Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Pengantin Pria Pengganti : Chapter 151 - Chapter 160

188 Chapters

Bab 151. pertemuan Wulan dan Evelyn

Di Tengah-tengah penantian kedatangan keluarga Brahmana itu, yang disertai rasa berdebar di hati mereka tiba-tiba ponsel yang ada di saku Evelyn bergetar. Ia melihat ternyata itu isi pesan chat dari Rayyan.[Kami sudah meluncur ke rumahmu. Ada Kakek, Nenek, Paman, Bibi dan juga Ibuku.]“Astaga ibu! Bagaimana ini? Mereka benar-benar akan datang. Sekarang sudah ada di jalan menuju kemari!” Evelyn langsung berteriak pada Ibunya.“Aduh, bagaimana ini? Ibu kok jadi tegang sekali ini, Evelyn? Dada Ibu jeduk-jeduk nggak karuan rasanya.” Laras sangat gugup, sampai dia mengambil tangan Evelyn dan menaruhnya di dadanya. Evelyn bisa merasakan jika jantung Ibunya memang berdebar kencang.“Sebenarnya bukan hanya Ibu, aku juga iya.” Evelyn pun mengambil tangan Laras dan meletakkan di dadanya.Dua orang itu sama-sama berdebar jantungnya. Berbeda sekali dengan Nenek Limanto yang duduk dengan manis dan penuh senyum kebahagiaan karena menanti kedatangan keluarga Brahmana.Evelyn melirik Neneknya, ada r
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 152. Lamaran untuk Evelyn

Kemudian terdengar Rayyan berdehem kecil dan membuka suara untuk memecah keheningan yang ada diantara mereka. Dia belum kepada intinya melainkan terlebih dahulu bertanya pada Evelyn dan Neneknya, karena dari sepintas mata memandang sepertinya semua orang yang ada di sana merasakan penasaran akan kisah bagaimana awal mulai pertemuan Nenek dan Evelyn bisa terjadi.“Ini tadi ceritanya bagaimana? Kalian sudah saling mengenal, begitu?” Pertanyaan Rayyan tentu tertuju pada Neneknya sekaligus untuk Evelyn.Dua orang yang ditanya itu saling menatap dan kemudian mengulas senyuman. Wulan menjawab dengan bangga, menceritakan tentang pertemuan mereka. Waktu itu ada Azura, tetapi dia tidak sempat melihat siapa gadis yang sudah menolong ibunya. Tapi dia membenarkan omongan Wulan.Evelyn juga mengangguk, mengingatkan pada Rayyan saat dia menanyakan memar yang ada di dahinya tempo lalu.“Ooh…” Rayyan mengangguk-angguk. Waktu itu dia sempat marah pada Evelyn yang ceroboh, yang telah mengabaikan kesela
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 153. Mereka semua bahagia

Sementara itu tatapan Wulan masih terus terpaku menatap Evelyn, dari raut wajahnya ia terlihat begitu bahagia. Sementara Evelyn masih menunduk malu.Sedangkan Arumi karena dirinya masih belum seberapa dekat dengan menantunya itu, jadi dia hanya sesekali melemparkan senyuman ramah saja pada Evelyn. Meskipun dalam hati, dia pun sangat setuju dengan pilihan Rayyan ini. Dimatanya menantunya itu bukan hanya sekedar cantik, imut dan manis, tapi juga karena ternyata Mamanya sudah menyukai pilihan dari putranya dan yang terpenting adalah, putranya juga sangat mencintai gadis ini.Arumi yang sejak tadi diam dan belum mengeluarkan suara, pada akhirnya berbicara. “Sebenarnya kedatangan kami ini sangat memalukan sekali. Kami datang tanpa membawa hadiah apapun, padahal yang kami temui ini adalah keluarga besan. Tadinya kami sudah bertanya pada Rayyan, harus membawa apa. Tapi dia bilang, kami cukup disuruh datang saja, yang terpenting katanya terlebih dahulu untuk saling mengenal. Jadi saya atas n
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 154. Tangis bahagia Laras

