All Chapters of Kebangkitan Istri Yang Lemah: Chapter 51 - Chapter 60

88 Chapters

51. Rencana Azizah bersama Fernandra

Beberapa jam sebelumnya ….“So, sekarang kamu ada waktu untuk kita mengobrol?” tanya Fernandra, tersenyum kecil kepada Azizah yang tengah menatapnya. “Aku rasa, kita perlu bicara … satu sampai dua jam. Bisa?” tambahnya.Azizah terdiam, dirinya melirik jam arloji pada pergelangan tangannya. Satu jam saja sudah terlalu untuknya, dan menurutnya itu sudah termasuk selingkuh karena berbicara dengan laki-laki lain yang notabennya masalalu, tanpa seizin suami.“Bukan tentang membahas yang sudah terjadi. Ini tentang nanti sore, kalaupun masih ada waktu, kita bisa membahas rencana selanjutnya,” tutur Fernandra, ia sangat tahu bahwa perempuan yang sedang bersamanya saat ini sedang gelisah dan kebingungan.“Tetapi jika kamu takut semuanya berantakan, ya it’s okay. Kita bicara lain, setelah kamu mendapatkan izin dari suamimu itu,” lanjutnya.Azizah bernafas lega, tetapi perasaannya tetap mengganjal. Seharusnya ia senang karena Fernandra tidak memaksanya untuk berbicara, entah kenapa perasaannya s
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

52. Waktu untuk Azizah & Darino

Azizah menatap Darino yang berdiri dihadapannya saat ini, mereka baru saja sampai di rumah setelah pertemuan dengan Fernandra. Pertemuan yang berakhir dengan damai, dan tidak ada keributan yang terjadi diantara mereka.Azizah bisa bernafas lega sekarang, karena Fernandra benar-benar bisa diajak kerjasama. Masalalunya itu bisa profesional, bisa membedakan mana yang harus diprioritaskan dan hal yang bisa dinanti-nanti. Tetapi disisi lain, dirinya sedikit merasa bersalah karena harus menutupi rencananya dari Darino-suaminya-.Wanita itu bergumam pelan, menaruh tangannya pada pundak suaminya dan menatap kedua mata sang suami yang sedang menatapnya. “Aku tidak akan menanyakan bagaimana pandangan kamu tentang Fernandra, tapi aku akan menanyakan hubungan kamu sama Carisa sekarang,” tuturnya, membuat pria dihadapannya saat ini menaikkan sebelah alis.Sesuai dengan prediksi Azizah, Darino akan bingung dengan ucapan yang baru saja ia katakan. Azizah memang sengaja membahas Carisa, karena diriny
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

53. Darino & Carisa Pelukan?!

Fernandra duduk dengan kaki kanan yang menopang pada kaki kirinya, tangan kirinya terdapat rokok yang menyala dan kedua matanya menatap Carlinta yang sedang menatapnya dengan mata yang bengkak.“Kamu itu terobsesi sama Azizah, bukan cinta!”Fernandra menaikkan sebelah alis, “Apa aku akan mendengarkan ocehanmu yang tidak bermutu itu, hm?” ucapnya dengan nada datar, lalu menyesap rokok dan mengembuskan asap dari hidung.Berbeda dengan Carlinta yang duduk terikat dibangku menatap tajam kearah Fernandra yang sedang menatapnya. Dirinya berusaha keras untuk bisa melepaskan diri dari tali sialan yang sudah mengikatnya kurang lebih tiga hari.“Kamu tidak mencintainya.”“Tidak bisa diterima oleh logika,” tukas Fernandra, ia bangkit lalu melangkahkan kaki mendekati Carlinta yang menaikkan dagu menantangnya.Pria itu mencapit dagu Carlinta lalu menekanannya, kedua matanya bertemu dengan kedua mata Carlinta yang menatapnya tajam. “Hanya orang bodoh yang terobsesi sama orang lain tapi melakukan ef
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

