แชร์

58. Rencana Darino?

ผู้เขียน: Lapini
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-10 11:43:11

Azizah membuka kedua matanya, mengedarkan ateninya ke sisi ruangan, sudah tidak ada siapapun selain dirinya yang baru bangun tidur. Ia bangkit, menyisir surai panjangnya dengan kelima jari lentiknya, lalu menurunkan kedua kakinya dan membiarkannya menggantung begitu saja.

Perempuan itu memakai sandal lantai-nya dan melangkah ke luar kamar, terus melangkah hingga kedua kakinya berhenti di kamar pribadinya. Azizah menyipitkan kedua matanya saat mendengar suara dari arah balkon kamar. Dengan langkah pelan, ia melangkah mendekat supaya bisa mendengar jelas pembicaraan orang di luar sana.

“Nanti aku ke sana setelah mengantar Arlin ke sekolah.”

Azizah menaikkan sebelah alisnya, suara itu berat dan bisa dipastikan itu suara milik suaminya. Semakin mempertajam indra pendengarannya, mencoba untuk mendengarkan suara dari seseorang disebrang, kemungkin kecil untuknya dapat mendengar suara orang itu, tetapi tetap mempertajamkan kedua telinganya.

“Aku hari ini tidak ada jadwal mengajar, tetapi ist
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   59. Waktu Bersama Azizah & Fernandra

    Azizah mengetuk pintu di hadapannya saat ini, ia datang ke rumah seseorang seorang diri setelah mengantar Arlin kembali ke rumah, walaupun tadi sempat ditahan oleh putrinya itu, dan atas bantuan mommynya semua berjalan lancar.Disinilah perempuan itu berada. Berdiri di teras, mengetuk pintu dua kali, dan menunggu dengan kedua matanya yang mengedar. Banyak tumbuhan hijau yang menyegarkan penglihatannya, dan terdapat mobil sport berwarna hitam yang terparkir di carport rumah tiga lantai ini.Tak butuh waktu lama, pintu besar dan tinggi dihadapan Azizah terbuka, memperlihatkan seorang pria mengenakan kaos pressbody berwarna putih, rambut yang basah dan celana hanya selutut. Pemandangan yang bisa membuat Azizah menelan saliva, tampan, Azizah tidak bisa berbohong mengenai fisik yang dimiliki oleh pria dihadapannya saat ini.“Hai … sudah lama?” Suara berat dan pertanyaan dari pria itu menyadarkan Azizah dari lamunannya. Sedangkan pria itu terkekeh pelan saat melihat Azizah menggelengkan kep

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-12
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   60. Darino Menjalankan Misi

    Seorang pria menipiskan bibirnya, menyatukan kesepuluh jarinya, dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Pria itu mengenakan kemeja hitam pendek dan celana berwarna hitam, duduk seorang diri di sofa berwarna putih. Tentu saja, ini bukan rumahnya karena melihat dari gestur pria itu terlihat gelisah dan tidak nyaman.Tak berselang lama, seorang perempuan mengenakan mini dress berwarna merah muda, motif bunga pada bagian bawah. Perempuan itu melangkahkan kaki mendekati pria yang sedang memukul kening dengan tangan yang bertaut, membuatnya menyunggingkan senyum dengan kedua tangannya yang memegang kedua sisi nampan yang terbuat dari stainless.“Di minum, Darino.”Pria yang dipanggil ‘Darino’ itu menoleh, bertemu tatap dengan kedua mata perempuan berdiri di sisinya dengan sedikit membungkuk, seperti dengan sengaja memperlihatkan belahan dada kepadanya.Darino segera memalingkan wajahnya, “Terimakasih, Carisa,” ucapnya tanpa menatap Carisa yang menegakkan tubuh sebelum akhirnya duduk di sebelahn

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   61. Perbicaraan Azizah & Karisya

    “Om ini temennya Mama?” tanya seorang gadis kecil kepada seorang pria yang duduk di sisi kanan gadis itu, ditanggapi dengan tersenyum dan kepala yang mengangguk. “Papa kenal sama Om berarti?” tanyanya, lagi.Fernandra terkekeh pelan, “Benar. Papa kamu kenal sama Om.” Senyumnya tidak luntur, kedua matanya memancarkan kehangatan, berusaha untuk membuat Arlin nyaman bersamanya saat ini ketika Azizah sedang bicara dengan Karisya-Mama Azizah & Nenek Arlin-.Pria itu berkunjung ke rumah pada pagi hari, ketika semuanya sedang berada di rumah, terkecuali Darino yang sudah pergi pagi-pagi sekali, kata Azizah sebagai istri sah Darino, dan orang yang mengantar Darino hingga sampai teras.Arlin bergumam pelan, ia memperhatikan garis wajah Fernandra, mencoba untuk menganalisa karak pria itu hanya dari garis wajah. Sedangkan Fernandra hanya terdiam dengan kedua sudut bibirnya yang melengkung mengukir sebuah senyum manisnya.“Sepenglihatan aku yaa, Om ini orang baik, tapi kenapa Grandma tidak suka s

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   62. Fernandra Datang Ke Rumah?

