Home / Romansa / Dekapan Hangat Pacar Sahabat / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dekapan Hangat Pacar Sahabat: Chapter 11 - Chapter 20

48 Chapters

Dikeluarkan

“Kenapa dia?” batin Galang.Alih-alih mencari alasan untuk meninggalkan barisan, tanpa peduli dengan guru pengawas, Galang berlari mengejar kekasihnya dengan perasaan khawatir.Sementara Lila, gadis itu masuk ke dalam toilet dan mengunci pintunya dari dalam. Ia langsung menyalakan air keran dan menadahnya dengan tangan gemetar.Berulang-ulang ia menggosok bibirnya dengan kasar sampai telapak tangannya memerah karena tekanan. Luka lebamnya semakin perih, tetapi bayangan samar bibir Adip yang menempel pada bibirnya jauh lebih perih.“Jahat banget kamu, Dip! Aku benci sama kamu!” pekiknya tertahan karena takut jika ada yang mendengar. “Galang, maaf, maafin aku.”Sungguh, bayangan senyum hangat Galang ketika bersamanya semakin memupuk rasa bersalah yang kian membuncah.Adip benar-benar sudah melewati batas, keinginannya untuk menjauhi Adip kini semakin menggebu akibat kejadian yang tidak diinginkan tersebut.Brak brak brak“Lila, kamu di dalam kan? Lila! Ini aku, Galang!” Suara Galang cem
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Semua masalah bisa diatasi dengan uang!

“Bapak yakin mau mengeluarkan anak saya? Apa bapak siap jika saya tarik semua investasi saya di sekolah ini?” Kepala sekolah menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan Damar. Sepertinya ia lupa dengan konsekuensi itu.“Saya dengar di halaman belakang akan dibangun kolam renang, betul itu, Pak?”“Mulai,” gumam Adip. Damar meliriknya sinis, kemudian kembali beralih pandang pada kepala sekolah.Kepala sekolah mengangkat pandangannya dengan cepat, “B-betul sekali itu, Pak, kami belum punya kolam renang sendiri. Jadi kalau ada ekstrakurikuler renang kami harus menyewa kolam renang. Dan biayanya sangat besar, Pak Damar.”“Mata duitan,” gumam Adip lagi. Semua orang menatap ke arahnya dengan pandangan berbeda, “Apa liat-liat? Lanjutin aja cepet!”Sungguh, jika tidak ada siapapun di ruangan itu, Damar sudah babat habis mulut lemes anaknya tersebut. Sementara Kepala sekolah hanya berdehem canggung mendengar ucapan sarkas yang keluar dari mulut Adip.“Saya bisa pikirkan itu, bapak tidak perlu k
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Ciuman lagi?

“Maksud Lo?” tanya Galang dengan dahi berkerut dalam. Namun, Adip terlihat santai menikmati nikotin di tangannya sambil bermain ponsel. Padahal, semua orang yang berada di ruangan tersebut menahan nafas sejenak, menunggu jawaban apa yang keluar dari mulut si sialan ini.Dengan tanpa rasa bersalahnya, cowok itu menaikkan sebelah alisnya, seakan bertanya tentang apa yang terjadi karena semua orang kini menatapnya intens.“Kenapa pada ngeliatin gue kek gitu? Emang gue salah?” tegur Adip.“Maksud Lo sayang sama cewek gue apaan, Dip? Jangan bikin orang salah paham sama ucapan Lo!” tegur Galang, tetapi Adip hanya mendengus, enggan menanggapi pertanyaan yang menurutnya tidak penting.“Rasa sayang sama orang tuh nggak harus didasari suka, Lang, jadi Lo jangan salah paham dulu,” ucap indra mencoba mencairkan suasana yang sedikit tegang.“Wishh, bro man gue nih!” kata Adip. Mereka bertiga bertos ria, disambung kekehan sumbang dari teman-teman yang lain.“Iya juga, sih,” katanya. Ketika matanya
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Kehancuran?

