All Chapters of Suami dan Anakku Menyesal Setelah Kepergianku: Chapter 11 - Chapter 15

15 Chapters

Bab 4

Aku mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.“Tentu saja operasi aborsi.”Mendengar aku mengatakannya dengan begitu enteng, mata Lukas mulai memerah.Dia berusaha keras menahan emosinya, mencoba tetap tenang.Namun ketika bicara, tetap saja terdengar rasa sakit dari suaranya.“Erni, kenapa kamu menggugurkan anak kita? Kenapa?”Seketika, aku memandangnya seolah dia orang bodoh.“Kenapa? Lukas, kamu seorang petugas pemadam kebakaran. Kamu nggak tahu berapa banyak gas beracun dalam asap itu?”“Aku sudah memberitahumu kalau aku sedang hamil, tapi kamu tetap memberikan masker itu ke Lisa. Sekarang kamu bertanya kenapa padaku? Apa kamu pura-pura bodoh?”Aku tak ingin melihatnya lagi, bahkan sedetik lebih lama pun membuatku mual.Tangan Lukas bergetar, ingin memelukku, tapi tiba-tiba Lisa memegang kepalanya dan dengan lemah jatuh ke arah Lukas. Tepat jatuh di pelukannya.Tangan yang tadinya hendak meraihku dengan cepat ditarik kembali untuk menahan tubuh Lisa.Lisa memandangku dengan lemah, tam
Read more

Bab 5

Lukas yang biasanya tenang dan terkendali pun mulai panik. Dia mencoba meraih tanganku, tetapi aku langsung menghindar, membuatnya hanya menangkap udara kosong.Mungkin dia tak pernah membayangkan aku akan menolak sentuhannya, sehingga wajahnya dipenuhi ketidakpercayaan.Suaranya sedikit gemetar, menandakan bahwa dia tengah berusaha keras menahan amarah.“Erni, kamu benar-benar sudah memikirkannya dengan matang?”“Kalau kita bercerai, Kendrik akan ikut denganku dan kamu nggak boleh bertemu dengannya lagi!”Aku menundukkan kepala, tanpa menunjukkan emosi apapun di wajahku.“Iya, lagipula kalau Lisa menjadi ibunya, Kendrik juga nggak akan mau bertemu denganku lagi.”Yang tak kusangka, tiba-tiba Kendrik menangis dan memelukku.“Bu, bukan begitu. Aku hanya nggak suka kamu mengaturku, aku nggak mau Tante Lisa menjadi ibuku.”Bagaimanapun, dia adalah anak kandungku. Setelah ragu sejenak, aku akhirnya memeluknya dengan lembut.Dia menangis tersedu-sedu dalam pelukanku, dua tangannya menggengg
Read more

Bab 6

“Baiklah, aku akan menunggumu di kantor catatan sipil tiga hari lagi.”Aku turun dari mobil bersama Charles, sementara Kendrik dengan mata berkaca-kaca mencoba mengejar kami, tetapi Lukas menahannya.Dia meronta dan menangis, memohon agar aku membawanya pergi.“Ibu, aku salah. Tolong jangan tinggalkan aku.”“Aku nggak mau main game lagi, aku juga nggak mau mainan itu lagi. Ibu, tolong jangan pergi.”Pintu mobil tertutup dengan keras dan melalui jendela, aku melihat Kendrik yang masih ditahan oleh Lukas.Charles perlahan meremas tanganku.“Kenapa?”Tanyaku dengan suara setenang mungkin, sambil menunduk.Namun, suara serakku menandakan aku hampir menangis.Dia berjinjit, mengelus kepalaku dengan lembut.“Ibu, jangan sedih. Aku janji akan menjadi anak yang baik.”Akhirnya, aku tak bisa menahan diri lagi dan mulai menangis pelan sambil menutupi wajahku.Dulu, aku telah memberikan segalanya tanpa syarat. Jadi, saat harus menarik kembali perasaanku, rasanya seperti ada bagian diriku yang ter
Read more

Bab 7

Charles dengan bangga mengangkat pergelangan tangannya yang mengenakan jam tangan telepon.“Ibu, aku sudah kirim lokasi ke Chelsy tadi, makanya Paman Michael bisa datang secepat ini.”Michael tersipu malu, mengusap kepala Charles dan diam-diam mengedipkan mata kepadanya di belakangku.Aku tak bisa menahan tawa.Ternyata, rasanya menyenangkan sekali diperhatikan seperti ini.Karena takut aku kehujanan, Michael bahkan melepas jaketnya dan menaruhnya di kepalaku. Dengan satu tangan lainnya melindungiku sambil mengantarku ke dalam mobil.Di kursi belakang, aku memperhatikan Charles dan Michael bercanda dan mataku mulai berkaca-kaca.Setibanya di depan apartemen, Michael bersikeras membantu membawa kantong belanjaan ke atas.Aku tak menolak, Charles berjalan di antara kami, tangannya menggenggam tangan kami berdua.Melihat bayangan kami di genangan air, tiba-tiba aku merasa hidup bertiga seperti ini juga cukup bahagia.Kami bersenda gurau sambil naik ke lantai atas. Namun, begitu keluar dar
Read more

Bab 8

Namun, Lukas sama sekali tidak bergerak. Dalam ingatakanku, dia selalu tenang, tapi saat ini tiba-tiba meledak marah.Dengan penuh amarah, dia menarik kerah baju Michael dan memukulnya dengan keras.“Pergi! Ini urusan keluargaku. Kamu nggak punya hak untuk mengusirku!”Melihat sikapnya yang tak masuk akal, aku benar-benar tak bisa menahannya lagi.“Plak,” terdengar suara tamparan yang membuat suasana menjadi sunyi.Lukas menutup wajahnya, menatapku dengan ekspresi tak percaya.Aku melangkah maju, menggenggam tangan Michael.Lalu tersenyum menatap Lukas.“Aku lupa memperkenalkannya, dia Michael, pacarku.”“Jadi, kurasa dia punya hak untuk mengusirmu.”Lukas menutup mata dengan tangannya, menangis seperti anak kecil di hadapanku.Dulu setelah bercerai, aku sering membayangkan adegan Lukas menyesal.Namun sekarang, melihat dia begitu terpuruk, aku tidak merasa puas seperti yang pernah kubayangkan.Mungkin karena aku sudah benar-benar tidak peduli, sehingga apapun yang terjadi tidak lagi m
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status