Semua Bab Istri Kedua dari Rumah Bordil: Bab 141 - Bab 150

158 Bab

Terbakar Api

Nathan masuk perlahan, berusaha memastikan tiap sudut tak ada yang mengawasi. Ia ingat, di tempat ini tak ada kamera pengawas yang bisa mengintai. Vila nya tak begitu luas, sesuai permintaan Maira. Bodohnya dulu ia selalu mewujudkan keinginan wanita ambisius itu, terpesona pada kecantikan mantan model seperti Maira, yang ternyata adalah wanita jahat dan serakah. "Aku sampai kapan pun tidak akan melepaskanmu. Asal kau tahu, aku bahkan ingin sekali membunuhmu secara perlahan, hanya ingin melihat reaksi Monica yang angkuh itu, sepertinya dia juga akan mati bunuh diri setelah melihatmu jatuh dari lantai atas." Suara Maira terdengar, diiringi tawa jahat yang membuat Nathan muak. "Apa masalahmu dengan ibuku? Jika kau benar-benar hebat, lepaskan ikatanku! Kita duel satu lawan satu," tantang Evelyn. Sebenarnya tadi ia tak benar-benar menangis, ia hanya ingin memancing Maira agar merasa senang. Wanita itu lebih suka jika musuhnya menunjukkan kelemahan dan ketidakberdayaan mereka. "Kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Perasaan Dean

"Sejak kapan ada vila itu?" Kejadian kemarin rupanya masih membekas di pikiran Monica. Wanita bisa menahan rasa rindu, tapi tidak untuk rasa cemburu. Nathan yang sedang dipakaikan dasi merasa lehernya dicekik, mendengar pertanyaan singkat yang sebenarnya sederhana, seperti menelan racun dengan paksa, salah jawab bisa panjang urusannya. "Sebelum menikahimu, Sayang." Monica menatap tajam ke arah Nathan, yang diartikan dengan ekspresi marah oleh Nathan sendiri. "Setelah menikah dengan Arini?" "Vila itu sudah dibangun jauh sebelum aku menikah dengan siapa pun," balas Nathan selembut mungkin. "Oh, jadi Maira cinta pertamamu, cinta sejati sampai au menghadiahkannya vila romantis yang akan kalian ingat selamanya, bahkan kau tahu keberadaan Maira sebelum ia memberitahu di mana jelasnya. Dasar pengkhianat!" Nathan mulai frustrasi. Mengapa tiba-tiba ia dicap pengkhianat, padahal vila itu ada jauh sebelum dia menikah. "Itu kan sudah lama. Sudah, jangan dibahas lagi, ya!" "Halah! Kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-25
Baca selengkapnya

Kekasih Bohongan

"Maaf, aku tidak sengaja," cicit Evelyn. Pria berjas lengkap itu mengurungkan dirinya untuk mengeluarkan amarah saat itu juga, melihat tatapan bening yang ia rindukan selama dua tahun belakangan, membuat degup jantungnya kembali berdetak. Semua akan merasa heran mengapa ada banyak sekali pria yang mudah jatuh hati pada Evelyn, bahkan saat baru bertemu sekali pun. "Lain kali hati-hati!" ujarnya membuat Evelyn sedikit tenang. King Leo, pria yang pernah menggendong Evelyn jelas saja masih menyimpan rasa hingga detik ini. Tiba-tiba saja ponselnya berdering, satu panggilan dari Maria membuatnya sedikit kesal. "Ada apa?" [Mengapa belum tiba juga? Yang lain sudah menunggu dari tadi.] Hari ini memang ada acara reunian kampus di salah satu restoran bintang lima, padahal mereka baru saja lulus, dan pasti tak banyak yang langsung memiliki pekerjaan. Entah, Leo sebenarnya kurang setuju dengan acara yang tidak penting begini, apa lagi ia harus bertatapan langsung dengan Maria, wanit
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Tentang Cinta

