Home / Fantasi / PENDEKAR Sabda JAGAD / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of PENDEKAR Sabda JAGAD: Chapter 221 - Chapter 230

250 Chapters

Bab 221. LINTASAN PERTEMUAN

"Hahahaa! Wali..! Maafkan kami ya, selanjutnya kita akan puas berjalan-jalan di sekitar bukit Dewa Pedang, sampai sekte Rajawali Emas dibuka kembali," ujar Jalu terbahak, saat melihat Wali yang nampak merajuk pada mereka.Jalu melangkah menghampiri Wali dan Kirana, nampak sebuah buntalan kain telah terselempang di pundaknya."Kwiinngg..! Kwiinngg..!" lengking Wali terlihat bersemangat, kini dia berjalan cepat mengelilingi Kirana dan Jalu seraya kepak-kepakkan setengah sayapnya. Hal yang menandakan dia sedang bergembira mendengar ucapan Jalu."Hihihiii..! Kau lucu Wali," Kirana tertawa geli, seraya memeluk leher Wali."Hahahaa..! Ehh..!" Jalu pun terbahak geli, lalu tiba-tiba tersentak kaget. Saat di benaknya melintas sebuah kilasan sesuatu yang akan terjadi."Kirana, Wali. Tunggu sebentar ya. Mas lupa membawa arak pasir yang tertinggal dikamar ," ujar Jalu, seraya bergegas masuk kembali ke dalam istana kecil itu.Akhirnya tak lama kemudian mereka pun berangkat mengangkasa, menuju ke m
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 222. SEPUH TLATAH BHINEKA

"Hahaha! Eyang sepuh..! Jalu kan sudah berjanji pada Eyang, pada saatnya nanti akan Jalu bawakan Eyang 'Arak Pasir 1000 Tahun' sebanyak mungkin!" seru Jalu sambil terbahak gembira. Ya, Jalu memang sudah merasa cocok dengan Eyang sepuh yang satu ini soal minum arak. Begitu juga sebaliknya, Eyang Bardasena juga senang dengan pembawaan Jalu. Pembawaan Jalu yang bebas namun tetap terkendali saat minum arak, serta kemampuan Jalu memahami pembicaraan dirinya selama mereka minum arak. Itu adalah hal yang sangat mengesankan dalam diri Jalu, bagi Eyang sepuh itu. Karena memang sangat jarang ada lelaki muda seumuran Jalu, yang bisa mengendalikan diri dan kesadarannya selagi minum arak. Apalagi arak pasir yang mereka minum adalah arak terkeras di masa itu. Mereka pun lalu berbicara hangat tentang keputusan sang Maharaja Wucitra Samaradewa. Ya, Sang Maharaja memutuskan akan membebaskan para tawanan perang dari anggota pasukkan pemberontak. Setelah memberi hukuman pada mereka semua, untuk bek
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 223. LATIHAN KHUSUS

Blaphh..!Dan sosok Eyang Barnawa pun menghilang seketika dari hadapan sang Maharaja Kiskenda.'Hmm. Baguslah. Paling tidak jika dia bisa mengalahkan dan melenyapkan Eyang Bardasena itu, maka sedikit dendam tlatah Bantala bisa terobati', bathin sang Maharaja tersenyum tipis.*** Pada malam harinya di markas sekte Rajwali Emas.Usai makan malam bersama Jalu, Kirana, Larasati, Panji, Nyi Nariti, serta Eyang Bardasena terlibat pembicaraan yang agak serius, mengenai penentuan waktu pembukaan sekte Rajawali Emas itu.Ya, baik Nyi Nariti maupun Eyang Bardasena memang sudah di anggap bagian dari keluarga dari Jalu dan Larasati. Karena memang hubungan emosi di antara mereka cukup kuat terhadap dua sepuh itu. Apalagi Nyi Nariti adalah Eyang Guru dari Larasati, yang sudah bagaikan neneknya sendiri.Glk, glk, glk!"Larasati, Jalu. Sebagai sekte yang baru dibuka kembali setelah sekian lama menghilang, sebaiknya kalian mengundang semua para ketua sekte yang berada di Tlatah Pallawa ini. Agar semu
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 224. PEMBUKAAN DAN HUKUMAN