    Azizah mengulas senyum saat kedatangannya berhasil menarik perhatian Fernandra yang tidak sengaja menoleh ke arahnya. Perempuan itu duduk di sofa single set, tersenyum kepada putrinya dan memberikan kode untuk duduk dipangkuannya. Arlin yang mengindahkannya tanpa membantah.“Arlin nakal, Fer?” tanya Azizah membuka obrolan diantara dirinya dan Fernandra, sedangkan putri kecilnya hanya bergeming memperhatikan Fernandra yang menatapnya dengan tatapan lembut.Fernandra menggelengkan kepala. “Aman, Azizah. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan,” tuturnya dengan suara yang lembut, ditanggapi dengan tersenyum tipis.Atensi Azizah kini tertuju kepada Arlin yang sedang menatapnya. “Om Fernan nakal?” tanyanya dengan suara lembut, tangannya terangkat mengusap puncak kepala putrinya yang menggelengkan kepala.“Om Fernan baik, aku nyaman ngobrol sama dia.”“Oh iya?”Arlin menganggukkan kepala, menatap kedua mata mamanya yang sedang menatapnya dengan tatapan menggoda. “Setiap aku tanya, dijawab sam

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   63. Pertemuan Darnius dan Carisa

    Azizah menipiskan bibirnya, menatap suaminya yang sedang berkutat dengan laptop yang menyala di pangkuan pria di sisi kirinya saat ini. Setelah obrolannya dengan Fernandra tadi pagi, membuatnya terus berfikir kata-kata dan kalian yang tepat saat berbicara dengan sang suami.“Apa ada yang terjadi hari ini?” Suara berat milik Darino yang secara tiba-tiba, membuat Azizah mengerjapkan kedua mata dan tersadar. Darino menoleh, menaikkan sebelah alisnya. “Katakan. Apa ada yang mengganggumu hari ini?” tanyanya, lagi.Azizah menggelengkan kepala, tersenyum tipis. Rasanya seperti belum siap untuk membicarakannya dengan Darino, padahal hanya tinggal bertanya dan membujuk suaminya untuk mengosongkan waktu jika memang ada kegiatan.Sedangkan Darino menaruh curiga terhadap istrinya saat ini. Ia tidak yakin bahwa semuanya sedang ‘baik-baik saja’. Perasaannya lebih berkata ‘Ada sesuatu’ hari ini. Dirinya tidak boleh memaksakan istrinya untuk mengatakan yang sebenarnya, karena hubungannya dengan Aziza

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-16
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   64. Menjalankan Misi

    “Bagaimana? Sudah kamu bicarakan dengan Darino?”Kedua atensi Azizah menatap lurus pintu, bukan … lebih tepatnya memperhatikan kunci yang menggantung di depan sana. Saat ini dirinya sedang berada di kamar kosong yang sudah lama tidak dipakai, karena kamar ini khusus untuk tamu jika keluarga besarnya datang dan menginap.Ponsel pintar yang menempel pada telinga kanan perempuan itu membuat Azizah harus mempertajam indra pendengarannya, supaya terdengar jelas suara seorang pria disebrang sana.“Sudah. Nanti jam sembilanan aku berangkat dari sama Darino. Kamu akan standby di sana, kan?” ujar Azizah kepada seseorang yang diyakini ialah Fernandra Aurinta, masalalunya yang saat ini sedang bekerjasama dengannya untuk mengungkap peneror yang sudah meresahkan hampir satu bulan ini.Sementara itu di tempat lain, seorang pria berdiri dengan tangan kirinya yang dimasukkan ke dalam saku celananya, kedua matanya tertuju kepada perempuan yang terikat di kursi dengan mulut yang dilakban.“Ya. Aku akan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-17
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   65. Perjalanan Darino & Azizah

