Accueil / Rumah Tangga / Kebangkitan Istri Yang Lemah / 56. Siapa itu Darnius Patresyaka?

Share

56. Siapa itu Darnius Patresyaka?

Auteur: Lapini
last update Dernière mise à jour: 2025-02-08 16:11:45

Langit menggelap, Azizah duduk di kursi yang terletak di balkon kamarnya, seorang diri tanpa ada orang lain yang berada disisinya. Ingatannya kembali teringat saat bertemu dengan Carlinta, sampai saat ini masih belum bisa mengerti jalan pikiran Carlinta.

Wanita itu menghela nafas beratnya. Malam ini khusus untuknya merenung dan berpikir, disaat suaminya dan putrinya sudah terlelap tidur. Hanya … tidak tahu bagaimana ending dari permasalahan yang sedang dihadapi olehnya saat ini.

‘Kamu ingin menyakiti Nadi? Kamu tidak akan bisa, Azizah. Kamu tahu karena apa? Karena Nadi dan Arlin itu tidak bisa dipisahkan, mungkin perasaan mereka saling terikat satu sama lain.’

Ucapan Carlinta beberapa jam yang lalu terlintas dipikirannya. Azizah tidak akan bisa menyakiti Nasi, bocah laki-laki yang tidak tahu apa yang terjadi, bocah laki-laki yang selalu ada dan membuat Arlin-putrinya- bahagia, bocah laki-laki yang menangis saat ditemui olehnya di apartement milik Fernandra.

“Sialan!” umpatnya dengan s
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   57. Siapakah 'Orang Itu'?

    “Mas, kamu sudah lama disini?”Azizah menatap kedua mata suaminya yang sedang menatapnya. Perasaannya tidak karuan, jantungnya berdegup cukup kencang, seperti sedang ikut lari tanpa pemasanan, keringatnya terus membasahi kening. Ia hanya berharap, pria dihadapannya saat ini mengatakan ‘baru saja’.Darino bergumam pelan, menggelengkan kepala, “Baru kok. Pas aku mau buka pintu, eh kamu sudah keluar. Kenapa memangnya? Ada yang terjadi?” ujarnya dengan suara lembut, mengusap pelan surai panjang wanitanya.“Oh … aku hanya teringat, lipstik aku masih atau tidak, soalnya aku mau beli lagi kalau habis, mumpung diskon,” ucap Azizah diakhiri dengan terkekeh, ia sedikit bisa lebih tenang.Darino menggeleng-gelengkan kepala, merangkul pinggang Azizah lalu membawanya pergi dari depan kamar. Azizah yang tersenyum supaya suaminya tidak curiga bahwa dirinya sedikit panik tadi.“Oh iya, Mas. Arlin sudah tidur, kah?” tanya Azizah untuk memecahkan suasana yang sedikit canggung, mendongak untuk memperhat

    Dernière mise à jour : 2025-02-09
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   58. Rencana Darino?

    Azizah membuka kedua matanya, mengedarkan ateninya ke sisi ruangan, sudah tidak ada siapapun selain dirinya yang baru bangun tidur. Ia bangkit, menyisir surai panjangnya dengan kelima jari lentiknya, lalu menurunkan kedua kakinya dan membiarkannya menggantung begitu saja.Perempuan itu memakai sandal lantai-nya dan melangkah ke luar kamar, terus melangkah hingga kedua kakinya berhenti di kamar pribadinya. Azizah menyipitkan kedua matanya saat mendengar suara dari arah balkon kamar. Dengan langkah pelan, ia melangkah mendekat supaya bisa mendengar jelas pembicaraan orang di luar sana.“Nanti aku ke sana setelah mengantar Arlin ke sekolah.”Azizah menaikkan sebelah alisnya, suara itu berat dan bisa dipastikan itu suara milik suaminya. Semakin mempertajam indra pendengarannya, mencoba untuk mendengarkan suara dari seseorang disebrang, kemungkin kecil untuknya dapat mendengar suara orang itu, tetapi tetap mempertajamkan kedua telinganya.“Aku hari ini tidak ada jadwal mengajar, tetapi ist

