Share

Bab 266

Author: Danira Widia
Sebenarnya, setelah terlahir kembali dan bertemu dengan Jason lagi, Janice sadar bahwa kemampuan yang dimilikinya sama sekali tidak layak untuk bersaing dengannya.

Janice hanya bisa mulai dari orang-orang di sekitarnya. Dia awalnya berpikir dengan langkah demi langkah, dia bisa membuka jalan untuk diri sendiri dan suatu hari bisa membalas dendam untuk Vega.

Namun, ternyata Janice terlalu menilai tinggi diri sendiri. Ternyata setiap langkahnya berada dalam kendali Jason. Semua ini adalah kebohongan!

Janice masuk ke taksi dengan hati yang hancur. Tubuhnya kaku seperti kayu. Setelah sopir memanggilnya beberapa kali, dia baru sadar.

"Nona, mau ke mana?"

"Jalan Mancar."

Janice menyahut dengan lemah, menatap pemandangan yang mundur lewat jendela taksi. Dadanya terasa sesak. Pada akhirnya, matanya berkaca-kaca, membuat pandangannya menjadi kabur.

Sebelum air matanya jatuh, Janice mengangkat tangannya dan menggigit punggung tangannya untuk menekan semua emosi yang tak seharusnya muncul.

Sesamp
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 267

    Tracy dan Yoshua berdiri dengan kepala tertunduk di depan Anwar. Tidak ada lagi ekspresi puas seperti sebelumnya.Di sisi lain, berdiri Zachary dan Ivy dengan ekspresi agak masam. Ivy memberi isyarat mata kepada Janice dengan hati-hati.Janice segera menyerahkan kotak hadiah dan menyapa dengan sopan, "Kakek, maaf mengganggu hari ini. Ini hadiah yang kubeli, semoga kamu suka.""Hm, terima kasih." Anwar hanya melirik kotak hadiah itu tanpa terlalu peduli. Namun, dia cukup puas dengan sikap Janice yang tahu bagaimana seharusnya bersikap sebagai tamu.Anwar melambaikan tangannya ke kepala pelayan. Kepala pelayan pun menyerahkan hadiah itu kepada pelayan untuk disimpan. Dia bahkan malas untuk menanyakan isinya.Janice sudah memprediksi bahwa Anwar akan mengabaikannya seperti ini, jadi dia tidak merasa terkejut. Dia menunduk dan berdiri di samping Ivy, berperan sebagai orang yang tidak terlihat.Ruangan sunyi, suasana semakin tegang. Tiba-tiba, Tracy maju dan berlutut di depan Anwar. Sambil

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 268

    Janice sama sekali tidak menyangka Tracy akan tiba-tiba menyerbu ke arahnya. Dia pun kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai.Tangannya secara naluriah menahan tubuhnya, jadi telapak tangannya langsung menekan pecahan cangkir yang dipecahkan oleh Anwar tadi.Rasa sakit langsung menyebar ke seluruh tubuhnya, membuat Janice kehilangan kemampuan untuk melawan. Dia hanya bisa membiarkan Tracy menyeretnya.Ivy sontak tersadarkan. Dia langsung berlari untuk menarik Tracy. "Lepaskan putriku!"Namun, Tracy yang sekarang hanya berpikir untuk membela Yoshua. Dia punya kekuatan yang luar biasa!Tracy menarik syal Janice dengan kuat, lalu berteriak dengan tajam, "Ayah, lihat! Aku punya bukti! Aku akan buktikan kalau dia selalu menggoda Jason selama ini!"Syal yang mengencang itu membuat Janice sulit bernapas. Ketika dia merasa tercekik, Zachary akhirnya berhasil menarik Tracy yang gila itu. Pada saat yang sama, syal itu juga terlepas darinya.Ivy buru-buru melindungi Janice dan bertanya dengan

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 269

    Saat ini, Tracy sudah mencari ke seluruh permukaan syal, tetapi tidak menemukan inisial J yang disulam dengan benang emas."Ini nggak mungkin! Pasti ada di sisi lainnya!"Tracy memeriksa kembali, menyusuri kain itu sebanyak tiga kali. Namun, tetap tidak menemukan bukti yang diinginkannya.Anwar mulai kehilangan kesabarannya. "Sudah ketemu?"Tracy tampak panik. Dia terus memeriksa, "Aku pasti bisa menemukannya! Pasti ada di syal ini!""Kak Tracy, apa ini yang kamu cari?"Jason mengeluarkan sebuah syal dari bawah mantel. Di atasnya terlihat jelas inisial J yang disulam."Gimana bisa begini? Ini nggak mungkin!" Tracy menatap Jason dengan tidak percaya.Jason meletakkan syal itu di sandaran kursi, lalu berucap dengan dingin, "Semua orang tahu syal ini sangat penting bagiku. Mana mungkin aku memberikannya kepada orang lain secara sembarangan?"Janice merasa seperti ada yang mengamatinya. Namun, ketika dia mendongak sedikit, tidak ada apa-apa di depannya.Tracy merasa dirinya telah dipermalu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 270

