Home / Romansa / Skandal Panas Sekretaris Seksi / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Skandal Panas Sekretaris Seksi: Chapter 81 - Chapter 90

98 Chapters

Kegilaan Elvira

Pagi itu, Elvira duduk di dalam mobil hitam yang terparkir di dekat rumah Arjun. Matanya penuh obsesi, tangannya mencengkeram kemudi dengan erat. Ia tidak peduli lagi dengan logika atau hukum. Baginya, Olivia telah merebut semuanya—dan ia harus membalas. "Kalau aku tidak bahagia, mereka juga tidak akan bahagia," gumamnya sambil menghidupkan rokok, matanya terus menatap ke arah rumah besar itu. Ia memandangi gerbang rumah Arjun yang dijaga ketat oleh pengawal. Senyumnya melebar licik. Di dalam rumah, Olivia sedang duduk di ruang tamu bersama Regan yang bermain di pangkuannya. Arjun berdiri di belakang sofa, sesekali memandangi Olivia dengan senyuman lembut. "Regan semakin lucu saja," kata Arjun sambil menunduk mencubit pipi kecil putranya. "Aku bersyukur dia punya ibu sebaik kamu, Olivia." Olivia mengangkat wajahnya, menatap suaminya dengan tatapan lembut. "Dan aku bersyukur dia punya ayah yang selalu melindungi keluarganya seperti kamu, Arjun." Namun, kebahagiaan itu tak ber
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Penculikan Regan

Malam itu, Elvira tiba di apartemennya yang mewah namun terasa kosong. Ia melempar tasnya ke sofa, menghempaskan tubuh ke kursi, dan menyalakan lampu temaram. Matanya menatap langit-langit, pikirannya penuh dengan rencana jahat. Dia mengambil ponsel dan mulai mengetik pesan. "Aku butuh bantuanmu," tulisnya dan mengirimkan pesan itu kepada seseorang yang namanya hanya ditandai dengan inisial "R." Tidak butuh waktu lama sebelum ponselnya berdering. Elvira menjawab panggilan itu dengan suara penuh kepastian. "Apa yang kau inginkan, Elvira?" suara di ujung telepon terdengar serak. "Aku ingin kau membantuku membuat Olivia dan Arjun menderita," jawabnya tanpa basa-basi. Orang di telepon tertawa kecil. "Kau benar-benar tidak bisa move on, ya? Tapi, apa untungnya untukku?" Elvira menggigit bibirnya. "Aku akan membayar mahal. Kau tahu aku tidak main-main soal ini. Aku ingin Olivia dihancurkan. Dan kalau bisa... aku ingin Regan." "Regan? Kau bicara tentang bayi mereka?" suara di t
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Usaha Arjun dan Olivia

Di mansion keluarga Arjun, suasana penuh ketegangan terasa begitu mencekam. Olivia duduk di sofa dengan wajah pucat, tak henti-hentinya menggenggam tangan Arjun seolah memohon kekuatan. Air mata terus mengalir dari matanya yang sembab, tak mampu menyembunyikan ketakutannya akan nasib Regan yang kini berada di tangan Elvira. “Arjun, kita harus menemukannya... Aku nggak bisa tenang kalau Regan belum kembali,” ucap Olivia dengan suara bergetar. Ia menatap suaminya penuh harap. Arjun menarik napas panjang, menenangkan dirinya sendiri meski rasa panik di dalam hatinya sudah mendidih. “Aku janji, Liv. Aku nggak akan berhenti sampai Regan kembali ke pelukan kita. Percayalah, aku akan melindungi kalian.” Saat itu, Papa Arjun masuk ke ruang tamu dengan wajah serius, membawa kabar dari tim yang sudah mereka sebar untuk mencari Regan. “Kita mendapat informasi. Ada yang melihat mobil Elvira keluar dari kota ini, mengarah ke jalan lintas menuju desa terpencil.” “Kalau begitu, kita harus be
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Awal Ketenangan

