Yoshua menghampiri Janice dengan raut muram. Sama seperti sebelumnya, dia berkata dengan nada terhina, "Janice, apa kamu juga mentertawakanku dalam hati? Pada akhirnya, lagi-lagi dia yang menang.""Yoshua, apa kamu selalu berprasangka buruk sama orang lain?" tanya Janice dengan dingin."Kamu ... kamu panggil aku apa?" ujar Yoshua. Dia tertegun menatap Janice."Yoshua," ulang Janice.Yoshua berucap, "Janice, jangan begini. Aku hanya ....""Waktu melihat syal di leherku, kamu berniat menggunakan masalah ini untuk menekan Paman, 'kan? Berhenti bilang kalau kamu menyukaiku, oke? Aku nggak tahan," potong Janice. Usai berkata begitu, dia langsung pergi.Sorot mata Yoshua menjadi sangat kelam. Dia mencekal pergelangan tangan Janice, mencegahnya pergi."Janice, jangan bicara seperti ini padaku. Kamu tahu gimana perasaanku padamu," ucap Yoshua.Janice berusaha melepaskan tangan Yoshua, tetapi cengkeraman pria itu malah kian erat. Masih ada banyak tamu yang berlalu-lalang. Berdebat dengan Yoshua
Baca selengkapnya