Share

Bab 259

Author: Danira Widia
"Kita bicarakan di dalam," sahut Jason.

"Nggak perlu, nggak ada yang bisa dibahas di antara kita," ujar Janice dengan keras kepala.

Jason menurunkan rokoknya dan mendekat dengan langkah pelan. Sosoknya perlahan terlihat lebih jelas, tetapi dia belum sepenuhnya meninggalkan kegelapan.

Jason berhenti di tengah koridor yang terang dan gelap. Kontras itu menonjolkan fitur wajahnya yang memesona. Dia mendongak, menunjukkan sorot matanya yang dalam.

Jason seperti binatang yang tertidur, tetapi selalu siap menerkam mangsanya. Biarpun Janice ingin berlagak kuat, tatapan Jason tetap membuatnya refleks menelan ludah.

Jason melirik arlojinya dan berkata, "Tetanggamu akan pulang kerja dalam beberapa menit. Kamu yakin mau bicara di sini?"

"Dari mana kamu tahu?" tanya Janice terkejut.

"Aku akan tahu kalau aku mau," sahut Jason dengan tenang.

Begitu kata-kata itu terlontar, terdengar bunyi lift turun. Sepertinya seseorang di lantai bawah baru menekan tombol lift. Jantung Janice sontak berdebar kencan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Endah Wati
lembek bek kayak krupuk kalau didepan Jason si Janice, tindas terus si Janice sampai jadi perkedel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 260

    Leher Janice terasa sakit. Kali ini Jason menggigitnya dengan kuat, seolah-olah sedang menghukumnya.Namun, Janice tidak berani bersuara. Dia hanya menarik napas dalam-dalam dan mengepalkan tangan untuk menahan rasa sakit itu.Tiba-tiba, Jason mengurai kepalan tangan Janice dan mengaitkan jari-jari mereka. Gigitan di lehernya juga menjadi lebih lembut.Janice tertegun selama beberapa detik, lalu ketukan tetangga di pintu segera menyadarkannya. Dia meronta dan berkata, "Lepaskan aku.""Syal," ucap Jason."Sudah kubuang," balas Janice."Janice, kamu tahu apa akibatnya kalau bohong padaku," bisik Jason dengan penuh intimidasi."Di dalam tas," ucap Janice dengan suara pelan.Kebohongannya yang terbongkar membuat leher Janice sedikit memerah. Bekas gigitan Jason menjadi lebih kentara dan menggoda. Dia terlihat menawan dengan kelopak mata terkulai dan bibir mengerucut.Janice menggeser tubuhnya dengan canggung, tetapi Jason menahan pinggangnya dengan erat."Jangan gerak," ujar Jason. Hangat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 261

    Dengan bukti kuat bahwa Howard telah memfitnah lebih dulu, tindakan kecil Malia dan Vania langsung dapat dijelaskan tanpa ragu. Akun Janice tiba-tiba dipenuhi komentar dari para netizen yang bersimpati.[ Kak, dengar-dengar kamu sahabat baik Malia. Kamu dikhianati ya? Jangan main sama dia lagi. ][ Aku coba susun kembali kronologinya. Kalau nggak ada orang yang bekerja sama dari dalam dengan Pak Howard, nggak mungkin batu safir itu bisa diganti. Kamu harus hati-hati. ][ Kak Janice, aku sebenarnya sudah lama mau bilang, Malia sering bertemu dengan Vania secara diam-diam. Kamu harus lebih waspada. ]Melihat komentar-komentar ini, Janice hampir tersenyum. Jason yang duduk di sebelahnya meletakkan cangkir tehnya dan bertanya dengan nada datar, "Kamu kelihatannya senang banget?"Janice langsung menyembunyikan senyumnya. Dia hampir lupa bahwa Jason masih ada di sini. Mengingat betapa Jason melindungi Vania, dia khawatir pria itu akan berpikir bahwa dialah yang sengaja memfitnah Vania."Jaso