Akhirnya putrinya bisa mendapatkan kebahagiaan, lepas dari keluarga Lewis yang dulu tidak pernah menghargai ketulusan cinta dari putrinya, walau sempat kecewa dan bersedih akan takdir yang menimpa putrinya, kini Laras dan Sofyan sadar ternyata goresan takdir dari yang kuasa itu betul-betul indah, justru Evelyn mendapatkan keluarga yang terhormat dan tulus seperti keluarga Brahmana.Di akhir makan malam, sebelum mereka berpamitan untuk pulang, Ega kembali berkata serius pada keluarga Evelyn.“Begini Pak Sofyan, Bu Laras dan Nenek Limanto. Kalau menurut saya dan keluarga tentunya tentang pernikahan mereka ini, tidak boleh jika tidak ada pesta. Jadi kami pasti akan mengadakan pesta untuk resepsi pernikahan mereka. Pertama untuk bentuk rasa syukur kami karena kami telah mendapatkan seorang menantu, yang kedua tentunya supaya seluruh dunia tahu tentang istri Rayyan ini seperti apa, anak siapa. Rasanya tidak etis kalau kami telah mendapatkan menantu, tapi diam-diam saja. Nanti dikira orang
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 155. Menuju alam surga dunia

Saat ini hubungannya dengan Evelyn betul-betul sudah terbuka secara terang-terangan baik keluarga besarnya dan keluarga besar Evelyn mereka semua merestui mereka.Akhirnya impiannya terwujud, untuk kedepannya dia sudah bisa menjalani hari-hari yang indah bersama gadis pujaan hatinya ini.Sementara itu Evelyn, ternyata diam-diam Evelyn juga melirik pada Rayyan sambil tersipu malu. Dia juga merasa seperti sedang berada di alam mimpi. Sungguh semua ini seperti di luar akal sehatnya. Sekarang Evelyn bukan lagi menjadi istri diam-diam Rayyan, melainkan semua orang sudah mengetahui hubungannya dengan Rayyan. Pernikahan mereka itu benar-benar seperti anugerah yang jatuh dari langit untuk dirinya.Karena senangnya kedua orang ini sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata, hanya bahasa tubuh dan tatapan mata saja yang mengisyaratkan bahwa mereka benar-benar sedang berbahagia.Mobil yang mereka tumpangi kini berhenti, semua orang mulai turun. Rayyan menggandeng tangan Evelyn dan membawanya melan
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Bab 156. Tidak sesuai Harapan Amara

Sementara itu di belahan bumi yang lain tepatnya di negara Norwegia atau biasa dikenal dengan julukan negeri matahari tengah malam.Keberangkatan Amara dan Arka kemarin pagi berjalan mulus tanpa kendala, penerbangan yang memang sudah diatur dengan baik itu membawa cerita tersendiri. Mereka berdua memang sengaja dijadwalkan dengan jadwal penerbangan yang sama, pesawat yang sama, dan turun di kota untuk transit juga secara bersama-sama.Amara tampak tersenyum riang dan penuh kebahagiaan, senyuman yang bukan karena alasan penerbangannya menuju negara yang sudah menjadi impiannya itu, tetapi tepatnya dikarenakan ia tersenyum bahagia karena adanya seorang pria berjaket kulit yang duduk di bangku seberang kursinya yang ikut menemani dirinya di negara yang bisa dikatakan asing baginya itu.Meskipun tidak banyak interaksi atau percakapan di antara mereka berdua, di kerenakan posisi bangku mereka yang terpisah oleh sebuah lorong atau mereka tidak duduk bersampingan, tetapi pada saat singgah di
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Bab 157. Rindu Ingin bertemu

Walau hatinya masih merasa jengkel karena kepergian Arka, namun akhirnya Amara memutuskan untuk berbincang bersama sang asisten Dokter, mereka berbincang santai membicarakan tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh Amara selama berada di negara ini untuk tujuan kesehatannya.Sedangkan Arka, dia menemui Azam di gedung perusahaan grup Brahmana yang ada di negara ini. Azam yang sudah mengetahui tentang kedatangan Arka dari putranya pun menyambut. Mereka terlibat obrolan tentang bisnis mereka di sini.Ketika Arka pulang ke Villa, dia sudah tidak bisa menemui Amara karena saat ini hari sudah cukup malam. Lagian juga dia tidak mau mengganggu waktu istirahat Amara. Padahal kalau boleh jujur jauh di dasar hatinya, dia sangat ingin melihat gadis kecil itu walaupun hanya sebentar saja.Dia hanya ingin memastikan jika keadaan Amara baik-baik saja, akhirnya Arka memutuskan untuk bertanya kepada kepala kepala pelayan yang mengurus villa mewah itu, kemudian setelah itu dia pergi ke kamarnya sendir
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Bab 158. Arka merasa panik