    Dernière mise à jour : 2025-02-10
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   59. Waktu Bersama Azizah & Fernandra

    Azizah mengetuk pintu di hadapannya saat ini, ia datang ke rumah seseorang seorang diri setelah mengantar Arlin kembali ke rumah, walaupun tadi sempat ditahan oleh putrinya itu, dan atas bantuan mommynya semua berjalan lancar.Disinilah perempuan itu berada. Berdiri di teras, mengetuk pintu dua kali, dan menunggu dengan kedua matanya yang mengedar. Banyak tumbuhan hijau yang menyegarkan penglihatannya, dan terdapat mobil sport berwarna hitam yang terparkir di carport rumah tiga lantai ini.Tak butuh waktu lama, pintu besar dan tinggi dihadapan Azizah terbuka, memperlihatkan seorang pria mengenakan kaos pressbody berwarna putih, rambut yang basah dan celana hanya selutut. Pemandangan yang bisa membuat Azizah menelan saliva, tampan, Azizah tidak bisa berbohong mengenai fisik yang dimiliki oleh pria dihadapannya saat ini.“Hai … sudah lama?” Suara berat dan pertanyaan dari pria itu menyadarkan Azizah dari lamunannya. Sedangkan pria itu terkekeh pelan saat melihat Azizah menggelengkan kep

    Dernière mise à jour : 2025-02-12
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   60. Darino Menjalankan Misi

    Seorang pria menipiskan bibirnya, menyatukan kesepuluh jarinya, dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Pria itu mengenakan kemeja hitam pendek dan celana berwarna hitam, duduk seorang diri di sofa berwarna putih. Tentu saja, ini bukan rumahnya karena melihat dari gestur pria itu terlihat gelisah dan tidak nyaman.Tak berselang lama, seorang perempuan mengenakan mini dress berwarna merah muda, motif bunga pada bagian bawah. Perempuan itu melangkahkan kaki mendekati pria yang sedang memukul kening dengan tangan yang bertaut, membuatnya menyunggingkan senyum dengan kedua tangannya yang memegang kedua sisi nampan yang terbuat dari stainless.“Di minum, Darino.”Pria yang dipanggil ‘Darino’ itu menoleh, bertemu tatap dengan kedua mata perempuan berdiri di sisinya dengan sedikit membungkuk, seperti dengan sengaja memperlihatkan belahan dada kepadanya.Darino segera memalingkan wajahnya, “Terimakasih, Carisa,” ucapnya tanpa menatap Carisa yang menegakkan tubuh sebelum akhirnya duduk di sebelahn

    Dernière mise à jour : 2025-02-14
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   61. Perbicaraan Azizah & Karisya

    “Om ini temennya Mama?” tanya seorang gadis kecil kepada seorang pria yang duduk di sisi kanan gadis itu, ditanggapi dengan tersenyum dan kepala yang mengangguk. “Papa kenal sama Om berarti?” tanyanya, lagi.Fernandra terkekeh pelan, “Benar. Papa kamu kenal sama Om.” Senyumnya tidak luntur, kedua matanya memancarkan kehangatan, berusaha untuk membuat Arlin nyaman bersamanya saat ini ketika Azizah sedang bicara dengan Karisya-Mama Azizah & Nenek Arlin-.Pria itu berkunjung ke rumah pada pagi hari, ketika semuanya sedang berada di rumah, terkecuali Darino yang sudah pergi pagi-pagi sekali, kata Azizah sebagai istri sah Darino, dan orang yang mengantar Darino hingga sampai teras.Arlin bergumam pelan, ia memperhatikan garis wajah Fernandra, mencoba untuk menganalisa karak pria itu hanya dari garis wajah. Sedangkan Fernandra hanya terdiam dengan kedua sudut bibirnya yang melengkung mengukir sebuah senyum manisnya.“Sepenglihatan aku yaa, Om ini orang baik, tapi kenapa Grandma tidak suka s

    Dernière mise à jour : 2025-02-14
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   62. Fernandra Datang Ke Rumah?

