Home / Lainnya / Rahasia Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Rahasia Suamiku : Chapter 61 - Chapter 70

74 Chapters

Bab 61.

Pak Revan mengambil alih satu cup es kelapa muda dari tangan Ayra. "Pak!" bentak Ayra merasa kesal melihat Pak Revan mengambil alih satu cup es kelapa muda dari tangannya."Aku haus minta satu, jangan terlalu pelit jadi orang!" Pak Revan berkata dengan santai tanpa merasa bersalah sedikitpun lalu menyeruput es kelapa muda yang ada di tangannya.Ayra semakin merasa kesal melihat Pak Revan dengan santainya menyeruput es kelapa muda miliknya. "Kalau haus seharusnya Anda membelinya sendiri, bukan malah merebut milik orang lain!" sindirnya.Pak Revan menyunggingkan senyum tipis mendengar sindiran yang diucapkan oleh Ayra. "Bilang aja kalau haus, ini minum!" Pak Revan menyodorkan cup es kelapa muda yang isinya hanya tinggal setengah ke arah Ayra.Ayra langsung mendelik melihat Pak Revan menyodorkan cup es kelapa muda yang isinya hanya tinggal setengah. "Buat Anda saja." tolak Ayra."Nggak perlu malu-malu, dulu kita juga pernah minum satu cup berdua." Pak Revan tersenyum penuh arti ke ara
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

Bab 62.

Seorang anak laki-laki berusia lima tahun terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Perlahan membuka matanya, pandangannya kosong masih shock dengan kecelakaan yang baru saja dialami olehnya. Beruntung dia tidak mengalami luka serius, hanya beberapa luka ringan di kulitnya. Tidak lama kemudian terlihat seorang pria berjalan menghampirinya, senyuman mengembang di bibirnya. Ada perasaan lega di hatinya melihat Zavier telah sadar."Zavier!" panggil pria tersebut dengan lembut, yang tidak lain adalah Pak Revan.Zavier hanya melirik sekilas tanpa mengucapkan sepatah katapun.Pak Revan mendaratkan bokongnya di tepi ranjang, tangannya terulur mengusap rambut Zavier dengan lembut. "Zavier!"Zavier hanya diam tanpa merespon, membuat Pak Revan menghela nafas panjang.Hanya Zavier yang saat ini sudah sadar, Ayra kondisinya semakin memburuk kemungkinan kecil nyawanya bisa diselamatkan. Sedangkan Bu Rina dan Reyhan nyawanya tidak bisa diselamatkan."Ibu." Terdengar suara Zavier lirih, Pak Rev
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more

Bab 63.

Kondisi Zavier sudah semakin membaik, dia juga sudah mau berbicara seperti sebelum kecelakaan terjadi. Selama Zavier dirawat di rumah sakit, Pak Revan yang menjaganya. Pekerjaan di kantor dia serahkan kepada asistennya, jika ada hal penting barulah dia akan ke kantor.Hari ini Zavier sudah diizinkan pulang dari rumah sakit. Setelah membayar biaya administrasinya Pak Revan mengajak Zavier pulang, namun sebelum pulang mereka masuk ke dalam ruang rawat Ayra terlebih dahulu.Sampai detik ini Ayra belum juga sadar, entah sampai kapan dia akan berbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. "Ibu!" panggil Zavier dengan mata berkaca-kaca menatap sendu wajah pucat Ayra."Kalau ibu nggak sadar-sadar Zavier sama siapa?" Suara Zavier terdengar begitu menyayat hati, air matanya menetes begitu saja dari sudut matanya.Melihat Zavier menangis, Pak Revan segera mendekat ke arahnya lalu merengkuh tub uhnya. Tangannya bergerak mengusap-usap punggungnya berharap bisa memberinya ketenangan."Ibumu pasti a
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

Bab 64.