"Ini terakhir kalinya kau memanfaatkan ku, ya! Aku bahkan tidak berminat menjadi siapa-siapa untukmu. Dengan dalih ingin maaf, aku sampai harus bersandiwara menjadi kekasihmu di depan mereka. Menyebalkan sekali," sungut Evelyn saat keduanya berpura-pura ke toilet. Leo bingung harus menjelaskan dari mana, lagi pula Evelyn pasti kaget jika ia berkata jujur tentang perasaannya setelah satu setengah tahun tidak bertemu satu sama lain. Leo hanya menatap Evelyn yang tampak tak suka, tapi ia memang harus melakukan itu untuk membuat Maria sadar jika perasaannya sudah habis di Evelyn, tidak ada siapa pun yang bisa memaksa dirinya untuk menerima Maria. "Jika saya mengatakan kalau ingin menjalin hubungan serius denganmu, kau bersedia?" "Gila! Kita aja baru ketemu setelah sekian lama. Ngga waras ya." Evelyn tertawa miris dan menggeleng kecil. Pernyataan macam apa ini? Apa Leo pikir jatuh cinta semudah itu, lalu jika benar Leo mencintainya, ia jelas tak bisa dengan mudah mencintai Leo.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Lamaran

"Menjauhlah!" Plak! Satu tamparan mendarat di pipi Leo. Pria itu tahu dirinya salah, tapi tadi ia juga terpaksa, hanya saja memang keadaan darurat, membuat pikirannya dangkal hingga nekat mencium Evelyn. "Bangsat! Kau mengambil ciuman pertamaku. Minggir!" Evelyn buru-buru pergi tanpa menunggu satu kalimat apa pun dari Leo, perasaannya muak, tapi ia juga merasa denyutan dadanya semakin menjadi, getaran tak biasa, ada apa dengannya. Di mobil ia hanya bisa mengabaikan belasan telepon dan pesan dari Yura. Leo benar-benar membuatnya membuang banyak waktu berharga, padahal ia sudah punya janji dengan Yura. Setibanya di rumah ia langsung masuk, bahkan abai pada tatapan Monica yang keheranan melihat riasan dan pakaian putrinya yang dinilai terlalu berlebihan. Evelyn mengunci diri dari dalam, tanpa basa-basi membersihkan dirinya, berusaha menghapus semua jejak Leo yang tak sengaja menempel, ia benci paksaan, tapi sentuhan Leo masih saja membekas dengan kurang ajar yang tidak t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Tak Beralasan

"Dean, kamu tahu ngga jawaban nomor delapan? Kayaknya hitunganku salah terus, ya." Evelyn membuka percakapan pagi itu, sementara yang diajak bicara hanya diam, bahkan pindah tempat duduk di paling belakang. Ia seperti tak menganggap Evelyn ada, jelas saja perubahannya membuat Evelyn heran. "Yud, Dean kenapa, ya? Ngga biasanya kalau ditanya diem begini," celetuk Evelyn pada Yudi. Sahabatnya tahu, pasti karena masalah kemarin Dean jadi menjaga jarak, padahal menurut Yudi, Dean berlebihan. Toh, Evelyn juga berhak menentukan dengan siapa dia berpasangan, mereka juga tak ada ikatan apa pun yang bisa menjadi alasan mengapa Dean marah. "Lagi sariawan kali. Udah ngga usah dipikirkan! Oh iya, Yura mana?" "Baru aja ke toilet, padahal kan masih pagi," sahut Evelyn. "Kebanyakan makan jengkol kali," celetuk Yudi asal. "Apa itu jengkol?" Kali ini Evelyn yang heran, Yudi hanya bisa menepuk jidatnya dongkol. Memang salah membahas ini dengan orang kaya, mereka tak akan memahami apa pun. "Su
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Tentang Cinta

Suasana hening sesaat, Yura yang tadinya begitu cerewet dan antusias mendadak kaku. Ia juga sebenarnya merasa nyaman dengan Yudi, hanya saja tak tahu bagaimana perasaan Yudi padanya, jangan sampai ia adalah Dean yang perasaannya tidak berbalas. "Eh, aku, ..." keduanya serentak berbicara. Rasa canggung menyelimuti. "Kamu duluan!" ujar Yura. "Kamu aja yang duluan!" tutur Yudi. "Kamu aja," tolak Yura malu. "Oke." Kini hanya suara angin yang terdengar, sesekali kicauan burung yang hinggap di ranting pohon kokoh terdengar nyaring, seperti mendukung momen langka yang terjadi sebentar lagi. Yudi juga heran dari mana Evelyn sadar kalau sebenarnya ia menyukai Yura, gadis itu seperti peramal. "Di kampus kita dilarang keras untuk melibatkan cinta, apa lagi menjalin hubungan," ucap Yudi memulai pembicaraan. Perasaan Yura sudah mulai mengerucut, karena berpikir ia pasti hanya cinta seorang diri. "Aku, sebenarnya suka sama kamu." Jangan tanyakan suasana hati Yura lagi, ia meras
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Ciuman Lagi

