Home / Romansa / Malam Penuh Gelora Bersama Bosku / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Chapter 291 - Chapter 300

380 Chapters

Bab 291

Pria itu bertubuh tinggi dan tegap. Auranya saat ini begitu menekan hingga membuat orang merasa tertekan."Pak Preston." Nicky menyeka sudut bibirnya yang berdarah sambil memberikan senyum sopan. "Namaku Nicky.""Aku nggak tertarik mengenal orang yang nggak ada hubungannya denganku," balas Preston dengan ketus, lalu langsung menggenggam tangan Livy dan menariknya.Tangan Livy yang baru saja terluka akibat pegangan Nicky, kini digenggam erat oleh Preston dengan kasar. Rasa sakit itu membuat air matanya hampir mengalir."Pak Preston, tangan Livy terluka!" kata Nicky dengan cemas dan mencoba mendekat. Namun, tatapan dingin dari wajah Preston membuatnya mundur dengan gugup."Dia itu istriku. Nggak butuh perhatianmu!" Suara Preston semakin dingin, dengan nada penuh ketegasan yang membuat siapa pun merasa kecil di hadapannya."Kalau begitu, boleh aku bertanya, Pak Preston? Apakah Anda benar-benar melindungi istri Anda dengan baik?" Nicky tahu bahwa kata-katanya akan memancing masalah, tetapi
Read more

Bab 292

Amarah Preston hampir meluap dari dadanya. Genggaman tangannya di pergelangan Livy semakin erat, seolah ingin menghancurkan tulangnya.Tatapan dingin penuh kemarahan terpancar dari matanya, membuat Livy semakin gemetar. Air mata mengalir deras dari matanya karena rasa sakit yang tak tertahankan.Dengan suara terisak, dia mencoba menjelaskan, "Sayang, aku dan Nicky cuma teman. Bukan seperti yang kamu pikirkan. Kami nggak melakukan apa-apa ... bisa nggak kamu percaya padaku?""Percaya padamu?" Preston tertawa sinis, kemudian melepaskan genggamannya dengan kasar. Dia bersandar ke sofa dan menatapnya dengan pandangan penuh ejekan."Livy, ucapanmu nggak berarti apa-apa. Lebih baik buktikan dengan tindakan bahwa kamu nggak bisa meninggalkan aku."Livy tertegun. Buktikan? Mengapa dia harus membuktikannya?Dengan hati-hati, dia menyembunyikan pergelangan tangannya yang sakit di balik tubuhnya. Kemudian, dia bertanya dengan suara serak, "Kamu ... nggak ingin aku pergi, bukan?"Livy menatap Pres
Read more

Bab 293

Livy hanya menggelengkan kepala dengan senyum pahit.Bergantung pada orang lain hanyalah kesia-siaan. Bahkan Preston yang masih berstatus sebagai suaminya saja bisa bersikap seperti ini padanya. Apalagi jika mereka bercerai nanti, siapa tahu apakah Livy akan menjadi korban balas dendamnya atau tidak.Livy harus fokus membangun kariernya sendiri. Hanya dengan memiliki kekuatan dan kemandirian, dia bisa hidup lebih baik.....Keesokan paginya, Livy bangun lebih awal untuk pergi ke kantor.Sherly sudah mengirimkan laporan perkembangan proyek selama dua hari terakhir. Begitu tiba di meja kerjanya, Livy langsung tenggelam dalam pekerjaannya.Seperti biasa, Ivana datang tepat waktu. Saat melihat Livy, dia terlihat terkejut. "Livy, bukannya kamu lagi sakit? Kenapa baru istirahat satu hari sudah masuk kerja lagi?""Aku sudah merasa lebih baik sekarang, jadi aku masuk. Proyek ini cukup banyak kerjaan, jadi aku nggak bisa terus beristirahat," jelas Livy dengan singkat."Iya juga sih." Ivana meng
Read more