    Azizah mengulas senyum saat kedatangannya berhasil menarik perhatian Fernandra yang tidak sengaja menoleh ke arahnya. Perempuan itu duduk di sofa single set, tersenyum kepada putrinya dan memberikan kode untuk duduk dipangkuannya. Arlin yang mengindahkannya tanpa membantah.“Arlin nakal, Fer?” tanya Azizah membuka obrolan diantara dirinya dan Fernandra, sedangkan putri kecilnya hanya bergeming memperhatikan Fernandra yang menatapnya dengan tatapan lembut.Fernandra menggelengkan kepala. “Aman, Azizah. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan,” tuturnya dengan suara yang lembut, ditanggapi dengan tersenyum tipis.Atensi Azizah kini tertuju kepada Arlin yang sedang menatapnya. “Om Fernan nakal?” tanyanya dengan suara lembut, tangannya terangkat mengusap puncak kepala putrinya yang menggelengkan kepala.“Om Fernan baik, aku nyaman ngobrol sama dia.”“Oh iya?”Arlin menganggukkan kepala, menatap kedua mata mamanya yang sedang menatapnya dengan tatapan menggoda. “Setiap aku tanya, dijawab sam

    Dernière mise à jour : 2025-02-15
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   63. Pertemuan Darnius dan Carisa

    Azizah menipiskan bibirnya, menatap suaminya yang sedang berkutat dengan laptop yang menyala di pangkuan pria di sisi kirinya saat ini. Setelah obrolannya dengan Fernandra tadi pagi, membuatnya terus berfikir kata-kata dan kalian yang tepat saat berbicara dengan sang suami.“Apa ada yang terjadi hari ini?” Suara berat milik Darino yang secara tiba-tiba, membuat Azizah mengerjapkan kedua mata dan tersadar. Darino menoleh, menaikkan sebelah alisnya. “Katakan. Apa ada yang mengganggumu hari ini?” tanyanya, lagi.Azizah menggelengkan kepala, tersenyum tipis. Rasanya seperti belum siap untuk membicarakannya dengan Darino, padahal hanya tinggal bertanya dan membujuk suaminya untuk mengosongkan waktu jika memang ada kegiatan.Sedangkan Darino menaruh curiga terhadap istrinya saat ini. Ia tidak yakin bahwa semuanya sedang ‘baik-baik saja’. Perasaannya lebih berkata ‘Ada sesuatu’ hari ini. Dirinya tidak boleh memaksakan istrinya untuk mengatakan yang sebenarnya, karena hubungannya dengan Aziza

    Dernière mise à jour : 2025-02-16
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   64. Menjalankan Misi

    “Bagaimana? Sudah kamu bicarakan dengan Darino?”Kedua atensi Azizah menatap lurus pintu, bukan … lebih tepatnya memperhatikan kunci yang menggantung di depan sana. Saat ini dirinya sedang berada di kamar kosong yang sudah lama tidak dipakai, karena kamar ini khusus untuk tamu jika keluarga besarnya datang dan menginap.Ponsel pintar yang menempel pada telinga kanan perempuan itu membuat Azizah harus mempertajam indra pendengarannya, supaya terdengar jelas suara seorang pria disebrang sana.“Sudah. Nanti jam sembilanan aku berangkat dari sama Darino. Kamu akan standby di sana, kan?” ujar Azizah kepada seseorang yang diyakini ialah Fernandra Aurinta, masalalunya yang saat ini sedang bekerjasama dengannya untuk mengungkap peneror yang sudah meresahkan hampir satu bulan ini.Sementara itu di tempat lain, seorang pria berdiri dengan tangan kirinya yang dimasukkan ke dalam saku celananya, kedua matanya tertuju kepada perempuan yang terikat di kursi dengan mulut yang dilakban.“Ya. Aku akan