Sementara dalam tiga hari yang berjalan, Larasati sebagai calon ketua sekte Rajawali Emas benar-benar menjalani gemblengan khusus dari Jalu.Bahkan ruang khusus para ketua dan leluhur sekte Rajawali Emas juga dijadikan tempat berlatih mengolah power Larasati.Dan memang benar, setelah Jalu membuka simpul-simpul energi di tubuh Larasati. Maka dengan cepat Larasati mampu meningkatkan powernya, bahkan bukan hanya tiga kali lipat seperti yang dikatakan Jalu. Namun 'power' Larasati kini sudah meningkat 3 kali lipat lebih, hanya dalam waktu 3 hari itu saja. Luar biasa..!Dan tibalah hari pembukaan penerimaan anggota baru sekte Rajawali Emas, yang memang telah diumumkan oleh Panji dan Pranata pada orang-orang di sekitar markas.Sebuah pengumuman yang seketika itu juga menyebar luas, bagaikan hembusan angin kencang menerpa ke seluruh wilayah di Tlatah Pallawa.Karenanya ribuan lebih para calon anggota sekte segera memenuhi area sekitar markas. Bahkan hingga meluber memenuhi Desa Trowulan. Seb
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 225. SEBULAN KEMUDIAN

Dan waktu pun terus bergulir tak pernah kembali, seakan tak peduli dengan segala keresahan makhluk yang tak ingin cepat menua. *** Hingga sebulan kemudian.Markas sekte Rajawali Emas nampak semarak dan dipenuhi panji-panji sekte, yang dipasang oleh para anggota sekte Rajawali Emas gelombang pertama.Nampak sebuah panggung cukup luas berukuran 4 x 4 depa juga telah berdiri kokoh di tengah arena berlatih, yang berada disamping bangunan markas sekte Rajawali Emas tersebut.Deretan kursi kayu di barisan depan untuk para tamu undangan para ketua sekte, para adipati, serta tamu kehormatan dari kerajaan juga telah tertata rapih mengelilingi panggung itu. Sungguh semarak dan meriah.Tak lama para tamu undangan pun mulai berdatangan, dan memang bukan kaleng-kaleng tamu undangan sekte Rajawali Emas yang datang itu. Puteri Lestari, Patih Sanggatama, dan Senopati Pamungkas Jaya bahkan datang lebih awal, dibanding tamu undangan yang lain.Selanjutnya berturut-turut datang para Adipati dari 4 wil
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 226. GANGGUAN DI TENGAH PESTA

"Maaf Ki Bastra. Biarlah saya jawab langsung apa yang telah terlanjur tersugesti dipikiran Ki Bastra, dan semua pihak yang mengalami hal sama dengan Ki Bastra.Mengenai kabar bohong pertama adalah, Ayah saya Ki Respati membunuh keluarganya sudah pasti adalah fitnah! Karena buktinya saya dan kakak saya Larasati masih hidup hingga saat ini.Dan juga kabar Ayah saya bunuh diri juga adalah fitnah! Karena saya dan kakak saya Larasati melihat sendiri, bahwa Ayah kami telah dibunuh dengan cara dikeroyok, oleh ketua lima sekte yang Ki Bastra sebutkan tadi.Dan tentang pencurian pusaka! Ternyata malah sepuh sekte Elang Merah sendirilah, yang selama ini telah mencuri dua pusaka sekte Rajawali Emas.Karena saya menemukan kedua pusaka milik sekte Rajawali Emas, yang telah puluhan tahun menghilang, berada di ruang pusaka milik sekte Elang Merah. Yang pada saat ditemukan sekte Elang Merah telah menjadi sekte Elang Harimau!" seru Jalu tenang tanpa emosi, menghentikan penjelasannya.Sampai disitu sem
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 227. JIWA PARA SAHABAT

"Hahahaa..! Hebat..! Hebat dan sempurna sekali aji Pengirim Suara ini. Tapi aku tidak datang untuk beramah tamah, apalagi menghadiri peresmian sekte yang tak penting bagiku ini! Aku mencari orang yang bernama Bardasena! Apakah bedebah pembunuh adikku Dharmala itu berada di sini..?!" seru keras sepuh itu, dengan ekspresi wajah penuh ancaman."Bardasena majulah..! Aku Barnawa dari Tlatah Bhineka menantangmu bertarung sampai mati..!! Seseorang mengatakan kau berada disini..!! Tak perlu kau bersembunyi..!" seru lantang sepuh itu, yang ternyata bernama Barnawa.Glk, glk, glk..!"Hahahaa..! Barnawa..! Apa tak bisa menunggu hingga pesta peresmian ini selesai?! Aku takkan lari hanya karena tantanganmu itu!" seru terbahak Eyang Bardasena, setelah dia meneguk arak pasirnya."Mas Bardasena. Tak usah Mas layani si tua tak tahu adat itu!" seru Nyi Nariti, dengan nada marah bercampur cemas.Karena Eyang Bardasena belum lama pulih, tapi sudah datang lagi tantangan dari sepuh bernama Barnawa yang nam
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 228. PEDANG HALILINTAR