    Janice merasa sesak. Saat dia menyadari tatapan aneh dari Yoshua, semua sudah terlambat. Yoshua telah memberi isyarat mata kepada Tracy.Saat Janice menarik syalnya, Tracy sontak menariknya, membuat Janice kehilangan keseimbangan dan terjatuh.Meskipun akhirnya Janice bisa menstabilkan tubuhnya, bekas gigitan di lehernya terpampang jelas di depan Anwar.Tracy menahan tangan Janice, lalu menunjuk bekas gigitan itu dan berkata, "Ayah, lihat! Aku nggak bohong! Ini adalah bukti dia punya hubungan dengan Jason! Ini jelas bekas gigitan pria!"Janice langsung menutup lehernya dengan tangan dan membantah, "Bukan! Ini nggak ada hubungannya dengan Paman!""Kamu terus bilang nggak ada hubungannya. Kalau begitu, kenapa kamu tidur dengan Jason hari itu? Jangan bilang itu cuma kecelakaan. Kami tahu isi hatimu dengan jelas! Kamu dan ibumu sama saja! Sama-sama mengincar pria kaya!"Tracy semakin emosional sehingga menyeret Ivy ke dalam masalah ini. Saat melihat Zachary hendak berdiri, Janice segera be

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 271

    Anwar duduk dengan ekspresi tenang tanpa mengatakan apa pun. Namun, tatapannya yang tajam tertuju pada Jason. Dia menunggu Jason memberi tanggapan.Janice menunduk, melihat telapak tangannya yang berdarah. Namun, dia tidak merasakan sakit. Ini karena dia sudah cukup menderita dan cukup terpojok.Meskipun demikian, serangan mematikan tetap datang. Jason melirik Janice dengan tatapan yang dalam. Ekspresinya datar tanpa kelembutan sedikit pun. "Itu bukan urusanku."Luka di telapak tangan terus menggosok jaket wol. Serpihan kecil yang tertinggal semakin masuk ke dalam daging, tetapi Janice sudah mati rasa.Yoshua merangkul Janice yang kaku, lalu tersenyum sambil berucap, "Terima kasih atas restunya, Paman."Jika ada orang luar yang melihat, mereka mungkin berpikir bahwa Yoshua memiliki perasaan yang mendalam terhadap Janice. Namun, hanya Janice yang tahu bahwa kata-katanya itu hanya untuk mengalahkan seseorang. Sayangnya, Yoshua salah besar. Jason sama sekali tidak peduli padanya.Pandanga

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 272

    Pisau buah itu diambil Janice dari nampan buah di meja ruang tamu. Dia punya firasat bahwa Jason akan datang. Sesuai dugaannya, Jason datang. Namun, pisau Janice berhasil ditahannya.Jason menjepit mata pisau dengan mudah. Tidak peduli sekuat apa Janice mendorong, usahanya tetap sia-sia.Mata Janice memerah. Terlihat kebencian yang membara di matanya. Namun, wajahnya pucat pasi. Hanya bibirnya yang merah karena digigit dengan kuat.Jason menatapnya dengan tatapan suram. Ketika Janice hendak menyerah, pisau buah itu malah menggores telapak tangan Jason. Darah seketika mengucur.Janice tertegun. Jason hanya bertanya dengan tenang, "Gimana rasanya?""Dasar gila! Kamu memang gila!" Janice melemparkan pisau buah itu dan berbalik untuk pergi. Namun, pria di belakangnya sontak meraih leher belakangnya dan membalikkan tubuhnya.Jason mendekapkan Janice ke pelukannya, lalu menciumnya dengan ganas. Janice terbelalak sambil memukul Jason. Namun, Jason sama sekali tidak peduli, bahkan ciumannya me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 273

