Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Pengantin Pria Pengganti : Chapter 161 - Chapter 170

188 Chapters

Bab 161. Ciuman pertama Arka dan Amara

Sejenak mereka terdiam dan masing-masing tenggelam dalam pikiran mereka. Menikmati setiap debar-debaran nada cinta yang mengalun indah di hati keduanya.Untuk memecah kesunyian yang ada Arka berkata, "Apa ini sudah terasa sedikit hangat?" Arka bertanya, sambil mengeratkan pelukannya.Amara mengangkat wajahnya dan mengangguk. Dia menatap wajah Arka dalam, saat bersamaan mata mereka bertemu pandang. Jantung Arka kembali berdebar, untuk menutupi rasa yang ada tangan Arka bergerak, sengaja menundukkan kepala Amara agar tidak menatap ke arah dirinya."Jangan menatapku seperti itu.” ucapnya dengan suara lirih dan terkesan salah tingkah. Tapi Amara malah menarik tangan Arka dan kembali menatap wajah pria itu. Entah bagaimana perasaan Arka saat ini, apalagi saat Amara menarik wajahnya agar menatapnya juga.Kini mereka saling menatap, kedua pasang mata mereka kini saling bertemu pandang mencoba menyelami arti dari rasa yang ada.Sampai beberapa saat mereka tetap saling menatap seperti itu, ta
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

Bab 162. Amara Sakit

Arka sungguh merasa aneh, kira-kira apa yang membuat Amara sampai menghubungi dirinya malam-malam seperti ini.“Nona Amara, ada apa?""Kak Arka, apa kamu sudah tidur?""Belum, kenapa? Apa kamu memerlukan sesuatu? Aku akan memanggil pelayan untukmu. ""Tidak, aku hanya ingin melihatmu saja, bisakah Kak Arka ke kamarku sebentar? "Arka mengerjapkan matanya,"Nona Amara, ini sudah malam. Kamu harus beristirahat. Besok, aku juga harus ke kantor.""Kalau Kak Arka tidak mau ke sini, aku saja yang ke kamarmu. Jujur sepertinya aku tidak bisa tidur jika belum melihatmu.” tutur Amara sambil menggigit bibir bawahnya, tapi itu benar yang saat ini dirasakan olehnya.Arka kembali tercengang, mana mungkin dia membiarkan Amara untuk keluar malam-malam begini hanya untuk datang ke kamarnya."Jangan! Baiklah, kalau begitu biar aku yang kesana sekarang." panggilan ditutup dari sana.Arka menghela nafas berat, terpaksa dia pun melangkah keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Amara.Sedikit ragu i
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

Bab 163. Panggilan Sayang

Di ambang pintu Yuli terlihat gelisah.“Ada apa?”"Nona Amara, Tuan, Nona Amara sepertinya demam. Badannya panas sekali.” tutur pelayan itu dengan panik."Apa?" Arka tentu terkejut, dia tidak bertanya lagi dan langsung berlari ke kamar Amara, kemudian pelayan itu menyusul di belakangnya."Nona Amara." Arka langsung menghampiri Amara yang masih berbaring diatas tempat tidurnya.Dia mengibaskan selimut yang menutupi tubuh Amara dan segera memeriksa suhu badannya."Nona Amara, kamu demam!" Arka terlihat sangat khawatir."Kak Arka kenapa kamu menarik selimutku? Aku dingin." Amara merengek ketika menyadari jika Arka sudah duduk disampingnya."Eh, maaf," Arka segera menarik kembali selimut tebal itu dan menutupi tubuh Amara kembali."Maafkan aku, ini semua salahku. Ini pasti karena Nona terkena air hujan kemarin." Arka baru sadar jika kemarin, Amara sempat terkena air hujan.Dia menggenggam erat tangan Amara dengan kedua tangannya dan berkali-kali menciumnya, ia tidak menyadari jika pelayan
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

