Home / Romansa / ISTRI SIRI TENTARA ALIM / Chapter 351 - Chapter 359

All Chapters of ISTRI SIRI TENTARA ALIM: Chapter 351 - Chapter 359

359 Chapters

Bab 346. Kau tidak mencintaiku

Matahari belum sempurna naik saat Rey menyelinap keluar dari rumah Marni. Udara pagi menusuk, membuatnya menggigil kecil. Langkahnya ringan menuju rumah Alzam. Ia tahu sahabatnya itu pasti sudah bangun lebih awal, apalagi sejak Excel lahir.Suara gumaman bayi terdengar sayup dari dalam rumah. Benar saja, Alzam duduk di atas karpet ruang tengah, memangku bayi mungil yang belum genap satu bulan. Wajahnya lelah tapi bahagia."Eh, Bapak baru, masih semangat nyusuin bayi ya?" sapa Rey, menjatuhkan tubuh ke sofa dan tertawa kecil.Alzam menoleh, senyumnya merekah. "Nyusuin apanya? Gue cuma jagain. Ini bocah dari tadi pagi anteng banget. Tapi bundanya belum tidur dari tadi malam. Semalaman dia terjaga minta mimik terus.""Wah, nggak bisa gantian dong ayahmu, Excel."Alzam memukul Rey dengan sapu kecil pengusir nyamuk di dekatnya. "Penganten baru, pikiran kamu ngeres saja. Mentang-mentang kamu sudah pagi-pagi keramas. Bikin aku ngiri saja. Pamer ya?"Rey terkekeh, menyembunyikan kesedihannya d
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 347. Permintaan

"Mira,..!" Marni mengetuk.Mira membuka pintu.Marni menatap Mira dan Rey dengan bingung. Walau saat Marni sudah masuk, Rey beranjak dari jendela."Lho, kenapa hanya makan pakai rawon? Ibu telah menyiapkan makanan khusus Rey di sebelah laci."Marni masih menatap mereka dengan bingung. "Kemarin bapak kamu dibawakan temannya udang besar-besar, katanya habis panen. Itu yang tadi Ibu sudah siapkan buat Rey. Kalau rawon sih sudah biasa di tempat Rey. Ikan Sombronya juga aku goreng kering sama sambal dan lalapan. Besar, Mira, ikannya.""Nggak usah repot-repot, Bu. Kalau saya makan apa saja nggak masalah.""Nggak bisa gitu. Ayo, Mira, ambil!" Marni segera meninggalkan tempat itu dengan perasaan aneh. Dia merasa ada yang sedang terjadi diantara mereka.Mira menatap Rey sebelum beranjak pergi, Namun tangan kokoh Rey menahannya."Kamu tak perlu mengambilnya. Makanan selezat apapun, tak mungkin bisa kutelan dengan kedaan kita seperti ini."Mira menatapnya penuh luka."Kenapa kamu sekarang beda,
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 348. Resepsi Mira dan Rey

Rombongan keluarga Lani ramai-ramai naik satu bis menuju rumah Rey. Mereka membawa banyak oleh-oleh khas desa: jenang yang manisnya legit, gemblong yang lengket tapi bikin nagih, ketan salak yang juga manis, pisang raja yang dihias dengan daun pisang, dan buah-buahan segar dari kebun sendiri. Yang paling mencolok, tumpukan jeruk kualitas terbaik yang harum segar memenuhi sudut-sudut kardus. Semua tampak semangat, mengenakan baju terbaik mereka.Wagimin menepuk bahu Towirah. "Kita jaga rumah saja ya, banyak tamu, nanti malah kosong semua."Towirah mengangguk. "Betul itu. Biar anak-anak yang muda-muda aja ke kota.""La, kamu kalau di rumah, kan seragam gedungnya nggak kepakai, Ra?""Nggak apa, Yuk. Nanti kalau masih ada tamu gimana.""Kalau gitu makasih, ta, Ra," timpal Tukiran."Sama-sama, Cak."Sementara itu, Alzam menyetir mobil bersama Lani dan Senja. IKut juga Kinan, Atik dan Nalam. Mereka memilih naik mobil sendiri karena setelah resepsi, mereka berencana menginap di rumah orang t
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Bab 349. Maaf!