    “Fernandra sudah menunggu disana?” tanya Darino, menoleh ke sisi kirinya untuk melihat wanitanya yang menoleh.“Aku tidak nanya kepadanya setelah aku mengabari kalau kita akan datang ke pembukaan villa-nya,” ucap Azizah dengan santai, lalu mengalihkan atensinya memperhatikan jalan tol yang sangat senggang pada pagi menjelang siang ini.Darino hanya menanggapinya dengan kepala yang mengangguk-angguk, “Aku kira, kamu bertukar pesan dengannya,” ucapnya tanpa menatap Azizah.Azizah tersenyum tipis, bodoh jika dirinya tidak memahami penuturan yang baru saja diucapkan oleh Darino kepadanya. Kalimat menyindir untuknya, mungkin juga lebih tepatnya kalimat sarkas yang ditujukan kepadanya.Azizah merupakan wanita pintar dan peka terhadap sekitarnya. “Aku tidak seperti itu, Mas. Aku sangat menjaga perasaan kamu yng masih menjadi suami aku,” imbuhnya, melirik suaminya yang terdiam.Azizah membalas yang sama, ia melemparkan kalimat sarkas untuk Darino, dan dirinya sangat yakin bahwa Darino menyada

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-18
  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   66. Azizah, Darini, Carisa & Fernandra

    Azizah bersedekap dada dengan ekspresi wajahnya yang datar, menatap perempuan yang ada dihadapannya saat ini. Carisa Hargantasya, masalalu dari suaminya dan perempuan yang masih mengejar Darino, bahkan berusaha untuk merebut Darino darinya.Tidak ada orang lain disini, termasuk suaminya yang sedang pergi ke kamar mandi.Azizah tidak ceroboh, ia memperhatikan sekitar, lalu tersenyum miring saat daun sirih di depan sana bergerak disaat tidak ada angin. Sudah jelas sekali ada orang lain yang sedang mengupingnya. Tidak usah menebaknya lebih lanjut, dirinya sudah mengetahui siapa orang itu.“Gimana tadi perjalanannya? Lancar?” tanya Azizah dengan suara lembut, mengulas senyum manisnya kepada Carisa yang menaikkan sebelah alis bingung. “Pasti capek ya nyetir sendiri? Aku saja tadi bergantian sama Mas Darino,” tambahnya, diakhiri dengan tersenyum tipis.“Kamu ….”“Oh sebentar ….” Azizah masuk ke dalam mobilnya, lalu kembali kehadapan Carisa yang tidak mengalihkan atensi sedikitpun darinya. I

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-19

บทล่าสุด

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   90. Darnius & Carisa mengikuti Darino?

    “Mas, kenapa?”Azizah memperhatikan suaminya yang sedang menatap layar ponsel dengan ekspresi sulit diartikan olehnya, setelah ia mengajukan pertanyaaan, suaminya itu menoleh, menggelengkan kepala dan tersenyum.“Oh itu … teman aku bilang kalau ada yang ingin dibicarakan nanti sore,” ujar Darino setelah mencari alasan yang tepat. Bukan dirinya tidak ingin istrinya tahu, tetapi bukan sekarang waktunya, disaat ada Arlin yang duduk di tengah.Darino melajukan kendaraan roda empat tepat setelah mobil didepannya melaju, saat melirik traffic light, memang sudah berubah warna menjadi warna hijau. Sementara itu Azizah mengerut kening, tidak percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Darino.

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   89. Bantuan Fernandra, Lagi

    Arlin tersenyum lantas berlari mendekati kedua orangtuanya yang menjemputnya di sekolah pada siang hari ini, lalu memeluk mamanya yang sigap berjongkok. Azizah memeluk putrinya, dan mengecup kedua kedua pipi putrinya.“Sepertinya kamu happy sekali,” ucap Azizah, menatap Arlin yang menganggukkan kepala. Ia tersenyum penuh arti, “Karena kamu dapat coklat dari teman laki-lakimu?”Arlin menjawabnya dengan terkekeh, memutar tas ranselnya supaya berada di depan dan lebih dijangkau olehnya untuk mengeluarkan barang yang disimpan di dalam tas ransel berwarna merah muda itu.Gadis kecil itu mengeluarkan tiga coklat berukuran sedang, “Boleh memangnya aku makan coklat sebanyak ini?” tanyanya, menatap kedua orangtuanya silih berganti. “Kalau tidak boleh, satu buat papah, satu lagi buat mamah,” tuturnya karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari kedua orangtuanya.Azizah tersenyum manis kepada putrinya, “Boleh dong, tapi jangan langsung dihabiskan dalam satu hari. Okey?” ujarnya dengan suara yang

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   88. Kepala Keluarga yang Baik?