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 262

    Kepala pelayan memandang Anwar dengan raut bingung. Dia bertanya dengan ragu, "Bukannya kita baru saja menarik orang-orang yang mengawasinya? Dia nggak main trik untuk hamil dan juga nggak mengejar-ngejar Tuan Jason.""Jason adalah anakku, aku mengenalnya. Dia berbohong," jawab Anwar dengan tegas.Kepala pelayan langsung mengangguk. Hanya saja, dia menimpali dengan ragu, "Di pesta perayaan Grup Hariwan hari ini, ada beberapa rumor yang tersebar. Katanya, ada yang lihat Tuan Yoshua saling tarik-menarik secara mencurigakan dengan Janice."Anwar mendengus dingin sebelum berucap, "Saat dia pertama kali datang ke Keluarga Karim, aku sudah nggak suka sama dia. Ternyata dia memang pembuat onar."Kepala pelayan membungkuk, lalu bertanya dengan suara pelan, "Kalau Janice ...."Anwar memicingkan mata dengan tajam, lalu berujar dengan dingin, "Lakukan seperti yang sudah aku instruksikan sebelumnya.""Baik, Tuan," balas si kepala pelayan.....Keesokan paginya, Janice terbangun dan bingung sesaat.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 263

    Janice menatap Malia dingin, lalu bertanya, "Kenapa? Kamu masih berpikir Vania akan menyelamatkanmu? Malia, biar kuberi tahu, sebenarnya kemarin kamu punya kesempatan untuk keluar dari masalah ini."Malia dengan emosi menarik lengan Janice. Dia mengguncangnya dengan keras sambil bertanya, "Apa ... apa maksudmu? Jelaskan padaku!"Janice menarik kembali lengannya dengan tegas dan menjelaskan dengan nada dingin, "Kesempatan pertama, aku sudah menolak saat kamu coba mengambil kartu kamar. Tapi kamu terlalu ingin mencari jalan pintas, jadi mencurinya secara diam-diam."Janice melanjutkan, "Kesempatan kedua, Vania berdiri tepat di depanku saat itu. Dia bahkan nggak sadar bahwa kamu nggak ada di sana. Kalau dia sedikit saja peduli padamu, dia pasti akan merasa ada yang nggak beres dan punya waktu untuk menghentikanmu.""Kesempatan ketiga, kamar yang aku pesan nggak terpencil. Ada tamu di kamar sebelah. Kamu cuma perlu berteriak, maka pasti ada yang datang menolong. Tapi, kamu nggak berani kar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 264

    Ketika Janice masuk ke kantor, dia segera menyadari bahwa Vania belum datang. Namun, beberapa rekan kerjanya berkumpul di satu tempat. Mereka sepertinya sedang membicarakan sesuatu. Begitu melihat Janice, mereka langsung melambai untuk menyapanya."Janice, langkahmu saat pesta kemarin benar-benar cerdas. Hebat banget!""Ya, akhirnya kita bisa melihat sisi asli Malia. Sungguh menyebalkan, aku dulu sempat merasa kasihan padanya sampai-sampai mentraktirnya makan.""Bukan cuma itu. Barusan, Keluarga Rockas mengeluarkan pernyataan resmi. Karena kesalahan Grup Hariwan, mereka memutuskan untuk mengakhiri kerja sama."Mengakhiri kerja sama? Janice terkejut. Dia segera mengeluarkan ponselnya untuk memeriksa berita tersebut. Sebelum dia sempat membuka aplikasinya, telepon dari Ivy masuk.Setelah menghindari rekan-rekannya, Janice menerima panggilan itu. "Halo, Bu."Ivy memberi tahu, "Janice, untung saja aku dengar nasihatmu untuk nggak berinvestasi dalam kerja sama dengan Grup Hariwan kali ini.

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 265

    Mendengar itu, ekspresi Andrew mulai melunak. Dia bertanya, "Kenapa Caitlin nggak kasih kabar sama sekali?""Tenang saja, Ayah. Aku punya cara supaya dia yang mendatangiku," jawab Vania dengan penuh keyakinan.Andrew memandangi putrinya, lalu menghela napas sebelum berucap, "Vania, jangan salahkan Ayah karena tega memukulmu. Pada akhirnya, semua ini juga demi kamu. Kalau Keluarga Tanaka stabil, kamu akan lebih terhormat ketika nikah sama Jason. Benar, 'kan?"Bagaimana mungkin Vania tidak menyadari maksud ayahnya? Setelah satu tamparan, sekarang dia diberi gula-gula. Hanya saja Vania tahu, kekayaan keluarga adalah syarat mutlak kalau dia ingin menikah dengan penuh kebanggaan."Aku mengerti," jawab Vania dengan tegas."Minta ibumu untuk bantu kamu bersiap. Siang ini, kamu kembali bekerja seperti biasa. Jangan sampai orang-orang berpikir kamu takut dan sengaja menghindar," pinta Andrew."Ya." Vania mengangguk tanpa berani membantah.Setelah Andrew pergi, Risma datang membawa alas bedak de

