Home / Fantasi / ALKEMIS TERAKHIR / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of ALKEMIS TERAKHIR : Chapter 91 - Chapter 100

116 Chapters

90. Terjebak Dalam Kegelapan

Zidan mengarahkan teman-temannya ke area yang lebih jauh dari penjagaan, tempat mereka bisa mengakses ruang arsip tanpa mudah terdeteksi. Jantung Zidan berdetak kencang, setiap langkahnya terasa seperti bom waktu. Ini adalah permainan hidup dan mati, dan mereka tahu bahwa satu kesalahan bisa mengakhiri segalanya."Pastikan kalian tetap tenang," bisik Zidan, memberi isyarat kepada Daren, Elric, dan Kyro untuk tetap berada di belakangnya. Mereka berempat bergerak dengan gesit, menunduk agar tidak terlihat dari luar. Seiring mereka mendekati pintu arsip, ketegangan semakin terasa.Zidan berhenti di depan pintu, matanya bergerak cepat mencari tahu apakah ada penjaga di dalam atau di sekitar ruangan. "Kalian tunggu di sini," bisiknya lagi. "Aku akan cek situasinya."Zidan bergerak ke samping pintu dan dengan hati-hati menyelinap ke dalam bayangan, mencoba untuk tetap tak terlihat. Ketika dia membuka sedikit pintu arsip, dia melihat penjaga yang sedang duduk menghadap meja di ujung ruangan.
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

91.

Zee melangkah keluar dari pondok pelatihan dengan hati yang berat. Beban yang diletakkan Guru Kana di pundaknya terasa begitu besar. Pikiran tentang kutukan dan tanda gelap yang terus menghantuinya membuat langkahnya terasa semakin lambat. Di depan pondok, Neo berdiri menunggu, matanya memancarkan semangat. “Zee,” Neo memanggil, “Aku tahu ini tidak mudah, tapi kau harus percaya bahwa kau memiliki sesuatu yang luar biasa dalam dirimu. Tenaga dalam putih itu adalah anugerah, bahkan jika kau belum bisa mengendalikannya sekarang.”Zee menghela napas. “Kau selalu optimis, Neo. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya mengatasi kutukan ini. Rasanya seperti ada dua kekuatan di dalam diriku yang saling bertarung, dan aku hanya bisa melihat kegelapan yang menang.”Neo menepuk bahu Zee dengan lembut. “Mungkin kau perlu lebih mengenal dirimu sendiri. Kegelapan itu bukan sesuatu yang tak terkalahkan. Jika kau bisa menemukan sumber cahayamu, aku yakin kau bisa melawan kutukan itu.”Sore itu, Zee dan
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

92. Jejak Terlarang

Malam terasa panjang bagi Zidan. Ia duduk di ambang jendela, menatap bulan yang tergantung di langit gelap. Pikiran tentang Kakek Suma terus menghantuinya. Meski gurunya adalah salah satu alkemis terkuat yang ia kenal, tetap saja ada kekhawatiran dalam hatinya. Ia tahu kekuatan musuh yang mereka hadapi bukan main-main.“Zidan, kau tidak tidur?” suara Elric tiba-tiba memecah keheningan.Zidan menoleh, melihat Elric yang duduk di ranjangnya sambil memegang sisi rusuk yang masih terasa sakit akibat serangan sebelumnya.“Aku sedang berpikir,” jawab Zidan singkat.“Kau khawatir tentang Kakek Suma, kan?” tanya Elric.Zidan mengangguk. “Dia menyuruh kita pergi, tapi aku merasa seperti pengecut. Dia mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi kita.”Elric mendesah. “Aku mengerti perasaanmu. Tapi kita juga punya tanggung jawab. Kakek Suma percaya padamu, Zidan. Kau harus membuktikan bahwa kepercayaannya tidak salah.”Zidan terdiam, merenungkan kata-kata Elric. Dia tahu Elric benar, tapi tetap saj
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

