Semua Bab Layunya Cinta sang Nyonya: Bab 91 - Bab 100

140 Bab

Bab 91

Udara yang sejuk, pemandangan yang indah dan hati yang terlihat tenang. Finley berharap dengan semua itu dia bisa mengungkapkan dengan baik soal alasan dirinya yang selalu membantu Lily.Selain itu, Finley juga berharap kalau Lily tidak marah padanya meski harapan itu sangat pesimis."Mau pesan apa?" tanya Finley sambil membuka menu.Di restoran itu hanya ada menu standar seperti nasi goreng, mi ayam, dan bakso."Terserah. Aku akan makan apapun yang kamu pesan." Lily terlihat santai dan matanya sama sekali tak beralih dari pemandangan sekitaran restoran.Mendengar itu, Finley pun memanggil pelayan lalu memesan dua bakso urat, beberapa cemilan dan juga dua air putih hangat. Angin sejuk yang membuat badan terasa dingin sangat cocok jika makan makanan berkuah seperti bakso.Setelah pelayan pergi, Finley masih menatap Lily dengan muram.Hanya menunggu setelah makan selesai, dia akan mengatakan semuanya pada Lily."Bagaimana kalau kita ambil gambar? Sayang sekali jika pemandangan bagus itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 92

"Kalau kau tidak mau menerima uangnya, kau akan mengecewakanku."Lily memegang tangan Finley kemudian melanjutkan perkataannya, "Finley, bagaimanapun aku sudah berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan itu. Kau tidak perlu terbebani rasa bersalah itu lagi.""Dengan aku mengembalikan uang yang telah kau berikan padaku selama ini, aku tidak akan berhutang lagi padamu. Kalau kau tetap menolak, sampai kapanpun kamu tidak akan ku maafkan."Helaan napas berat keluar dari mulut Finley. Tadinya dia sudah siap untuk mendengar kata umpatan atau amarah yang akan keluar dari mulut Lily.Tetapi ternyata Lily malah berkata dia telah berdamai dengan masa lalu, bahkan ingin mengembalikan segala pemberian darinya selama ini. Ini terlalu baik!Sebenarnya Finley merasa malu mendapatkan kebaikan hati dari Lily.Namun apa mau dikata? Lily yang menghendakinya."Baiklah, aku tidak akan menolak. Aku hanya berharap kau akan memaafkanku."Terbit senyuman di wajah Lily. "Ya, kau sudah ku maafkan. Jangan khawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 93

Sudah lebih dari setengah jam Arsan mengamuk dan mengetukkan kepalanya lagi. Namun kali ini dia mengetukkan kepalanya ke meja kayu. Penyebab awalnya karena kuas yang sering digunakan oleh Arsan untuk melukis tiba-tiba patah. Arsan tidak terima dan langsung tantrum.Dibalik kelemahannya, Arsan memiliki bakat yang luar biasa di bidang seni. Bakat itu menurun dari ayahnya, Darrel.Oleh karenanya Lily selalu berusaha dengan keras supaya Arsan bisa mendapatkan pendidikan yang baik dan meraih cita-citanya meski dengan keterbatasan mental.Lily sudah nampak lelah karena mengurus Arsan yang tidak kunjung tenang. Begitupun dengan Inda."Nona, sebenarnya apa yang dioleskan oleh Tuan Max saat bertemu dengan Arsan waktu itu?" tanya Inda ditengah-tengah menahan tubuh Arsan agar lebih terkendali.Lily menjadi teringat dengan peristiwa waktu itu. Saat tiba-tiba Arsan tantrum lalu Max datang dan memberi Arsan sesuatu yang membuatnya menjadi tenang."Aku yakin Max mengoleskan minyak ke tubuh Arsan."
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 94

