Share

Game Over?

Penulis: Diary_9
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-30 23:03:09

Adip menyeringai, alisnya terangkat sebelah saat mendapati wajah Galang seketika pias. “Kenapa? Lo takut kalau kelakuan busuk lo ketahuan?”

“Jangan macam-macam Lo, Dip,” geram Galang, lagi-lagi Adip tertawa terbahak-bahak sendirian. Menertawakan wajah ketakutan dari Galang yang menurutnya lucu. Teman-teman yang lain kembali bingung dibuatnya.

“Asal Lo tau, La, sebenarnya Galang itu—”

“Dip, udahlah, di sini elo yang salah. Jangan memutar balikkan fakta.” Danu memotong ucapan Adip. Matanya memerah menahan amarah. Jika boleh, Danu sendiri yang akan menghajar Adip karena kelakuannya sungguh diluar nalar.

Sementara itu, Galang membuang nafas lega, dalam hati Galang berterima kasih kepada Danu karena ia bicara di saat yang tepat.

“Nggak usah ikut campur, Lo nggak tau apa-apa!” desis Adip.

“Cih, kelakuan lo itu nggak bisa dibenarkan, Dip, Lo hampir perkosa Lila! Tapi gue liat Lo nggak ada rasa bersalah sedikitpun!”

Adip menatap datar satu persatu teman-temannya. Masa bodoh mereka mau bilan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Fakta yang terungkap?

    Adip lekas memalingkan wajah, cowok itu langsung beranjak saat mendapati Salma lah pemilik suara tersebut.“Eh, kamu mau kemana?” tanya Salma, matanya mengikuti langkah cepat Adip yang berjalan berlawanan arah dengannya.“Adip! Tunggu!”Adip tak menghiraukan panggilan Salma, ia terus berjalan cepat. Berharap gadis itu menyerah dan tak mengejar dirinya. Namun, Salma bukan gadis yang mudah menyerah, ia lari tergopoh-gopoh mengejar langkah lebar Adip sampai terjatuh, tetapi gadis itu lekas bangkit untuk agar langkah Ado tak semakin jauh.“Adip, tunggu!” Salma memegang lengan Adip untuk menghentikan cowok itu. Namun, Tangannya lekas ditepis kasar oleh Adip.“Apaan, sih? Nggak usah sok kenal, ya!” peringat Adip dengan nada datar. Salma mengerjap bingung dengan reaksi Adip yang sedikit berlebihan.“Aku cuma mau kasih ini buat Lo karena —”“Nggak perlu!” Adip menepis sapu tangan yang disodorkan Salma hingga jatuh ke tanah, “Gue ingetin sama Lo ya! Jangan suka ikut campur urusan orang! Urus a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Oh, no!

    Ya, dulu Galang adalah anak yang pendiam, culun, tidak punya teman sehingga sering dijadikan target bullying. Adip, yang sejak kecil memang sudah di didik secara militer oleh ayahnya, berlaku sebagai tameng ketika Galang dirundung. Namun, seiring berjalanya waktu, sikap Galang terhadap Adip menjadi lebih posesif layaknya seorang perempuan yang cemburu.“Aku nggak suka kamu temenan sama dia, kamu jadi kayak orang lain!”“Jangan main sama dia, dia toxic!”“Aku nggak mau temenan sama kamu kalau kamu temenan sama cewek itu!”“Lo sakit! Gue jijik sama Lo!” kata Adip. Namun, Galang terus membantah bahwa dirinya mengalami kelainan se*ual. Ia berdalih kalau dirinya takut tidak mempunyai teman lagi jika Adip mempunyai teman baru.Itulah kata-kata Galang yang membuat Adip bergidik ngeri dibuatnya, hingga pada akhirnya Adip menjauhi Galang untuk beberapa waktu. Namun, tak ada angin tak ada hujan, Galang malah mencoba mendekati Lila—gadis incarannya. Awalnya Adip membiarkan karena ia kira Gala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   "Ini bener kamu, Dip?"

