Home / Rumah Tangga / Suami Wasiat sang Nona Muda / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Suami Wasiat sang Nona Muda: Chapter 41 - Chapter 50

61 Chapters

Bagaimana Caraku?

“Ini kacau!” Judy menghantam meja dengan tangannya hingga telapaknya memerah. “Memanggil polisi? Apa kamu gila?” pekiknya.Tristan tetap duduk tenang di sofa. Memang benar. Melibatkan polisi dalam masalah ini mungkin akan memicu dikoreknya masalah yang telah berlalu. Mereka akan terancam, rencana mereka akan berantakan. Tapi Tristan juga tak kuasa menahan diri saat melihat kekacauaan itu terjadi di depan matanya.Dan melihat Isabelle dirundung seperti itu, hati Tristan makin hancur. Ya, mencintai Isabelle akan membuatnya terlihat konyol. Dia tahu resiko dari jatuh cinta pada gadis itu. Tapi apa yang bisa dilakukan oleh Tristan? Dia tidak bisa mengatur perasaannya. Dia tak bisa untuk tidak terpesona pada Isabelle.“Aku akan berusaha mencegah para polisi itu mengungkit masa lalu.” Tristan meyakinkan Judy. “Aku minta maaf sudah menyebabkan kekacauan ini, Judy.”Wanita itu mengepalkan tangan seraya menatap Tristan tajam. Tapi kemudian dia mengalihkan pandangannya dengan kasar. Berbicara d
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Lakukan Saja!

Gerimis turun cukup lebat ketika Isabelle tiba di pemakaman bersama Tristan. Dari dalam mobil, Isabelle menengok ke luar. Di sana, di pemakaman, orang-orang berkumpul mengenakan pakaian hitam.Ben terlihat diam memandangi batu nisan istrinya yang meninggal tadi malam setelah tak mampu berjuang lagi. Pria itu tak bergeming, walau kini satu per satu orang-orang menyingkir dari sana karena air hujan tumpah semakin deras, pria itu tak beranjak.“Kamu yakin?” Tristan mengelus tangan Isabelle.Isabelle mengangguk. “Aku sudah berjanji untuk menegakkan keadilan untuk Ben. Untuk bayi dan istrinya. Mana mungkin aku tidak datang ke pemakaman istrinya?”“Tapi dia mungkin akan marah. Dia mungkin akan mengatakan hal-hal yang menyakiti perasaanmu.”“Tidak masalah.” Isabelle menghela nafas. “Dia sudah kehilangan separuh hidupnya. Bahkan jika dia membunuhku, aku rasa itu masih baik-baik saja.”“Belle...” Tristan menatapnya sedih. “Jangan katakan hal-hal seeperti itu.”“Kita turun saja,” kata Isabelle
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Dendam Tersembunyi

Rahang David mengetat, tangannya terlihat mengepal kuat. Ini bukan pertama kali David mendengar kalimat dengan nada mengejek seperti itu. Stephani memang sudah meninggal dan seharusnya David tidak terlibat apa pun dengan keluarga Hawthorne.Tapi Tony secara khusus memintanya tetap tinggal, jadi ini bukan kemauan David semata. Lagipula, selamanya keluarga Hawthorne akan menjadi bagian dari diri David. Dia tak akan melepaskan kenangan Stephani begitu saja. Tidak akan.“Apakah rapat ini untuk membahas pendapat pribadimu tentang orang lain?” Isabelle menggebrak meja, membuat Julia terperanjat melihat betapa kontrasnya perbedaan sifat yang ditunjukkan Isabelle. “Ini ruang rapat Revive Orion! Jika kamu ingin membahas hal pribadi, keluar dari sini!”“Belle, bukan begitu maksud Billy.” Julia berdiri, berniat menenangkan Isabelle namun adiknya itu langsung mengangkat tangannya.“Billy sudah keterlaluan, Jule.”“Aku tahu. Tapi...”“Kamu tahu?” Billy beralih menatap Julia. “Apa yang kamu tahu, h
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Penghuni Neraka

