Semua Bab Istri Kedua dari Rumah Bordil: Bab 131 - Bab 137

137 Bab

Niat Jahat Maira

"Aku ngga terima kalau Jonathan bangkrut. Sialan! Jika suamiku bangkrut, lalu bagaimana nasib kami berdua?"Maira mondar-mandir di kamar, berpikir keras mencari solusi tapi seperti menemukan jalan buntu. Maira memijat pelipisnya.Jonathan memang memiliki usaha lain, tapi penghasilannya tak sebanyak yang ia dapatkan dari universitas tersebut. Jika penanam saham terbanyak mencabut kerja samanya, bagaimana kampus itu akan bertahan lama. Mengandalkan biaya kampus tiap semester per orang pun tidak cukup."Ah, sialan! Lagi pula siapa bocah ingusan itu? Sok berkuasa. Lihat saja, akan aku balas mereka."Maira turun ke lantai bawah, langkahnya seketika terhenti di tengah tangga, ia melihat Jonathan sedikit kusut, pria itu bersandar pada kursi, dengan tatapan kosong ke langit-langit rumah. Seperti ada beban besar yang dipikul saat ini. Jonathan masih bungkam, tak mengeluarkan maki dan sumpah serapah. Maira memang bernasib baik, dalam hidupnya selalu menikahi lelaki yang penyayang, ia juga tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

Cinta atau Obsesi

"Aku tahu harus apa sekarang," ujarnya dengan seringai licik. Jonathan sudah berangkat ke kantor sejak pagi, sekali pun ia menuntut istri dan anaknya berhemat, ia tetap memiliki pekerjaan tetap, usahanya bukan hanya di kampus tempat anaknya berkuliah. Ia juga seorang pemilik perusahaan kecil, yang bergerak di bidang makanan ringan. Maria buru-buru ke bawah, tanpa sarapan atau sapaan selamat pagi sudah biasa, hubungannya dengan Maira memang sedingin itu sejak dulu, padahal mereka adalah ibu dan anak. Maria meraih kunci mobil hadiah ulang tahun dari Jonathan tahun lalu, ia harus buru-buru ke kampus sekarang. "Jajanmu berapa?" tanya Maira menghentikan langkah Maria. "Setengah dari biasanya," jawab Maria lanjut menuju garasi. Ternyata Jonathan tidak main-main, ia benar-benar memaksa mereka berdua untuk berhemat, bahkan Maria yang selama ini ia manja pun terkena dampaknya. Tapi baru saja Maria akan masuk ke mobil, ia kembali mencegat anak perempuannya dan berdiri di balik pintu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

Firasat Ibu

"Benar dugaanku. Ternyata kita memang ditakdirkan untuk bertemu kembali, Nathan."Maira tersenyum sinis, ia akhirnya mendapatkan satu kesempatan lagi untuk menghancurkan mereka. Entah, sepertinya ia tak pernah memiliki cinta dengan Nathan, wanita gila ini hanya terobsesi untuk mendapatkan pria tampan yang kaya raya sejak dulu, bahkan menghalalkan segala cara.Tidak sia-sia punya anak seperti Maria. Gadis bodoh itu selalu siap menjadi kacungnya kapan pun ia mau. Maira mengantongi semua informasi tentang Evelyn, yang ternyata adalah putri dari Nathan dan Monica."Sialan! Wanita itu benar-benar tamak. Ia menggeser posisi Arini demi mendapatkan Nathan. Tapi, kita lihat saja nanti, tidak akan ada yang berani berpaling dari pesona Maira, termasuk Nathan. Pria itu bagaimana pun juga pernah memuja muja diriku, bertekuk lutut di bawah pesonaku."Maira sudah merasa berbangga diri. Padahal dulu saja ia hampir mati di tangan Monica, tapi yang namanya obsesi pasti tak akan pernah pantang mundur.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

Surat dari Yura

"Sudah siap?" Evelyn mengangguk singkat. Harusnya ia senang karena tinggal bersama kakaknya, tapi karena tak ada kabar apa pun dari dua orang yang sedang kasmaran di luar negeri, membuat semangatnya sedikit memudar, padahal ia sangat merindukan Monica. Evelyn meraih tasnya, kemudian mengekori langkah lebar Edward. Memang, di kampusnya yang sekarang tidak ada masalah apa pun, hampir semua mahasiswa hanya fokus pada tujuan kuliah, tak ada yang mengusik dirinya, dan bahkan lebih banyak yang memasang wajah ramah. Tak ada kesombongan, culas, merasa diri lebih dari yang lain, semuanya rata. Tak ada penindasan, penghinaan, pemanfaatan kuasa, semuanya berjalan netral sesuai keinginan. Para dosen juga bersikap normal, tak condong pada beberapa mahasiswa atau merasa takut pada anak didik mereka, semua diperlakukan seadil-adilnya. Dan memang, itu yang diinginkan Evelyn. Hanya saja, ia masih merasa kesepian. Andai saja, ... "Kita sudah sampai. 5 menit lagi gerbangnya tutup, kau mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-21
Baca selengkapnya