Setelah keluar dari kantor polisi, Arjun dan Olivia membawa Regan pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan, suasana hening. Olivia sibuk menenangkan Regan yang masih terisak kecil di gendongannya, sementara Arjun terus fokus mengemudi, pikirannya dipenuhi berbagai hal yang baru saja terjadi. Setibanya di mansion, Mama dan Papa Arjun segera menghampiri mereka di pintu masuk. “Bagaimana keadaannya?” tanya Mama dengan nada khawatir, menatap cucunya yang masih terlihat ketakutan. “Dia baik-baik saja, Ma. Untung kami cepat menemukan Regan sebelum sesuatu yang buruk terjadi,” jawab Arjun, berusaha menenangkan ibunya. Olivia tersenyum tipis, meski wajahnya masih tampak pucat. “Kami akan membawanya ke kamar dulu.” Mama mengangguk dan mempersilakan mereka masuk. Begitu sampai di kamar, Olivia duduk di kursi goyang, memeluk Regan erat-erat. Bayi itu perlahan mulai tenang, meski sesekali masih mengeluarkan isakan kecil. “Jun, aku merasa bersalah,” ucap Olivia tiba-tiba, suaranya nyaris be
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Menghadiri Pesta Pernikahan

Beberapa waktu berlalu sejak kejadian penculikan yang membuat Arjun dan Olivia dihantui rasa cemas. Kini keadaan mulai damai, dan kehidupan mereka perlahan kembali normal. Hari ini, mereka menghadiri pernikahan salah satu teman baik mereka, membawa serta Regan yang kini berusia beberapa bulan. Di sebuah gedung megah yang dipenuhi dekorasi bunga-bunga putih dan pastel, suasana pernikahan terasa hangat dan penuh cinta. Olivia mengenakan gaun panjang berwarna biru lembut, terlihat anggun dengan rambutnya yang ditata sederhana. Di sampingnya, Arjun tampak gagah dalam setelan jas abu-abu. Regan, yang digendong Olivia, mengenakan baju bayi berwarna putih, membuatnya tampak menggemaskan. “Kau cantik sekali hari ini,” bisik Arjun di telinga Olivia sambil meraih tangannya. Olivia tersenyum kecil, menoleh pada suaminya. “Kau juga tampan sekali. Kalau begini, kita bisa dikira pasangan pengantin baru.” Arjun tertawa kecil, lalu mencium tangan Olivia. “Bisa jadi. Tapi pengantin baru ini su
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Akhir dari segalanya

Di ruang tamu yang nyaman, Arjun duduk sambil memandangi Olivia yang tengah menidurkan Regan di boks bayi. Ada kelegaan di wajahnya, tetapi juga keseriusan yang tak biasa. Ia baru saja menerima kabar dari pengacara bahwa Elvira telah resmi dijerat hukum atas semua perbuatannya, termasuk penculikan Regan. Olivia menghampiri dan duduk di samping Arjun. "Kamu kelihatan tegang. Ada yang mengganggu pikiranmu?" tanyanya lembut. Arjun menarik napas panjang, menatap Olivia dalam-dalam, dan menggenggam tangannya erat. "Aku hanya memastikan satu hal, Liv. Setelah ini, aku ingin hidup kita benar-benar damai. Aku sudah bicara dengan pengacara dan polisi. Elvira nggak akan bisa lolos lagi. Dia akan menjalani hukumannya sampai tuntas." Olivia terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Aku percaya sama kamu, Jun. Aku tahu kamu selalu melindungi kami." Arjun tersenyum tipis, meski matanya masih menyiratkan ketegasan. "Aku nggak akan membiarkan ada yang mengganggu keluarga kita lagi. Aku sudah l
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Season 2 Part 1 Tugas Baru Regan

Siang itu, di aula megah perusahaan milik keluarga Anderson, suasana penuh dengan keriuhan. Para petinggi perusahaan, rekan bisnis, dan karyawan senior berkumpul untuk menyambut momen besar. Arjun, kini dengan rambut mulai memutih, berdiri di samping Olivia yang tetap anggun seperti dulu. Keduanya tersenyum bangga ketika putra sulung mereka, Regan Anderson, melangkah maju ke podium dengan langkah mantap. “Terima kasih atas kepercayaan ini. Saya akan menjalankan amanah sebagai CEO baru dengan penuh tanggung jawab,” ujar Regan dengan suara tegas. Sorak sorai memenuhi ruangan. Sean, adiknya yang kini berusia 18 tahun, berdiri di barisan depan bersama teman-temannya. “Hebat, Kak! Jangan lupa traktir aku nanti,” ujar Sean setengah berbisik ketika Regan turun dari podium, membuat sang kakak tertawa kecil. Olivia mengusap lembut punggung Regan, bangga melihat anaknya tumbuh menjadi pria yang sukses. “Mama selalu percaya kamu bisa mencapai ini, Nak.” Arjun menepuk bahu putranya. “In
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Season 2 Part 2 Dianggap Mandul