Detektif Don tergopoh-gopoh. Berdesakan dengan para pengunjung rumah sakit, dia memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit. Dia mendapat laporan tentang keracunan minyak esensial dari berita dan berusaha secepatnya untuk mencaritahu sebanyak mungkin kejadian itu.Tapi rumah sakit tampaknya masih sangat sibuk. Para reporter dan pemburu berita lainnya berkumpul di lobi, sebagian bahkan membuat tenda di halaman depan walau sudah ada himbauan untuk tidak melakukannya. Sepertinya, mereka juga bertekad mendapat informasi sama seperti dirinya.Masih ada beberapa anggota keluarga yang menunggu istri masing-masing bangun dari koma nya. Ketika detektif Don mengunjungi ruangan khusus yang diperuntukkan untuk korban, dia dicegat oleh dua orang petugas keamanan. Dengan gaya khasnya yang angkuh, detektif Don menunjukkan kartu pengenalnya, lalu kedua petugas mengizinkannya masuk.Dan entah ini sial atau tidak, dia malah bertemu Tristan di sana, mungkin sedang melakukan mediasi karena dia didampingi ol
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Pesan Misterius

Isabelle terbangun ketika hari sudah sore, terlihat dari jam dinding yang menunjukkan angka lima sore. Dia menggeliat, tubuhnya sudah sedikit membaik walau suhunya masih lumayan tinggi. Dengan malas Isabelle menyingkap selimut yang menutupi kakinya.Kepalanya masih berdenyut sakit. Bahkan saat dia mencoba berdiri, dia nyaris jatuh karena pusing. Isabelle memutuskan duduk kembali di tepi tempat tidur ketika ponselnya berdering. Sebuah pesan masuk ke ponselnya dan Isabelle membelalak.[Jika kamu ingin tahu siapa sosok di balik beredarnya minyak esensial secara bebas, datanglah ke alamat yang akan ku kirim.]Isabelle mengecek alamat yang dikirim dari nomor tak dikenal itu. Dia mengernyit. Itu adalah salah satu villa milik Billy, karena Isabelle pernah ke sana sekali saat Billy dan Julia meresmikan villa itu. Apakah ini ulah Billy?[Tidak boleh ada yang mengetahuimu datang ke sana.]Pesan berikutnya muncul. Isabelle menimbang-nimbang. Dalam kondisi seperti ini, dia tidak boleh keluar semb
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Dimana Kamu?

“Sial.” Tristan berdecak saat mengambil ponselnya yang tercebur ke dalam lubang toilet ketika dia hendak menggunakannya.Dengan jijik pria itu mengangkat ponselnya dan meletakkannya di lantai. Dia mengibaskan tangan dan segera mencuci tangannya di wastafel. Menggunakan tumpukan tissue, Tristan mengambil kembali ponselnya.Walau jijik, dia tetap memegangnya dan mengumpat saat ponselnya tak bisa menyala. Tristan bersandar di tepi wastafel. Kenapa hari ini dia sial sekali? Dia bertemu detektif Don yang mengucapkan hal-hal ambigu, juga harus seharian berurusan dengan keluarga korban.Bahkan sekarang, saat jam sudah menunjukkan jam tujuh malam, dia masih di rumah sakit. Seharusnya Tristan bisa pulang, tapi tadi, saat dia akan masuk ke lift, mendadak seorang korban meninggal dan keluarganya histeris.Sebagai perwakilan Revive Orion satu-satunya yang masih berada di rumah sakit, tak mungkin Tristan tidak mendampingi mereka. Akhirnya pria itu di sana, menyelesaikan beberapa urusan adminitrasi
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bermain-main

Tristan berjalan dengan perasaan marah menuju kediaman Billy dan Julia. Seharusnya ini ada hubungannya dengan Billy, Tristan sangat yakin. Sejak pertengkaran mereka tadi, perasaannya menjadi tidak karuan.Billy makin hari makin agresif. Tristan takut dia memang melakukan sesuatu pada Isabelle.Kedatangan Tristan disambut oleh pelayan rumah. Begitu memberitahu pemilik rumah kalau Tristan datang, Julia buru-buru turun. Dia sudah menggunakan piyama tidur dengan rambut yang acak-acakan.“Tristan, ada apa malam-malam ke sini?”“Dimana Billy?”“Billy?” Julia mengangkat alis. “Sepertinya masih di kantor. Dia belum kembali. Ada apa?”“Isabelle menghilang!” tegas Tristan.“Apa katamu?” Julia membelalak.“Aku tidak mau tahu Jule. Jika hal ini ada hubungannya dengan Billy, aku akan membuat perhitungan dengannya,” ancam Tristan dengan wajah memerah.“A-aku akan mencoba menyusul ke kantornya.” Julia buru-buru kembali naik. “Kamu cari Isabelle lebih dulu. Aku akan mengabarimu nanti.”Tristan pergi
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Orang Yang Dihindari