[Udah makan?] Pesan dari nomor Leo benar-benar membuatnya muak. Ia tengah fokus dengan tugas kuliah yang tidak ada habisnya, lalu Tuhan menghadirkan Leo untuk mengusik ketenangannya, membuat semuanya semakin rumit, beban yang sempurna. [Mau makan apa?] Jika Leo ada di hadapannya, ingin sekali ia mengacak rambut pria sok tampan yang berhasil mengambil hati tiga lelaki garang di rumah, entah takdir seperti apa yang disiapkan untuknya. Tapi rasanya lebih menudahkan Leo, sementara dirinya merasa terusik tentu saja. [Balas atau aku ke rumah!] "Ih, dia selalu saja mengancam. Kesel banget! Kenapa Tuhan menghadirkan masalah yang entah kapan perginya." Evelyn frustrasi. Sesekali ia melirik jendela kamar, aman, rupanya kali ini hanya ancaman semata, Leo tak benar-benar datang. Evelyn kembali fokus dengan tugasnya, tapi ia malah menemukan jalan buntu. "Aduh! Kenapa tiba-tiba otakku buntu begini, sih?" keluhnya memijat pelipis. "Rumusmu saja keliru, kenapa tak belajar dari kak Ed
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Dilamar Edgard

"Hentikan dia dari dunia model sekarang!" Sepagi itu Edgard sudah dibuat jengkel dengan sikap salah satu anggota tim fotografer, ia curiga jika pria itu menyukai model cantik yang ia taksir sejak lama. Sekretarisnya agak terkejut, pasalnya model cantik yang ia maksud itu lebih terkenal dan dilirik media, tapi Edgard tetap bersikukuh untuk memecat model cantik tersebut dengan alasan tak menyukai kedekatannya dengan tim fotografer. Jika boleh jujur Ia tidak suka melihat ada yang lebih perhatian dengan wanita yang ia suka, selain dirinya tak ada yang boleh mendekati wanita impiannya. "Tapi, apa alasan yang tepat untuk memecatnya, Pak?" "Suruh dia ke ruangan saya!" "Baik, Pak." *** "Terima kasih, ya!" Tasya menerima minuman pemberian Brian, tim fotografer yang kerap memperhatikan hal-hal kecil darinya. Ia menganggap Brian seperti saudara lelakinya, tapi rupanya Brian malah menaruh harapan lebih untuk kedekatan mereka. "Oh iya, boleh nanya sesuatu ngga?" "Boleh. Soal apa?" "So
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Beban Setelah Menikah

"Ya Tuhan, Tasya mengirim pesan ini?"Edgard hampir saja terjungkal dari kasur, geraknya terlalu over sampai ia tak sadar diri sudah bergerak seabsurd ini. Edgard memang sengaja pulang lebih awal dan mampir di rumah Edward, saat Tasya pulang. Ia menunggu Edward dengan tidak sabaran. Ada banyak hal yang ingin ia ceritakan tentunya, dan meminta pendapat bagaimana dengan keputusan besar yang akan ia ambil, apa sudah benar. Kamar Edward menjadi markas ternyaman. Ia membaca pesan berulang kali dan tersenyum senang. Akhirnya kembali membuka file gambar yang hanya berisi foto Tasya. Gadis yang memikat hatinya sejak lama.Suara gemuruh mobil berhenti di depan rumah membuatnya semakin bersemangat, itu Edward, kakaknya yang kehilangan jodoh entah ke mana.Ia sedikit terkejut melihat mobil Edgard terparkir di sana. Akhirnya, pria itu masuk ke kamar, dan sedikit terkejut melihat adik kembarnya tersenyum sendiri sembari menatap kaca."Heh, apa yang terjadi denganmu?"Edgard tak menjawab dan lang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status