Mendengar suara pintu dibuka Ayra segera menoleh ke arah pintu, berharap Reyhan, Zavier atau Bu Rina yang datang. Setelah sadar Ayra belum melihat mereka bertiga sama sekali.DEGBetapa terkejutnya Ayra ketika melihat orang yang datang bukanlah suaminya, putranya ataupun ibunya melainkan seseorang yang tidak pernah dia harapkan kedatangannya."Pak Revan." gumamnya lirih dengan cepat memalingkan wajahnya ke arah lain.Pak Revan berjalan mendekat ke arah Ayra. "Kamu sudah sadar?""Iya." jawab Ayra lirih tanpa sedikitpun menoleh ke arah Pak Revan.Pak Revan tampak kecewa melihat Ayra enggan menatap ke arahnya. Tanpa aba-aba dia menjatuhkan bobot tub uhnya di tepi ranjang dekat Ayra duduk. Ayra tersentak karenanya, refleks menoleh ke arahnya lalu beringsut sedikit menjauh.Pak Revan menatap lekat ke arah Ayra, membuat Ayra merasa tidak nyaman apalagi ketika pandangan mereka saling bertemu tanpa sengaja. Ayra sesekali menoleh ke arah pintu berharap Reyhan atau Bu Rina datang menjenguknya.
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

Bab 65.

Ayra tampak terkejut mendengarnya seolah dunianya berhenti saat itu juga, tub uhnya terasa lemas pikirannya kacau. Dia tidak pernah menyangka suaminya pergi meninggalkannya, tanpa bisa dicegah olehnya."Nggak nggak mungkin!" Teriak Ayra menyangkalnya, buliran-buliran bening mengalir deras membasahi kedua pipinya.Beberapa saat kemudian Ayra menghapus buliran-buliran bening yang membasahi kedua pipinya lalu menoleh ke arah Pak Revan."Apa yang sudah kamu lakukan terhadap suamiku?" tanya Ayra menatap penuh kebencian ke arah Pak Revan dadanya naik turun, tidak ada lagi sopan santun amarah telah menguasai dirinya. Dia yakin Pak Revan merupakan dalang dari kematian suaminya.Pak Revan menanggapi pertanyaan Ayra dengan santainya. "Aku tidak melakukan apa-apa, kenapa kamu menyalakanku?" Ayra semakin geram mendengar ucapan Pak Revan. "Breng sek, berani berbuat tapi tidak mau mengakuinya." umpatnya penuh kekesalan.Dia mengambil bantal lalu melemparkannya ke arah Pak Revan. "Seharusnya yang m
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

Bab 66.

Di samping gundukan tanah dengan batu nisan bertuliskan nama Reyhan, Ayra berjongkok lalu meletakkan seikat bunga di atas makam. "Mas." panggilannya lirih menatap sendu makam Reyhan, buliran-buliran bening menetes begitu saja dari sudut matanya.Waktu berlalu begitu cepat rasanya baru kemarin Reyhan datang ke rumah orang tuanya untuk melamarnya, namun sekarang jasadnya telah terkubur di dalam tanah. "Mas, kenapa kamu meninggalkan aku sendirian, kenapa nggak mengajakku?" Suara Ayra terdengar begitu memilukan."Bagaimana aku akan menjalani kehidupan ini selanjutnya tanpamu, Mas?" lanjutnya.Dia merasa hampa separuh jiwanya seolah telah menghilang. Buliran-buliran yang membasahi kedua pipinya dibiarkan begitu saja.Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, namun entah kenapa rasanya begitu berat mengikhlaskan seseorang yang selama ini selalu ada di saat suka maupun duka. Meminjamkan bahunya dengan ikhlas di saat diri ini merasa lelah, mendengarkan setiap keluh kesah tentang rumitnya kehid
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Bab 67

Semalam Ayra tidak jadi pulang, akhirnya dia memutuskan untuk pulang di pagi harinya. Beruntung hpnya tidak kenapa-kenapa begitu juga dengan dompetnya. Sedangkan tasnya sudah dibuang ke tong sampah oleh Pak Revan, kemudian Pak Revan memberikan tas baru untuknya.Diamatinya tas yang kini ada di tangannya, tas pemberian dari Pak Revan beberapa waktu yang lalu menggantikan tasnya yang telah dibuang ke tong sampah."Bagus." gumamnya lirih."Bu!" panggil Zavier, seketika Ayra menoleh ke arahnya. "Zavier sudah bangun?" tanya Ayra dengan seulas senyum terbit di bibirnya.Bukannya menjawab pertanyaan ibunya, Zavier justru balik bertanya. "Ibu mau kemana?" tanya Zavier heran melihat ibunya sudah bersiap-siap seperti hendak pergi."Pulang."Zavier mengerucutkan bibirnya mendengarnya. "Bu, kita tinggal di sini saja ya, please! Zavier betah tinggal di sini ada kolam renangnya, om ganteng juga baik sama Zavier." Zavier menatap penuh harap ke arah ibunya."Iya Zavier tetap tinggal di sini, ibu yan
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Bab 68.

