bab 45 "Harapan Fatamorgana"Angin laut menyapu wajah Celine, membawa aroma asin yang menusuk. Dengan kapal motor yang melaju pelan, rombongan itu mendekati area yang ditunjukkan oleh Ario Bayu. Langit mendung menambah suasana tegang. Rio berdiri di haluan, tatapannya menerawang ke arah laut yang tak bertepi."Di sekitar sini," kata Ario sambil menunjuk ke arah kanan kapal.Celine berdiri tak jauh darinya, wajahnya pucat pasi. "Kau yakin, ini tempatnya?" tanyanya dengan suara yang hampir berbisik.Rio mengangguk pelan. "Aku tidak bisa memastikan titik pastinya. Tapi, ini lokasi yang paling mendekati. Arman menceburkan Alex di sini."Pak Made yang berdiri di belakang Celine mengepalkan tangan. "Bagaimana caranya kau bisa bekerja sama dengan manusia sekejam itu?"Rio hanya menunduk, tidak menjawab. Suara deburan ombak menjadi latar yang mengisi keheningan yang mencekam.Celine menarik napas panjang, mencoba menahan air matanya. "Alex... apakah dia sempat menyelamatkan diri?" tanyanya li
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-01
อ่านเพิ่มเติม

Bab 46 - Doa Celine Di Dengar Tuhan

Bab 46 "Doa Celine Di Dengar Tuhan""Byurrr..."Alex meronta-ronta berusaha melepaskan ikatan tangannya, tapi simpul tali itu terlalu kencang, jangankan lepas, mengendur saja tidak. Alex makin panik ketika tubuhnya makin merosot ke dalam gelapnya lautan. Ia berusaha sekuat tenaga untuk berenang, tapi kakinya yang diganduli besi itu terasa kaku dan sakit, potongan besi yang besar itu terlalu berat. Disaat kritis seperti itu, Alex pasrah dan berdoa kepada Tuhan. "Ya Tuhan, ampunilah dosa-dosaku... dan jagalah wanita yang sangat kucintai."Saat nafas Alex terasa makin sesak, Lalu ia mengucap dalam hati, sambil membayangkan Celine. "Aku mencintaimu Celine, kita tidak bisa bersama di dunia ini, mungkin nanti di akhirat, Tuhan mempertemukan kita... Selamat tinggal Celine."Karena air laut sudah terlalu banyak memasuki tubuhnya, Dan dadanya juga terasa makin sesak, akibat tak ada lagi oksigen yang bisa dihirup. Maka Alex pun kejang-kejang sesaa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-02
อ่านเพิ่มเติม

Bab 47 - Vera Tertangkap

Bab 47 "Vera Tertangkap"Alex membuka matanya perlahan. Pandangannya buram, dan kepalanya terasa berat seperti habis dihantam benda keras. Ia mencoba bergerak, namun tubuhnya terasa lemah. Seorang perawat mendekat, membawa segelas air.“Pak, Anda sudah sadar. Alhamdulillah,” ucap perawat itu lembut.Alex menatap wajah perawat itu, bingung. “Di mana saya? Apa yang terjadi?”“Anda sedang di puskesmas, Pak. Sudah dua hari Anda tidak sadarkan diri. Tiga nelayan menolong Anda di laut. Lalu mereka membawa Anda ke sini,” Si perawat menjelaskan sambil membantu Alex duduk dan menyerahkan segelas air.Alex tersentak. Bayangan dirinya terikat besi besar dan tenggelam kembali menghantui pikirannya. Ia ingat saat-saat menegangkan itu, tubuhnya terhisap oleh gelapnya laut, udara semakin menipis, dan ketakutan akan kematian yang mengintai.“Dua hari?” gumam Alex. “Saya… saya diculik dan dibuang ke laut. Bagaimana bisa saya selamat?”“N
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-02
อ่านเพิ่มเติม

Bab 48 - Pencarian Sia-sia

Bab 48 "Pencarian Sia-sia"Arman terbangun dari pingsannya dengan rasa pening luar biasa di kepala. Anak buah Anto yang menyadarkannya tampak dingin, sementara Pak Made berdiri di depannya dengan wajah penuh amarah."Dimana kalian membuang Pak Alex?" Pak Made bertanya dengan nada mengintimidasi.Arman hanya menyeringai lemah. "Pak Made, bahkan jika saya bilang, itu tidak akan mengubah apapun. Dia sudah mati."Pak Made mengepalkan tinjunya, tapi Eva buru-buru menahan lengannya. "Jangan! Kita butuh dia bicara," katanya sambil melirik ke arah Arman.Pak Made menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Eva lalu menyarankan. "Sebaiknya kita bawa Arman ke lokasi kejadian. Karena dia yang paling tahu tempatnya," Pak Made mengangguk setuju, lalu memberi perintah kepada anak buah Anto. "Pakaikan dia kaos dan celana pendek. Kita tidak punya waktu untuk basa-basi."Arman tertawa kecil, meski terbatuk karena efek puk
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-03
อ่านเพิ่มเติม

Bab 49 - Kebenaran Akan Terungkap

Bab 49 "Kebenaran Akan Terungkap"Setelah puas, Anto menggiring Vera ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Awalnya ia menolak, tapi karena dipaksa dan Vera takut Anto berbuat macam-macam lagi, akhirnya ia mau.Tidak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar di luar rumah. Beberapa polisi masuk ke dalam kontrakan, dipimpin oleh seorang perwira yang mengenakan seragam rapi.“Dimana terduga pelakunya?” tanya sang perwira dengan nada tegas.Anto segera melangkah maju. “Ini pak. Wanita itu yang bertanggung jawab atas pembunuhan bos kami. Dia juga sedang berencana kabur ke Jambi.” Perwira polisi itu mengangguk sambil mengamati Vera. “Kami akan membawanya ke kantor untuk penyelidikan lebih lanjut.”Salah satu polisi menghampiri Vera dan mengikat tangannya. “Silakan ikut.” katanya dengan nada dingin.Vera berdiri dengan angkuh, meskipun wajahnya tetap memerah karena rasa malu. Ia berjalan keluar rumah, diikuti Polisi,
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-04
อ่านเพิ่มเติม

Bab 50 - Pertemuan

Bab 50 "Pertemuan"Pak Made lalu berbalik ke arah petugas polisi. “Pak, di mana tepatnya Pak Alex sekarang? Kami ingin segera ke sana.”Petugas itu membuka catatannya, lalu menjawab, “Pak Alex saat ini berada di sebuah perkampungan nelayan di Lombok. Beliau ditemukan oleh nelayan di daerah itu, lalu dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan.”Pak Made mengangguk mantap. “Baik, kami akan segera ke sana.”Eva menatap Pak Made dengan raut cemas. “Tapi, Pak, bagaimana kita bisa sampai ke Lombok dengan cepat? Perjalanan ke sana tidak mudah.”Pak Made berpikir sejenak, lalu berkata, “Kita akan cari penerbangan secepat mungkin. Ini soal hidup dan mati. Aku tidak peduli berapa biayanya, kita harus ke sana sekarang juga.”Anto ikut menyela. “Aku bisa bantu mengatur tiket pesawat. Aku punya kenalan di travel agent, mungkin dia bisa mempercepat urusannya.”“Bagus,” jawab Pak Made. “Kau urus itu. Eva dan aku akan mengabari Celine. Dia harus tahu bahwa Pak Alex masih hidup.”Dion me
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-05
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
123456
DMCA.com Protection Status