    “Kamu mau nggak jadi pacarku?” “A-apa?”Salma terpaku, sementara dua orang yang duduk di brankar samping seketika menengok, saat Adip dengan suara lantang menyatakan perasaannya kepada Salma. Tanpa sadar Galang mengepalkan tangannya sementara Lila menatapnya penuh tanda tanya. Apa Adip sedang bercanda? Bukanya mereka tidak dekat—ralat! Mereka tidak mengenal, bahkan tidak saling menyapa. Mengapa tiba-tiba Adip meminta Salma menjadi pacarnya?“Fyuhh! Kedip!”Salma mengerjap beberapa kali saat Adip meniup matanya, masih dalam keadaan linglung, ia bertanya, “Tadi kamu ngomong apa?”Seketika Adip menunduk, dalam hati ia menggerutu kesal karena harus mengulangi perkataannya lagi. Bisa-bisanya cewek itu budeg di waktu yang tidak tepat.“Gue—maksudnya aku mau kamu jadi pacarku,” kata Adip mengulangi. Namun, Salma tetap diam terpaku.Salma tampak berbinar sampai matanya berkaca-kaca. Tap percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia terus menatap menatap Adip tanpa berkedip, membuat Adip

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Adip dengan segala tingkahnya

    “Dip, kita resmi pacaran beneran, kan? Tapi kenapa sikap kamu ke aku musiman?” tanya Salma untuk memastikan hubungan mereka yang sebenarnya tidak jelas. Namun, Adip mengedikan bahunya acuh.“Terserah!” jawabnya. “Dip! Kamu kenapa, sih? Tiba-tiba dingin tiba-tiba manis. Aku nggak mau kalau cuma jadi pelarian aja!”“Ya udah nggak usah!” ucap Adip sambil ngeloyor.“Sabar Salma, kalau Lo ikutan kesel, nanti yang ada Adip malah makin jauh dari Lo. Pelan-pelan tapi pasti, anggap aja Lo pacaran sama bocil SMP.” Salma menghela nafas dalam-dalam, lalu mencoba tersenyum meski sebenarnya enggan.Dirinya kewalahan mengejar langkah lebar Adip hingga ke kelas, mengabaikan tatapan sinis dari teman-teman sekelas mereka yang memang tak pernah bertegur sapa dengannya.“Dip! Jawab dong!”“Apa, sih? Ganggu aja! Sana!” usir Adip tanpa menoleh ke arah Salma. Mata Adip terasa berat. Ia menguap lebar, tangannya berusaha menahan kepala yang semakin terkulai di atas meja.Nah kan, sikap Adip kembali dingin ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Looking for your own pain

    Susah payah Adip serta Bara bahu-membahu menarik Salma untuk dapat naik ke atas tembok. Namun, setelah berhasil naik, mereka tidak bisa turun karena guru BK sudah menghadang di balik tembok luar.“Udah, malu beud gue! Habis… habis udah citra gue sebagai bad boy! Baru kali ini gue bolos ketangkep sama guru! Gara-gara lu cewek nolep!”“Ih, yang nyuruh lo ikut siapa?” cibir Salma.“Kalau bukan karena Lo yang lemot bin lelet, kita nggak bakal ketangkep dodol!”“Ck, yaudah sih, mau gimana lagi?”“Dih, yaudah sih! Masih amatir nggak usah sok-sokan badung! Nyusahin orang aja!”“Lama-lama mulut lo ngeselin, ya?!” Rajuk Salma.“Udah… udah. Kalian apaan si? Ribut Mulu perasaan!” tegur Adip. Dari tadi mereka berdua terus berdebat tentang siapa yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Even though it hurts, as long as it's with you, I'm okay

    Hari demi hari berlalu, hubungan Lila dengan Adip tampak lebih seperti orang asing. Tak saling bertegur sapa meski mata bertemu mata. Mungkin untuk Lila itu biasa saja, tetapi untuk Adip rasanya sangat sakit. Memang benar dirinya berniat menjauhi Lila dengan memanfaatkan Salma sebagai pelarian. Namun, ternyata sakitnya lebih dalam dari pada sebelumnya. Padahal, setiap hari, setiap jam bahkan setiap detik Salma selalu berada di dekatnya, tetapi tetap tidak bisa mengalihkan pikirannya dari Lila. Seperti saat ini, saat jam istirahat tiba, Salma mengajak Adip bertemu di taman belakang sekolah. “Nih, buat kamu. Aku masak sendiri tadi pagi,” kata Salma sambil menyodorkan kotak bekal berbentuk hati, wajahnya menunduk malu. Namun, Adip enggan mengangkat kedua tangannya dari dalam saku celana. Salma mengangkat pandangannya, “Kenapa? Kok ngeliatin akunya gitu?” Adip menghela nafas panjang, tatapannya datar, tak beralih dari wajah Salma hingga membuat gadis itu blushing parah ditatap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Jangan cemburu, cuma teman!