Tristan berjalan tergesa-gesa menuju sebuah kantor kepolisian sesaat setelah dia sampai. Pagi-pagi sekali dia mendapat panggilan yang memberitahunya kalau Isabelle sudah ditemukan dan sekarang menunggunya di sana.Isabelle tidak memiliki tenaga dan kekuatan lagi untuk memacu mobilnya. Itu sebabnya dia memutuskan berhenti saat melihat kantor kepolisian dan memutuskan untuk menenangkan diri di sana.“Di mana Isabelle?” Tristan tiba dengan ekspresi ketakutan yang nyata.“Ada di dalam, Tuan. Nona Isabelle sedang menenangkan diri,” jawab si petugas, lalu membawa Tristan masuk.Begitu bertemu muka dengan Isabelle, pria itu berlari dan mendekapnya. Isabelle menangis di pelukannya, tidak menyangka kalau dia masih bisa melihat wajah Tristan setelah mimpi buruk yang dialaminya.“Kamu baik-baik saja? Kemana kamu pergi sebenarnya?” Tristan mengusap wajah Isabelle yang membeku.“Nona Isabelle menerima sebuah pesan yang memintanya untuk datang ke sebuah villa.” Petugas kepolisian di sana menyahut.
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Dilema

“Kamu dari mana?” Julia mencegat Billy saat sang suami akhirnya muncul setelah semalaman tidak kembali ke rumah.Billy menaikkan alis, menatap Julia lekat-lekat. Dengan kasar dia menepis tangan Julia dan malah mendorongnya ke dinding. Dengan tangan kekarnya Billy mencekik Julia dan berkata, “Kamu menginterogasiku tepat saat aku pulang? Punya keberanian dari mana kamu, hah?”Nada tinggi dalam suara Julia tidak membuat wanita itu gentar. Dia menelan ludah, menatap balik mata Billy. “Isabelle hilang, semalam penuh. Dimana kamu saat adikku itu menghilang?”Billy menyeringai, mendekat hingga nafas Julia terasa di wajahnya. “Mana ku tahu? Memangnya aku ayahnya?”“Billy!!” pekik Julia.“Diam!!!!” Billy balik berteriak, kali ini berhasil membuat Julia kembali ketakutan. “Jangan pernah membentakku, mengerti?” teriak Billy lagi. “Isabelle hilang atau mati, aku tidak akan peduli.”Julia menangis sesenggukan ketika Billy melepaskan tangannya. Dia memegang lehernya yang memerah, duduk bersandar di
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Pria Tepat Untukmu

Perubahan sikap Isabelle yang cenderung diam dan terlihat mengabaikan dirinya membuat Tristan bertanya-tanya. Sebenarnya, apa yang dialami Isabelle malam itu? Kenapa dia bersikap sangat dingin? Hari pertama dan kedua pasca dia kembali, Tristan masih memakluminya. Mungkin dia terpengaruh oleh kejadian itu, mungkin dia sedikit shock. Tapi hari berikutnya, Tristan tak tahan lagi.Begitu Isabelle turun, dia sama sekali tidak menyentuh sarapan yang dibuat oleh Tristan. Dia lebih memilih berjalan ke pintu depan, memakai sepatu dan hendak pergi. Tristan bergegas, meraih tangan Isabelle dan menyeretnya kembali ke rumah.Pria itu berkacak pinggang di hadapan Isabelle, raut wajah penuh frustasi terlihat di sana. Dia menatap Isabelle lekat-lekat, namun gadis itu bahkan tidak perlu repot-repot untuk menengadahkan wajah padanya.“Katakan, apa yang kamu lakukan sekarang!” Tristan berusaha tetap tenang walau amarahnya siap untuk meledak.“Kamu menyeretku ke sini dan kamu bertanya apa yang ku lakukan
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status