Bab 294

Livy tidak terlalu memikirkan hal itu. Bagaimanapun, ini adalah area umum, jadi melihat orang lewat adalah hal yang wajar. Saat kembali ke mejanya, Sherly baru kembali setelah beberapa waktu.Livy segera berdiri dan bersiap untuk melaporkan perkembangan proyek. Namun, suara salah satu rekan kerja di sebelahnya tiba-tiba terdengar. "Bu Sherly, tadi pakaian yang Anda pakai bagus sekali. Kenapa sekarang ganti baju lagi?"Sherly tersenyum tipis, lalu merapikan rambutnya dengan anggun dan menjawab, "Tadi agak kotor, jadi aku ganti."Setelah itu, dia menoleh ke arah Livy dengan ekspresi lembut dan memberikan komentar yang terdengar penuh perhatian, "Livy, tubuhmu belum sepenuhnya pulih. Seharusnya kamu istirahat saja di rumah. Aku nggak mau kehilangan salah satu talenta terbaik di departemen sekretaris ini."Ucapan itu segera membuat rekan-rekan lain di sana memandang Livy dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Ada rasa iri yang tidak bisa disembunyikan.Livy terkejut dan buru-buru berkata, "
Read more

Bab 295

Livy terpaku mendengar sindiran terakhir dari rekan kerjanya yang segera diikuti oleh tawa sinis."Berani melakukannya tapi nggak berani mengakuinya, ya?"Salah satu rekan kerja lainnya menarik lengannya dan berkata, "Sudahlah, jangan terlalu keras. Nanti dia atur kita jadi petugas kebersihan seperti yang dilakukannya sama adiknya."Usai bicara, para rekan kerjanya pun pergi.Livy yang kebingungan, menoleh ke Ivana yang masih di sampingnya. "Apa aku melakukan sesuatu yang membuat mereka marah?" tanyanya ragu.Ivana tampak sedikit canggung dan ragu-ragu sebelum akhirnya berkata pelan, "Livy, kamu benar-benar minta bantuan agar Zoey dipindahkan ke departemen pemasaran?"Livy terkejut dan segera bertanya, "Dari mana kamu tahu soal itu?"Ivana menghela napas panjang. "Grup obrolan perusahaan sudah heboh soal itu! Aku yakin kamu punya alasan sendiri dan aku tahu kamu bukan orang seperti yang mereka bicarakan. Tapi sekarang, di kantor ... rumor itu sudah menyebar ke mana-mana."Livy merasa s
Read more

Bab 296

Livy mengikuti Bendy ke ruangan Preston. Ekspresi pria itu terlihat kurang baik, tangannya memegang tablet, sepertinya sedang membaca pesan di grup.[ Livy dan Pak Bendy mesra sekali. Livy pasti sangat mencintainya. ]Setelah membaca satu per satu komentar, Preston perlahan-lahan mendongak menatap Livy yang berdiri di depannya. "Apa pendapatmu setelah mendengar orang-orang bilang kamu sangat cocok dengan Bendy?"Wajah Bendy langsung menjadi muram. Fitnah, ini benar-benar fitnah! Bukankah setiap kali dia mencari Livy karena perintah Preston? Dia hanya menjalankan tugas, tetapi foto-foto itu malah digunakan oleh orang lain untuk membuat masalah."Ini ... semua ini cuma kesalahpahaman." Livy menggigit bibirnya, menatap Bendy dengan agak canggung dan berkata, "Pak Bendy, apa kamu bisa meluangkan waktu untuk menjelaskan hal ini kepada semua orang?""Baik, aku akan segera mengurusnya." Setelah berkata demikian, Bendy langsung berlari keluar, khawatir dirinya akan terlibat dalam pertengkaran
Read more

Bab 297

Menahan rasa pedih di hatinya, Livy berbalik untuk pergi. Samar-samar, dia mendengar Preston di belakangnya mengangkat telepon.Nada bicaranya tiba-tiba menjadi lembut, bahkan terdengar agak hangat. "Sylvia, aku masih sibuk.""Ya, aku nggak akan lupa."Mendengar sampai di situ, Livy hanya bisa tersenyum getir. Perbedaan antara cinta dan tidak cinta memang sangat jelas.Livy kembali ke kantornya, tumpukan pekerjaan masih menggunung. Dia mengusap perutnya yang mulai terasa lapar, lalu akhirnya memutuskan untuk turun dan mencari sesuatu untuk dimakan.Saat pintu lift terbuka, terlihat beberapa orang dari departemen lain yang masih lembur. Ketika melihat Livy, pandangan mereka menunjukkan penghinaan. Beberapa bahkan mendesaknya ke bagian paling dalam lift, seolah-olah Livy adalah sesuatu yang menakutkan."Itu dia, 'kan?""Ya, benar. Dia nggak terlihat seperti wanita penggoda, tapi trik yang digunakannya sangat hebat.""Hahaha, jangan bicara begitu. Gimana kalau dia dengar nanti?""Biarkan
Read more