    Dahi Lila berkerut dalam. “Kenapa?”“Em…” Adip menggulirkan matanya ke kanan-kiri untuk mengalihkan perhatian Lila. “Itu, anu… gak papa!”Setelah memastikan Galang tak terlihat, Adip melepaskan tangan Lila dan melenggang dari hadapannya tanpa sepatah kata. Gadis itu masih terpaku di tempat, heran dengan sikap Adip yang menurutnya aneh.“Cih, orang gila,” cibir Lila, kemudian gadis itu berbalik arah, bersenandung riang sambil mencari-cari keberadaan pacarnya.Adip menoleh sekilas, melihat punggung Lila yang sudah menghilang di antara keramaian. Hatinya berdesir bimbang, ia ingin memberi tahu perihal hubungan Galang dengan gadis itu agar tidak ada kesalah pahaman di kemudian hari, tetapi apakah nanti tidak dianggap omong kosong?Cowok itu mengusak rambutnya frustasi hingga berantakan seperti habis bangun tidur, mencoba m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   When Lila Said : Pamer ABS ya?

    Matahari sore mulai meredup, menghasilkan warna jingga kemerahan yang menyelimuti langit kota Bandung.Lila masih berdiri di depan gerbang sekolah dengan satu tangan terlipat di dada, menunggu Galang yang sudah berjanji akan mengantarkannya pulang.Ia memainkan ponselnya, sambil sesekali melirik ke arah jalan. Gadis itu sudah menunggu selama 30 menit, tetapi Galang belum juga muncul.“Ck, Galang lama banget, sih,” gumamnya kesal, menatap ke arah jalan.Sedari siang tadi mood Lila sangat berantakan sebab kehadiran Shenina. Bukan apa-apa, Lila hanya kesal karena harus membuntuti Galang serta Shenina membagikan selebaran.Apa lagi melihat keakraban mereka berdua, Lila jadi senewen seharian ini. Ia sempat memprotes, tapi Galang bilang ‘Jangan cemburu, kita cuma temen, kok’ menyebalkan bukan?Seperti sekarang ini, alih-alih mengantar Lila pulang, Galang lebih memilih mengantar Shenina dulu dengan dalih agar bisa berduaan dengannya nanti. Cowok itu juga menyuruhnya menunggu sampai ia kembal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   KRITIS

    Motor itu meluncur ke tepi jalan dan menghantam semak-semak sebelum akhirnya terguling dengan keras. Suara benturan terdengar nyaring, membuat beberapa warga yang kebetulan berada di sekitar area itu segera berlari ke lokasi kejadian. Lila terkapar tak bergerak di tanah, tubuhnya penuh luka dan darah mengalir dari pelipisnya. Napasnya lemah, hampir tak terdengar. Dia pun tak bisa melihat langit dengan jelas sebab pandangannya kabur.Sementara Salma terbaring beberapa meter darinya, hanya dengan beberapa luka gores di lengan dan kakinya. Ia meringis kesakitan, tapi kesadarannya tetap penuh. “Cepat, angkat mereka ke mobil! Kita bawa ke rumah sakit!” teriak seorang pria paruh baya yang segera mengkoordinasi warga untuk membantu. Dalam waktu singkat, Lila dan Salma dibawa ke rumah sakit terdekat. Sirene ambulans meraung di udara, menyuarakan urgensi situasi. Salma duduk diam di atas tandu, tangannya yang terluka diikat perban seadanya. Sesekali, matanya melirik ke arah Lila yang t

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kecelakaan

    Adip diikuti Lila sama-sama menoleh ke arah suara itu. Galang berdiri beberapa meter dari mereka dengan tatapan membara, napasnya memburu seperti baru saja berlari dikejar anjing.“Galang?” ucap kedua remaja itu bersamaan.“Lo nggak paham bahasa manusia, ya, Dip? Gue bilang jauhin Lila!” bentak Galang, langkahnya semakin mendekat.“Lo juga, La! Jadi cewek murahan banget. Bisa-bisanya Lo mau di ewe gratisan! Najis!”“Jaga, ya, mulut Lo!” Gertak Lila. Namun Galang hanya mendengus sinis, menatap Lila dengan pandangan jijik.“Sahabat macam apa Lo, Dip? Lo nusuk gue dari belakang tau nggak!”Adip yang dari tadi masih diam, mulai bangkit dari tempat duduknya, menatap Galang dengan senyum miring penuh ejekan. “Kenapa? Kalian mantan, jadi nggak ada alasan buat gue deketin Lila.”“Lo pikir ini lucu, hah? Video mesum kalian kesebar, lo bikin hidup Lila berantakan. Nggak tau malu emang ya lo?” Galang tak menunggu jawaban. Dia langsung melayangkan tinjunya ke wajah Adip.Adip terhuyung ke belakan