Akhirnya Eddie pergi dengan perasaan kesal. Selain karena Minna telah membohonginya, Eddie juga kesal karena tidak bisa melihat siapa seseorang yang sedang ditunggui oleh Max.Saat keluar dari kafe, Eddie yang pikirannya berada di tempat lain pun tidak melihat Lily yang baru saja keluar dari mobil.Dia langsung memasuki mobil tanpa peduli dengan keadaan sekitarnya.Di depan kafe.Lily sempat bingung mengapa kafe yang didatanginya ini masih belum tutup padahal ini sudah hampir jam sembilan malam.Saat akan masuk, Lily baru menyadari jika kafe ini buka selama dua puluh empat jam penuh.Suasana kafe nampak lengang saat Lily masuk. Kemudian dia menyapu pandangannya untuk mencari Max. Seharusnya Max akan memilih duduk di dekat jendela seperti kebiasaannya dulu. Dan, benar saja.Lily menemukan Max tengah duduk paling pojok di dekat jendela kafe. Dia nampak serius menatap layar laptopnya. Sesaat Lily harus mengatur napasnya agar kembali stabil. Masa lalu saat bersama pria itu terus terngi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 95

"Tidak perlu dipikirkan, Nona. Hati manusia memang bisa berubah. Mungkin saja dia mendapati penyesalan setelah perceraian dengan Nona tiga tahun lalu."Penjelasan Inda dapat menenangkan hati Lily sedikit.Terdapat tatapan sendu di mata Lily. "Kau benar. Memang menyebalkan sekali karena dia baru berubah setelah aku meminta perpisahan." "Lebih baik Nona segera istirahat dan jangan lagi memikirkan soal Tuan Max." Inda sangat mengetahui bagaimana dulu Max memperlakukan Lily selama mereka menikah.Tidak ada cinta dan kepedulian terhadap Lily yang membuat Inda tidak rela jika Lily memikirkan Max lagi. "Saya takut kalau Tuan Max membuat hati Nona menjadi berantakan lagi. Ingatlah soal mimpi-mimpi Nona yang masih banyak belum tercapai...""Ya, kau benar, Inda." Lily yang sempat goyah kembali mendapat pendiriannya lagi.'Max akan menjadi penghalangku lagi kalau sampai aku goyah,' batinnya.***Satu bulan berlalu.Kehidupan Lily berjalan dengan baik. Dia bisa fokus mengerjakan proyek gaun yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 96

Seperti biasa, Andri datang ke kantor Max saat malam. Dia akan melaporkan hasil pencariannya tentang alasan Ernes sangat patuh pada Olivia.Ini sedikit sulit karena Ernes adalah pria yang tertutup.Untung saja pencarian itu membuahkan hasil saat anak buah Andri yang terus membuntuti Ernes, mendapati kalau Ernes sangat sering mengunjungi sebuah rumah sakit. Tepatnya dia mendatangi dokter spesialis anak yang memang terkenal di rumah sakit tersebut.Dari situlah Andri mengetahui tentang sesuatu."Saya sudah mengetahui tentang alasan Ernes sangat patuh pada Nona Olivia, Tuan."Kedua mata Max menyipit dan terlihat tidak sabar. "Katakan.""Tuan Ernes membutuhkan darah Nona Olivia untuk anak sulung pertamanya."Kening Max mengerut dalam. "Apa maksudmu, Andri? Ceritakan lebih jelas lagi."Andri pun menceritakan soal pencariannya dari awal. Lalu dia menemukan fakta dari rumah sakit kalau putri sulung Ernes yang bernama Alina menderita penyakit hemofilia.Penyakit itu membuat Alina harus bergan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 97

"A-aku..." Max bingung bagaimana menjelaskannya pada Lily. Hubungannya dengan Serena sebenarnya hanya sekedar berteman saja. Tapi dia sudah membuat kesepakatan dengan Serena untuk menjadi kekasih pura-pura demi membalas dendam pada Olivia.Namun sejenak kemudian dia berpikir mengapa Lily menanyakan hal itu. Apa ada kemungkinan Lily masih peduli dengannya?"Tunggu, kenapa kau menanyakannya?" Max memiringkan kepalanya sembari berpikir.Lalu langkahnya sudah mendekat ke arah Lily begitu saja, mengikis jarak di antara mereka dengan perlahan. "Apa kau cemburu?" tanyanya sambil tersenyum menyeringai.Jarak mereka sudah sangat dekat namun Lily tak gentar. Meski dia dapat menghirup aroma napas Max yang segar dan juga melihat ketampanan Max yang begitu dekat. Dia harus tetap berdiri tegap.Sekilas, ingatan masa lalu saat Max pernah menjamah tubuhnya pun terlintas. Membuat Lily tanpa sadar memundurkan langkahnya."Aku hanya sekedar ingin bertanya, Max. Tidak ada hal lain." Lily berusaha bersi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Bab 98

