Malam itu, di rumah baru kami yang mewah, aku berdiri di dapur, menyiapkan makan malam sederhana. Tapi pikiranku terus melayang ke peristiwa tadi siang di Mal Srikandi. Suara pria itu, amplop besar yang diserahkan ke Andi dan cara mereka berbicara, semuanya terasa janggal.Aku menatap Andi yang sedang duduk di ruang tamu, membaca sesuatu di ponselnya. Dia terlihat tenang, seolah-olah tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi aku tahu, ada sesuatu yang dia sembunyikan dariku.“Mas, aku mau tanya,” ucapku sambil membawa dua piring nasi ke meja makan.Andi menoleh, lalu tersenyum. “Tanya apa, Git?”Aku meletakkan piring di hadapannya, lalu duduk di seberangnya. “Tadi siang, aku lihat kamu di gudang. Kamu lagi ngobrol sama seseorang. Dia ngasih amplop ke kamu. Itu tentang apa, Mas?”Wajah Andi sedikit berubah, tapi dia cepat-cepat menutupi reaksinya dengan tersenyum. “Oh, itu? Itu cuma laporan stok barang, Git. Biasa, urusan kerja.”Aku mengerutkan kening. “Tapi kenapa dia manggil kamu kay
Last Updated : 2025-01-04 Read more