Dua orang pramusaji menghidangkan berbagai macam makanan di atas meja depan Ayra dan Pak Revan duduk."Mari makan!" Pak Revan mulai menikmati makanannya.Ayra sesekali menoleh ke arah pintu, berharap melihat Zavier datang. Makanan di depannya dibiarkan begitu saja, dia akan memakannya setelah putranya datang agar bisa makan bersama begitulah pikirnya.Pak Revan merasa heran melihat makanan di depan Ayra masih utuh belum disentuh sama sekali. "Ay, kenapa nggak makan? Kamu nggak suka, atau mau pesan yang lain?" tanyanya."Ini saja sudah cukup, Kak." jawab Ayra, namun pandangannya tertuju ke arah pintu."Apa mau disuapi?" tawar Pak Revan tersenyum misterius ke arah Ayra."Nggak, Kak." Ayra menggelengkan kepalanya pelan."Makan sekarang!" titah Pak Revan tegas.Ayra akhirnya menyantap makanannya sambil sesekali menoleh ke arah pintu. Menit demi menit telah berlalu, namun Zavier belum juga datang."Kenapa Zavier nggak datang-datang, apa Pak Revan membohongiku?" batin Ayra menoleh sekilas k
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Bab 69.

Seulas senyum tipis terbit di bibir Arland melihat Ayra sedang berada di dapur, dia segera menghampirinya. Setelah tepat berada di belakang Ayra, Arland segera memeluknya lalu mengecup singkat kedua pipinya.DEGAyra tersentak kaget dipeluk oleh seseorang dari belakang, namun perlahan dia menyadari kalau yang sedang memeluknya adalah Arland."Mas, sudah pulang?""Iya, ini baru sampai. Kamu bikin apa?" Arland mengintip ke dalam adonan yang sedang diaduk-aduk menggunakan mixer oleh Ayra."Bolu panggang." Jawab Ayra menuangkan adonan yang sudah selesai diaduk ke dalam loyang."Tumben bikin bolu panggang, mau ada acara apa?" Arland merasa heran melihat Ayra membuat bolu panggang."Tadi lihat resep di tik_tok, lalu memutuskan untuk mencoba membuatnya."Setelah memasukan loyang berisi adonan bolu ke dalam oven, Ayra membalikkan badannya menatap ke arah Arland."Mas, mau mandi atau makan dulu?""Mandi.""Sebentar aku siapkan airnya dulu!" Ayra berjalan menuju ke kamar mandi seketika menghent
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Bab 70

Pak Revan mengajak Ayra masuk ke dalam kamar yang telah dipersiapkan untuk malam pertama pernikahannya. Ketika pintu dibuka Ayra langsung dibuat takjub melihat kamar yang sudah dirias sedemikian rupa. Kelopak-kelopak bunga mawar merah segar bertaburan di atas ranjang, harum semerbaknya menusuk indera penciuman mereka. "Kenapa berhenti?" tanya Pak Revan heran melihat Ayra menghentikan langkah kakinya di ambang pintu."Nggak apa-apa." jawab Ayra menggelengkan kepalanya pelan."Yakin, kalau kamu tidak suka katakan saja! Kita bisa pindah ke kamar yang lain."Ayra tercengang mendengar penuturan Pak Revan. "Suka kok, siapa yang bilang nggak suka?" ujarnya setelah beberapa saat kemudian."Oh, kirain nggak suka. Kenapa kamu nggak mau masuk ke dalam?"Ayra akhirnya melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar walaupun awalnya merasa ragu. Dia benar-benar merasa lelah ingin rasanya segera menjatuhkan tu buhnya di atas ranjangnya. Baru saja berdiri di dekat ranjang terdengar suara Pak Revan menyad
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status