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Video mesum

    Hari berikutnya, Lila berusaha menjalani rutinitas seperti biasa meski hatinya masih berat. Galang? Tentu saja cowok itu masih mengejarnya, tapi Lila mengabaikan segala perkataan Galang yang terus meminta dirinya untuk kembali.Dengan wajah yang sengaja ditampilkan setenang mungkin, dia melangkah masuk ke sekolah. Namun, begitu melewati gerbang, bisik-bisik dan tatapan aneh langsung menyergapnya. “Eh, itu Lila kan?” “Iya, yang ada di video itu, kan?” "Iyyuuuh, jijik banget nggak sih? anak bikin anak!"“Parah banget sih... pantes Adip sama Galang tengkar, ternyata ini toh penyebabnya? Di rumah pohon lagi.” Lila menghentikan langkahnya, bingung dengan gumaman murid-murid yang semakin jelas mengarah padanya. Tatapan mereka membuat tubuhnya terasa kaku, jantungnya berdegup kencang. Apa yang sebenarnya terjadi? pikirnya panik. Dia mencoba mengabaikan semua itu dan terus berjalan ke kelas. Tapi suasana yang lebih buruk menantinya di sana. Begitu masuk, semua mata tertuju padanya.

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Berakhirnya hubungan Lila dan Galang

    “A-apa?” Galang perlahan melonggarkan cekalan tangannya, lalu mengalihkan tubuhnya untuk duduk di tepi ranjang. Matanya menghindari tatapan Lila yang kini juga telah beranjak duduk tepat di hadapannya. Senyap menyelimuti ruangan, hanya suara napas mereka yang terdengar. Lila menatap Galang dengan sorot mata yang sulit ditebak. Penasaran, kepastian dan sesuatu yang lain yang tak terdefinisi. “Galang...” Lila menggenggam lembut tangan Galang. “Apa benar... kamu pernah suka sama Adip—bukan... bukan suka sebagai sahabat. Tapi... dalam arti yang lain.” Kata-kata itu menggantung di udara, mulut Lila seakan tak mau mengatakan hal keji tersebut. Galang menaikkan sebelah alisnya, cowok itu malah terkekeh sinis, membuat Lila bingung dibuatnya. Namun dalam hati dia berkata, “Sialan Adip. Ternyata dia ngadu sama Lila.” “Kamu percaya aku kek gitu?” tanya Galang, cowok itu menatap Lila dengan intens. Lila menunduk dengan bibir terkatup rapat. Sebetulnya Lila ingin tak percaya, tapi

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Apakah kamu pernah menyukai laki-laki, Galang?

    Pagi harinya saat mentari belum terlalu tinggi Adip mengerjap. Dia mengusap matanya, menghilangkan sisa kantuk yang melanda. Namun, saat matanya terbuka dia tidak menemukan Lila di mana pun.“Lila!” Tidak ada jawaban, bergegas Adip mencari keberadaan Lila di sekitar, tapi tetap tidak menemukan gadis itu.“Kemana dia?” gumamnya dengan suara serak khas bangun tidur.Sementara itu, di tempat lain, Lila yang sedang dicari-cari oleh Adip ternyata berada di rumah Galang. Ia sedang sibuk membereskan barang-barangnya yang tersisa di sana. Wajahnya terlihat datar, meskipun ada kilatan emosi yang sulit ditebak di matanya. Galang, yang berdiri di sudut ruangan, hanya mengamati tanpa berkata apa-apa. Suasana di antara mereka sangat canggung. Ada banyak hal yang ingin dikatakan, tetapi terhalang oleh sesuatu yang lebih besar dari kata-kata. “Lila.” Galang mendekat dan menahan gerakan tangan Lila yang sedang memasukkan baju-bajunya ke dalam tas. “Kita perlu bicara, jangan kayak gini.”Lila be

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kebimbangan Adip

    “Enggak! Apa-apaan, nih? Kamu kira kostku tempat penampungan!” seru Salma. “Sal, tolong lah, malam ini aja, besok nggak lagi, kok!” Adip memohon. “Dip, kamu gila ya? Mana mungkin Salma mau kalau sama aku?” bisik Lila yang berdiri canggung di sampingnya. Terlebih, Salma menatapnya tidak bersahabat. “Sal, plis.” Adip meraih tangan Salma dan menggenggamnya, wajahnya memelas hingga membuat Salma hampir goyah, tapi gadis itu lekas menggelengkan kepala. Ya, dengan tidak tahu malu Adip meminta Salma menampung Lila untuk sementara waktu. Dan tentu saja Salma menolak mentah-mentah permintaan tersebut. Lagi pula, apa yang Adip harapkan dari reaksi Salma? Menerima mereka berdua? Tidak mungkin! “Nggak bisa! Kalau kamu doang boleh, tapi kalau sama dia aku nggak izinin!” putus Salma. Mendengar itu Lila mendecih sinis. “Orang gila. Kalau gue doang mah nggak bakal gue ngemis-ngemis ke elo!” kata Adip. Salma menatap Adip dengan tatapan terluka. Bagaimana mungkin cowok ini dengan entengn