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 266

    Sebenarnya, setelah terlahir kembali dan bertemu dengan Jason lagi, Janice sadar bahwa kemampuan yang dimilikinya sama sekali tidak layak untuk bersaing dengannya.Janice hanya bisa mulai dari orang-orang di sekitarnya. Dia awalnya berpikir dengan langkah demi langkah, dia bisa membuka jalan untuk diri sendiri dan suatu hari bisa membalas dendam untuk Vega.Namun, ternyata Janice terlalu menilai tinggi diri sendiri. Ternyata setiap langkahnya berada dalam kendali Jason. Semua ini adalah kebohongan!Janice masuk ke taksi dengan hati yang hancur. Tubuhnya kaku seperti kayu. Setelah sopir memanggilnya beberapa kali, dia baru sadar."Nona, mau ke mana?""Jalan Mancar."Janice menyahut dengan lemah, menatap pemandangan yang mundur lewat jendela taksi. Dadanya terasa sesak. Pada akhirnya, matanya berkaca-kaca, membuat pandangannya menjadi kabur.Sebelum air matanya jatuh, Janice mengangkat tangannya dan menggigit punggung tangannya untuk menekan semua emosi yang tak seharusnya muncul.Sesamp

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 267

    Tracy dan Yoshua berdiri dengan kepala tertunduk di depan Anwar. Tidak ada lagi ekspresi puas seperti sebelumnya.Di sisi lain, berdiri Zachary dan Ivy dengan ekspresi agak masam. Ivy memberi isyarat mata kepada Janice dengan hati-hati.Janice segera menyerahkan kotak hadiah dan menyapa dengan sopan, "Kakek, maaf mengganggu hari ini. Ini hadiah yang kubeli, semoga kamu suka.""Hm, terima kasih." Anwar hanya melirik kotak hadiah itu tanpa terlalu peduli. Namun, dia cukup puas dengan sikap Janice yang tahu bagaimana seharusnya bersikap sebagai tamu.Anwar melambaikan tangannya ke kepala pelayan. Kepala pelayan pun menyerahkan hadiah itu kepada pelayan untuk disimpan. Dia bahkan malas untuk menanyakan isinya.Janice sudah memprediksi bahwa Anwar akan mengabaikannya seperti ini, jadi dia tidak merasa terkejut. Dia menunduk dan berdiri di samping Ivy, berperan sebagai orang yang tidak terlihat.Ruangan sunyi, suasana semakin tegang. Tiba-tiba, Tracy maju dan berlutut di depan Anwar. Sambil

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 733

    Di antara orang-orang yang bersimpati pada pemuda itu, sebagian besar berasal dari Kota Pakisa. Kabar menyebar dengan cepat dari mulut ke mulut, sehingga kini kerumunan orang mulai berdatangan ke kantor polisi untuk menuntut penjelasan. Melihat tatapan mereka sangat mengerikan, Naura melindungi Janice saat masuk ke kantor polisi.Saat melihat Zachary yang sudah menunggu bersama asistennya, Janice segera maju dan bertanya, "Paman, bagaimana keadaan ibuku?""Ibumu baik-baik saja, tapi Fenny tiba-tiba mulai menyakiti dirinya sendiri. Kabar itu sudah tersebar keluar, jadi publik sangat marah," jelas Zachary."Paman, tolong selidiki putranya Fenny. Aku curiga ada yang sengaja membantunya membangun citra ini," kata Janice."Ini ...." Mendengar perkataan Janice, Zachary menggigit bibirnya dan tidak langsung menjawab.Pada akhirnya, asistennya Zachary berkata dengan tidak berdaya, "Nona Janice, Pak Zachary sudah diskors perusahaan dan semua dananya juga sudah dibekukan Keluarga Karim.""Ini ..

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 732

    Saat keluar dari lift, Janice kebetulan bertemu dengan Naura.Naura menatap ke arah Janice terlebih dahulu, lalu melihat ke belakang Janice. "Eh? Mana abang pengawal itu?""Sudah pulang ke tempat Pak Landon," kata Janice dengan tenang.Naura berdecak, lalu mengeluh, "Hah? Mereka hanya menjagamu sehari? Pak Landon ini jadi pacar terlalu santai. Tapi, kalian benar-benar romantis, semalam juga nggak peduli aku yang ada di sebelah."Mendengar perkataan itu, ekspresi Janice terlihat curiga. Dia ingin menjelaskan pada Naura bahwa semalam dia tidak tidur di rumah, tetapi dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera mengeluarkan kunci untuk membuka pintu. Begitu pintu terbuka, dia dan Naura langsung tercengang karena hampir seluruh isi rumah Janice sudah diubrak-abrik dan hanya tinggal lantai saja yang utuh.Naura terkejut dan berkata, "Rumahmu dirampok? Jangan-jangan semalam .... Aku kira kalian sedang bermesraan. Kalau begitu, aku lapor polisi dulu."Setelah mengatakan itu, Naura mengeluarkan p