Keesokan harinya, di kantor pusat perusahaan, Regan mengadakan rapat besar dengan seluruh direksi. Aula pertemuan dipenuhi para eksekutif yang duduk dengan sikap formal, menanti arahan dari sang CEO muda. Regan mengenakan setelan jas hitam elegan, wajahnya serius, tetapi penuh percaya diri. Di sampingnya, Sean duduk memperhatikan dengan saksama, belajar dari kakaknya. “Saya ingin perusahaan ini tidak hanya berkembang pesat, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Kita akan memulai proyek besar untuk pembangunan fasilitas pendidikan gratis di beberapa daerah yang membutuhkan,” ujar Regan dengan tegas. Salah satu direktur mengangguk sambil mencatat. “Kami akan segera menyusun rencana detailnya, Tuan Regan.” Setelah rapat berakhir, Sean berjalan mendekati Regan dengan senyum bangga. “Kak, keren banget tadi. Aku harap nanti kalau giliranku, aku bisa sehebat kamu.” Regan menepuk bahu adiknya. “Kamu pasti bisa, Sean. Ingat, jadi pemimpin itu bukan hanya tentang k
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Season 2 Part 3 Bertemu Regan

Keesokan harinya, Nayla memutuskan untuk keluar rumah sejenak. Ia butuh udara segar dan waktu untuk menenangkan pikirannya yang penuh tekanan. Tanpa tahu ke mana harus pergi, langkahnya membawanya ke sebuah taman kecil di tengah kota. Duduk di bangku kayu di bawah rindangnya pohon, ia membiarkan pikirannya melayang jauh. Sementara itu, di tempat lain, Regan sedang menikmati akhir pekannya dengan adiknya, Sean. Mereka berdua berjalan santai di area taman yang sama. Sean, dengan gaya cerianya, terus mengoceh tentang rencana bisnis mereka yang baru. Namun, perhatian Regan tertuju pada sosok wanita yang duduk di bangku tak jauh dari mereka. “Nayla?” gumam Regan perlahan, matanya memperhatikan wajah yang tampak tak asing itu. Sean berhenti berbicara, mengikuti arah pandangan kakaknya. “Kamu kenal dia?” Regan mengangguk kecil. “Dia teman lama. Aku nggak nyangka bakal ketemu dia di sini.” Sean tersenyum jahil. “Ya udah, samperin aja.” Tanpa banyak berpikir, Regan melangkah mendek
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Season 2 Part 4 Berbicara dengan orang tua

Keesokan harinya, Nayla memutuskan untuk mengunjungi rumah orang tuanya. Ia merasa butuh dukungan, sekaligus ingin menjernihkan pikirannya setelah pertemuan dengan Regan semalam. Namun, tak disangka di perjalanan, ia melihat suaminya bersama seorang wanita lain di sebuah kafe. Jantung Nayla berdegup kencang, tangannya gemetar. "Jadi selama ini... dia selingkuh?" gumamnya pelan, merasa semua yang ia perjuangkan selama bertahun-tahun hancur begitu saja. Nayla segera mengambil ponselnya dan menghubungi Regan. “Regan, aku butuh bicara. Bisa ketemu sekarang?” Di sisi lain, Regan langsung merespons dengan nada khawatir. “Tentu, Nayla. Kamu di mana? Aku jemput.” Tak sampai setengah jam kemudian, Regan tiba di tempat Nayla berdiri. Melihat wajah Nayla yang pucat dan air mata yang menggenang di pelupuk matanya, Regan segera turun dan menghampirinya. “Kamu baik-baik saja?” Nayla menggeleng pelan, menahan tangis. “Aku… aku baru saja melihat suamiku bersama wanita lain. Selama ini aku ya
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status