    “Sayang … dengerin penjelasan dan alasan aku tidak memberitahumu,” ucap Darino dengan suaranya yang lembut, menggenggam kedua tangan sang istri dan atensinya menatap kedua mata wanita dihadapannya saat ini.Azizah tidak bisa berkata-kata, lidahnya kelu, bibirnya terkunci rapat. Hanya dengan tatapan mata ia berbicara, tatapan matanya mengatakan ‘Jelasin’, dan berharap pria dihadapannya saat ini mengerti akan tatapannya tersebut.Darino menarik nafas perlahan, lalu mengembuskannya. Ia menggeser lebih mendekat ke arah Azizah yang hanya bergeming, mengikis jarak dan biarlah dirinya yang bergerak mendekat. Darino tahu, dan Darino tidak marah dengan sikap yang diperlihatkan Azizah saat ini.Memang salah Darino tidak mengatakan dari jauh hari, jauh sebelum ada permasalahan teror dan permasalahan lainnya. Darino fikir, jika memberitahu Azizah nanti, semua akan baik-baik. Tetapi naasnya, pemikirannya salah dan berujung keretakan.“Bukan karena aku kesulitan. Semua uang yang aku berikan untuk k

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   87. Pengakuan Darino

    Azizah bersidekap dada menghalangi jalan sang suami, kedua matanya menyipit menatap suaminya yang menaikkan sebelah alis. Ia masih penasaran dengan kejadian apa yang dilewati suaminya itu sehingga mengalami perubahan yang signifikan.“Apa?” Pertanyaan itu terucap dari bibir Darino, menatap bingung wanitanya yang hanya terdiam dihadapannya saat ini. “Ada yang ketinggalan?” tambahnya dengan suara lembut dan kesabaran yang membuatnya ditatapan intimidasi.“Kamu habis kepentok dimana, Mas?” tanya Azizah, menatap curiga suaminya, sedang sang suami tergelak. Azizah mendelik tidak suka, “Aku sedang tidak bercanda, Mas,” tukasnya penuh penekanan, membuat pria dihadapannya saat ini menghentikan tawa dan mengangguk-anggukkan kepala.Darino melangkah maju, mengikis jarak antaranya dan Azizah. Kedua matanya menatap lekat kedua mata sang istri yang tidak mengalihkan atensi sedikitpun darinya. “Memangnya aneh kalau aku seperti itu? Lagipula, kamu kan istri aku, dan menurut aku itu tidak aneh,” tutu

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   86. Perubahan Sikap Darino

    Azizah menaikkan sebelah alisnya saat tubuhnya ditarik paksa supaya mendekat ke arah suaminya yang memejamkan kedua mata. Ia mengulurkan tangannya, meraih ponsel yang ada di meja nakas. Kedua matanya menyipit saat cahaya layar ponselnya menyala, menyilaukan penglihatannya ditengah kegelapan.Pukul 05:00, memang sudah pagi, sudah waktunya untuk wanita itu bangun, beranjak, menyiapkan sarapan, mengurus putrinya dan suaminya.Azizah menyimpan kembali ponselnya di meja nakas, lalu memeluk sang suami dan menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Darino yang semakin mendorong punggungnya, sehingga tidak ada jarak diantara mereka.“Mas … aku mau bikin sarapan. Kamu mau sarapan apa?” ujar Azizah dengan suara pelan, nada bicaranya yang lembut, sangat sopan untuk diterima oleh indra pendengaran siapapun.Darino menanggapinya dengan bergumam tanpa membuka kedua matanya. Respon yang ia berikan membuat Azizah mengulas senyum tipis, tangan wanita itu terangkat menyusuri wajah suaminya.“Mas ….”“Pes

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   85. Fernandra itu Baik atau Jahat?