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 731

    Janice segera bangkit dari sofa, lalu merapikan pakaiannya sejenak setelah berdiri tegak. "Satu malam sudah berlalu."Mendengar perkataan itu, tangan Jason langsung terhenti dan tersenyum. "Sekarang kamu bahkan malas berbohong padaku."Melihat Janice hanya terdiam, Jason pun berdiri dan berkata, "Sarapan dulu baru pergi saja.""Nggak perlu, aku nggak lapar," jawab Janice.Namun, perut Janice tiba-tiba berbunyi sampai dia segera menutupi perutnya dengan tas karena malu.Pada saat itu, bel pintu berbunyi. Setelah berbunyi tiga kali, Norman baru membuka pintu dan masuk. Melihat dua orang yang berdiri di dalam, dia sempat tertegun sejenak dan bertanya-tanya apakah dia datang di waktu yang salah lagi. Padahal tadi dia sudah sengaja menekan bel terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam. "Pak Jason, Nona Janice, selamat ... pagi."Saat Janice tidak fokus, Jason langsung mengambil tasnya. Melihat Jason meletakkan tasnya di kursi, dia hanya bisa duduk dengan patuh.Norman meletakkan satu per satu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 730

    Masih pura-pura tidak tahu.Janice memejamkan mata rapat-rapat, bibirnya terkatup kuat.Beberapa detik kemudian, film langsung melompat ke bagian akhir yang penuh tarian dan nyanyian. Irama musiknya ceria dan menggembirakan.Janice diam-diam membuka satu mata, memastikan bahwa layar sudah aman. Kemudian, dia baru membuka matanya sepenuhnya.Harus diakui, adegan tarian dalam film musikal ini memang indah. Warna keemasan berkilau, air mancur yang menyala, kelopak mawar merah berserakan di tanah, dan para wanita cantik dengan pakaian mewah menari sambil menyanyi. Semuanya kontras dengan adegan sebelumnya.Janice refleks menoleh ke arah pria di sampingnya, tidak menyangka Jason masih menatapnya. Tatapan mereka bertemu dari jarak dekat. Sedikit saja dia bergerak, bibir mereka bisa langsung bersentuhan.Janice kaget. Saat dia mencoba menghindar dengan menyandar ke belakang, dia malah jatuh dari sofa.Jason langsung menangkapnya dan menariknya kembali. Gerakan itu membuat mereka berdua terjat

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 729

    Namun, hal itu tetap tak bisa menyembunyikan pesona khasnya.Tangan Jason menyusuri rambut Janice dengan gerakan lembut, membuatnya merasa diperlakukan dengan penuh hati-hati.Tanpa sadar, Janice bahkan tidak tahu kapan suara pengering rambut itu berhenti. Saat pikirannya kembali, dia baru sadar Jason membawanya keluar dari kamar utama.Dia tak mengerti apa yang sedang direncanakan pria itu, sampai dia melihat tiga hidangan rumahan di atas meja makan.Jason menarik kursi untuknya, menyajikan sepiring nasi hangat di depan Janice. "Masakanku biasa saja, makan seadanya."Janice tidak tahu harus berkata apa, akhirnya hanya mengangguk pelan. "Hm."Dia tahu Jason bisa masak sedikit, tetapi dia hanya pernah mencicipi mie dan sandwich buatannya yang gagal.Hidangan di depan mata ini memang tak seindah buatan koki Keluarga Karim, tetapi tetap terlihat menggugah selera.Janice mencicipi telur orak-arik tomat. Ternyata enak. Tanpa sadar, dia memuji, "Enak.""Masih ada di panci.""Masih ada?" Jani