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Frontal sekali mulutnya

    Dahi Lila berkerut dalam, “Gay? Apa aku nggak salah denger? M-maksud kamu apa, Dip? Jangan becanda kamu, ya!”Lila menunjuk wajah Adip dan menatapnya menuntut.Sementara Adip memalingkan wajah dengan mata terpejam frustasi sebab telah keceplosan dan membongkar rahasia tentang Galang yang selama ini dia simpan rapat-rapat. “Mampus! Bisa-bisanya gue keceplosan! Mulut sialan!” umpatnya dalam hati. “Dip,” Lila menarik kaos yang Adip pakai memaksa cowok itu menghadap ke arahnya. “Jelasin sama aku kenapa kamu bilang Galang gay!”Adip meringis tak enak, “Aku becanda, kok,” katanya berkilah.“Nggak mungkin!” seru Lila. “Kamu pasti bohong, kan? Kamu sahabat Galang sejak dulu! Mana mungkin kamu cuma becanda!”Adip kembali merutuk dalam hati, bimbang pula antara harus jujur atau kembali menyimpan rapat rahasia kelam itu. Namun, setan di telinga kirinya berbisik untuk mengatakan yang sejujurnya, jadi cowok itu menarik nafas dalam-dalam sebelum berkata, “Kamu gak salah denger, Galang memang dulu

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Adip keceplosan

    Adip menghentikan langkahnya, untuk sejenak dia terpaku di ambang pintu. Dia memejamkan mata untuk meredam amarah yang membuncah. “Lila, ayo!” ucapnya tanpa menoleh ke arah kedua orang tuanya. “Adip… Nggak usah,” Lila memandangnya ragu, gadis itu menggeleng tapi tidak mampu berkata tidak sebab wajah Adip tampak tak bersahabat. Terpaksa dia menyetujui dan mengikuti langkah Adip keluar dari rumah yang kini terasa seperti neraka bagi Adip. “Adip! Kembali! Beraninya kamu—” Damar menahan tangan istrinya ketika Rahayu akan mengejar kepergian Adip. “Buk! Sudah! Nggak usah dikejar! Biarkan dia merasakan bagaimana hidup tanpa campur tangan orang tua!” “Tapi, Yah, Adip—” “Ayah bilang nggak usah ya nggak usah! Kita lihat saja nanti, seberapa lama dia bisa bertahan tanpa uang dari ayah! Paling juga besok pagi balik!” Rahayu hanya bisa menghela nafas panjang menanggapinya. Memang betul apa yang Damar katakan, sudah berulang kali Adip bertingkah seperti itu. Tapi ujung-ujungnya juga t

  • Dekapan Hangat Pacar Sahabat   Kalau aku mati gimana?

    Adip memandang Lila yang masih menangis dalam pelukannya. Hujan tak mau berhenti mengguyur tanah, menyamarkan tangis dan luka hati gadis remaja itu. Bahkan, Lila tak mau di ajak pindah untuk mencari tempat berteduh. Jadi, terpaksa Adip ikut berdiri bersamanya sambil memayungi kepala Lila dengan kedua tangan.“Gimana kalau kita hujan-hujanan sambil naik motor?” ujar Adip. Lila mengangkat pandangannya dengan dahi berkerut dalam.“Kamu pulang dulu aja, Dip,” Lila kembali menunduk, “Aku masih mau di sini.”Adip menggeleng, “Ayo! Ikut!” Adip menarik paksa lengan Lila, dan menuntunnya menaiki motor. Lila menurut meski sedikit enggan. “Hujan-hujanan sambil naik motor lebih asik. Percaya sama aku!” kata Adip. Lila mendengus, cowok itu memang selalu punya cara untuk membuatnya menghilangkan rasa gundah.Sepanjang jalan yang sepi, motor mereka melaju pelan di bawah langit kelabu yang semakin petang. Kabut dingin menyelimuti, menyentuh kulit mereka berdua dengan lembut. Sementara Adip fokus men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status