Surprise

[Evelyn, mungkin setelah membaca surat ini, aku sudah tidak ada di rumah. Maaf, aku banyak merahasiakan semuanya padamu, aku juga tidak bermaksud untuk menjadi orang yang tertutup. Aku tahu kau sahabat terbaikku sejak kecil, tapi aku yang terlalu kesulitan untuk membuka diri lebih dalam denganmu.Sejak kau pindah kampus, aku kesepian, lalu memutuskan untuk pindah ke luar negeri dan tinggal bersama keluarga papa di sana. Semoga kamu mendapatkan teman yang lebih baik dari aku! Salam dari sahabatmu, Yura.]Netra Evelyn basah.Ia tidak menyangka jika Yura setega ini. Pergi tanpa mengabari, padahal sebelumnya mereka baik-baik saja. Jika hanya perihal kepindahan, bukankah Yura juga tahu alasan Evelyn pindah kampus, kalau mau ikut pindah juga, kan tidak ada salahnya pindah dan bergabung bersama Evelyn di kampus yang sama lagi, bukan seperti ini caranya."Yura kok jahat banget, Te. Bahkan nomornya juga ngga aktif, dia ngga sayang lagi sama aku."Evelyn sesenggukan. Edgard berusaha menghibur
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Kesetaraan Gender

"Jadi, kau sudah memiliki teman di sana? Tidak. adil! Di kampus kita aku benar-benar sendirian." Yura memasang wajah cemberut, ketika mendengar jika Evelyn mengajaknya ke gunung esok pagi bersama dua teman lelakinya. "Jangan khawatir! Kau tetap sahabat terbaikku, Yura. Oh iya, persiapkan apa saja malam ini, besok pagi-pagi sekali kita akan berangkat ke gunung bersama Dean dan Yudi, mereka juga yang menyuruhku untuk mengajakmu," timpal Evelyn. "Ini terlalu buru-buru, aku tidak akan sempat mempersiapkan apa pun, Evelyn." Evelyn meletakkan telunjuknya di bibir, meraih benda pipih dan menghubungi asisten rumah tangga Yura. Ia berbicara panjang lebar yang berisi perintah. Setelahnya Evelyn tersenyum lega. "Wah! Evelyn. Aku bahkan tidak berpikir ke situ," ucap Yura kagum. "Bukankah sejak dulu dirimu memang lelet dalam berpikir?" "Ih, tapi, kan, ..." "Sudahlah jangan protes! Sebenarnya banyak yang ingin ku ceritakan, tapi perutku lapar. Makan dulu, yuk!" Evelyn langsung menarik p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-22
Baca selengkapnya

Rasa yang Bersembunyi

Pagi menjelang. Yura sudah diantar ke rumah Evelyn pagi itu, disusul satu mobil milik Dean yang kini parkir di luar gerbang rumah mewah milik Edward. Sejenak mereka tertegun, ternyata Evelyn memang orang kaya. "Pastikan adikku aman!" Edward menatap dingin ke arah dua remaja pria itu. Dean mengangguk paham. Sosok pria sedingin Edward rupanya bisa membuat mereka mati kutu. Evelyn memeluk Edward dan Edgard kemudian masuk ke dalam mobil milik Dean. Mereka berempat semakin menjauh dari pandangan, setelah memastikan adiknya sudah jauh, Edgard langsung menyenggol dikit Edward, ia butuh penjelasan, mengapa Edward langsung mengizinkan Evelyn pergi tanpa bertanya apa pun lagi. "Kau tahu, kan gunung dan hutan itu berbahaya?" "Lalu kenapa? Kau tidak percaya jika adik kita sudah dewasa?" "Bukan begitu, Kak. Masalahnya ini pertama kali ia pergi tanpa pengawasan." Edward tersenyum tipis. "Kata siapa?" "Maksudnya?" Edward tentu tidak bodoh. Ia akan terus mengirim beberapa orang untuk men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status