Sedetik kemudian Lila merasakan benda kenyal bertubrukan dengan bibirnya. Tangannya tak bisa bergerak, cowok sialan itu menyatukan tangan Lila dan menghimpitnya ke tembok di atas kepala. Tangannya yang lain digunakan untuk merengkuh pinggang Lila agar tubuh mereka semakin rapat.“Eunghh.”Lenguhan panjang lolos dari bibirnya, gadis itu histeris, memberontak ketika bibirnya dilumat begitu dalam oleh Adip yang seperti kesetanan.Air mata Lila berlomba menuruni celah pipinya, tetapi Adip tak peduli. Hasratnya untuk menghapus jejak Galang di bibir Lila semakin menggebu ketika membayangkan adegan panas gadis itu bersama Galang.Lima menit berlalu, akhirnya Adip melepaskan ciumanya, memberi waktu untuk Lila meraup oksigen banyak-banyak. Namun, gadis itu malah mengumpati dirinya, “ANJ*NG LO! DASAR MESUM! CABUL! COWOK—Eunghhhh.”Kata-kata Lila tertelan saat Adip kembali menyambar bibirnya dengan lumatan lebih dalam dan lebih mendominasi. Dadanya bergemuruh mendengar umpatan yang baru saja ia d
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Galang is the same as Adip?

Beberapa saat sebelumnya....“Sayang aku mau—Lah, Lila mana?” tanya Galang, tetapi tak melihat Lila di tempatnya.Teman-temannya yang berada di ruang tamu tak ada satu pun yang menjawab karena memang tidak tahu kecuali— Bara. Cowok itu pura-pura tidak mendengar pertanyaan Galang, tetapi sebetulnya tengah berdebar karena Adip.“Adip juga. Mana dia?” Galang mengedarkan pandangannya, tetapi tak menemukan keberadaan Adip. “Bar, mana Adip?” tanya Galang tampak curiga dengan gelagat bara yang gelisah.“T-toilet… iya… toilet,” jawab Bara gugup. “Oh,” Galang mengangguk percaya. Namun, saat dirinya baru saja akan menjatuhkan bokongnya di sofa tunggal, teriakan Lila dari lantai dua mengurungkan niatnya. Cowok itu langsung berlari menaiki tangga menuju kamar, diikuti teman-temannya yang sama penasaran dengan apa yang terjadi. “Lima tahun… lima tahun gue nungguin lo buat liat gue sebagai cowok! Apa Lo pikir itu mudah, hm?” teriak Adip dari dalam kamar.Galang langsung terpaku di tempatnya. Ke
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Game Over?

Adip menyeringai, alisnya terangkat sebelah saat mendapati wajah Galang seketika pias. “Kenapa? Lo takut kalau kelakuan busuk lo ketahuan?” “Jangan macam-macam Lo, Dip,” geram Galang, lagi-lagi Adip tertawa terbahak-bahak sendirian. Menertawakan wajah ketakutan dari Galang yang menurutnya lucu. Teman-teman yang lain kembali bingung dibuatnya.“Asal Lo tau, La, sebenarnya Galang itu—”“Dip, udahlah, di sini elo yang salah. Jangan memutar balikkan fakta.” Danu memotong ucapan Adip. Matanya memerah menahan amarah. Jika boleh, Danu sendiri yang akan menghajar Adip karena kelakuannya sungguh diluar nalar.Sementara itu, Galang membuang nafas lega, dalam hati Galang berterima kasih kepada Danu karena ia bicara di saat yang tepat.“Nggak usah ikut campur, Lo nggak tau apa-apa!” desis Adip.“Cih, kelakuan lo itu nggak bisa dibenarkan, Dip, Lo hampir perkosa Lila! Tapi gue liat Lo nggak ada rasa bersalah sedikitpun!” Adip menatap datar satu persatu teman-temannya. Masa bodoh mereka mau bilan
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Fakta yang terungkap?

Adip lekas memalingkan wajah, cowok itu langsung beranjak saat mendapati Salma lah pemilik suara tersebut.“Eh, kamu mau kemana?” tanya Salma, matanya mengikuti langkah cepat Adip yang berjalan berlawanan arah dengannya.“Adip! Tunggu!”Adip tak menghiraukan panggilan Salma, ia terus berjalan cepat. Berharap gadis itu menyerah dan tak mengejar dirinya. Namun, Salma bukan gadis yang mudah menyerah, ia lari tergopoh-gopoh mengejar langkah lebar Adip sampai terjatuh, tetapi gadis itu lekas bangkit untuk agar langkah Ado tak semakin jauh.“Adip, tunggu!” Salma memegang lengan Adip untuk menghentikan cowok itu. Namun, Tangannya lekas ditepis kasar oleh Adip.“Apaan, sih? Nggak usah sok kenal, ya!” peringat Adip dengan nada datar. Salma mengerjap bingung dengan reaksi Adip yang sedikit berlebihan.“Aku cuma mau kasih ini buat Lo karena —”“Nggak perlu!” Adip menepis sapu tangan yang disodorkan Salma hingga jatuh ke tanah, “Gue ingetin sama Lo ya! Jangan suka ikut campur urusan orang! Urus a
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Oh, no!

