Semua Bab Bertahan Atau Dimadu?: Bab 21 - Bab 30

52 Bab

Bab 21

Kembali ke masa empat tahun lalu. Saat Dina pertama kali bertemu dengan Rian setelah sepuluh tahun berpisah. Dia dipindah tugaskan dari kantor utama yang ada di Jakarta karena perselingkuhannya dengan bos besar sudah terendus banyak orang. Bos besar yang merupakan pemilik perusahaan, takut kalau istrinya akan tahu. Maka Dina dipindahkan ke Yogykarta.“Carilah pria lain untuk kamu pacari. Terserah. Mau sudah punya istri atau lajang. Asal kau tetap sedia setiap kali aku panggil,” kata bos besar. Seorang pria berumur lima puluh tahun. Seumuran dengan bapaknya.“Baik Pak.”Sejak dipindahkan, Dina menjadi sekretaris Rian. Kebetulan yang sangat membuatnya senang karena bisa bertemu dengan pujaan hati. Diantara semua mantan pacarnya, Dina hanya jatuh hati dengan Rian. Siapa wanita yang tidak suka dengan pria itu? Tinggi, tampan, baik, loyal, kaya serta dari keluarga terpandang. Karena ayah Rian juga bekerja di perusahaan sebagai Direktur.Sayangnya Rian hanya menanganggapnya rekan kerja. Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Bab 22

“Ya ampun menjijikan sekali,” teriak Dina membuang botol itu keluar jendela. Dia mengambil tisu untuk mengusap wajahnya yang terasa kotor.Sadar sudah meminum air itu, Dina keluar. Dia berusaha memuntahkan air yang sudah tertelan. Sebenarnya tidak ada efek apapun untuk Dina. Hanya saja dia merasa jijik karena air yang akan ia berikan pada Bu Mirna kotor dengan darhnya sendiri.“Kenapa kamu muntah Din? Inikan hanya air putih?” Tiara menyodorkan botol air itu padanya. Botol air stainless yang harganya mahal. Biasanya Dina membawa botol itu untuk diberi pada Rian. Jika suaminya tidak membeli botol air sendiri.Dina terkesiap. Lupa kalau sedang berada di mobil yang sama dengan kakak madu dan ibu mertuanya. Dia menoleh pada Tiara dengan tatapan horror. “A—aku hanya mual. Tiba-tiba saja ingin muntah. Mungkin efek hamil Mbak.”“Ya sudah. Kita harus segera masuk mobil. Ada barang Ibu yang ketinggalan di rumah.” Tiara berbalik. Masuk lebih dulu ke mobil lalu duduk di depan.Rian dan Bu Mirna m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Bab 23

“Eh itu bukan Ayah sayang. Itu temannya Ayah.” Tiara berusaha berkelit. Dia tidak ingin anak-anak tahu kebejatan Rian dan Dina. Salahnya juga yang membuka pesan Dina saat masih bersama anak-anak.“Oh begitu. Aku dan Nana mau main diatas Bu. Kita naik yuk.” Lily menarik tangannya.“Nggak makan dulu?”“Nanti saja setelah Kak Anggrek pulang.” Lily menggandeng tangannya. Mereka naik ke lantai dua.Tempat yang terasa aman untuk anak-anak. Karena mereka tidak nyaman berada di ruangan yang sama dengan Rian. Sejak hari ini, Tiara tidak perlu menjemput Anggrek ke sekolah. Karena Pak Joko sudah mendaftarkan si sulung untuk ikut bus antar jemput. Setelah membayar selama sebulan.Perhatian anak-anak yang cepat teralih membuat Tiara bisa fokus lagi membuat novelnya. Kali ini dia mengedit satu bab untuk membuat promosi di fb dan tiktik. Tiara sibuk mengedit dan mengirim novelnya pada penulis jasprom yang sudah ia bayar. Dia juga melihat performa novelnya saat diunggah di akun sosial medianya sendir
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