    Lukanya terlihat cukup mengerikan.Janice masih mencoba untuk melawan, tetapi Jason menarik paksa tangannya. Lengan kekar Jason melingkar di belakang tubuhnya untuk membatasi gerakannya."Jangan gerak. Kamu nggak mau tanganmu lagi?" Suara berat yang disertai napas panas itu mengenai telinga Janice. Jason sama sekali tidak memberinya ruang untuk melawan.Demi tangannya, Janice akhirnya diam. Sejak meninggalkan rumah Keluarga Karim, lukanya terasa sangat sakit. Bahkan, dia tidak mendengar apa yang dikatakan Ivy kepadanya lagi.Jason mengambil cairan salin dari kotak P3K. Dengan suara rendah, dia berucap, "Tahan sedikit."Sebelum Janice sempat bereaksi, Jason sudah mulai membersihkan lukanya. Rasa sakit itu membuat bulu kuduknya meremang. Jari tangannya sampai bergetar.Rasanya seperti ada sesuatu yang merayap-rayap di dalam dagingnya. Janice tidak tahan dan ingin menarik tangannya, tetapi Jason menggenggamnya dengan semakin kuat.Saat berikutnya, Janice merasakan sensasi aneh di sekitar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 274

    Sebelum Jason menyelesaikan ucapannya, Janice sontak melawan dengan sekuat tenaga. Seluruh kekesalan dan kebenciannya seolah-olah meledak. Dia tidak peduli pada apa yang ingin dikatakan Jason. Dia hanya ingin pergi dari sini."Paman, nggak usah bahas soal ini denganku. Aku nggak peduli! Aku nggak peduli pada Yoshua, apalagi kamu! Aku sudah muak!" pekik Janice yang sama sekali tidak menyadari aura berbahaya yang dipancarkan oleh Jason. Tatapan Jason benar-benar suram. Dia menahan dagu Janice, lalu mengangkatnya dengan kuat. "Nggak peduli?"Di bawah tatapan Jason, Janice tetap bergetar ketakutan. Setelah menggertakkan giginya, dia baru mengangguk. "Ya! Aku ... um!"Tanpa memberi Janice kesempatan untuk berpikir ataupun menyelesaikan ucapannya, Jason sontak menekan dagunya dan menciumnya.Janice mengangkat tangan untuk melawan, tetapi Jason malah menahan tangannya di jendela mobil. Semakin digenggam semakin erat. Telapak tangan Janice terasa sakit kembali. Jason sengaja, dia memang ingin

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 520

    Janice menatap punggung Jason yang menjauh. Tatapannya tiba-tiba menjadi dingin, meskipun ekspresinya tidak menunjukkan keterkejutan sedikit pun.Dia memandang langit yang kelabu, senyuman pahitnya terasa begitu hampa. Akhirnya, semua berjalan seperti yang dia duga.Di kehidupan sebelumnya, kecelakaan Ivy dan Zachary pasti berkaitan dengan kerja sama ini. Jason telah membohonginya.Dia bilang kecelakaan itu terjadi karena Ivy dan Zachary membantunya mencari bukti kejahatan Vania. Padahal, itu hanya cara untuk mengalihkan perhatiannya.Dengan demikian, dia tidak menyadari bahwa suami misterius yang dinikahi Elaine adalah Zachary, juga tidak memperhatikan bahwa Jason langsung menjalin kerja sama besar dengan Elaine setelah kecelakaan itu.Sebenarnya, semua tanda sudah ada sejak awal. Vania sama sekali tidak pernah menyebut soal kecelakaan itu di hadapannya.Dengan kepribadian Vania yang bermuka dua, jika dia tahu sesuatu sebesar ini, dia pasti akan menggunakan kesempatan itu untuk menyak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 519

    Selesai makan, Janice berdiri dan bersiap pergi. Namun, Rachel tiba-tiba menggamit lengannya dengan akrab. "Janice, kenapa tiba-tiba mau menikah dengan Thiago? Aku kira kamu dan kakakku ....""Nggak, kamu sudah salah paham." Janice langsung memotong perkataannya, tidak ingin Rachel mengaitkan masalah ini dengan Landon.Rachel melirik ke sekeliling, lalu menarik Janice ke sudut ruangan. "Janice, meskipun Thiago bukan pria yang buruk, menurutku ibunya kurang baik. Saat menikah, kamu bukan hanya menikahi pria itu, tapi juga keluarganya.""Pikirkan baik-baik. Setidaknya cari seseorang seperti kakakku atau Jason. Kamu juga nggak kalah dari mereka kok."Mendengar itu, hati Janice terasa semakin getir. Kadang, dia berharap Rachel bisa menyombongkan diri dengan bangga, sehingga Janice bisa menemukan alasan untuk menjauh darinya atau bahkan membencinya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.Seorang anak yang tumbuh dalam kasih sayang, meskipun tidak sempurna, tetap akan ada orang yang memujiny