54. Membicarakan Rencana Fernandra

Fernandra tersenyum menyambut kedatangan Azizah yang berdiri dihadapannya dengan ekspresi yang beragam, kesal, marah, dan sedih. Ia menipiskan bibirnya, lalu memberi jalan untuk Azizah masuk ke dalam ruang kerjanya, dan menutup pintu setelah memastikan tidak ada karyawannya yang berada di lantai 15, lantai khusus untuknya.“Sepertinya kamu menemukan hal yang tidak menyenangkan di rumah Carisa,” ujar Fernandra, melirik Azizah yang duduk dengan sedikit tidak santai dan kepala yang bersandar pada sandaran sofa. Sedangkan dirinya menutup kulkas setelah mengambil satu botol minuman soda dan satu botol minuman teh.“Kalau ingin air putih, silahkan kamu ambil sendiri di sana,” ucap pria itu saat duduk di sisi kiri Azizah, menaruh dua botol tersebut di meja kaca, lalu menatap Azizah yang menegakkan tubuh.Azizah tersenyum kepada Fernandra, “Ini saja sudah cukup. Thank, Nandra,” tuturnya, mengangkat botol minuman soda di tangan kanannya. Ia membukanya dengan tenaga yang full, seolah sedang mel
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

55. Azizah Bertemu Carlinta

“Kamu yakin? Dia bisa saja nyerang kamu.”Fernandra menatap Azizah yang kini berdiri dihadapannya dengan kepala yang mendongak supaya bisa bertatapan dengannya. Ia ingin memastikan Azizah yakin dengan pilihannya yang ingin menemui Carlinta seorang diri, tanpa ada orang lain.Sesuai dengan rencana Fernandra kemarin, hari ini Azizah bertemu dengan Carlinta untuk berbicara berdua dan selanjutnya itu menjadi urusan Fernandra yang akan membuat Carlinta tidak sadarkan diri, lalu Azizah akan memanfaatkannya untuk mengambil beberapa gambar.Azizah menganggukkan kepala, “Aku hanya ingin bertanya dan berbicara dengannya.”Fernandra menaikkan kedua bahunya, menaruh tangannya pada bahu Azizah. “Kalau dia macam-macam sama kamu, teriak saja. Aku tunggu disini,” ucapnya, diangguki oleh Azizah.Pria itu memutar knop pintu, lalu mendorongnya dan mempersilahkan Azizah untuk masuk ke dalam ruangan. Azizah mengulas senyumnya sebelum akhirnya masuk ke dalam ruangan, meninggalkan Fernandra yang berdiri di
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

56. Siapa itu Darnius Patresyaka?

Langit menggelap, Azizah duduk di kursi yang terletak di balkon kamarnya, seorang diri tanpa ada orang lain yang berada disisinya. Ingatannya kembali teringat saat bertemu dengan Carlinta, sampai saat ini masih belum bisa mengerti jalan pikiran Carlinta.Wanita itu menghela nafas beratnya. Malam ini khusus untuknya merenung dan berpikir, disaat suaminya dan putrinya sudah terlelap tidur. Hanya … tidak tahu bagaimana ending dari permasalahan yang sedang dihadapi olehnya saat ini.‘Kamu ingin menyakiti Nadi? Kamu tidak akan bisa, Azizah. Kamu tahu karena apa? Karena Nadi dan Arlin itu tidak bisa dipisahkan, mungkin perasaan mereka saling terikat satu sama lain.’Ucapan Carlinta beberapa jam yang lalu terlintas dipikirannya. Azizah tidak akan bisa menyakiti Nasi, bocah laki-laki yang tidak tahu apa yang terjadi, bocah laki-laki yang selalu ada dan membuat Arlin-putrinya- bahagia, bocah laki-laki yang menangis saat ditemui olehnya di apartement milik Fernandra.“Sialan!” umpatnya dengan s
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

57. Siapakah 'Orang Itu'?

“Mas, kamu sudah lama disini?”Azizah menatap kedua mata suaminya yang sedang menatapnya. Perasaannya tidak karuan, jantungnya berdegup cukup kencang, seperti sedang ikut lari tanpa pemasanan, keringatnya terus membasahi kening. Ia hanya berharap, pria dihadapannya saat ini mengatakan ‘baru saja’.Darino bergumam pelan, menggelengkan kepala, “Baru kok. Pas aku mau buka pintu, eh kamu sudah keluar. Kenapa memangnya? Ada yang terjadi?” ujarnya dengan suara lembut, mengusap pelan surai panjang wanitanya.“Oh … aku hanya teringat, lipstik aku masih atau tidak, soalnya aku mau beli lagi kalau habis, mumpung diskon,” ucap Azizah diakhiri dengan terkekeh, ia sedikit bisa lebih tenang.Darino menggeleng-gelengkan kepala, merangkul pinggang Azizah lalu membawanya pergi dari depan kamar. Azizah yang tersenyum supaya suaminya tidak curiga bahwa dirinya sedikit panik tadi.“Oh iya, Mas. Arlin sudah tidur, kah?” tanya Azizah untuk memecahkan suasana yang sedikit canggung, mendongak untuk memperhat
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