Bab 298

Kalimat ini benar-benar kejam saat memarahi seorang pria. Chloe sama sekali tidak menjaga harga diri Stanley. Sungguh tajam dan mematikan. Bagaimanapun, pria paling pantang kemampuan ranjangnya dicela.Wajah Stanley sontak memucat, lalu akhirnya menjadi suram. Namun, karena ada orang lain di tempat itu, dia merasa malu untuk marah. Dia hanya bisa menenangkan Chloe dengan nada memelas."Ya sudah, aku tahu kamu cuma main-main di luar untuk membuatku kesal. Aku sudah menyadari kesalahanku dan aku nggak akan melakukannya lagi. Kalau kamu nggak enak badan, aku akan menemanimu selama dua hari ke depan dan menjadi pelayan pribadimu, oke?"Ugh .... Livy hampir muntah mendengarnya. Untung saja dia sedang lapar, jadi perutnya kosong. Kalau tidak, dia pasti sudah muntah karena mual."Nggak perlu repot-repot. Oh, mantan pacarmu masih ada di sini. Sepertinya dia juga sakit. Pak Stanley, kalau kamu peduli dan menanyakan kabarnya, mungkin kalian bisa balikan lagi," sindir Chloe yang kembali menyerang
Read more

Bab 299

Setelah masuk ke mobil, Remis si sopir tampak merasa bersalah. "Maaf sekali, Nyonya. Ini semua salahku.""Ini bukan salahmu. Kamu juga korban dalam kejadian ini. Gimana kondisimu?" tanya Livy dengan nada penuh perhatian.Remis memang terkena imbas karena dirinya. Dengar-dengar dia sempat dipukul keras di kepala, hingga mengalami gegar otak ringan.Awalnya, Keluarga Sandiaga berniat memberi cuti untuk Remis. Namun, dia merasa bersalah pada Livy. Setelah tahu Livy kembali bekerja, dia langsung mengajukan diri kepada Preston agar tetap mengantar-jemput Livy, bahkan melaporkan setiap kali berangkat."Nggak apa-apa, Nyonya. Aku kuat dan sehat. Sekarang sudah jauh lebih baik!" jawab Remis sambil tersenyum."Bagus kalau begitu." Livy mengangguk, lalu mulai mengantuk. Karena jalanan di malam hari cukup sepi, mereka hanya butuh sekitar 20 menit untuk sampai di vila.Livy yang kelelahan ingin langsung tidur, tetapi tetap memaksa dirinya untuk mandi. Saat tubuhnya terendam air hangat, rasa kantuk
Read more

Bab 300

Kata-kata ini tidak terdengar seperti nada menyalahkan, melainkan penuh kasih sayang.Livy tertegun mendengarnya. Dia tidak bisa menahan diri untuk menoleh ke arah pria yang begitu dekat dengannya. Jantungnya berdegup cepat. Dengan sedikit canggung, dia mengalihkan topik pembicaraan, "Bukannya malam ini kamu ada acara makan malam?"Apalagi, Livy tahu Preston pergi bersama Sylvia malam ini. Livy pun mengira Preston tidak akan pulang malam ini."Ya, makan malamnya sudah selesai. Memangnya sekarang sudah jam berapa?" Preston meliriknya dengan ekspresi datar.Livy menjawab dengan ragu, "Jam 11 lebih?""Sekarang sudah jam 1 lewat. Livy, kalau aku nggak pulang malam ini, apa kamu akan merendam dirimu di bak mandi sampai mengembang?"Nada suara Preston terdengar seperti menyalahkan, tetapi jelas menyiratkan kekhawatiran dan ketidakberdayaan.Malam ini adalah pesta ulang tahun Xavier. Preston berencana menghabiskan malam dengan suasana yang meriah, tetapi seorang pengawal yang diam-diam menjag
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
38
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status