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 518

    Saat Janice kembali ke meja makan, matanya merah dan bengkak. Siapa pun yang melihatnya pasti tahu bahwa dia baru saja menangis.Rachel segera meletakkan sendoknya dan menyerahkan selembar tisu. "Janice, ada apa?"Janice menggenggam tisu itu, lalu berkata dengan menahan diri, "Nggak apa-apa, sabun cuci tangan terciprat ke mataku tadi."Mendengar itu, Elaine melirik mata Janice yang memerah dan bengkak, lalu tersenyum sinis. Sambil menyeruput supnya, dia melirik Penny dengan penuh arti.Penny meletakkan sendoknya, lalu merapikan mantel bulu di bahunya. Dia menatap Janice dengan ekspresi penuh belas kasih. "Janice, kami sudah berdiskusi dengan Jason dan yang lainnya. Minggu depan kalian akan menikah. Nggak perlu acara yang terlalu mewah."Janice mengangkat matanya perlahan, lalu menatap Jason dengan dingin. "Nggak perlu kasih tahu aku.""Bagus kalau kamu mengerti. Seorang wanita harus mengikuti dan mematuhi suaminya. Wanita zaman sekarang terlalu dimanjakan, seharusnya diajari untuk patu

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 517

    Rupanya begitu. Bulu mata tebalnya menutupi kilatan di matanya, lalu dia menyahut dengan suara dingin, "Aku nggak suka."Akhirnya, Rachel memesan ronde. Thiago sudah tiga kali mendesak, barulah pelayan mengutamakan untuk mengantarkan pesanan mereka.Rachel membagikan ronde itu kepada semua orang, kecuali Janice. Setelah mencicipi sesendok, dia mendekat ke Jason dan berkata, "Nggak seenak yang kamu beli.""Hm." Jason hanya menanggapi dengan datar.Janice tetap terlihat tenang, tetapi Penny yang duduk di seberang tampak kurang puas. "Janice, kamu harus makan lebih banyak daging. Kalau nggak, gimana bisa melahirkan nanti? Nih, ini potongan yang berlemak. Aku ambilkan untukmu. Jangan bilang keluarga kami nggak memperlakukanmu dengan baik."Janice mengernyit. "Nggak perlu."Namun, Penny sama sekali tidak mendengarkannya. Dia langsung mengambil sepotong besar daging berlemak dan berminyak, lalu menaruhnya ke piring Janice.Thiago meliriknya dari samping. "Dengar kata ibuku."Janice menggigit

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 516

    Mendengar suara itu, Thiago segera melepaskan tangan Janice, lalu merapikan jasnya sebelum bangkit dengan senyuman ramah. "Bu Rachel, sudah lama nggak bertemu.""Thiago?" Rachel terlihat agak terkejut.Kemudian, dia sedikit memiringkan tubuhnya untuk memperkenalkan kepada orang di belakangnya, "Saat aku menjalani perawatan di luar negeri, Thiago juga dirawat di rumah sakit karena cedera. Kami menjadi teman. Tak disangka, kami bertemu lagi."Saat itulah, Janice baru menyadari bahwa Rachel tidak datang sendirian. Jason dan Elaine juga ada di sana.Dia perlahan mengangkat pandangannya, tepat bertemu dengan tatapan Jason, seperti menatap ke dalam jurang yang dalam dan tak berujung.Wajah Jason tetap tanpa ekspresi, tetapi aura dinginnya membuat orang merasa seolah-olah jatuh ke dalam gua es.Thiago dan Penny juga melihat Jason. Mereka buru-buru mengangguk memberi salam. "Pak Jason.""Hm." Jason hanya merespons dengan suara dingin, tanpa menunjukkan emosi.Janice mengangguk ringan sebagai b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 515