Bab 24

Di lantai dua, ada sebuah ruangan yang Tiara ubah sebagai musala. Ruangan yang berada di pojok paling kiri. Berhadapan dengan dapur mini. Satu ruangan di pojok kanan adalah kamar Anggrek. Ruangan disebelahnya adalah kamar Lily dan Nana serta satu ruangan lagi masih kosong. Hanya dijadikan tempat barang-barang Lily dan Nana jika kamar mereka tidak muat. Rencananya Tiara hendak mengubah ruang kosong itu sebagai kamar Nana jika si bungsu sudah beradai tidur sendiri.Setelah salat subuh berjamaah di musola, anak-anak kembali ke kamar. Anggrek dan Lily mempersiapkan peralatan sekolah mereka. Nana ikut bersamanya turun ke bawah. Tiara hendak membuat sarapan dan bekal untuk suami dan anak-anaknya. Baru mengerjapakan pekerjaan rumah yang lain.“Nana tunggu di dapur ya. Ibu mau menggantung mukena di kamar dulu.”“Iya Bu.”Tiara masuk ke kamarnya. Dia melihat Rian duduk di tempat tidur dengan baju rapi. Wajah pria itu juga tampak segar. Tiara tidak mengatakan apapun. Dia terlalu malas bertegur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya

Bab 25

“Ayo kita duduk di taman Bu.” Lily menunjuk meja yang ada di tengah taman. Dengan hamparan rumput sintetis dan batu yang ditanam sejajar. Ada empat meja makan kecil dekat dengan dinding yang sudah dihias dengan tanaman menjulur. Serta tiga meja berukuran sedang di dekat bangunan utama.Letak meja yang ditunjuk Lily sangat jauh dari meja Rian dan Dina. Anak-anak tidak akan melihat keberadaan ayah mereka. Tiara ingin memberi pelajaran pada Rian dan Han. Namun tidak ingin anak-anak melihat kebersamaan Rian dengan istri keduanya. Dia memikirkan cara yang tepat.“Iya sayang.” Tiara menggandeng tangan putrinya duduk di meja itu.“Kak Lily jaga Adek ya. Ibu mau pesan makanan untuk kita. Setelah pesan, Ibu akan ke toilet sebentar. Ingat. Jangan pergi sama orang asing.”“Oke Bu.”Tiara memesan makanan di kasir. Mencatat menu yang disukai anak-anaknya. Tiara memesan dua ayam crispy dan satu ayam geprek level dua untuk dirinya sendiri. Tiga lupa tiga gelas es teh untuk diminum di siang hari yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 26

Matanya memandang pesan itu nanar. Tidak bisa dipungkiri hatinya tercubit. Walau tidak ada lagi rasa cinta untuk Rian, tetapi Tiara memikirkan anak-anaknya yang harus kalah dengan Dina.Belum sempat Tiara membalas, Rian mengirim pesan.[Maaf Tiara. Aku tidak bisa makan malam bersamamu dan anak-anak. Sedang ada acara kantor. Kami makan malam bersama Direktur yang baru dilantik.]Rian juga menyertakan fotonya bersama tiga orang pria. Dia mengenal dua diantaranya karena sering bertemu di acara family gathering perusahaan. Sang suami juga mengirim tiga foto lain. Termasuk foto bos baru yang wajahnya sudah disamarkan. Suasana reastaurant terasa ramai dari foto itu dengan banyak karyawan yang datang.[Tidak masalah Mas. Terima kasih sudah memberiku kabar.][Kau dan anak-anak sudah makan?] Rian kembali mengirim pesan. Lagi-lagi Rian menunjukkan perhatiannya. Sama seperti sebelumnya, tidak ada rasa senang di hati atas perhatian suami yang sudah lama Tiara harapkan. Dia merasa perhatian Rian ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 27

“Untuk apa kamu datang kesini?” tanya Tiara tanpa basa-basi. Dia melipat tangan di dada. Bersandar ke pintu.“Aku mau mengajak Mas Rian berangkat bersama. Tolong panggilkan suami kita. Aku menunggu di teras.” Dina menekankan kata suami.Melihat adik madunya yang tidak tahu malu., Tiara tidak merasa gentar. Tidak ada lagi sakit hati. Ia tidak akan terlihat lemah seperti saat Dina pertama kali datang ke rumah ini.“Jangan datang ke rumahku saat jatah Mas Rian disini.”“Kenapa? Aku hanya ingin berangkat bersama. Kalau anak-anak lihat, tinggal cari alasan kalau aku hanya teman ayah mereka.”“Tetap tidak boleh. Pergi sekarang juga sebelum aku memanggil para tetangga untuk meminta bantuan.” Tiara menatap tajam tidak main-main.Dina melotot mendengar ancaman kakak madunya. Dia mendengkus lalu tertawa. Tawa yang sangat meremehkan. “Memang kamu berani Mbak? Setelah memanggil para tetangga, mereka akan menggunjingmu.”“Kenapa tidak? Aku tidak peduli dengan omongan tetangga. Asal bisa mengusirmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 28

