Mendengar itu, wajah Janice semakin pucat. Karena teringat sesuatu, dia sontak mencengkeram lengan Landon. "Rensia, dia tahu semuanya."Sendok di tangan Landon jatuh ke dalam mangkuk, membuat bubur memercik ke selimut. Seketika, suasana terasa agak kacau dan menyedihkan."Janice, situasi Rensia agak khusus. Untuk saat ini, kita nggak bisa bertindak.""Itu keputusan Jason, 'kan? Jason yang memerintahkannya, 'kan?" tanya Janice dengan putus asa."Ya." Landon mengerutkan kening. Dia mencoba menenangkan Janice, tetapi tangannya langsung ditepis."Aku mau pergi dari sini," kata Janice dengan penuh penolakan."Ya, aku akan mengaturnya." Landon meletakkan mangkuknya, lalu berbalik meninggalkan ruangan.Di luar pintu, Zion berjalan cepat menghampiri Landon. "Pak, ada kabar dari Norman. Jason bilang ... rencana tetap berjalan seperti semula."Ekspresi Landon menjadi semakin suram. "Apa Jason menyebut soal Janice?"Zion memahami maksudnya. Dia menggeleng dengan canggung. "Nggak, Norman bilang Ar
Read more