Ya, dulu Galang adalah anak yang pendiam, culun, tidak punya teman sehingga sering dijadikan target bullying. Adip, yang sejak kecil memang sudah di didik secara militer oleh ayahnya, berlaku sebagai tameng ketika Galang dirundung. Namun, seiring berjalanya waktu, sikap Galang terhadap Adip menjadi lebih posesif layaknya seorang perempuan yang cemburu.“Aku nggak suka kamu temenan sama dia, kamu jadi kayak orang lain!”“Jangan main sama dia, dia toxic!”“Aku nggak mau temenan sama kamu kalau kamu temenan sama cewek itu!”“Lo sakit! Gue jijik sama Lo!” kata Adip. Namun, Galang terus membantah bahwa dirinya mengalami kelainan se*ual. Ia berdalih kalau dirinya takut tidak mempunyai teman lagi jika Adip mempunyai teman baru.Itulah kata-kata Galang yang membuat Adip bergidik ngeri dibuatnya, hingga pada akhirnya Adip menjauhi Galang untuk beberapa waktu. Namun, tak ada angin tak ada hujan, Galang malah mencoba mendekati Lila—gadis incarannya. Awalnya Adip membiarkan karena ia kira Gala
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

"Ini bener kamu, Dip?"

“Kamu mau nggak jadi pacarku?” “A-apa?”Salma terpaku, sementara dua orang yang duduk di brankar samping seketika menengok, saat Adip dengan suara lantang menyatakan perasaannya kepada Salma. Tanpa sadar Galang mengepalkan tangannya sementara Lila menatapnya penuh tanda tanya. Apa Adip sedang bercanda? Bukanya mereka tidak dekat—ralat! Mereka tidak mengenal, bahkan tidak saling menyapa. Mengapa tiba-tiba Adip meminta Salma menjadi pacarnya?“Fyuhh! Kedip!”Salma mengerjap beberapa kali saat Adip meniup matanya, masih dalam keadaan linglung, ia bertanya, “Tadi kamu ngomong apa?”Seketika Adip menunduk, dalam hati ia menggerutu kesal karena harus mengulangi perkataannya lagi. Bisa-bisanya cewek itu budeg di waktu yang tidak tepat.“Gue—maksudnya aku mau kamu jadi pacarku,” kata Adip mengulangi. Namun, Salma tetap diam terpaku.Salma tampak berbinar sampai matanya berkaca-kaca. Tap percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia terus menatap menatap Adip tanpa berkedip, membuat Adip
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Adip dengan segala tingkahnya

“Dip, kita resmi pacaran beneran, kan? Tapi kenapa sikap kamu ke aku musiman?” tanya Salma untuk memastikan hubungan mereka yang sebenarnya tidak jelas. Namun, Adip mengedikan bahunya acuh.“Terserah!” jawabnya. “Dip! Kamu kenapa, sih? Tiba-tiba dingin tiba-tiba manis. Aku nggak mau kalau cuma jadi pelarian aja!”“Ya udah nggak usah!” ucap Adip sambil ngeloyor.“Sabar Salma, kalau Lo ikutan kesel, nanti yang ada Adip malah makin jauh dari Lo. Pelan-pelan tapi pasti, anggap aja Lo pacaran sama bocil SMP.” Salma menghela nafas dalam-dalam, lalu mencoba tersenyum meski sebenarnya enggan.Dirinya kewalahan mengejar langkah lebar Adip hingga ke kelas, mengabaikan tatapan sinis dari teman-teman sekelas mereka yang memang tak pernah bertegur sapa dengannya.“Dip! Jawab dong!”“Apa, sih? Ganggu aja! Sana!” usir Adip tanpa menoleh ke arah Salma. Mata Adip terasa berat. Ia menguap lebar, tangannya berusaha menahan kepala yang semakin terkulai di atas meja.Nah kan, sikap Adip kembali dingin ke
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status