"Mira, kamu kenapa?" tanya Rey menunduk, menyamakan tinggi tubuhnya dengan Mira.Mira masih menatap sekeliling, seolah mencari sesuatu. Namun dia tak lagi menemukan apapun. "Enggak apa-apa, Rey."Rey menggenggam tangannya. Genggaman itu seolah meluluhkan ketakutan yang baru saja Mira alami."Kamu cantik sekali, Mira. Kamu itu hadiah terbesar dalam hidupku," bisik Rey yang membuat Mira makin melupakan apa yang tadi membuatnya resah.Selesai prosesi pedang pora.Tamu mulai berdatangan. Teman-teman semarkas Rey berebut menyalami. Ada yang menggoda, ada pula yang terlihat kagum."Wah, Rey akhirnya takluk juga!" celetuk Johan, sambil menepuk bahu Rey."Yang kemarin di desa itu istrimu? ""Bukan, istri orang aku gandeng," sengol Rey."Ih, segitunya.""Habisnya, udah tau aku nikahi dia masih tanya begitu."Johan terkekeh. "Habisnya,..Ya ampun, cantik banget. Ngak nyangka, kamu bisa dapetin bidadari.""Bidadari surga!" tambah Rey."Sekarang berhijab malah makin anggun," tambah Luki dengan ma
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 350. Penyesalan

Malam terasa panjang bagi Rey. Di ruang kamar yang senyap, hanya suara kipas angin yang berputar pelan menemani. Tangannya menggenggam handuk kecil yang sudah dingin, diletakkan di kening Mira. Ia bahkan tak sadar kapan matanya terpejam, hanya tahu tubuhnya bersandar di sisi kepala nyaris menyentuh bahu istrinya.Mira membuka mata perlahan. Wajah Rey begitu dekat, tertidur dengan napas yang teratur. Matanya memicing menatap lelaki itu, mengusap kening yang masih terasa panas. Sebulir air mata turun diam-diam ke pipinya. Ada perasaan yang tak bisa ia jelaskan. Bukan sekadar rasa sakit atau kelelahan, melainkan penyesalan yang menggantung di relung hatinya.Maafkan aku, Rey, bisik Mira dalam hati.Ia ingat malam pertama setelah akad. Bagaimana tubuh Rey yang kekar justru membuatnya takut. Ia tak berani membayangkan Rey menyentuhnya. Namun beberapa hari bersamanya, merasakan ketulusan Rey, bahkan sekarang merawatnya, menjaga bahkan hingga tak tidur dengan nyenyak, Mira mulai melihat si
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Bab 351. Berarti dia,..

Mira masih terlelap setelah bangun sebentar dan sholat Subuh. Cahaya mntari menyusup lewat bulu matanya yang gemetar ringan. Kelopak matanya perlahan membuka, seolah enggan meninggalkan mimpi yang baru saja usai. Pandangannya pertama kali menangkap bayangan Rey yang sedang duduk bersila di lantai, menyandarkan punggung ke ranjang, rambutnya agak berantakan, matanya fokus ke layar ponsel tapi sesekali melirik ke arah Mira.Mira mengerjap pelan, suaranya serak manja, “Udah pagi, ya?”Rey segera menoleh, wajahnya langsung berubah sumringah. “Eh, si cantik udah bangun. Aku pikir kamu bakal molor sampe siang.”Mira tersenyum kecil, menggeliat pelan. “Tubuhku udah nggak selemas kemarin. Tapi kepala masih agak pening sih.”Rey bangkit, duduk di sisi ranjang, tangannya menyentuh dahi Mira seperti refleks. “Masih anget. Tapi udah nggak sepanas kemarin.”“Aku lapar…” gumam Mira, lalu menoleh, “Tapi jangan bubur ayam lagi, ya?”Rey tertawa kecil, “Aih… manjanya. Mau apa dong? Mau aku masakin?”
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 352. Menyentuh,..