Saat ini Serena sudah membawa Max ke tempat yang lebih nyaman, yaitu di sebuah ruangan yang dulunya dijadikan ruang kerja milik Ernes.Semua perabotan masih tertata rapi di sana, hanya saja tidak ada berkas ataupun barang di dalam lemari ataupun atas meja karena tidak ada lagi yang menggunakan ruangan ini.Serena menyuruh pelayan membawakan minuman dingin untuk Max. Cuaca sedang sedikit panas, akan terasa menyegarkan jika meminum sesuatu yang dingin seperti es teh.Mereka duduk berseberangan di sofa panjang lalu Max membuka suaranya dengan tenang, "Sekarang aku sudah tahu alasan Ernes begitu patuh pada Olivia."Mendengar itu, sorot mata Serena nampak muram lalu tersenyum pahit. Kiranya Max akan menyampaikan sesuatu yang penting, rupanya hanya hal sepele.Dia berharap terlalu tinggi."Memangnya ada alasan lain selain cinta buta pada Olivia?"Serena memang tidak tahu apa-apa. Yang dia ingat, Ernes menceraikannya lewat pesan singkat dan tidak menjelaskan apapun soal alasannya.Namun sete
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Bab 99

Lily keluar dari rumah Serena dengan perasaan tidak puas. Sebenarnya dia masih ingin tahu apa yang sedang Max lakukan di rumah Serena.Bukan karena peduli dengan Max, melainkan karena khawatir dengan Serena. Lily tahu Max hanya mencintai Olivia, dia takut kalau Serena akan menjadi sasaran Max yang selanjutnya. Serena adalah wanita yang baik. Meski dia berstatus janda, tapi usianya belum terlalu tua dan masih produktif. Kulitnya masih sangat kencang dan wajahnya juga menarik serta mempesona, sangat disayangkan jika hanya menjalin hubungan dengan Max yang tidak pernah mau membuka hatinya untuk wanita lain.Tetapi Lily harus fokus ke studio desain. Tadi saat Serena pamit untuk ke kamar mandi, Lily mendapat pesan dari Linda. Ada satu gaun yang belum selesai karena ada bahan kain yang telah habis stoknya.Jadi Lily harus pergi untuk membelinya terlebih dahulu lalu kembali ke studio desain.Waktu pelaksanaan fashion week sudah tinggal tujuh hari lagi. Lily merasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 100

"Seseorang telah datang ke studio kita sebulan yang lalu." Lily duduk menghadap ke arah Vina yang tengah serius menatap layar laptop.Seketika Vina mendongak dengan tatapan bingung. "Seseorang? Siapa?"Lily menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tahu. Kemarin malam Linda memberitahu kalau pemilik ruko pernah memergoki seorang pria datang ke studio saat larut malam. Awalnya pemilik ruko mengira kalau pria itu bagian dari tim kita tapi akhirnya dia menyadari kalau tidak ada pria dalam tim kita."Wajah Vina semakin serius. "Kau sudah tanya ke pemilik ruko?""Sudah. Beliau bilang tidak terlalu memperhatikan sosoknya bagaimana. Hanya yakin kalau itu seorang pria. Pria itu mengenakan jaket dan wajahnya tertutupi masker."Vina menekan pangkal hidungnya. "Ini hal yang serius. Tim kita semuanya perempuan, akan sangat berbahaya jika sampai pria itu datang kembali lagi saat masih ada orang. Aku akan memasang kamera pengawas dan memberitahu para karyawan untuk jangan tinggal se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status