94. Kejaran yang Tak Terhindarkan

Malam itu, setelah berhasil melarikan diri, Zidan dan teman-temannya kembali ke gudang tempat mereka biasa berdiskusi. Napas mereka masih tersengal-sengal, adrenalin belum sepenuhnya reda. Elric duduk dengan tangan di lutut, mencoba menenangkan dirinya.“Kita ketahuan,” kata Kyro, suaranya gemetar. “Bagaimana jika mereka melaporkan kita pada para pengawal? Ini bisa berakhir buruk!”“Kita tidak punya pilihan lain tadi,” jawab Zidan, mencoba menenangkan kelompoknya. “Tapi kita juga tidak bisa hanya bersembunyi. Harzan pasti sudah mengetahui bahwa seseorang menyusup ke ruangannya.”Daren memukul meja di depannya. “Kita harus segera bertindak! Kalau kita tunggu lebih lama, mereka bisa memperkuat penjagaan atau bahkan mempercepat ritualnya!”“Daren benar,” tambah Elric, meski sorot matanya menyiratkan kekhawatiran. “Tapi rencana apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita bahkan nyaris tertangkap.”Zidan berdiri, memandang teman-temannya dengan serius. “Kita tahu sekarang siapa musuh kita—Ha
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

95. Pertempuran Tak Terduga

Malam menjelang keberangkatan mereka terasa tegang. Zidan, Elric, Kyro, dan Daren mempersiapkan diri dengan perlengkapan yang telah mereka kumpulkan secara diam-diam selama beberapa hari terakhir. Mereka tahu ini bukan sekadar perjalanan biasa—ini adalah misi yang dapat menentukan nasib mereka, atau bahkan seluruh dunia.Zidan menggenggam sebuah peta kasar yang ia dapat dari Kakek Suma. Pegunungan barat tampak jauh, dan kuil kuno yang menjadi tujuan mereka tersembunyi di antara jurang-jurang terjal.“Aku harap kita tidak perlu menghadapi terlalu banyak penjaga di sana,” gumam Kyro sambil memeriksa busur panahnya.“Harapan itu bagus,” balas Daren dengan nada sarkastik, “tapi kita semua tahu Harzan pasti sudah memperkirakan ini. Mereka akan melindungi tempat itu dengan segala cara.”“Kalau begitu, kita harus bergerak cepat dan berhati-hati,” sela Zidan. “Kita tidak bisa membiarkan mereka menyelesaikan ritual itu.”Elric, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara. “Dan bagaimana kalau
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

96. Jejak Yang Tertinggal

Di bawah langit malam yang penuh bintang, Zidan, Elric, Daren, dan Kyro duduk melingkar di dekat api unggun. Mereka masih bisa merasakan gemuruh tanah di bawah kaki mereka saat kuil itu runtuh. Tapi perasaan lega itu hanya sementara; ancaman Harzan masih menggantung di kepala mereka.“Kita berhasil menghancurkan rencana mereka di kuil itu,” ujar Kyro, suaranya lelah namun bersemangat. “Tapi apa yang dia lakukan dengan portal itu? Apa itu gerbang menuju tempat lain?”Elric menatap api unggun, tatapannya gelap. “Portal itu bukan sekadar tempat lain. Aku merasa Harzan memanggil sesuatu… sesuatu yang jauh lebih berbahaya.”Zidan mengangguk, wajahnya masih penuh kekhawatiran. “Aku pernah membaca tentang portal seperti itu. Dalam teks kuno yang pernah kuakses, disebutkan bahwa ada makhluk yang tersegel di dimensi lain. Harzan mungkin sedang mencoba memanggil mereka ke dunia ini.”Daren, yang selama ini lebih sering menjadi pendengar, akhirnya angkat bicara. “Kalau begitu, kita harus menemuk
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

97. Bayang Pengkhiayanat

Langit mulai memerah di ufuk timur, menandakan akhir dari malam yang panjang dan penuh ketegangan. Setelah kemenangan di desa Calyn, Zidan, Elric, Kyro, dan Daren kembali ke akademi dengan pikiran yang bercampur aduk. Meski mereka berhasil menghentikan rencana Harzan untuk sementara, perasaan bahwa bahaya yang lebih besar sedang menunggu tidak bisa mereka abaikan.Saat mereka mendekati gerbang akademi, suasana yang ganjil menyambut mereka. Para penjaga tampak lebih tegang dari biasanya, dan mata mereka yang tajam memantau setiap pergerakan. Bahkan udara terasa berat, seolah-olah ada sesuatu yang besar sedang terjadi.“Ada yang tidak beres,” bisik Daren sambil memperhatikan penjaga di menara.Zidan mengangguk, instingnya mengatakan hal yang sama. “Kita harus hati-hati. Jangan menunjukkan apa pun yang bisa membuat mereka curiga.”Mereka melangkah masuk dengan sikap biasa, mencoba menutupi kegelisahan yang mulai muncul di hati masing-masing.Setelah kembali ke asrama, mereka duduk bersam
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