    Dernière mise à jour : 2025-02-17

Latest chapter

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   103. Barang Pemberian Fernandra

    Azizah terdiam, menatap barang-barang yang berada di bagasi mobilnya. Ia benar-benar membawa barang-barang tersebut ke rumah orangtuanya, karena Fernandra memaksa dan mengancamnya. Tidak ada pilihan lain selain meng-iya-kan apa yang dikatakan oleh Fernandra, daripada merusak suasana atau memperburuk keadaan.“Maaf ….” gumamnya penuh penyesalan, menunduk dan mencengkram kuat kardus tersebut. Tanpa disadari olehnya, air matanya turun membasahi pipi. Seketika saat itu juga ia tersadar, lalu mengangkat kardus itu masuk ke dalam rumah lewat pintu samping.“Sayang … kok ke sini?”Azizah mengulas senyumnya saat berpapasan dengan mommynya di ruang tengah, “Ada barang yang harus aku taruh di gudang, Mom.” Atensinya melirik kardus yang berada dalam dekapannya, sehingga membuat mommynya mengikuti lirikannya.Mommy menaikkan sebelah alisnya, kembali menatap Azizah yang tersenyum lalu meninggalkannya begitu saja tanpa sepatah katapun. Rasa penasarannya tinggi, membuatnya mengikuti langkah putrinya

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   102. Pertemuan Azizah & Fernandra

    Fernandra tersenyum lebar menyambut kedatangan Azizah, walaupun ia sangat tahu wanitanya itu datang dengan perasaan yang marah, karena melihat wajah Azizah yang memerah. Tetapi itu bukan masalah untuknya.“Mau kamu apa sih?!”Fernandra bergumam pelan, sedikit membungkukkan punggungnya, mensejajarkan wajahnya dengan wajah Azizah yang menatap tajam kepadanya. “Kalau aku bilang, memangnya kamu akan memberikannya?” tanyanya dengan nada lembut, tersenyum penuh arti kepada Azizah.Azizah berdecak kesal, melipat kedua tangannya di depan dada. “Kamu ingin bermain-main denganku?” tanyanya penuh penekanan. Tidak ada raut wajah takut disaat tidak ada orang lain disekitarnya.“No. Aku sedang berusaha,” balas Fernandra, menaikkan dagu Azizah dengan jari telunjuknya. Ia menelisik wajah Azizah, lalu tersenyum dan kembali berkata, “Mengambil kembali yang seharusnya milikku.”Azizah menepisnya, membuat Fernandra terkekeh dan menegakkan kembali punggung pria itu. Ia bedecih, “Kamu belum sembuh, Nandra.

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   101. "My Sunshine"

    Azizah membuka pintu rawat yang tidak ada penjaganya. Lorong kosong, membuat keningnya mengkerut dan kedua alisnya bertaut. Sudah dicurigai olehnya bahwa telah terjadi sesuatu, dan kecurigaannya bertambah saat masuk ke dalam ruang rawat VIP, tidak menemukan Carisa di brankar.“Di kamar mandi, mungkin,” ucap Darino, berusaha untuk memberikan positif viber terhadap istrinya yang sudah berfikiran negatif.“Fernandra … kamu yakin dia ada di rumahnya?” tanya Azizah, menatap suaminya yang menganggukkan kepala, lantas memberikan ponsel miliknya. Tanpa pikir panjang, ia mengotak-ngatik ponselnya dan terhenti pada roomchat Fernandra.Tanpa pikir panjang, wanita itu menekan icon ‘panggilan suara’, seketika membuat Darino melebarkan kedua mata. Pria itu telat melarang Azizah untuk tidak menghubungi Fernandra. Dan yang bisa dilakukan oleh Darino hanya terdiam, diam-diam menghela nafasnya perlahan dengan kedua kaki yang menyisir setiap sudut ruang rawat ini.“Carisa hilang,” ucap Azizah setelah pa