Bab 164. Amara kembali sakit

Merasa khawatir jika nantinya Yuli akan merasa curiga dengan kedekatan mereka, seketika Amara bersuara."Yuli, kamu boleh keluar dulu. " Amara memberi perintah pada pelayan itu, yang segera dibalas anggukan olehnya dan segera keluar kamar, tak lupa ia menutup pintu dengan lembut.Diluar pintu, Yuli langsung bermonolog dalam hati, “Apa Nona Amara dan Tuan Manajer Arka berpacaran ya? Wah, jika benar, bisa gawat ini! Bukannya mereka berdua adalah iparan?”Itu lah yang saat ini ada dalam pikiran Yuli, tapi dia tidak mungkin untuk ikut campur dengan urusan dari atasannya itu."Kak Arka, mana obatnya? " tanya Amara, dia benar-benar bersemangat.Dia tidak ingin sakit terlalu lama. Amara sebenarnya sudah sangat bosan dengan keadaan dirinya yang terlalu lemah seperti ini.Arka bergerak mengambil obat itu, dan kembali duduk di samping Amara. Dia segera membuka obat itu dan memberikannya kepada Amara. Gadis itu langsung meminumnya hanya dengan satu kali telan saja."Kak Arka,“ panggil Amara deng
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

Bab 165. keluarga Lewis kembali berulah

Pagi ini di kediaman Limanto. Mereka dikejutkan oleh kedatangan Linda dan Anesa. Awalnya mereka datang masih sedikit sopan, akan tetapi ketika Bu Linda mulai menanyakan dimana keberadaan Evelyn dan Arka, dan Laras menjawab jujur jika Evelyn sudah diboyong ke keluarga suaminya sedangkan Arka sedang berada di luar negeri dengan urusan bisnis, Linda mulai melihatkan ekspresi iri hatinya.Terlebih Linda mulai sadar jika saat ini dirumah itu hanya ada Laras dan Bibi Leni saja. Sedangkan pak Sofyan sudah pergi ke tempat kerja dan Nenek Limanto sendiri sudah kembali ke rumah sakit.“Laras, sebenarnya apa kalian sengaja ingin mempersulit kami ya? Atau memang kalian menaruh dendam pada kami karena batalnya perjodohan dua keluarga kita? Padahal jelas di sini, Evelyn sama sekali tidak dirugikan. Dia sudah bahagia. Kenapa kalian begitu kejam, membuat kami menjadi kacau! Apa sebenarnya yang kalian inginkan?”Laras mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti dengan semua ucapan Nyonya Lewis ini.Kemu
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 166. Linda merasa benar-benar malu

Saat ini terlihat Laras masih membeku dan cenderung seperti orang linglung, Arumi menoleh ke arahnya, lalu bertanya pada Laras, "Besan kalau boleh aku tau, wanita itu siapa? Apa dia kerabat kalian?"“Dia itu … Eh bagaimana menjelaskannya ...." Laras tampak bingung untuk memulai menjelaskan, lalu dia berkata ragu-ragu, "Sebenarnya dia itu, Nyonya Lewis."Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut oleh Laras, Arumi langsung paham karena sebelumnya putranya memang sudah menjelaskan, dan Evelyn, sang menantu, juga sudah pernah sedikit bercerita tentang bagaimana mereka bertemu dan siapa bagian dari masa lalunya."Kalau begitu, mengapa tidak kamu perkenalkan saja besan kamu ini, pada mantan calon besan yang sombong itu!" Arumi berkata dengan nada sindiran."Eh, iya ...." Awalnya Laras terlihat takut namun setelah mendengar ucapan Arumi, wajah langsung ceria kemudian ia langsung menoleh pada Linda. "Nyonya Lewis, kamu tadikan sangat penasaran dengan suami Evelyn? Nah kebetulan sekali ini dia ibu
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 167. Kehancuran keluarga Lewis

Tubuhnya sampai gemetaran handphone di tangannya pun hampir terjatuh, namun cepat-cepat diambil oleh Anesa dan memberikannya lagi pada Linda.“Kenapa bisa begitu? Kenapa kamu bisa kalah? Tidak mungkin kamu kalah, kamu hanya bercanda kan? Kamu ingin memberi surprise kepada ibumu kan? Ya ampun Revan, jangan seperti itu. Ibu nanti bisa jantungan loh.” Linda seperti masih kurang percaya, dia masih berharap jika Revan ini sedang hanya bercanda padanya dan ingin memberinya kejutan saja.Terdengar suara lesu dari Revan kembali, “Tidak Bu, Revan tidak sedang bercanda. Ini benar. Revan kalah, Bu, tidak bisa memenangkan proyek itu bahkan paman tidak bisa membantuku.”Emosi Linda kian tersulut nada suaranya kian tinggi, “Revan! Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bodoh sekali,” belum selesai Linda memarahi putranya panggilan sudah dimatikan oleh sepihak.Linda terlihat benar-benar seperti orang linglung, dia menoleh pada Anesa yang menatapnya dengan cukup khawatir.“Ibu, ada apa? Apa yang dikata
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 168. Sopyan terkejut

