Di tengah kobaran api, aku hanya bisa melihat suamiku dengan cemas menggendong wanita lain dan berlari keluar.Sedangkan anak yang kulahirkan dengan susah payah, malah dengan perhatian mengiringi mereka, khawatir wanita itu akan jatuh, bahkan sesekali menopangnya.Hingga akhir, mereka tidak menoleh ke arahku.Hatiku terasa perih. Padahal aku adalah keluarga mereka, tetapi di saat genting, mereka tanpa ragu meninggalkanku.Setengah jam sebelumnya, Lisa mengetuk pintu rumah kami, ingin mengajak anakku keluar untuk merayakan ulang tahunnya.Dengan wajah dingin, aku menolak. Kendrik, anakku yang sedang mengerjakan PR di kamarnya, mendengar suara itu. Dia langsung berlari keluar, memaksa membuka pintu dan dengan wajah bahagia menarik tangan wanita itu keluar.Hatiku sangat hancur, tetapi aku bersikeras mencoba menghentikannya.Namun, anakku malah menggigit lenganku dengan keras, menunjukkan kebencian di tatapannya.“Kenapa ibu melarangku pergi dengan Tante Lisa?”“Kalau nggak ada ibu, Tante
Read more