Tanpa terasa mentari pagi sudah tiba lagi, karena ini adalah hari Minggu, Arka sudah meminta izin untuk tidak pergi ke kantor dan beristirahat kepada Sekretaris Azam. Sebenarnya bukan Arka ingin beristirahat, tetapi karena hari ini dia ingin menepati janjinya untuk menemani Amara.Terdengar suara langkah kaki, Amara sudah turun dari kamarnya. Dia menenteng tas kecil, memakai pakaian tebal karena udara diluar terasa sangat dingin, dipadukan dengan celana jeans panjang.“Kak Arka, hari ini kita jadi pergi, kan?” Gadis itu bertanya penuh semangat.Arka tertegun saat melihat gadis kecil itu begitu manis dimatanya. Hatinya juga selalu bergetar setiap kali ia menatap wajahnya.Arka mengangguk, “Ya, tentu saja.”Amara tersenyum senang kemudian melingkarkan tangannya pada lengan Arka.Tidak lama kemudian mereka telah berada di dalam mobil dan Arka segera mengemudi. Sepanjang perjalanan Arka harus beberapa kali menahan nafas, karena menghadapi segala tingkah manja dari Amara.Sebentar-sebentar
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

Bab 159. kota Bunga

Masih dalam posisi terus memeluk Amara dan sambil melabuhkan kecupan singkat, pada pucuk rambut gadis yang saat ini berhasil mencuri hatinya itu Arka berkata,"Nona Amara, maafkan aku. Selama ini aku hanya ingin menjaga nama baik Nona, mencintaiku itu hanya akan menimbulkan masalah bagi kita. Percayalah, aku sama sekali tidak mempunyai wanita manapun yang aku cintai seperti yang kamu pikirkan. Tolong jangan perna berpikir untuk menjauhiku." tutur Arka spontan sambil memeluk Amara.Arka tersentak, menyadari jika dirinya sudah melakukan kesalahan-kesalahan, seketika ia sadar, kemudian melepaskan pelukannya. Dan cepat-cepat menarik kembali tubuhnya."Maaf, maafkan aku sudah lancang memelukmu. " Arka segera melajukan kembali mobilnya. Jantungnya masih berdegup kencang karena pelukan tadi.‘Ahhh ... kenapa aku tiba-tiba memeluknya seperti itu? Dia pasti berpikir kalau aku ini adalah pria brengsek.’ Arka mengutuk dirinya sendiri.Amara masih setengah sadar. Dia merasa seperti mimpi dipeluk
last updateLast Updated : 2025-02-09
Read more

Bab 160. Tiba-tiba Hujan

"Aahhh ... Tidak ada apa-apa ... " Arka gelagapan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Kak Arka selalu membuatku penasaran." Amara kesal."Lihat itu, ada burung sedang pacaran. " Arka kehabisan ide untuk mengalihkan pembahasan, dia menunjuk asal ke arah ranting pohon yang ada di atas kepala mereka."Mana? Aku tidak melihatnya?" Amara mendongak, sambil matanya mencari-cari."Itu ...." Arka meraih tubuh Amara hingga kepala Amara menyandar di bahunya."Tapi tidak ada, aku tidak melihat apa-apa." Amara sama sekali tidak melihat adanya burung di sana.Tangan Arka bergerak, menyibakkan rambut Amara."Beneran tidak ada Aahh ... Kak Arka bohong! " Amara sadar, dia segera menepis tangan Arka dan memukul-mukul ringan tubuh Arka yang tertawa terbahak."Maaf. Aku hanya ingin bercanda.” Arka masih tertawa."Tidak lucu!" Amara mencubit perut Arka, membuatnya menggeliat kegelian.Tapi Amara belum berhenti dia terus menggelitik Arka sampai pria itu berdiri dan berlari menjauhi Amara. Gadis i
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more
PREV
1
...
141516171819
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status