“Sudah kuduga,” desis Tiara kesal. Tidak mungkin Dina mau berdamai dengannya. Tujuan utama wanita itu adalah ingin menyingkirkan Tiara hingga berhasil membuat nama baiknya jelek di depan sang suami.Dia meletakan ponsel Rian lalu meraih ponselnya sendiri. Mertuanya meminta Tiara menyambungkan rekaman kamera CCTV di rumah Dina dengan ponselnya. Dia harus belajar dari Heri. Syukurlah Tiara bisa melakukannya sekarang. Tampak Dina menerima plastik berisi martabak. Dina membawa martabak itu ke dapur lalu menuangkan isinya dengan botol kecil berwarna putih. Botol yang selalu dibawa Dina. Entah dengan tujuan apa. Teringat dengan pesan Bu Mirna.“Jangan minum apa makanan semua makanan yang diberi Dina. Bahaya. Kamu harus tetap waspada dengan rutin melihat rekaman CCTV di rumahmu sendiri dan rumah Dina. Untuk berjaga-jaga jika Dina melakukan sesuatu.”Tiara memesan martabak manis dan martabak telur dari penjual martabak langganannya. Dia akan menukar martabak yang dibeli Dina dengan makanan ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 29

Setelah membalas pesan mertuanya, Tiara membuka rekaman kamera CCTV di rumah Dina. Matanya terbelalak tidak percaya. Bulu kuduknya merinding. Tiara segera menutup rekaman itu. Dadanya berdebar kencang. Tanpa sadar tubuhnya gemetar ketakutan.“Kenapa bapaknya Dina berkelahi sendiri?” gumam Tiara yang masih merasa aneh dengan apa yang baru saja ia lihat. Dia juga melihat sekelebat bayangan hitam besar yang menyerang bapak Dina.“Ibu kita berangkat yuk.” Lily berdiri dengan seragam rapi dan tas ransel yang tersampir di punggung. Nana mengikuti kakaknya memakai tas kecil.“Sebentar Ibu ambil jaket dan helm untuk kalian. Ayo kita tunggu di dalam.” Tiara menggiring kedua putrinya masuk lalu menutup pintu.Dia jadi takut meninggalkan mereka sendiri. Walaupun saat ini Tiara dan anak-anaknya berada di dalam rumah. Baru saja dia hendak naik motor, Tiara dapat pesan lagi dari Bu Mirna.[Selama Dina dan orang tuanya pulang kampung, Ibu sudah menyuruh seorang ustad untuk membersihkan rumah itu. Ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 30

Meski perkataan dukun itu membuat hatinya lega, Tiara tidak berhenti mengaji. Lengan pendeknya tersembunyi dibalik mukena berwarna kuning. Kadang Tiara memperhatikan ponselnya lalu kembali fokus mengaji. Dina dan dukun itu masih berdiri di tempat mereka.“Lalu apa yang harus kita lakukan?” Suara Dina terdengar lagi.“Tidak ada cara lain. Kamu harus membuat Tiara dan anak-anaknya minum air merahmu agar mereka dengan sukarela pergi dar rumah ini. Kalau hanya mengandalkan Rian, maka mertuanya yang akan mencegah Tiara keluar,” kata dukun itu terdengar jelas di tengah lantunan ayat alquran.Sekarang Tiara mengerti. Tujuan utama Dina sejak kemarin adalah ingin menguasai rumah ini. Wanita itu mungkin sadar Rian mulai berubah. Entah atas inisiatif sendiri atau karena permintaan orang tuanya. Serangan Dina tidak hanya menyasar Rian, tapi juga dirinya dan anak-anak. Dina masih menginginka hartanya dan Rian. Padahal dia tidak berhak sama sekali atas rumah ini.“Apa tidak ada cara lain yang bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status