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   100. Teka-Teki Fernandra

    Azizah menaikkan sebelah alisnya setelah membaca pesan yang dikirim oleh Carisa, pesan tersebut membuatnya bingung, antara harus percaya atau tidak.Carisa[Mungkin ini cara supaya semua ini cepat selesai, menurutku.][Fernandra tidak sebaik yang kamu fikir][Kalau aku tidak ada waktu untuk bertemu kalian, aku minta maaf yang sedalam-dalamnya. Aku tahu aku salah, dan aku akan hadir ke persidangan, kalau memang masih ada kesempatan]Azizah bergeming, menunggu pesan selanjutnya. Carisa sedang menunggu, dan ia sangat ingin tahu apa yang sedang terjadi.Ting![Darnius ada di tempat lain, dan itu rencana Fernandra supaya kamu dan dia terus berhubungan]Azizah menggigit bibir bawahnya tanpa sadar, emosinya mendidih, 50% percaya dan 50% tidak percaya. Kalau memang kenyataannya seperti itu, Fernandra masih belum sembuh, masalalunya itu masih sakit.[Darnius setuju tidak ada menghadiri persidangan. Aku akan tetap hadir. Jadi, kamu pasti tahu akhirnya seperti apa.]“Sayang ….”Azizah menoleh, m

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   99. Perdebatan Singkat Azizah & Darino

    Azizah menghela nafas lega setelah duduk di jok penumpang, ia menoleh ke sisi kanan lantas tersenyum saat suaminya menatapnya. “Lega bangett. Perasaan aku itu lebih plong setelah bicara sama Carisa,” tuturnya.Darino ikut tersenyum tipis melihat ekspresi wajah istrinya yang lebih cerah dibandingkan beberapa saat yang lalu. Raut wajah Azizah sangat tidak bersahabat sebelum bertemu Darnius dan Carisa, tetapi semua itu sirna setelah bertemu keduanya.“Kamu tidak membully mereka, kan?” tanya Darino, dijawab dengan gelengan kepala cepat. “Hanya bicara santai?” tanyanya, lagi.Azizah menganggukkan kepala, mengalihkan atensi menatap lurus ke depan. Ia dan suami masih berada di basement rumah sakit, belum pergi dari area rumah sakit. Hening, sunyi dan sedikit gelap, tidak membuatnya takut.“Aku cuma mengatakan apa yang seharusnya aku katakan,” ucap Azizah tanpa menoleh, memberi jeda sebelum akhirnya kembali berbicara. “Aku bilang sama Carisa, aku bisa membawa kasus ini ke jalur hukum, dan aku

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   98. Kasus Hampir Selesai

    Azizah membuka pintu ruangan dihadapannya saat ini, melangkah lebih masuk ke dalam ruangan VIP tempat Carisa dirawat. Tentunya diikuti oleh Darino yang setia melangkah dibelakang Azizah tanpa bersuara.“Azizah ….”Azizah tersenyum saat namanya dipanggil dengan sangat pelan, ia berdiri di sisi kiri brankar rumah sakit. Kedua matanya bertemu dengan kedua mata Carisa yang sedang menatapnya, mereka saling menatap satu sama lain selama tiga menit.“Bagaimana keadaanmu?” tanya Azizah dengan tenang, suaranya sangat lembut, kedua sudut bibirnya terangkat mengukir senyuman.“Kamu tahu darimana aku disini?” tanya Carisa tanpa menjawab pertanyaan dari Azizah, kedua matanya memperhatikan gerak-gerik wanita di sampingnya.Azizah bergumam pelan, “Fernandra. Dia yang nolongin kamu. Jadi wajarkan kalau aku tahu kamu disini?”Darino hanya terdiam memperhatikan kedua wanita di depan yang sedang berbicara. Raut wajahnya khawatir, bukan khawatir terhadap istrinya yang akan diapa-apakan Carisa, tetapi kha

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   97. Sisi Jahat Azizah?