    Fernandra menatap sosok pria yang duduk bersebrangan dengannya saat ini. Sesuai dengan pembicaraannya dengan pria itu, ia datang ke lokasi yang dibagikan oleh pria itu, Darino. Dan disinilah mereka berdua, di sebuah ruangan yang lebih private di salah satu restaurant ternama yang letaknya tidak jauh dari rumah Darino.“Kamu yang menyarankan itu ke Azizah?” tanya Darino, setelah pelayan yang mengantar makanan untuknya dan Fernandra pergi dari ruangan ini, dan memastikan tidak ada orang lain di ruangan ini.Fernandra menaikkan sebelah alis, “Memangnya aku menyarankan apa?” tanyanya seolah tidak mengerti arah pembicaraan Darino. “Aku hanya meminta bantuan Azizah untuk masuk ke rumah Darnius,” lanjutnya, lalu menggelengkan kepala. “Lebih tepatnya kamar Darnius, supaya aku bisa memantau aktifitas Darnius di kamarnya,” tambahnya lengkap dengan maksud dan tujuannya dari apa yang direncanakan olehnya.Darino mendengarkannya dengan seksama, ekspresi wajahnya sangat serius, bahkan fokusnya hany

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   84. Got It!

    “Kamu yakin mau masuk ke sana? Kamu tahu kan dia itu ada perasaan sama kamu,” ucap Darino, terselip nada khawatir dan tidak setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh istrinya.Malam ini, Azizah mengatakan niatnya yang ingin membantu Fernandra setelah mengetahui apa yang dilakukan oleh tetangga depan rumah kedua orangtua itu. Semula, Azizah tidak setuju karena suaminya pasti tidak setuju. Benar saja, sesuai tebakan wanita itu, Darino tidak percaya rencana itu akan berhasil dengan situasi yang baik.Azizah menghela nafasnya perlahan, menggenggam tangan sang suami, lalu mengusap punggung tangan pria yang sedang menatapnya dengan tatapan teduh. “Aku pastiin, semua akan baik-baik saja, Mas. Arlin aman di rumah Mommy dan Daddy,” tuturnya.“Karena itu yang aku takutin. Rumah Mommy dan Daddy berhadapan sama rumahnya Darnius,” balas Darino dengan cepat. Ia menumpuk tangan kanannya diatas tangan Azizah, kedua matanya menatap dalam kedua mata wanita dihadapannya saat ini.]Hening, tidak ad

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   83. Darnius Berulah?

    Azizah mengedarkan atensinya, menatap sekeliling caffe yang cukup ramai. Ia sedang menunggu kedatangan seseorang setelah tadi malam membuat janji dengan orang itu, dan disinilah tempat mereka janjian.Selang beberapa menit wanita itu menunggu, sosok pria tinggi, putih, bermata sipit, lengkap dengan kacamata yang bertengger di hidung itu tersenyum kepada wanita yang tengah menatapnya dengan senyuman tipis.“Sudah lama menunggu?” tanya pria itu setelah menempati kursi kosong dihadapan Azizah, ia melepaskan jas hitam dan menyisakan kemeja putih lengan pendek dengan aksesoris dasi berwarna hitam.Azizah menggelengkan kepala, “Lumayan … sepuluh menit,” jawabnya diakhiri dengan terkekeh pelan. “Kamu dari kantor langsung ke sini?” tanyanya setelah memperhatikan penampilan pria dihadapannya saat ini.Pria dengan gaya rambut undercut itu menggelengkan kepala. “Aku habis ada pertemuan juga dengan klien di resto sebelah. Karena itu juga aku memilih tempat ini,” ucapnya dengan tenang, tersenyum k

  • Kebangkitan Istri Yang Lemah   82. Apa yang sedang direncanakan Fernandra?

    “Jelasin ke aku sekarang kalau memang aku ini penting buat Mama,” tukas Arlin, kilatan matanya berbeda dari biasanya. Hal itu membuat Azizah memejamkan kedua matanya sejenak untuk mengontrol emosinya yang campur aduk.Belum reda rasa terkejut Azizah, wanita itu harus menghadapi Arlin yang memojokkannya untuk mengatakan sesuatu yang terjadi. Bukan tidak ingin terbuka, tetapi hanya saja belum waktunya Arlin mengetahui yang sebenarnya terjadi.“Ada hubungannya sama Nadiw, kan?”Bayangkan, bocah lima tahun itu terus mencecar Azizah untuk berbicara. Azizah menghela nafasnya perlahan, bersimpuh dihadapan putrinya dengan menyentuh lengan gadis kecil dihadapannya saat ini.“Apa saja yang kamu dengar?” tanya Azizah dengan suaranya yang lembut, tersenyum menatap kedua mata Arlin yang sedang menatapnya. “Sejauh apa yang kamu dengar?” tanyanya, lagi.“Semua,” jawab Arlin dengan lantang, lalu ia kembali berbicara, “Tentang Mama yang bertanya rencana mereka … Tante Carisa dan Om Darnius … Aku kenal

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status