Subuh belum juga datang, saat Mira mulai masak.Di dalam rumah yang hangat itu, suara lembut sendok beradu dengan piring terdengar samar dari dapur. Aroma bawang putih yang ditumis menyeruak pelan, bercampur dengan harum ayam yang tengah diungkep dengan garam dan rempah sederhana. Di tengah semua itu, Mira berdiri di depan kompor, mengenakan daster lembut warna biru langit, rambutnya dikuncir sederhana. Wajahnya segar, lebih segar dari hari-hari sebelumnya. Matanya bersinar, senyum kecil tak lepas dari bibirnya. Tubuhnya kini terasa lebih ringan, lebih bertenaga. Semalam ia tertidur dalam dekapan Rey tanpa terbangun sekali pun—tidur nyenyak yang membuat tubuh dan jiwanya terasa pulih.Rey terbangun karena aroma masakan. Ia sempat mengernyit, mengira itu mimpi. Tapi ketika ia berjalan pelan ke dapur dan melihat sosok Mira berdiri sambil mengaduk wajan, matanya membulat. “Kamu… sudah sembuh?”Mira menoleh, senyumnya mengembang lembut. “Pagi, Sayang… Kamu baru bangun?”Rey masih terpaku.
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

Bab 353. Mira,...

"Kamu sudah baikan, Mir?" tanya Maya begitu dia masuk dan mendapati hidangan di meja makan."Alhamdulillah, sudah, Ma. Ini Mira sudah bisa bikin ayam goreng untuk sarapan." Mira lalu menuntun Maya agar duduk. "Mama ayo, sarapan di sini biar tau rasa masakan Mira."Maya tersenyum, mengelus rambut lurus Mira. "Mama sudah makan, Mir. Mama bikin soto kikil banyak. Mama pikir kamu belum sehat dan belum bisa masak. Rey ini kan pagi-pagi udah kelaparan. Makanya Mama suruh Rere ke sini antar. Mama sama Papa masih sarapan."Mira menyentuh tangan mertuanya. "Makasih, Ma.""Ma, cpetan!" Rere yang masih di ambang pintu, teriak."Memangnya ada apa, Re?""Tadi aja Rere disuruh pergi sama Kak Rey. Kenapa Mama skarang malah ngajak ngobrol dia.""Memangnya kenapa?"Maya kemudian menatap Rey.Rey sudah beranjak duduk di meja makan kembali. Wajahnya menelungkup di meja."Kamu kenapa, Rey?"Rey mendongak frustasi. Mira menyembunyikan senyumnya di balik tangannya. Dia tau keinginan Rey sudah di ubun-ubun,
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 354. Tunggu aku!

Pagi itu, seharusnya menjadi pagi paling tenang bagi Mira dan Rey. Setelah melewati detik-detik penuh cinta dan kehangatan, keduanya tertidur dalam pelukan yang damai. Namun dunia di luar tak pernah benar-benar tenang.Handphone Rey yang diletakkan di meja samping tempat tidur tiba-tiba berdering keras. Nadanya berbeda—nada itu hanya dipakai untuk satu hal: panggilan tugas darurat. Rey membuka mata, refleks mengambil ponsel."Halo, Mayor Reynaldi Atmajaya di sini," suaranya langsung tegas meski baru bangun."Mayor, kita butuh kamu. Ada penyanderaan di perbatasan Papua. Kelompok bersenjata menyandera enam orang, termasuk dua WNA. Kau tahu jalurnya, kau tahu pola mereka. Helikopter akan menjemputmu satu jam lagi. Siap?"Rey terdiam sejenak. Dia melirik Mira yang masih tidur, tubuh mungilnya dibalut selimut, wajah damainya membuat Rey berat meninggalkan kamar itu."Saya masih cuti dua hari, Pak.""Kami tahu. Tapi kalau bukan kamu, mereka bisa mati."Hening."Baik, Pak. Saya bersiap."Mir
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more
PREV
1
...
313233343536
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status