Saat dia tengah termenung, perwakilan dari grup Brahmana itu sudah berada di depan pintu ruangan kerjanya, mengetuk pintu dan memberi salam dengan sopan."Pak Sofyan, apa saya boleh masuk? Saya adalah utusan dari, Tuan Rayyan.” tutur utusan itu sopan.Sofyan mendongak dan menatap ke arah wajah pria itu, dia merasa tidak asing lagi dengannya. Beberapa kali dia pernah melihat pria tersebut datang ke rumahnya. "Tuan Robi, bukan?"Pria itu tersenyum lembut dan mengangguk, "Iya, Pak Sofyan. Saya Robi, sekretaris utama perusahaan grup Brahmana. Saya datang kemari atas perintah Tuan Rayyan untuk membahas suatu hal dengan Anda.""Oh, mari silahkan masuk dan duduk," ujar Sofyan sambil mengajak Robi untuk duduk.“Sebelumnya kalau saya boleh tahu, kira-kira apa yang ingin dibahas oleh Tuan Rayyan dengan saya? Apakah ini masalah putri saya?” tanya Sofyan.Robi mengerutkan alisnya. "Oh, tentu saja bukan. Tidak mungkin jika masalah keluarga akan dibahas di kantor, bukan? Dan tentu saja tidak mungk
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 169. Kabar Mengejutkan

Sofyan bergegas untuk pulang ke rumah, rasanya ia betul-betul tidak sabaran, untuk memberitahu kabar gembira yang tadi baru saja dia dapat kepada istrinya.Tapi begitu dia sampai di rumah bukannya dia yang memberi kejutan untuk kabar kabar baik yang ada, justru dia sendiri yang disambut oleh senyuman lebar dari istrinya, belum sempat dia berkata atau bertanya Laras sudah menariknya menuju ruangan tengah.“Lihat, apa itu?” Laras menunjuk tumpukan hadiah. Mata Sofyan terbelalak melihatnya. Ia terkejut saat melihat begitu banyak barang-barang mewah yang tersusun di ruangan rumahnya.“Laras, itu semua kamu dapatkan dari mana?” tanya Sofyan, dia terheran-heran. Selama ini dia mengenal istrinya ini adalah sosok seorang wanita yang super pengiritan dan tidak boros, tetapi kenapa tiba-tiba banyak barang mewah di rumahnya?“Semua ini dari keluarga Brahmana. Tadi Nyonya Brahmana datang kemari dan membawa hadiah yang katanya semua ini adalah hadiah lamaran yang tertunda.”Sofyan tertegun, betap
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 170. Resepsi Pernikahan Mewah

Tetapi untuk menyuruh Amara pulang, rasanya Rayyan tidak tega. Bukankah sejak dulu gadis itu sangat menginginkan pergi ke negara itu bahkan, Rayyan juga sudah jauh-jauh hari menyusun rencana dan menghabiskan waktu serta pikiran untuk mengurus semuanya demi bisa mewujudkan mimpi dari adiknya itu. Tapi baru saja berapa hari dia di sana, sudah akan disuruh pulang.Namun Rayyan kembali berpikir jika apa yang dikatakan oleh ayahnya semua benar, jika Amara di sana sendirian di sana pasti akan sangat mengkhawatirkan. Jadi pada akhirnya Rayyan memutuskan untuk menyuruh Amara pulang dan kembali ke sini.Mengenai Arka, tentu saja dia harus ikut pulang. Karena yang pertama tugas Arka sudah selesai dan yang kedua tidak ada yang perlu diawasi lagi oleh Arka. Kemudian mereka semua memang harus berkumpul di hari bahagia mereka.Rayyan pada akhirnya mengatakan iya ada ayahnya, kemudian dia segera menghubungi sekretaris Robi dan meminta Robi untuk segera mengatur kepulangan Amara dan Arka.Kabar renca
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more
PREV
1
...
141516171819
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status