98. Misi Ruang Bawah Tanah

Setelah berhasil meloloskan diri dari Vayron, Zidan dan teman-temannya berkumpul di sebuah gua kecil di pinggiran akademi. Tempat itu tersembunyi dan jauh dari jangkauan para pengawal, setidaknya untuk sementara waktu.Kyro menyalakan lentera kecil, sementara Daren sibuk memeriksa luka kecil di lengan Zidan. "Kau terluka. Kenapa tidak bilang?" protes Daren dengan nada khawatir."Aku baik-baik saja," jawab Zidan singkat, menarik tangannya. "Yang lebih penting adalah apa langkah kita berikutnya."Elric menatap Zidan dengan sorot mata penuh tanda tanya. “Zidan, kau perlu menjelaskan sesuatu. Kekuatanku mungkin tak sehebat dirimu, tapi aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku. Dari kami.”Suasana mendadak sunyi. Kyro dan Daren menatap Zidan, menunggu jawaban.Zidan menghela napas dalam. Ia tahu bahwa kepercayaan mereka kini berada di ujung tanduk, dan ia tidak bisa lagi terus menghindar. "Baiklah," katanya akhirnya. "Kalian benar. Aku menyembunyikan sesuatu. Aku... seorang alkemis."Mat
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more

99. Bayangan Harzan

Malam yang sunyi di tempat persembunyian mereka menjadi semakin mencekam. Zidan, Daren, Kyro, dan Elric duduk melingkar di sekitar meja kayu kecil. Dokumen yang mereka ambil dari ruang bawah tanah Harzan tergeletak di tengah, penuh dengan simbol-simbol misterius dan diagram yang tampak seperti rencana besar."Jadi, apa yang sebenarnya sedang direncanakan Harzan?" tanya Kyro, memecah keheningan. Wajahnya yang biasanya santai kini terlihat serius.Elric menghela napas panjang, menunjuk pada salah satu bagian dokumen. "Lihat ini. Harzan sedang mempersiapkan senjata alkemis yang akan menghancurkan tatanan dunia. Jika ini benar, senjata itu tidak hanya bisa memusnahkan pasukan, tapi juga menghancurkan wilayah dalam hitungan detik."Daren menggeram, mengepalkan tangannya. "Orang itu benar-benar gila. Kita harus menghentikannya sebelum terlambat.""Masalahnya," sela Zidan, "kita hanya berempat. Bahkan jika kita tahu rencananya, bagaimana caranya kita bisa menghentikan seseorang sekuat Harzan
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

100. Perlawanan

Malam itu, setelah pertarungan sengit, desa kecil yang mereka tempati menjadi sunyi. Api dari rumah-rumah yang terbakar telah padam, menyisakan arang dan asap tipis yang melayang di udara. Penduduk desa, meski lelah, mulai membersihkan reruntuhan sambil mengucapkan doa untuk yang terluka dan tewas. Zidan duduk di atas batu besar di pinggir desa, wajahnya dipenuhi keringat dan darah kering yang belum ia bersihkan. Pandangannya kosong, pikirannya terus memutar ulang kejadian yang baru saja berlalu. “Kenapa kau tidak memberitahu kami sebelumnya?” suara Elric memecah keheningan. Ia berjalan mendekati Zidan, diikuti oleh Kyro dan Daren. “Memberitahu apa?” balas Zidan tanpa menoleh. “Elric maksudkan, kenapa kau menyembunyikan kekuatanmu?” kata Kyro dengan nada lembut. “Kami semua melihat apa yang kau lakukan tadi. Kau alkemis, bukan?” Zidan menghela napas panjang, lalu menunduk. “Karena aku tahu ini akan terjadi,” jawabnya akhirnya. “Ketika orang tahu aku seorang alkemis, semuanya
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status