    Meskipun tidak sebanding dengan Keluarga Karim, Keluarga Tandiono cukup terkenal di bidang pelayaran. Hanya saja, Keluarga Tandiono telah lama menetap di luar negeri dan tidak memiliki hubungan bisnis dengan Elaine.Jika Elaine begitu meremehkannya, lalu kenapa dia memperkenalkan keluarga seperti ini padanya?Penny mendongak saat mendengar suara Janice, menatapnya dari atas hingga bawah dengan teliti. Bukan hanya sekali, tetapi berkali-kali, seolah-olah sedang menilai barang dagangan.Beberapa saat kemudian, dia berdecak pelan. "Wajahnya lumayan, tapi terlalu kurus. Thiago adalah satu-satunya penerus keluarga kami di generasi keempat. Kamu bisa melahirkan anak laki-laki nggak?"Mendengar itu, Janice melirik Thiago. Tatapan pria itu tetap aneh. Bukan seperti pria yang sedang menilai wanita, tetapi jelas dia sedang mengamati dirinya dari ujung kepala hingga kaki. Ada perasaan tidak nyaman yang mendalam, membuatnya sulit ditebak.Jika Penny tidak menyukainya, Janice punya alasan untuk Ela

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 514

    Begitu Norman selesai bicara, Jason membuka pintu dan keluar.Ketiga orang itu berpandangan.Arya merasa lucu. "Kamu diusir?"Jason mengernyit. "Dia mau tidur."Arya menahan tawa. Siapa yang akan percaya alasan buruk seperti itu?Jason meliriknya. "Awasi dia, jangan biarkan dia berbuat macam-macam."Mendengar itu, Arya langsung paham bahwa Jason sudah mengetahui sebagian besar situasinya. Namun, soal Ivy, dia pasti belum tahu.Arya ragu sejenak sebelum bertanya, "Gimana kalau orang lain yang macam-macam?"Tatapan Jason sontak menjadi dingin. "Grup Karim dan Grup Hartono akan segera bekerja sama. Nggak boleh terjadi kesalahan."Arya terdiam, hanya mengangguk tanpa berkata lagi. Kadang, dia mengagumi ketenangan Jason. Kadang, dia juga merasa prihatin dengan sikap dinginnya.Mungkin Janice benar. Jason memang ditakdirkan menjadi raja yang berkuasa, sedangkan cinta hanyalah hiasan yang tidak penting.Pada saat itu, Arya merasa bersyukur karena Janice bisa melepaskan diri lebih cepat. Jadi,

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 513

    Janice mencium aroma manis itu. Tiba-tiba, tatapannya menjadi serius dan perasaan yang sulit diungkapkan muncul di hatinya.Di depan, pria dingin dan angkuh itu berdiri di bawah cahaya lampu dengan tatapan membara yang tertuju padanya.Janice mengalihkan pandangannya, ekspresinya tetap sedingin tadi. "Aku nggak suka. Kalian bawa pulang saja."Norman melirik Jason dengan ragu. Jason maju, mengambil termos makanan dari tangan Norman, lalu duduk di tepi tempat tidur.Dengan jari yang panjang, dia mengaduk isi termos dengan sendok kecil, lalu menyodorkannya ke mulut Janice."Makan.""Nggak mau.""Aku bisa menyuapimu, tapi tanpa sendok." Jason mengucapkan kalimat tak tahu malu itu dengan wajah datar."Kamu ....""Aku nggak tahu malu," sela Jason.Janice menggertakkan giginya, merebut sendok itu, dan menunduk untuk makan. Meskipun tidak ingin mengakuinya, koki Keluarga Karim memang setara dengan koki bintang lima. Ronde ini sederhana, tapi sangat autentik.Manisnya pas di lidahnya, dengan ar

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 512

    Punggung tangan Janice tersentuh sesuatu yang panas. Dia refleks menariknya, tetapi genggaman pria itu justru semakin erat. Cengkeramannya seolah-olah ingin menghancurkannya.Janice mengernyit, berusaha melepaskan diri. Ketika dia ingin bicara, matanya tertuju pada perban di tangan Jason.Dia tertegun sejenak, lalu mengangkat kepalanya dan langsung bertemu dengan tatapan hitam pekat pria itu. Cahaya lampu yang hangat jatuh di sudut mata Jason, tetapi tak sedikit pun melembutkan ekspresinya.Janice menatapnya lekat-lekat, "Jason, ada urusan lain? Kalau Keluarga Karim merasa aku harus menerima sisa sembilan cambukan itu, aku bisa kembali sekarang, asalkan aku bisa terlepas dari keluarga ini.""Kamu harus bicara seperti itu padaku?" Jason menatapnya, suara dinginnya mengandung emosi yang sulit ditebak.Janice tertawa sinis. "Memangnya kita sedekat itu?" Dia menghindari tatapan Jason dengan dingin, ingin menjauh darinya.Melihat Janice yang begitu dingin dan menghindarinya, emosi Jason yan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status