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 728

    Janice berjalan dalam keadaan linglung sepanjang perjalanan, hingga akhirnya dia masuk ke rumah yang hangat. Saat itu, dia mulai tersadar kembali. Melihat tangannya yang masih digenggam oleh Jason, dia segera menariknya seolah-olah tersengat listrik.​Dengan wajah dingin, dia berkata, "Jason, kamu nggak perlu melakukan ini. Aku nggak akan setuju untuk mendonorkan hatiku!"Jason berhenti melangkah, menatapnya tanpa ekspresi, lalu perlahan mendekatinya. Janice mundur selangkah demi selangkah hingga punggungnya menempel pada dinding kaca yang dingin.​Tubuh Jason basah kuyup, kemejanya menempel pada otot-ototnya yang tegang, memancarkan kekuatan yang tak terbantahkan.​"Kalau aku butuh hatimu, sekarang kamu sudah di rumah sakit," kata Jason sambil mendekat.Janice segera mengangkat tangan untuk menahan. "Jangan seperti ini!"Yang terdengar hanya suara klik. Seluruh rumah menjadi terang benderang.​ Ternyata Jason hanya menyalakan lampu.Dengan tangan menempel pada dinding kaca, Jason berta

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 727

    Jadi, begitu kenyataannya.Mata Janice yang indah membelalak karena kaget dan takut. Hujan yang tertiup angin membasahi bulu matanya yang panjang, lalu menetes masuk ke mata. Semu dan kabur.Anwar menatapnya dingin. "Janice, dunia ini nggak pernah peduli pada keinginanmu."Begitu kata-kata itu diucapkan, dia menutup jendela mobil. Sopirnya perlahan menginjak gas dan mobil pun melaju pergi.Janice terdiam, tak menyangka Anwar akan membiarkannya begitu saja. Namun, dia segera sadar, dirinya terlalu naif.Begitu mobil Anwar meninggalkan lokasi, lampu sebuah mobil di seberang jalan tiba-tiba menyala. Dari dalam, keluar tiga pria bertubuh tinggi dan kekar.Janice baru sadar, dia sudah diawasi sejak tadi. Alasan kenapa Anwar pergi dulu baru menyuruh orang bertindak karena dia tidak ingin dirinya terseret secara langsung.Janice langsung merasa dadanya sesak. Tanpa peduli pada hujan, dia langsung berlari secepat mungkin.Namun, tiga pria itu seperti sudah tahu ke mana dia akan lari. Mereka se

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 726

    Begitu membahas tentang Ivy, Janice akhirnya berhenti melangkah.Anwar memang punya kemampuan untuk menyelamatkan Ivy, tetapi Janice tahu pria tua itu pasti datang dengan maksud tertentu.Janice menarik napas panjang, lalu perlahan berbalik. "Kalau ada yang mau dibicarakan, bicaralah langsung. Nggak usah mutar-mutar."Anwar menatapnya sejenak, lalu langsung berkata terus terang, "Aku butuh satu hal dari tubuhmu."Tubuh? Janice menunduk, menatap dirinya sendiri. Apa yang berharga darinya? Barang-barang yang dimilikinya bahkan tidak sebanding dengan mobil Anwar.Dia sungguh tidak mengerti apa yang dimaksud Anwar. Dengan bibir terkatup rapat, dia bertanya, "Hal apa?"Tatapan tajam Anwar menyapu tubuh Janice. "Setengah dari livermu."Janice terdiam, sempat berpikir dirinya sedang berhalusinasi. Liver? Bisa diminta begitu saja?Angin sore berembus dingin, membuat Janice menggigil dan langsung sadar. Dia mundur, menjauh dari mobil."Untuk apa kamu butuh liverku?""Untuk Rachel," jawab Anwar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 725

    Dia bahkan menirukan suara perempuan itu. "Kak Norman, maaf, aku salah kirim, jangan dilihat ya ...."Norman dan Arya langsung merinding."Kak Norman, ajarin dong, gimana caranya bikin cewek kirim uang dalam satu menit?" Usai berbicara, Zion meninju ringan dada Norman.Norman menahan napas. Apa Zion tidak tahu betapa keras pukulannya? "Dasar gila."Norman menerima uang itu, lalu langsung menghapus kontak si perempuan. Tindakannya sangat cepat dan tegas.Arya bengong. "Hah? Kamu langsung hapus? Kamu nggak rugi sama sekali lho! Sudah liat fotonya, dapat duit pula!""Mau direkomendasikan ke kamu?""Eh, jangan! Aku nggak sanggup. Mending kasih ke Zion saja, dua-duanya genit, pasti cocok." Arya menunjuk Zion.Zion menikmati teh sambil selonjoran. "Aku sukanya yang tinggi semampai kayak aku.""Gila." Norman menjelaskan, "Pak Jason sempat bilang bakal ada yang hubungin aku buat balikin uang. Sepertinya dia orangnya."Ketiganya sedang asik minum teh saat seorang pengawal tiba-tiba masuk dan me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status