    Azizah menghela nafasnya secara kasar setelah keluar dari ruangan yang sangat panas menurutnya. Ia menyugar surai panjangnya dengan ruas jari jemarinya yang lentik, lalu menoleh saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat.“Sudah?” tanya Fernandra setelah kedua kakinya berhenti tepat dihadapan Azizah, ia datang bersama Darino yang sedang menatap lekat Azizah.Azizah menganggukkan kepala, tersenyum kecil kepada Fernandra. “Kata kamu, Carisa sudah siuman?” tanyanya, dijawab dengan bergumam.Darino yang berada diantara kedua insan yang pernah memiliki hubungan dimasalalu itu hanya terdiam sambil memperhatikan gerak-gerik keduanya. Perlu diingatkan kembali, ia tidak seberani dan sepintar Azizah.“Aku ingin bertemu dengannya.”Penuturan Azizah membuat Darino menatap istrinya dengan tatapan yang sulit diartikan, sedangkan Fernandra menyunggingkan senyumnya.“Sure. Tapi kamu yakin tidak akan terjadi apa-apa?” tanya Fernandra, menatap Azizah yang menaikkan sebelah alis. “I mean, kamu tida

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   96. Azizah Bertemu Darnius

    Azizah berdiri dihadapan seorang pria yang duduk dengan kedua tangan dan kedua kaki diikat. Darnius, pria itu mengangkat kepala berani, menatap Azizah yang hanya terdiam memperhatikan dengan kedua mata yang menajam mengarah kepadanya. Situasi menengangkan hadir diantara mereka.“Aku tidak tahu apa yang ada difikiranmu sampai begini,” ucap Azizah tenang, memecahkan keheningan diantara dirinya dan Darnius. Ia melangkah maju, berdiri di dekat meja yang terdapat sebuah remot berwarna hitam.“Aku tidak pernah mengganggumu, tetapi mengapa kamu mengganggu keluargaku, Darnius?” lanjutnya penuh penekanan. Azizah tidak bisa lagi memperlihatkan sisi baiknya dihadapan Darnius.Darnius hanya terdiam, memperhatikan wanita yang menjadi targetnya, wanita yang terlihat lemah lembut waktu itu, kini tidak ada lagi ekspresi bersahabat yang biasanya diperlihatkan kepadanya.Azizah menyunggingkan senyum miringnya, melipatkan kedua tangannya di dada. Kedua matanya menajam mengarah ke posisi Darnius yang dud

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   95. Suara Tembakan

    DOR!DOR!DORR!Suara tembakan terdengar nyaring di kedua telinga Azizah yang saat ini sedang berdiri di depan kamar Arlin, bahkan pergerakan tangan wanita itu terhenti.Azizah mengedarkan atensi, mencoba untuk mencari apa yang menjadi sasaran dari suara tembakan yang tiba-tiba memekikkan telinga. Namun, nihil. Tidak ada barang yang pecah, sehingga membuatnya dengan cepat membuka pintu kamar putrinya.“Sayang ….” Azizah berlari mendekati putrinya yang gemetar dalam dekapan Darino. Ia mengambil alih putrinya, lalu menatap suaminya yang sedang terdiam membeku di tempat.Bukan, tidak ada darah atau luka di tubuh Darino. Hanya saja, Darino terkejut, sehingga membuat pria itu tidak bisa mencerna situasi secepat biasanya.“Mas … kamu tidak apa-apa, kan?” tanya Azizah dengan suaranya yang lembut, tetapi terselip nada khawatir melihat suaminya yang sedang menatapnya.Darino tersadar setelah berhasil mengumpulkan kembali nyawanya. Ia menganggukkan kepala, membawa kedua wanita yang sangat ia sa

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status