Weerrsshk..!!Nampak terjadi pergumulan gelombang power di angkasa, hingga akhirnya terbentuklah awan kelabu keemasan yang berpusar kencang di atas langit. Hal yang menggaungkan suara menderu layaknya pusaran badai raksasa.Eyang Barnawa segera siapkan aji 'Badai Petir Hitam'nya, sebuah ajian yang mampu mendatangkan puluhan halilintar hitam sekaligus untuk menyerang lawannya. Sungguh sebuah ajian yang mengerikkan!Perlahan dengan membentuk kuda-kuda di angkasa, Eyang Barnawa hentakkan kedua tapak tangannya ke kiri dan kanan. Secara perlahan kedua tapak tangannya memancarkan aura hitam pekat yang berkeredepan."Hiaahh..!" Plaagghhks..!!Dengan berseru lantang, Eyang Barnawa secepat kilat tepukkan dua tapak tangannya yang gelap pekat itu di atas kepalanya. Suara keras menggelegar pun terdengar di angkasa.Scraatzzhk..!! Jlegaarrshk..!!!Seketika puluhan halilintar berkeredepan muncul dari balik awan kelabu, yang menaungi dua sepuh yang telah saling berhadapan itu. Kilatan dan suara leda
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 229. KEMBALI DATANG!

Eyang Bardasena berseru keras, seraya hantamkan tangan kanannya ke arah langit. Selarik cahaya keemasan melesat dan menembus buyar awan gelap yang dilaluinya. Seketika sebagian besar awan gelap di angkasa berubah warna menjadi keemasan.Sweerrrssshk..!!Turun dengan cepat sebuah senjata berbentuk Kujang. Sebuah Kujang yang memancarkan cahaya keemasan bukan main terangnya, hingga sanggup mengubah awan gelap menjadi awan berwarna cerah keemasan. Itulah Kujang Kencana..!Taaph..!Kujang Kencana kini tergenggam di tangan Eyang Bardasena. Seketika sosok Eyang Bardasena lenyap terselubungi cahaya keemasan, yang memancar terang menyilaukan dari Kujang Kencana itu. Sungguh angker berwibawa!"Hahh! Ku-kujang Kencana berada di tanganmu..?!" sentak terkejut Eyang Barnawa bukan kepalang, dia seolah tak percaya pusaka langit pamungkas berada di tangan Eyang Bardasena.Maka menjadi maklumlah dia, jika adik seperguruannya Eyang Dharmala memang bukan lawan Eyang Bardasena.Bahkan dirinya sekalipun se
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 230. DI BAWAH RERUNTUHAN

"Bedebah kau Arya..!" seru Kirana memaki Arya dari kejauhan, dirinya memang begitu benci dengan sosok culas dan keji itu."Keparat pengecut..!" seru Baruna yang juga geram dan benci setengah mati, dengan pemuda yang dulu hendak menculik Ayu itu."Hahahaa! Kita bertemu lagi para pendekar bedebah..!" seru Arya terbahak, namun sepasang matanya nampak mencorong keemasan, dengan bola mata hitam bulat diselimuti kobaran api hitam.Sungguh tatapan yang menyeramkan dan menebarkan hawa magis luar biasa.Seth!"Hmm! Masih belum jerakah kau Arya?!" seru Jalu, seraya melesat sejajar dengan ketinggian Arya di udara. Pandangan Jalu pun kini telah berubah seketika ke puncak aura powernya. Kedua bola matanya kini memancarkan kilau keemasan, bak rembulan bercampur aura kemerahan membara.Ya, aura kemerahan yang menandakan Jalu tengah dalam keadaan murka terhadap Arya. Kini keduanya saling tatap dengan pandangan saling memancarkan aura intimidasi power mereka masing-masing.Dan Jalu mendapati aura kege
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
1
...
202122232425
DMCA.com Protection Status