58. Rencana Darino?

Azizah membuka kedua matanya, mengedarkan ateninya ke sisi ruangan, sudah tidak ada siapapun selain dirinya yang baru bangun tidur. Ia bangkit, menyisir surai panjangnya dengan kelima jari lentiknya, lalu menurunkan kedua kakinya dan membiarkannya menggantung begitu saja.Perempuan itu memakai sandal lantai-nya dan melangkah ke luar kamar, terus melangkah hingga kedua kakinya berhenti di kamar pribadinya. Azizah menyipitkan kedua matanya saat mendengar suara dari arah balkon kamar. Dengan langkah pelan, ia melangkah mendekat supaya bisa mendengar jelas pembicaraan orang di luar sana.“Nanti aku ke sana setelah mengantar Arlin ke sekolah.”Azizah menaikkan sebelah alisnya, suara itu berat dan bisa dipastikan itu suara milik suaminya. Semakin mempertajam indra pendengarannya, mencoba untuk mendengarkan suara dari seseorang disebrang, kemungkin kecil untuknya dapat mendengar suara orang itu, tetapi tetap mempertajamkan kedua telinganya.“Aku hari ini tidak ada jadwal mengajar, tetapi ist
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

59. Waktu Bersama Azizah & Fernandra

Azizah mengetuk pintu di hadapannya saat ini, ia datang ke rumah seseorang seorang diri setelah mengantar Arlin kembali ke rumah, walaupun tadi sempat ditahan oleh putrinya itu, dan atas bantuan mommynya semua berjalan lancar.Disinilah perempuan itu berada. Berdiri di teras, mengetuk pintu dua kali, dan menunggu dengan kedua matanya yang mengedar. Banyak tumbuhan hijau yang menyegarkan penglihatannya, dan terdapat mobil sport berwarna hitam yang terparkir di carport rumah tiga lantai ini.Tak butuh waktu lama, pintu besar dan tinggi dihadapan Azizah terbuka, memperlihatkan seorang pria mengenakan kaos pressbody berwarna putih, rambut yang basah dan celana hanya selutut. Pemandangan yang bisa membuat Azizah menelan saliva, tampan, Azizah tidak bisa berbohong mengenai fisik yang dimiliki oleh pria dihadapannya saat ini.“Hai … sudah lama?” Suara berat dan pertanyaan dari pria itu menyadarkan Azizah dari lamunannya. Sedangkan pria itu terkekeh pelan saat melihat Azizah menggelengkan kep
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

60. Darino Menjalankan Misi

Seorang pria menipiskan bibirnya, menyatukan kesepuluh jarinya, dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Pria itu mengenakan kemeja hitam pendek dan celana berwarna hitam, duduk seorang diri di sofa berwarna putih. Tentu saja, ini bukan rumahnya karena melihat dari gestur pria itu terlihat gelisah dan tidak nyaman.Tak berselang lama, seorang perempuan mengenakan mini dress berwarna merah muda, motif bunga pada bagian bawah. Perempuan itu melangkahkan kaki mendekati pria yang sedang memukul kening dengan tangan yang bertaut, membuatnya menyunggingkan senyum dengan kedua tangannya yang memegang kedua sisi nampan yang terbuat dari stainless.“Di minum, Darino.”Pria yang dipanggil ‘Darino’ itu menoleh, bertemu tatap dengan kedua mata perempuan berdiri di sisinya dengan sedikit membungkuk, seperti dengan sengaja memperlihatkan belahan dada kepadanya.Darino segera memalingkan wajahnya, “Terimakasih, Carisa,” ucapnya tanpa menatap Carisa yang menegakkan tubuh sebelum akhirnya duduk di sebelahn
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status